Karakteristik Bahan Humat Peranan Bahan Humat terhadap Tanah dan Tanaman

2.2.1. Karakteristik Bahan Humat

Asam humat adalah hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik,merupakan fraksi yang larut dalam basa Kononova, 1966. Merupakan bahan koloid terdispersi bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat kehitaman dan mempunyai berat molekul relatif tinggi Tan, 1994. Karakteristik lainnya adalah memiliki beban elektrositas yang tinggi, kapasitas tukar yang tinggi, menjadi hidrofil dan asam secara alami. Orlov, 1985. Asam humat bukanlah pupuk, tetapi merupakan bagian dari pupuk. Pupuk adalah sumber hara untuk tanaman dan mikroflora. Asam humat pada dasarnya membantu menggerakkan miktonutrien dari tanah ke tanaman Sahala et al, 2006. Asam humat dapat mengikat kation sehingga dapat diserap oleh akar tanaman, meningkatkan pertukaran mikronutrien yang ditransfer pada sistem sirkulasi tanaman. Mekanisme transfer yang berlangsung tidak sepenuhnya diketahui. Tetapi menurut ahli tanah, bahwa tanaman menyerap air sedangkan asam humat dibawa oleh mikronutrien yang diserap tanaman bergerak menuju dekat daerah perakaran Kononova, 1966.

2.2.2. Peranan Bahan Humat terhadap Tanah dan Tanaman

Senyawa humat berfungsi sebagai bahan pembenah tanah yang terlibat dalam reaksi kompleks dan dapat mempengaruhi kesuburan tanah dengan mengubah kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah Tan,1994. Pengaruh senyawa humat pada sifat fisik tanah yaitu: 1. Senyawa humat mempunyai kemampuan absorbsi air sekitar 80 – 90, sehingga pergerakan air secara vertikal infiltrasi semakin meningkat dibanding secara horizontal. Hal ini berguna untuk mengurangi erosi pada tanah. Selain itu, senyawa humat dapat meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. 2. Senyawa humat berfungsi sebagai granulator atau memperbaiki struktur tanah. Hal ini terjadi karena tanah mudah sekali membentuk komplek dengan senyawa humat dan terjadi karena meningkatnya populasi mikroorganisme tanah, seperti jamur, cendawan, dan bakteri. Senyawa humat digunakan mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya., cendawan dapat menyatukan butir tanah menjadi agregat, sedangkan bakteri berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat meningkatkan fisik dari butir-butir tanah. Hasilnya adalah tanah yang lebih gembur, berstruktur remah dan relatif lebih ringan. 3. Meningkatkan aerasi tanah akibat dari bertambahnya pori tanah porositas akibat pembentukan agregat. Udara yang terkandung dalam pori tanah tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O 2 , N 2 , dan CO 2 . Hal ini penting bagi pernafasan mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Pengaruh senyawa humat pada sifat kimia tanah, yaitu: 1. Meningkatkan kapasitas tukar kation KTK. Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara atau nutrisi. Senyawa humat membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindungi unsur tersebut dari pencucian oleh hujan. Unsur N, P, dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia. 2. Senyawa humat dapat mengikat logam berat membentuk senyawa khelat kemudian mengendapkannya sehingga mengurangi keracunan tanah. 3. Meningkatkan pH tanah akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus, terutama tanah yang banyak mengandung alumunium, karena senyawa humat mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air insoluble sehingga tidak dapat terhidrolisis. 4. Ikatan kompleks yang terjadi antara senyawa humat dengan Fe dan Al merupakan antisipasi terhadap ikatan yang terjadi antara unsur P dengan Al dan Fe, sehingga unsur P dapat terserap secara optimal oleh tanaman. Pe ngaruh senyawa humat pada sifat biologi tanah yaitu: 1. Perbaikan sifat kimia dan fisik tanah menciptakan situasi yang kondusif untuk menstimulasi perkembangan mikroorganisme tanah. 2. Aktifitas mikroorganisme tanah akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auxin, sitokinin, dan giberelin. Fungsi dari hormon auxin yaitu merangsang proses perkecambahan biji, memacu proses terbentuknya akar dan perkembangannya, dan merangsang perkembangan pucuk tanaman dan akar yang sudah tidak mau berkembang lagi. Fungsi dari hormon sitokinin yaitu memacu pembelahan dan pembesaran sel, dan merangsang pembentukan tunas-tunas baru, sedangkan fungsi hormon giberelin yaitu meningkatkan pembungaan dan pembuahan, mengurangi kerontokan bunga dan buah, mendorong partenokarpi atau pembuahan tanpa proses penyerbukan. Selain berperan penting dalam tanah, asam humat juga mempunyai pengaruh yang sangat menguntungkan terhadap pertumbuhan tanaman. Asam humat dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui peranannya dalam mempercepat respirasi, meningkatkan permeabilitas sel, serta meningkatkan penyerapan air dan hara. Asam humat dapat digunakan sebagai pupuk, bahan amelioran dan hormon perangsang pertumbuhan tanaman. Asam humat juga berpengaruh langsung pada tanaman, diantaranya meningkatkan penyerapan air, mempercepat perkecambahan benih, merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pemanjangan sel akar Tan, 1994. 2.3. Zeolit 2.3.1. Definisi Zeolit