Rumusan Masalah Patogenesis Asma

2 etimasi biaya sebanyak 57 millar dollars setahun diperlukan untuk mencegah serangan asma di luar Negara American Lung Association, 2012. Terdapat beberapa faktor risiko yang diduga memicu terjadinya asma. Antara lain adalah faktor orang tua yang mengidap asma, alergi rhinitis dan sensitisasi allergen makanan Nelson, 2007. Beberapa penelitian epidemiologi menemukan bahwa terdapat asosiasi dalam perkembangan asma dengan riwayat alergi. Beberapa studi juga mengidentifikasi alergi rintis sebagai faktor resiko terjadinya asma dengan prevelansi alergi rhinitis pada pasien asma sebanyak 80 sampai 90 Bousquet, 2000. Data epidemiologi yang tersedia mengenai penyakit asma di Sumatera Utara khususnya Medan masih kurang kerana belum ada data epidemiologi yang pasti Sastrawan, 2008. Oleh karena latar belakang inilah maka diperlukan penelitian yang lebih lanjut tentang profil penyakit asma yang dirawat inap di Medan terutama di Rumah Sakit Umum Pendidikan RSUP. Haji Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana profil penderita asma dewasa yang di rawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil serta prevelansi penderita asma dirawat inap di Bagian Paru RSUP. Haji Adam Malik Medan dari tahun 2011 hingga 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui profil penderita asma dewasa berdasarkan umur yang 3 diopnama di RSUP H. Adam Malik tahun 2011-2013. 2. Mengetahui jenis kelamin yang lebih banyak menderita asma dalam kalangan penderita asma dewasa yang diopname 3. Mengetahui profil penderita asma dewasa berdasarkan derajat asma di RSUP.H. Adam Malik tahun 2011-2013. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak yaitu : Kepada Pasien : 1. Menambah pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap berbagai aspek yang berkenaan dengan penyakit asma agar manajemen asma yang standard dan optimal dapat dilaksanakan. Kepada Masyarakat : 1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai penyakit asma khususnya mengenai faktor risiko, komplikasi dan pencegahan asma. 2. Memberi informasi kepada pelayanan kesehatan mengenai profil penderita asma dewasa di RSUP.H. Adam Malik tahun 2011-2013. Kepada Penelti : 1. Menambah pengetahuan peneliti mengenai penyakit asma khususnya mengenai diagnosis, terapi dan prognosis asma. 2. Menambah pengetahuan secara tidak langsung dan bidang penelitian 3. Memberi informasi kepada peneliti lain yaitu sebagai referensi untuk penelitian berikutnya : 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asma

2.1.1. Definisi Asma

Asma merupakan suatu penyakit saluran pernapasan yang kronik dan heterogenous. Penyakit ini dikatakan mempunyai kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan peningkatan kepekaan sehingga memicu episode mengi berulang wheezing, sesak napas breathlessness, dada tertekan, dispnea, dan batuk cough terutama pada malam atau dini hari GINA, 2014. Kebanyakan bangsa dan etnik di seluruh dunia diserang dengan penyakit ini pada semua peringkat usia dengan prevalensi laki-laki lebih banyak berbanding perempuan Fanta, 2009. Penyakit asma timbul akibat inflamasi dari mukosa saluran pernapasan. Akibat hiperesponsif jalan napas, jalan napas yang normal akan mengalami obstruksi dan hambatan sehingga muncullah asma PDPI, 2011.

2.2. Patogenesis Asma

Asma merupakan suatu penyakit yang timbul akibat proses inflamasi yang kronik pada saluran napas. Proses inflamasi yang terjadi menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperresponsif. Maka apabila faktor allergen seperti debu terkena ini akan mengakibatkan salur pernapasan lebih mudah untuk berkonstriksi PDPI, 2006. Penyempitan saluran napas yang terjadi pada pasien asma merupakan suatu hal yang kompleks. Gejala asma seperti batuk, rasa sesak di dada adalah akibat dari obstruksi bronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan hiperaktifitas bronkus. Hal ini disebabkan karena mediator dari sel mast yang banyak ditemukan di lumen jalan napas dan di bawah membran basal akan dilepaskan dalam kuantitas yang banyak dan dalam jangka waktu yang singkat PDPI, 2006. Selain sel mast, sel yang juga dapat menyebabkan pelepasan mediator inflamasi adalah sel eosinofil, sel epitel pada jalan napas dan monosit. Mediator-mediator inflamasi ini secara langsung menyebabkan serangan asma melalui sel efektor sekunder seperti eosinofil, netrofil, platelet dan limfosit. 5 Mediator lain yang kuat seperti leukotriene tromboksan, PAF dan protein sitotoksis yang memperkuat reaksi asma juga dikeluarkan oleh sel sel inflamasi ini. Kesemua proses ini menyebabkan inflamasi mukosa saluran napas yang akhirnya mengakibatkan hipereaktivitas bronkus yang memicu terjadinya asma Nelson, 2007. Selain itu, pathogenesis asma turut dikaitkan dengan terjadinya airway remodelling. Hal ini kerana proses inflamasi yang kronik akan menimbulkan kerusakan jaringan yang diikuti oleh proses penyembuhan healing process yang menghasilkan perbaikan repair pada mukosa saluran pernapasan. Penyakit asma mempunyai ketergantungan antara inflamasi dan remodelling dimana perubahan struktur seperti hiperplasia otot polos jalan nafas dan hipertropi kelenjar mukus mudah terjadi PDPI, 2011. Di samping itu, yang turut terjadi adalah perubahan struktur parenkim pada salur napas. Sebenarnya airway remodelling ini merupakan fenomena sekunder dari inflamasi. Dipercayai lingkungan sangat berpengaruh pada perburukan atau terjadinya asma kerana akibat oksidan yang terdapat pada udara sekitar akan memicu terjadinya apoptosis PDPI, 2011.

2.3. Patofisiologi Serangan Asma