xxvi dalam organisasi atau karena tugas yang sedang dikerjakan. Konflik yang
terjadi karena hubungan antar anggota dalam organisasi disebut dengan relationship conflict sedangkan konflik yang terjadi karena tugas yang
dikerjakan dalam organisasi disebut dengan task conflict. Tidd and Friedman 2002 menyatakan konflik peran adalah situasi
dimana ada perbedaan tuntutan dalam diri seorang karyawan karena ada perbedaan peran yang menyebabkan perbedaan tindakan yang harus dilakukan.
Konflik peran menyebabkan tekanan pada diri karyawan yang mengharuskan pada perbedaan tindakan yang diambil yang akan berpengaruh terhadap
keadaan karyawan secara phikologis. Konflik peran dapat berpengaruh terhadap berbagai macam outcome negatif seperti menurunnya stress kerja, komitmen,
kepuasan dan turnover. Fokus dalam melakukan penelitian tentang konflik peran adalah bagaimana menekan dampak negatif konflik peran bagi
lingkungan kerja. Konflik dalam organisasi harus dikelola dengan baik hal ini karena konflik peran dapat menyebabkan meningkatkan pengalaman tentang
ketidakpastian dan menyebabkan terjadinya stres saat bekerja.
F. Ketidakpastian dan Kepuasan Kerja
Aspek kepuasan kerja merupakan misi dari masing-masing individu. Masing-masing individu memiliki kepuasan kerja yang tidak sama. Sampai
batas mana sebuah pekerjaan telah memberikan kepuasan bagi seseorang akan berbeda dengan orang lain. Bockerman and Ilmakunan 2007 mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai sifat seorang individu terhadap pekerjaannya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja disekitarnya. Kepuasan kerja
xxvii dipengaruhi oleh faktor gaji yang diterima karyawan, aspek promosi, dukungan
dari teman kerja, kondisi pekerjaan, keamanan kerja dan kondisi karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Tidd and Friedman 2002 menyatakan bahwa ketidakpastian muncul karena ketidakjelasan peran karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Konflik peran menyebabkan pengaruh terhadap outcome penting dalam organisasi. Aspek ketidakpastian biasanya akan berkaitan dengan perasaan
karyawaan akan nasib dan kesejahteraan karyawan. Terutama aspek reward dan gaji. Ada dua aspek ketidakpastian dalam organisasi. Aspek pertama berkaitan
dengan usaha ke kinerja sedangkan aspek kedua berkaitan dengan kinerja ke outcome. Aspek pertama berkaitan dengan level individu terhadap
ketidakpastian atas usaha yang dilakukan saat bekerja serta tingkat pencapaian terhadap kinerjanya. Tipe ketidakpastian kedua, menghubungkan ketidakpastian
dengan kinerja dan outcome kerja terhadap reward yang di dapatkan. Ketidakpastian tipe yang ke dua ini akan dapat menyebabkan menurun dan
meningginya kepuasan.
G. Kepuasan Kerja dan Stres Kerja