Sistem Uji Banding Antar Laboratorium Uji Profisiensi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem, dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya. Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai sistem abstrak abstract system dan sistem fisik physical system. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya. Pengembangan sistem system development dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan antara lain karena adanya permasalahan yang timbul di sistem yang lama, untuk meraih kesempatan, adanya instruksi dan sebagainya.

2.2 Uji Banding Antar Laboratorium Uji Profisiensi

Mutu adalah derajat dari serangkaian karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan ISO, 2008. Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu Tjahja, 2008. Laboratorium harus mempunyai prosedur jaminan mutu untuk memantau keabsahan pengujian dan kalibrasi yang dilakukan. Data yang dihasilkan harus direkam sedemikian rupa sehingga kecenderungan dapat dideteksi dan, bila dimungkinkan, teknik statistika harus diterapkan pada pengkajian hasil. Pemantauan tersebut harus direncanakan dan dikaji serta mencakup, tapi tidak terbatas pada, hal- hal berikut: a. Penggunaan bahan acuan bersertifikat secara reguler danatau pengendalian mutu internal menggunakan bahan acuan sekunder; b. Partisipasi dalam uji banding antar laboratorium atau uji profisiensi; c. Replika pengujian atau kalibrasi menggunakan metode yang sama atau berbeda; d. Pengujian ulang atau kalibrasi barang yang masih ada; e. Korelasi hasil dari karakteristik barang yang berbeda ISO, 2005. Uji banding antar laboratoriumuji profisiensi adalah uji banding antar laboratorium inter laboratory comparison yang telah digunakan secara luas untuk sejumlah tujuan dan penggunaannya meningkat secara internasional. Beberapa tujuan umum uji banding antar laboratorium mencakup: a. Evaluasi kinerja laboratorium dalam pengujian atau pengukuran tertentu dan pemantauan kinerja laboratorium secara serentak; b. Identifikasi permasalahan di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk peningkatan yang, misalnya, dapat berhubungan dengan prosedur pengujian atau pengukuran kinerja staf individu atau kalibrasi peralatan yang kurang memadai; c. Penetapan efektifitas dan kesebandingan comparability metode pengujian atau pengukuran; d. Peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium; e. Identifikasi perbedaan antar laboratorium; f. Edukasi bagi laboratorium-laboratorium yang berpartisipasi berdasarkan hasil dari uji banding; g. Validasi klaim ketidakpastian; h. Evaluasi karakteristik kinerja dari sebuah metode sering dinyatakan sebagai uji coba kolaboratif; i. Penetapan nilai bahan acuan dan penilaian kelayakannya untuk digunakan dalam prosedur uji tertentu atau prosedur pengukuran tertentu ISO, 2010. Uji profisiensi mencakup penggunaan uji banding antar laboratorium interlaboratory comparisons untuk penentuan kinerja laboratorium, sebagaimana tercantum pada a-g. Uji profisiensi tidak selalu dimaksudkan untuk butir h, dan i, karena untuk kegunaan tersebut laboratorium telah dianggap kompeten, tapi hal ini dapat digunakan untuk membuktikan kompetensi laboratorium secara independen ISO, 2010. Thompson 2006 menegaskan bahwa laboratorium yang telah diakreditasi oleh suatu badan akreditasi wajib ikut serta dalam program uji banding antar laboratorium. Hasil yang didapat dari pelaksanaan uji banding tersebut akan dapat memberi gambaran terhadap kinerja laboratorium tersebut. Komite Akreditasi Nasional KAN menyelenggarakan program uji profisiensi secara berkala untuk mendukung pengoperasian sistem akreditasi KAN berdasarkan ISOIEC 17011: Conformity assessment -- General requirements for accreditation bodies accrediting conformity assessment bodies Pendekatan evaluasi hasil uji yang sering digunakan sampai saat ini adalah pendekatan dengan nilai konsensus ketetapan dari laboratorium penguji yang mengikuti uji profisiensi. Pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain apabila hasil uji dari laboratorium penguji yang mengikuti uji profisiensi terlalu beragam ataupun apabila hasil uji dari laboratorium penguji yang mengikuti uji profisiensi terjadi kesalahan jamak, maka evaluasi data dengan pendekatan ini menjadi sangat bias, dan kadangkala mengarah ke kesalahan Uhlig, 2008. . Sebagai badan akreditasi yang telah menandatangani Mutual Recognition Arrangement Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation MRA-APLAC, KAN berkewajiban mengikuti kegiatan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh lembaga akreditasi di lingkungan regional lain dan internasional KAN, 2008. Perbedaan pelaksanaan teknik evaluasi yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil, yang berarti berpengaruh pula terhadap penilaian terhadap laboratorium peserta Pedro, 2007. Pengujian itu sendiri yang selanjutnya menghasilkan suatu nilai hasil uji serta evaluasi hasil uji sangat menentukan untuk mengetahui mutu suatu bahan, dalam hal ini produk agroindustri. Dengan uji profisiensi, suatu hasil uji dapat dinyatakan memuaskan atau tidak memuaskan. Keabsahan hasil uji profisiensi adalah sangat penting bagi seluruh pihak terkait.

2.3 Kakao Bubuk Cocoa Powder