69
para pembuat kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan pengembangan dan produksi karet.
II. TUJUAN
Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk mengumpulkan Data Primer yang berguna dalam memperkaya bahan informasi dalam menganalisa
pengembangan perkebunan karet di Kabupaten Banyuasin.
III. METODOLOGI
Adapun pendekatan model analisis dalam menenntukan pembobotan kriteria yang digunakan dalam kajian evaluasi pengembangan perkebunan
karet yaitu dengan perbandingan berpasangan Pairwise comparison.
Metode perbandingan berpasangan dikembangkan oleh Saaty 1980 dalam kontek proses hirarki analitik Analytical Hierarchy ProcessAHP.
Perbandingan berpasangan akan membantu para pengambil leputusan dalam menentukan tingkat kepentingan importance suatu kriteria relative
terhadap kriteria lain dapat dinyatakan dengan jelas.
Metode Pembobotan Berpasangan
Pairwise comparison.
Tahapan dalam metode pembobotan berpasangan sebagai berikut : 1 Menyusun matrix pembobotan berpasangan; 2 Perhitungan bobot-bobot
kriteria; 3 Penilaian rasio konsistensi.
Seluruh criteria n dinilai dengan ,membandingkan antara daru dengan lainnya dengan menyusun matrix n x n. Hasil dari matriks perbandingan
tersebut berupa nilai-nilai alternatif yang kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Saaty 1983,
menjelaskan bahwa skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat menggunakan skala 1 sampai dengan 9, dengan nilai dan fenisi pendapat
kualitatif dilihat pada Tabel 1 berikut:
70
Tabel 1 Skala Angka Saaty
Intensitas Pentingnya
Definisi Keterangan
1 Sama
penting dibandingkan yang lain
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan
3 Moderat
pentingnya dibanding yang lain
Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai
daripada yang lain 5
Kuat pentingnya dibanding
yang lain Pengalaman dan selera sangat
menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai
dari yang lain.
7 Sangat kuat
pentingnya dibanding yang lain
Aktivitas yang satu sangat disukai dibandingkan dengan yang lain,
dominasinya tampak dalam kenyataan 9
Ekstrim
pentingnya dibanding yang lain
Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain menunjukkan
kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.
2, 4, 6, 8 Nilai antara 2 penilaian yang
berdekatan Diperlukan kesepakatan kompromi
Resiprokal Jika elemen i memiliki salah
satu nilai diatas ketika dibandingkan elemen j, maka
j memiliki nilai kebalikannya disbanding elemen i
Asumsi yang masuk akal
Rasional Rasio yang timbul dari skala
Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai
angka untuk melengkapi matriks.
Level kajian 1.
Level 1 : FokusGoal
Penilaian perioritas kecamatan untuk pengembangan perkebunan karet 2.
Level 2 : KriteriaSasaran
1. Sosial
2. Ekonomi
3. Level 3
: Sub kriteria 1.
Luas area karet 2.
Jumlah Petani karet 3.
Ratio pendapatan karet dengan non karet 4.
Ratio biaya karet dengan non karet
71
4. Level 4
: Alternatives 1.
Kecamatan A lahan sesuai tetapi tidak ditanami karet 2.
Kecamatan B lahan sesuai tetapi tidak ditanami karet 3.
Kecamatan C lahan sesuai tetapi tidak ditanami karet 4.
Kecamatan D lahan sesuai tetapi tidak ditanami karet Gambar 1. Hirarki analisis perioritas of sub regency for rubber plantation
development
IV. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER