Gambar 1.6: Skema Analisis Model Interaktif
Sumber : H.B. Sutopo, 2002:96
Ketiga komponen tersebut di atas merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang
sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut analisa.
8. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
a. Definisi Konseptual
Definisi konsep menegaskan batasan-batasan atau konsep-konsep yang digunakan agar tidak terjadi perbedaan penafsiran antara penulis dan pembaca.
Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk menyelesaikan masalah tertentu.
2. Evaluasi adalah penilaian terhadap suatu program untuk menghasilkan informasi dari serangkaian aksi di masa lalu yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan selanjutnya. Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan Sajian Data
3. Dampak adalah perubahan kondisi fisik maupun sosial sebagai akibat dari output kebijakan.
4. Evaluasi kebijakan adalah merupakan penilaian terhadap serangkaian tindakan yang telah direncanakan, diputuskan, dan dilakukan; dimana
tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana kebijakan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai pertimbangan dalam
peninjauan dan peningkatan pelaksanaan kebijakan pada masa yang akan datang.
5. Evaluasi dampak adalah evaluasi yang memberi penekanan pada hasil kebijakan
dan dampak
kebijakan dibanding
dengan tahap
implementasinya. 6. Dampak kebijakan Perda No. 8 Tahun 2003 adalah proses penilaian
terhadap peraturan daerah yang membebaskan biaya penerbitan kutipan akta lahir dengan menitikberatkan pada dampak yang timbul pada
masyarakat setelah peraturan daerah tersebut diberlakukan.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah perubahan konsep-konsep berupa konstrak dalam bentuk kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat
diamati dan yang dapat diuji, sehingga definisi operasional penelitian ini adalah suatu penilaian terhadap Perda No. 8 Tahun 2003 khususnya tentang kebijakan
pembebasan biaya penerbitan kutipan akta lahir.
Meningkatnya kepemilikan akta lahir baru pada masyarakat Kota Surakarta adalah derajat yang menunjukkan tercapainya tujuan dan sasaran atas
dibebaskannya biaya penerbitan kutipan akta lahir. Evaluasi kebijakan ini dapat dilihat dari pelaksanaan Perda tersebut apakah
sesuai dengan rencana, efektivitas pelaksanaan Perda dan apakah dampak yang ditimbulkan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Untuk lebih jelasnya
penelitian ini menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Dengan melihat tercapai atau tidaknya tujuan Perda maka penelitian ini
menggunakan indikator sebagai berikut: a. Meningkatnya kepemilikan akta kelahiran yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah pemohon akta kelahiran baru. 2. Dampak
a. Dampak yang ditimbulkan 1. Dampak yang diharapkan
Meningkatnya kepemilikan akta kelahiran baru dan diharapkan peningkatan ini karena kesadaran warga.
2. Dampak yang tidak diharapkan Ø Terjadi kemalasan dari masyarakat untuk mengurus akta
kelahiran baru, karena tidak adanya batasan waktu pengurusan bebas biaya.
Ø Protes dari masyarakat, disebabkan karena kurangnya sosialisasi mengenai batasan “gratis” sampai sejauh mana.
Ø Terjadi peningkatan kepemilikan akta tetapi semata-mata disebabkan karena bebas biaya, dan bukan karena kesadaran.
b. Penyebab dampak 1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kepemilikan akta
kelahiran. 2. Peran pemerintah dalam mensosialisasikan maksudisi Perda dan
manfaat kepemilikan akta kelahiran 3. Kendala yang Dihadapi
a. Sumber Daya; b. Komunikasi; c. Sikap Aparat
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Profil Umum Kota Surakarta
1. Kondisi Geografis
Kota Surakarta adalah dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 92 m diatas permukaan laut, beriklim tropis dengan suhu maksimum 32,5°C dan
minimum 21,9°C. Kota Surakarta terletak antara 110°C.45.15 - 110°C. 45.35 BT dan 7°C. 36.00 - 7°C. 56.00 LS.
Adapun batas-batas wilayah Kota Surakarta adalah : Utara
: Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali Timur
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Selatan
: Kabupaten Sukoharjo Barat
: Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar Luas wilayah Kota Surakarta adalah 44.040 km² yang terbagi ke dalam
lima kecamatan; yaitu Kecamatan Laweyan, Banjarsari, Jebres, Pasar Kliwon, dan Serengan. Dari kelima kecamatan tersebut masih dibagi lagi menjadi 51 wilayah
berstatus kelurahan, dan dari wilayah-wilayah tersebut terbagi lagi menjadi 592 RW dan 2.645 RT.
2. Kondisi Demografis
Penduduk Kota Surakarta saat ini berjumlah sekitar 560.849 jiwa yang terbagi menjadi 126.117 KK yang tersebar ke dalam lima kecamatan. Untuk lebih