pertumbuhannya yang maksimum pada tingkat kesuburan tanah tertentu Habte dan Manyunath 1991 dalam Setiadi 2005. Jati Tectona grandis merupakan salah satu
jenis pohon hutan yang dapat berasosiasi dengan fungi pembentuk endomikoriza Indryanto 2008. Tingkat ketergantungan tanaman terhadap FMA selain ditentukan
oleh tanaman itu sendiri, juga akan ditentukan oleh kandungan fosfat dalam tanah dan jenis isolat cendawan yang dipakai Dodd dan Jeffries 1991 dalam Setiadi 2005.
2.2. Manfaat Asosiasi Mikoriza
Pritchet 1979 dalam Fakuara et al. 1993 menyatakan bahwa cendawan pembentuk stuktur mikoriza sangat penting bagi nutrisi dan pertumbuhan pohon. Nye
dan Tinker 1977 dalam Fakuara et al. 1993 juga menyatakan bahwa akar bermikoriza aktif menyerap unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman yang
bermikoriza lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang akarnya tidak bermikoriza. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Harley 1969 dan Bowen
1973 yaitu serapan dan translokasi P lebih cepat jika akar bermikoriza. Selain itu pula, mikoriza dapat berperan sebagai pengendali biologi yaitu dapat menciptakan
mekanisme yang memungkinkan dapat meningkatkan ketahanan terhadap patogen akar.
2.3. Kompatibilitas Jati Dengan Fungi Mikoriza Arbuskula FMA
Efektifitas FMA sangat tergantung pada kesesuaian antara faktor-faktor jenis FMA, tanaman dan tanah, serta interaksi ketiga faktor tersebut. Perbedaan
kompatibilitas oleh beberapa isolat FMA pada 2 jenis klon hasil perbanyakan kultur jaringan pada saat penyapihan yaitu klon 07 dan klon 03 Rohayati 1999 dalam
Suraya 2002. Hasilnya menunjukkan bahwa inokulasi isolat FMA G. aggregatum pada bibit jati nomor klom 07 asal KPH Cepu dapat menghasilkan presentase infeksi
tertinggi 89.29 dan inokulasi FMA G.manihotis pada klon yang sama menunjukkan presentase rendah. Sedangkan pada bibit jati klon 03 asal KPH Saradan
menunjukkan presentase infeksi tertinggi juga dihasilkan oleh isolate FMA G.
aggregatum 91.57 dan presentase infeksi terendah adalah FMA Gigaspora sp. + Glomus sp. yaitu 47.57.
Menurunnya cahaya dapat berpengaruh negatif terhadap infeksi FMA. Dengan adanya naungan dan hari panjang dapat menurunkan perkembangan FMA
dan kepadatan infeksi pada akar lebih banyak dari panjang akar yang sebenarnya diinfeksi. Infeksi FMA meningkat selama musim pertumbuhan Fakuara 1998 dalam
Faisal 2005. Pertumbuhan cendawan yang terus menerus selama musim panas pasti akan mempengaruhi prosentase infeksi akar sehingga diharapkan pertumbuhan akar
lebih lambat dalam musim panas daripada musim semi.
2.4. Jati Tectona grandis Linn. F.