burmanii 200 x Noktah antar pembuluh dengan jari- parthenoxylon 200 x Noktah antar pembuluh dengan jari-

64 Gambar 11 Noktah antar pembuluh dan serat bersekat pada penampang tangensial

C. burmanii 100 x Noktah antar

pembuluh selang- seling

C. parthenoxylon 100 x Noktah antar pembuluh

selang-seling, dan ada serat bersekat

C. subavenium 200 x

Noktah antar pembuluh selang-seling bersegi banyak, dan a da serat bersekat Gambar 12 Noktah antar pembuluh dengan jari-jari pada penampang radial

C. burmanii 200 x Noktah antar pembuluh dengan jari-

jari dengan halaman yang sempit sampai sederhana; noktah bundar atau bersudut

C. parthenoxylon 200 x Noktah antar pembuluh dengan jari-

jari dengan halaman yang sempit sampai sederhana; noktah horisontal atau vertikal 65 Perbandingan ciri anatomi mikroskopis dari ketiga jenis kayu Cinnamomum dituangkan dalam Tabel 3. Tabel 3 Perbandingan ciri anatomi Ciri anatomi Cinnamomum burmanii Blume Cinnamomum parthenoxylon Meissn Cinnamomum subavenium Miq A. Batas lingkar tumbuh ? ? ? B. Pembuluh 1. Bentuk bulat bulat bulat 2. Persen soliter 83 78 87 3. Pembuluh gandaan 2-3-4 2-3 2-3 4. Diameter mikron agak kecil, 125 ± 7 Agak besar, 182 ± 11 Agak kecil, 128 ± 7 5. Frekuensi per mm 2 Agak banyak, 16 Agak jarang, 7 Agak banyak,16 6. Panjang mikron 531 ± 41 625 ± 41 470 ± 26 7. Noktah antar pembuluh a. Susunan selang-seling selang-seling selang-seling, bersegi banyak b. Diameter mikron Besar, 11 sedang, 9 kecil, 7 8. Noktah antar pembuluh dengan jari-jari dengan halaman yang sempit sampai sederhana;ceruk bundar atau bersudut dengan halaman yang sempit sampai sederhana; noktah horisontal atau vertikal dengan halaman yang sempit sampai sederhana; noktah horisontal atau vertikal 9. Tilosis biasa + ? + 10. Endapan ? ? ? C. Parenkim 1. Paratrakea paratrakea sepihak, vaskisentrik paratrakea vaskisentrik paratrakea sepihak, vaskisentrik 2. Apotrakea baur jarang baur jarang baur jarang 3. Panjang utas sel 3-4 4-7 4-7 4. Parenkim fusiformgelendong ? ? ? D. Jari-jari 1. Homoselular ? ? ? 2. Heteroselular + + + 3. Lebar seri mikron sempit, 1-229 1-233 1-356 4. Tinggi rata-rata mikron sangat pendek, 627 luar biasa pendek, 308 sangat pendek, 610 5. Tinggi maksimum mikron 996 490 810 6. Frekuensi per mm 2 sangat banyak, 25 agak banyak, 9 Agak banyak, 9 E. Serat Serabut 1. Bersekat ? + + 2. Tanpa sekat + + + 3. Noktah halaman + + + 4. Tebal dinding mikron 2,19 ± 0,23 2,5 ± 0,18 2,07 ± 0,23 5. Diameter mikron 27,55 ± 1,34 40 ± 1,17 27,12 ± 1,54 6. Panjang mikron 1455 ± 46 1 318 ± 30 1 242 ± 33 F. Sel minyak + + + G. Inklusi mineral ? ? ? Keterangan : ? = batas jelas + = ada ? = tidak ada = jarang 66 Ketiga jenis ini memiliki persamaan ciri umum berupa warna kayu coklat kekuningan; tidak jelas batas antara kayu teras dan kayu gubal; serat kayu lurus hingga berpadu; tekstur kayu agak halus dan biasanya mengeluarkan bau harum; lingkar tumbuh umumnya jelas. Persamaan ciri anatomi diantara ketiga jenisnya yaitu pori tersebar, soliter dan ganda radial 2-3; bidang perforasi sederhana; noktah antar pembuluh susunannya selang-seling; parenkim axial paratrakea sepihak hingga vasisentrik selubung, parenkim axial apotrakea baur jarang; jari-jari heteroseluler; serat dengan noktah sederhana sampai berhalaman sangat kecil; dan dijumpai sel minyaklendir. Sebagian besar persamaan ciri mikroskopis tersebut juga terdapat pada diskripsi anatomi jenis C. iners, C. porrectum, C. sintoc dan C. verum dalam Lemmens 1995, disebutkan bahwa jenis-jenis tersebut memiliki ciri mikroskopis batas lingkar tumbuh tidak jelas hingga samar, susunan pembuluh baur, frekuensi pembuluh 20-50-mm 2 , pengelompokan pembuluh soliter dan ganda radial 2-3- 4, rata-rata diameter tangensial 80-170 -200 mikron, bidang perforasi sederhana, noktah antar pembuluh selang-seling, tilosis biasanya ada, parenkim jarang hingga banyak, vaskisentrik hingga aliform; parenkim apotrakeal baur, jari- jari 2-3-5 seri, heteroseluler dengan 1-2 jalur sel tegak hingga sel bujur sangkar marjinal. Menurut Kikata et al 2002, pada C. porrectum ditemukan parenkim apotrakea baur, vaskisentrik dan jarang aliform; jarang yang memiliki lingkar tumbuh jelas, memiliki bau harum; serat jarang bersekat dengan noktah sederhana sampai berhalaman sempit; sel minyaklendir berasosiasi dengan parenkim axial atau jari-jari. Dalam Martawijaya et al 2005 disebutkan bahwa C. parthenoxylon memiliki pori soliter dan bergabung radial 2-4, kadang bergerombol; parenkim jarang hingga banyak, selubung lengkap, terkadang parenkim terminal. Perbedaan ciri anatomi dapat dilihat melalui susunan noktah antar pembuluh selang-seling yang bersegi banyak, serta rata-rata diameter dan panjang pembuluh masing- masing 131 mikron dan 470 mikron yang hanya ditemui pada C. subavenium. Sedangkan kedua jenis lainnya dapat dibedakan diantaranya melalui bentuk noktah antar pembuluh dengan jari-jari bundar atau bersudut, komposisi jari-jari heteroselular yang terkadang dijumpai sel baring dan sel bujur sangkarsel tegak bercampur, serta tidak ditemuinya serat bersekat pada C. burmanii, pada C. 67 parthenoxylon ditemukan rata-rata diameter dan panjang pembuluh masing- masing sebesar 172 mikron dan 625 mikron, serta tidak ditemui tylosis. Dari persamaan dan perbedaan ciri struktur anatomi dapat dibuat kunci identifikasi seperti tertera pada Tabel 4. Tabel 4 Kunci identifikasi tiga jenis Cinnamomum 1 Susunan pori tersebar, soliter dan ganda radial 2-3; bidang perforasi sederhana; noktah antar pembuluh susunannya selang-seling; parenkim axial paratrakea sepihak hingga vaskisentrik selubung, parenkim axial apotrakea baur jarang; jari-jari heteroseluler; serat dengan noktah sederhana sampai berhalaman sangat kecil; dijumpai sel minyaklendir yang bergabung dengan parenkim aksial 2 2A Diameter rata-rata pembuluh 125 mikron, panjang rata-rata pembuluh 531 mikron, terdapat tilosis biasa; serat tanpa sekat, tebal rata-rata dinding serat 2,19 mikron, panjang rata-rata serat 1455 mikron; komposisi jari-jari heteroseluler dengan 1 jalur sel tegak dan atau sel bujur sangkar marjinal, terkadang sel baring, sel bujur sangkar dan sel tegak bercampur; noktah antar pembuluh dengan jari-jari dengan halaman yang sempit sampai sederhana, noktah bundar atau bersudut Cinnamomum burmanii Blume 2B Komposisi jari-jari heteroseluler dengan 1 jalur sel tegak dan atau sel bujur sangkar marjinal; noktah antar pembuluh dengan jari-jari dengan halaman yang sempit sampai sederhana, noktah horisontal atau vertikal 3 3A Diameter rata-rata pembuluh 182 mikron, panjang rata-rata pembuluh 650 mikron, tilosis tidak ada; serat bersekat, tebal rata-rata dinding serat 2,5 mikron, panjang rata-rata serat 1318 mikron Cinnamomum parthenoxylon Meissn 3B Diameter rata-rata pembuluh 128 mikron, panjang rata-rata pembuluh 440 mikron; tilosis ada; noktah antar pembuluh susunannya selang-seling, bersegi banyak; serat bersekat, tebal rata-rata dinding serat 2,07 mikron, panjang rata-rata serat 1242 mikron Cinnamomum subavenium Miq 68

4.2 BJ, TJS, KA dan Laju Pengeringan Udara