a Laboratorium yang termasuk dalam kategori  “tidak memuaskan”
outlier, apabila laboratorium tersebut memperoleh nilai Z
-3  Z yang
bukan terletak diantara -3 dan +3.
Besaran Z 3  atau  I ZI
≥3
b Laboratorium yang termasuk dalam kategori ”diperingatkan” questionable.
menggambarkan presisi antara laboratorium.
2  I Z I
c Laboratorium yang “memuaskan” kompeten.
3 : berarti hasil analisisnya belum termasuk tidak memuaskan, tetapi sudah dalam  batas diperingatkan.
I Z I
d. Pendekatan nilai ketetapan dari pengukuran sebuah laboratorium acuan
≤ 2 : berarti hasil analisisnya memuaskan   ISO, 2005.
Nilai Z-score dihitung berdasarkan rumus: Z-score =
S xi – X
dimana: xi
= adalah nilai yang dilaporkan oleh laboratorium penguji yang
mengikuti uji  profisiensi X
= nilai acuan
S =
simpangan baku t Untuk simpangan baku digunakan SD Horwitz.
CV Horwitz = SD Horwitz  nilai acuan SD Horwitz = CV Horwitz x nilai acuan ISO, 2005.
e. Kemungkinan penyebab kinerja laboratorium tidak memuaskan
Laboratorium yang kinerjanya tidak memuaskan akan diidentifikasi penyebabnya, dan akan digunakan diagram  tulang ikan fishbone diagram.
Diagram tulang ikan digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara suatu masalah dengan kemungkinan penyebabnya.  Struktur ini menyerupai
tulang ikan yang mempresentasikan cabang utama tulang punggung yang mewakili efek dan diletakkan disamping kanan diagram tersebut sebagai
kepala ikan.  Setiap tulang besar yang bercabang dari tulang punggung berhubungan dengan suatu penyebab pokok atau kelompok penyebab.
Tulang kecil yang bercabang dari tulang besar berhubungan dengan faktor-
faktor penyebab yang lebih rinci.  Diagram ini berguna dalam setiap analisis karena dapat menggambarkan hubungan sebab akibat secara rasional.
2.7  Penelitian Lain
Pedro R et al.  2007    mengidentifikasi  hasil  uji  profisiensi  komoditi  logam. Evaluasi  hasil uji dilakukan dengan seleksi data Cohcran’s Test dan Grubbs Test
dua kali dan  sisa data dievaluasi dengan Robust Z  score menggunakan nilai rata- rata konsensus dan nilai acuan.
Komite Akreditasi Nasional 2011  mengevaluasi  hasil uji profisiensi dengan seleksi data Grubbs satu kali, kemudian data yang tersisa diolah dengan Robust Z-
score.  Evaluasi  Robust Z-score  adalah  dengan menggunakan nilai median konsensus atau nilai median dari peserta.
Herlina  1997  mengevaluasi data hasil uji   profisiensi  laboratorium batubara PT Sucofindo  dengan metode seleksi data Cochran’s Test dan Grubbs Test.
Metode seleksi data tersebut kurang peka dalam memeriksa adanya keragaman dalam laboratorium.
Michael Kohc 2009  mengevaluasi  hasil  uji  profisiensi  dengan  rata-rata konsensus dan standar deviasi.  Nilai rata-rata dapat diperoleh dengan menyeleksi
terlebih dahulu   data yang outlier,  kemudian dari data yang tersisa dihitung  nilai rata-ratanya.
Frank Baumeister dan Michael Kohc 1999 mengevaluasi menggunakan nilai konsensus dan nilai acuan.  Evaluasi dengan nilai acuan sangat direkomendasikan.
Erilia Yusnitha et al.  2008  mengidentifkasi  uji  profisiensi  bahan bakar nuklir.  Evaluasi hasil uji profisiensi dilakukan dengan menggunakan nilai acuan
bersertifikat.  Hasil uji dari setiap peserta dibandingkan dengan nilai acuan bersertifikat tersebut.
Edelgard  et al. 2000 membahas mengenai pelaksanaan uji profisiensi di kimia analitik.  Termasuk di dalamnya dibahas mengenai  jumlah laboratorium
peserta, homogenitas sampel, evaluasi data, dan interpretasi grafik. Irmawati 2007 mengevaluasi data hasil uji peserta uji profisiensi CPO secara
Robust Z-score dengan median konsensus.   Nilai median konsensus diperoleh dari nilai tengah seluruh hasil uji peserta uji profisiensi.
Qi Zhou et al. 2011 mengevaluasi data hasil uji profisiensi serum kreatinin. Evaluasi hasil dilakukan dengan Robust Z-score  antar laboratorium dan intra
laboratorium.  Robust Z-score dihitung dengan menggunakan median dari hasil uji profisiensi.
Qi Zhou et al. 2007  mengevaluasi data hasil uji profisiensi immunoglobulin E dengan Robust Z-score  dan metode statistika lain.    Evaluasi  Robust Z-score
adalah dengan menggunakan inter quartile range IQR. Evaluasi metode statistika lain adalah dengan menyeleksi data yang outlier dan menggunakan nilai rata-rata.
Penelitian ini mengidentifikasi  uji  profisiensi  produk agroindustri  serta mengevaluasi hasil uji dengan a seleksi Grubbs 1 kali saja, kemudian terhadap data
yang tersisa dilakukan perhitungan Robust Z-score; b seleksi Grubbs berulang kali sampai tidak ada lagi data yg keluar, kemudian terhadap data yang tersisa dilakukan
perhitungan  Robust  Z-score; c evaluasi  langsung  menggunakan cara perhitungan Robust  Z-score; d evaluasi  dengan menggunakan nilai laboratorium  acuan
Kemudian akan ditentukan metode evaluasi hasil uji  yang terbaik, dan selanjutnya akan  dianalisis unjuk kerja metode pengujian yang digunakan peserta dan
diidentifikasi kemungkinan penyebab hasil tidak memuaskan.
III.  METODOLOGI  PENELITIAN