68
I. PENDAHULUAN
Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Pendapatan devisa dari
komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US 2.25 milyar, yang merupakan 5 dari pendapatan devisa non-migas. Produksi karet secara nasional pada
tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton Hanspari, 2010. Lima tahun terakhir dari tahun 2005-2009, ekspor karet dan produk karet rata-
rata mencapai USD5,6 miliar per tahun, dengan pertumbuhan 10 persen. Ekspor karet dan barang dari karet mencapai USD522,8 juta atau
meningkat 84 persen dari bulan yang sama tahun 2009 Busines New, 2010.
Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan
Kalimantan. Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Diantaranya 85 merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7 perkebunan besar negara serta 8 perkebunan besar milik swasta.
Produksi karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai 2.2 juta ton. Jumlah ini masih bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan
memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosongtidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet Anwar,
2006.
Sejak tahun 2003, Kabupaten Banyuasin memiliki program peremajaan perkebunan karet tua dilakukan meliputi target area 10.000 ha, hal ini
dikarenakan sekitar 10 dari 84.000 ha perkebunan karet terdiri dari pohon karet tua yang produksinya tidak optimum lagi dan ditanam dengan
jenis klon ajuran agar produksi lateks dan kayu yang dihasilkan lebih baik Bappeda dan BPS Banyuasin, 2008.
Banyuasin adalah salah satu kabupaten in Sumatera Selatan and Banyuasin memiliki potensi area untuk pertanian. Dari total area 11.832,99 km2, 47
adalah area pertanian. Kontribusi pendapatan daerah kabupaten Banyuasin adalah 35 dari sector pertanian, 21 dari sector industry dan untuk
perdagangan 15 persen. Produksi karet dan kelapa sawit adalah 130,228.11 tons dan 89,640.50 tons. Perkebunan Karet sangat potensi untuk
dikembangkan di area ini.
Berdasarkan potensi perkebunan karet di kabupaten Banyuasin, maka perlu dilakukan evaluasi dan analisis pengembangan potensi area
perkebunan karet dengan menggunakan metode System Informasi Geographic SIG dan multi criteria. Hal ini diharapkan dapat membantu
69
para pembuat kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan pengembangan dan produksi karet.
II. TUJUAN