Peluang Ancaman Kajian Kawasan Sapi Potong di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat

pemeliharaan, produksi, pakan maupun kesehatan ternak sapi potong. Disamping itu, penguasaan teknologi penanganan limbah peternakan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pengembangan peternakan sapi potong, teknologi ini diperlukan mengingat bahwa pengembangan peternakan di suatu kawasan sering menimbulkan masalah estetika atau pencemaran lingkungan. Peningkatan kuantitas dan kualitas petugas peternakan serta sarana dan prasarana penunjangnya merupakan salah satu hal yang tampaknya perlu segera dilakukan dalam upaya pengembangan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Raja Ampat. Hal ini menjadi sangat penting karena sebagian besar peternak menyatakan mereka kurang memperoleh pembinaan tentang berbagai aspek teknis pengembangan peternakan. Disamping itu, kurangnya modal menjadi kendala dalam usaha peternakan sapi potong di lokasi penelitian. Hasil survei dalam kajian ini menunjukkan bahwa sebagian besar peternak yang merupakan peternak binaan dari UPTD-Peternakan Kabupaten Raja Ampat memiliki keterbatasan dalam hal modal untuk mengembangkan ternak sapi potongnya.

3. Peluang

Kajian mengenai unsur peluang dalam upaya pengembangan kawasan ternak sapi potong meliputi aspek ; a dukungan pemerintah daerah, b permintaan produk sapi potong secara internal, c keterbukaan pasar produk sapi potong, dan d teknologi peternakan yang semakin berkembang. Dukungan pemerintah daerah merupakan unsur penting dalam upaya pengembangan usaha ternak sapi potong di Kabupaten Raja Ampat. Dukungan ini terlihat dari Rencana Strategis dan Program Kerja Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Raja Ampat tahun 2005. Prioritas program kerjanya meliputi ; a peningkatan ketahanan pangan, b pengembangan agribisnis peternakan, c peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, d peningkatan populasi dan produksi peternakan, e peningkatan SDM peternak dan petugas peternakan, dan f peningkatan PAD dari bidang peternakan. Semakin berkembangnya teknologi baru bidang peternakan sapi potong membuka banyak peluang bagi upaya pengembangan usaha sapi potong di Kabupaten Raja Ampat. Peluang bagi upaya pengembangan tersebut antara lain melalui perbaikan teknik, manajemen dan efisiensi produksi peternakan sapi potong. Permintaan akan produk daging sapi potong oleh masyarakat dalam lingkup kabupaten Raja Ampat cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, peningkatan taraf hidup masyarakat dan dijadikannya kabupaten Raja Ampat sebagai pusat terumbu karang dunia dan wisata bahari. Produk daging sapi potong dalam lingkup Kabupaten Raja Ampat yang terserap dalam pasar regional maupun nasional mencapai angka 100. Pangsa pasar ini akan semakin meningkat dengan munculnya perusahan-perusahan pertambangan baru yang menyerap banyak tenaga kerja dan membaiknya perekonomian masyarakat.

4. Ancaman

Kajian secara mendalam mengenai unsur-unsur ancaman meliputi aspek : a penurunan mutu genetik ternak, b ancaman wabah penyakit, c persaingan pasar produk peternakan, dan d kebijakan daerah lain sejalan dengan otonomi daerah. Penurunan mutu genetik ternak sebagai akibat belum berfungsinya lembaga pembibitan secara optimal, kurangnya anggaran untuk penyediaan bibit sapi potong yang unggul dan pola pemeliharaan ekstensif oleh peternak akan memaksa peternak binaan untuk mengandalkan pola pembibitan rakyat yang mengarah pada makin menurunnya mutu genetik ternak sebagai akibat dari terjadinya silang dalam. Kondisi ini semakin diperburuk dengan ketergantungan masyarakat akan daging sapi impor baik dari luar daerah maupun luar negeri yang berakibat makin ketatnya persaingan pasar produk daging ternak. Ancaman ini tentunya perlu diantisipasi dengan optimalisasi keunggulan komparatif dan kompetitif produk sapi potong yang dimiliki, efisiensi proses produksi dan kegiatan promosi. Belum tersedianya kandang karantina ternak dan belum optimalnya layanan kesehatan ternak memungkinkan terjadinya penyebaran suatu wabah penyakit menular tertentu dengan sangat cepat. Apabila hal ini tidak segera ditanggulangi dapat mengarah pada makin menurunnya populasi sapi potong sehingga akan menghambat upaya pengembangan sapi potong di Kabupaten Raja Ampat. Pelaksanaan otonomi daerah mengharuskan setiap daerah merevisi dan memprioritaskan arah pembangunannya untuk menggali seluruh sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial. Daerah-daerah dengan orientasi SDA yang mendukung subsektor peternakan sebagai basis andalan daerah tentunya sedikit banyak akan menjadi ancaman bagi upaya pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Raja Ampat, terlebih lagi jika daerah-daerah tersebut adalah kabupaten lain yang berada di Provinsi Papua Barat. Perencanaan Strategis Guna mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Raja Ampat, dilakukan perencanaan strategis secara terintegrasi dan aktif melibatkan peran serta masyarakat. Dalam kaitannya dengan penyusunan suatu sistem atau strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Raja Ampat, maka proses perencanaan dan pengambilan keputusan dilakukan pada level strategis, taktis, dan operasional. Perencanaan pada level strategis dirumuskan berdasarkan hasil analisis SWOT. Selanjutnya hasil analisis SWOT memberikan arahan bagi perencanaan pada level taktis yang dapat dirumuskan melalui metode IFAS dan EFAS. Berdasarkan elemen-elemen penentu berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah diuraikan sebelumnya, dirumuskan beberapa strategi dasar bagi pengembangan kawasan peternakan sapi potong di Kabupaten Raja Ampat.

1. Strategi SO Strengths-Opportunities