Di sisi lain, tentunya hal ini dapat membutakan pemegang saham yang memiliki kepentingan untuk mendapatkan pengembalian yang
lebih besar dan secepatnya atas investasi yang mereka tanamkan. Adanya kepentingan pribadi dari masing-masing pihak inilah
yang merupakan alasan adanya teori agensi, yaitu untuk menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemilik saham.
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu komitmen manajemen untuk meningkatkan kinerjanya terutama
dalam kinerja sosial, sehingga dapat mendapatkan penilaian yang positif dan dapat dipercaya oleh pemegang saham, serta dapat
meningkatkan kinerja perusahaan seperti yang diharapkan oleh pemegang saham.
2.1.2 Teori Stakeholders
Tanggung jawab perusahaan tidaklah hanya tertuju kepada para pemilik perusahaan atau yang sering disebut sebagai
shareholders, tetapi perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap para pemangku kepentingan stakeholders. Ghozali dan Chariri
dalam “Teori Akuntansi” menyatakan bahwa: “Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri tetapi juga harus memberikan
manfaat bagi stakeholdernya seperti pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat,
analis dan pihak lain.”Ghozali dan Chariri, 2007:409
Sesuai dengan teori stakeholders, maka diharapkan bahwa perusahaan-perusahaan menyadari akan pentingnya stakeholders
dalam lingkup perusahaan. Salah satu cara yang dapat menunjukan pelaksanaan dari teori ini adalah dengan melakukan tanggung jawab
sosial perusahaan, sehingga perusahaan diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan stakeholdersnya dan
sekaligus dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kelangsungan usaha perusahaan.
8
2.1.3 Teori Legitimasi
Terdapat banyak pandangan mengenai legitimasi, salah satunya adalah menurut sudut pandangan A.M. Lipset dalam
internet: “Legitimacy includes the capacity to produce and
maintain a belief, that the existing political institutions or forms are the most appropriate for the society.”
http:bewey92.blogspot.com2013 05kewenangan- dan-legitimasi.html
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diartikan bahwa legitimasi mencakup kemampuan untuk membentuk dan
mempertahankan kepercayaan bahwa lembaga-lembaga atau bentuk- bentuk politik yang ada, bertindak wajar dan sesuai dengan norma
dalam masyarakat. Sama halnya dengan pengertian legitimasi dalam lingkup
politik, penerapan teori legitimasi dalam organisasi juga memiliki inti yang sama, yaitu untuk memperoleh kepercayaan dan dukungan
dari masyarakat dengan melakukan hal-hal yang wajar dalam masyarakat dan sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat.
Sesuai dengan Deegan 2000 dalam Febriana dan Suaryana 2011:7 yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”:
“Teori legitimasi mengungkapkan bahwa perusahaan secara kontinu berusaha untuk bertindak sesuai dengan
batas-batas dan norma-norma dalam masyarakat. Berdasarkan usaha tersebut perusahaan berusaha agar
aktivitasnya diterima menurut persepsi pihak eksternal.” Deegan, 2000
Teori legitimasi penting untuk dilakukan oleh setiap perusahaan, karena pada umunya setiap perusahaan tidak pernah
lepas dari hubungannya dengan masyarakat baik sebagai konsumen, investor, karyawan, maupun masyarakat di sekitar perusahaan.
Terutama bagi perusahaan manufaktur yang tentunya memiliki aktivitas bisnis yang paling berpengaruh terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.
9
Dengan dilakukannya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
legitimasi perusahaan. Legitimasi perusahaan juga dapat digunakan sebagai salah satu langkah untuk menjaga kelangsungan usaha
perusahaan. Rachmawati 2009 dalam Utami dan Prastiti 2011:64 yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social
Disclosure” menyatakan bahwa: “Teori legitimasi secara eksplisit mengakui bahwa
bisnis dibatasi oleh kontrak sosial dimana perusahaan sepakat untuk menunjukan berbagai aktivitas sosial
perusahaan agar diterima masyarakat yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup
perusahaan.” Rachmawati, 2009
Namun, apabila perusahaan gagal untuk menyesuaikan diri dengan norma yang ada di dalam masyarakat, yang pada akhirnya
mempengaruhi legitimasi masyarakat, tentunya hal tersebut dapat mengancam kelangsungan usaha perusahaan.
2.1.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan