23
1. Rendemen
Berat sampel sebelum dikeringkan ditimbang. Kemudian ditimbang kembali setelah bahan selesai dikeringkan. Dihitung rendemen bahan dengan
rumus : Berat bahan kering
Rendemen = x 100 Berat awal bahan
2. Kadar air AOAC yang dimodifikasi, 1984
Sampel ditimbang sebanyak 10 g di dalam cawan aluminium kering dipanaskan di oven selama 24 jam yang diketahui berat kosongnya.
Kemudian bahan tersebut dikeringkan dalam oven dengan suhu sekitar 105
o
C-110
o
C selama 3 jam, selanjutnya didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang kembali. Setelah itu, bahan
dipanaskan kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan ini
diulangi sampai diperoleh berat yang konstan. Berat awal sampel g - Berat akhir sampel g
Kadar air bk = x
100 Berat akhir sampel g
3. Kadar abu SNI-01-3451-1994
Sampel ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui beratnya cawan porselin dibakar terlebih
dahulu pada suhu 100
o
C selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya. Cawan porselin yang berisi sampel
dibakar dalam dengan suhu awal 100
o
C selama satu jam, kemudian dinaikkan
24 suhunya menjadi 300
o
C selama 2 jam dan terakhir 500
o
C selama 2 jam. Cawan yang berisi abu didinginkan dan ditimbang beratnya. Kadar abu
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Bobot abu g
Kadar abu bb = x 100 Berat akhir sampel g
4. Kadar vitamin C Jacobs, 1958
Sampel ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan dalam labu takar. Kemudian ditambahkan akuades sampai volume 100 ml dan diaduk hingga
merata. Campuran lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 10 ml dengan pipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan
2-3 tetes larutan pati 1 dan dititrasi segera dengan larutan Iodin 0,01 N. Titrasi dianggap selesai bila timbul warna biru stabil.
ml Iodin 0,01 N x 0,88 x FP x 100 Kadar vitamin C mg100 g bahan =
Berat sampel g
5. Total padatan terlarut Muchtadi dan Sugiyono, 1989