akan berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya menjadi berkurang Iyung Pahan, 2006.
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perebusan
Faktor-faktor yang mempengaruhi prosess perebusan adalah tekanan uap, temperatur dan lama perebusan serta pembuangan udara dan air kondensat.
a. Tekanan uap dan waktu perebusan
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan dan efesiensi pabrik. Tekanan uap dan lama perebusan berbanding terbalik. Semakin kecil
tekanan uap semakin lama perebusan. Sebaliknya, semakin tinggi tekanan uap maka semakin pendek waktu perebusan. Perebusan menggunakan steam bertekanan
2,8 – 3,0 kgcm
2
dan temperatur 130 – 140
o
C serta siklus merebus selama 90 – 100 menit.
Tekanan uap yang rendah 2,8 kgcm
2
dan waktu rebus yang tidak cukup akan mengakibatkan:
- Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan yang
mengakibatkan losses dalam tandan kosong bertambah. -
Pelumatan dalam Digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga mengakibatkan proses pengempaan tidak sempurna dan kerugian
minyak pada ampas dan biji bertambah. -
Ampas basah, mengakibatkan pemakaian bahan bakar lebih boros pada proses pembakaran di ketel uap
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya bila perebusan dilakukan terlalu lama maka buah menjadi terlalu masak sehingga kantong minyak di mesocarp dengan sendirinya terlepas ke air
kondensat, losses minyak dalam air kondensat rebusan dan janjangan kosong menjadi naik dan merusak mutu minyak.
b. Temperatur , pembuangan udara dan air kondensat
Temperatur di dalam rebusan sangat dipengaruhi oleh tekanan uap, udara dan air kondensat. Semakin rendah tekanan dan semakin banyak udara atau air kondensat
di dalam rebusan, maka semakin rendah temperatur yang dicapai.
Udara merupakan penghantar panas yang rendah dan bila terjebak dalam suatu ruangan kosong dalam ketel rebusan, maka udara bisa menjadi isolator panas. Bila
udara dalam ketel rebusan tidak dikeluarkan secara sempurna akan terjadi pencampuran udara dan uap yang mengakibatkan temperatur turun dan pemindahan
panas dari uap ke buah tidak sempurna. Akibatnya adalah masih banyak brondolan masih terikut tandan kosong.
Air kondensat -
Air kondensat berasal dari penguapan tandan buah yang direbus dan hasil kondensasi steam di dalam ketel rebusan. Disamping tekanan, air kondensat di
dalam ketel rebusan mengakibatkan temperatur perebusan menjadi turun. Temperatur normal di dalam ketel rebusan dengan tekanan uap 2,8 – 3,0 kgcm
2
adalah 130 – 140
o
C -
Buah yang terendam air kondensat, dipastikan tidak masak. Kalaupun buah tidak terendam tetapi air kondensat masih ada yang tertinggal dalam perebusan dapat
menyebabkan perebusan kurang masak karena temperatur tidak tercapai.
Universitas Sumatera Utara
- Pembuangan air kondensat dilakukan enam kali yaitu pada saat pembuangan steam
puncak I, II, dan III dan tiga kali pada saat holding time. Diharapkan dengan banyaknya frekuensi pembuangan tersebut maka air kondensat sudah habis pada saat
akhir perebusan. Sebagai indikator air kondensat telah habis dalam ketel rebusan adalah pada saat pintu rebusan dibuka tidak ada lagi air kondensat yang keluar A.H.
Hassan, 1999.
2.3.3. Tahapan dalam Proses Perebusan
Siklus merebus adalah waktu perebusan ditambah dengan waktu atau lamanya membuka atau menutup pintu rebusan dan mengeluarkan atau memasukkan lori ke
dalam rebusan. Siklus dalam proses perebusan tiga puncak dalam sterilizer adalah sebagai berikut.
1. Deaerasi
: 2,5
menit 2.
Pemasukan uap dan pembuangan puncak I,II III : 20 menit
3. Masa penahanan tekanan 2,8 – 3,0 kgcm
2
: 45 menit 4.
Pembuangan uap
akhir :
7,5 menit
5. Mengeluarkan dan memasukkan lori
: 15 menit Panjang
siklus :
90 menit
2.3.3.1 Deaerasi
Deaerasi atau pembuangan udara dari sterilizer dilakukan dengan cara membuka pipa inlet, deaeration vulve atau condensate valve. Udara dibuang dengan
cara memasukkan uap secara cepat sehingga terjadi pencampuran antara uap dan
Universitas Sumatera Utara
udara. Karena udara lebih berat, maka udara akan turun kebawah dan dibuang melalui deaeration valve
. Deaerasi akan berlangsung pada saat pembuangan air kondensat selama sistem perebusan berlangsung.
2.3.3.2 Pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas
Frekuensi pembuangan air kondensat dan pembuangan uap bekas selama proses perebusan tergantung pada siklus rebusan. Puncak pertama dicapai dengan
membuka pipa uap umumnya dicapai tekanan uap 1,5 kgcm
2
kemudian pipa uap masuk ditutup dan pipa kondensat, exhause pipe dibuka dengan tiba-tiba sehingga
tekanan turun sampai 0,5 kgcm
2
kemudian pipa kondensat ditutup. Puncak kedua dicapai, kemudaian pipa uap masuk dibuka, kemudian ditutup kembali dan pipa
kondensat dan exhause pipe dibuka hingga tekanan 1 kgcm
2
.
2.3.3.3 Pemasakan Buah
Setelah melalui satu puncak atau dua puncak awal maka pemasakan dapat dilanjutkan dengan membuka pipa uap masuk dan pipa kondensat untuk membunag
air kondensat. Masa pemasakan atau sebagai masa penahanan dihitung setelah mencapai puncak tertinggi hingga pembuangan uap terakhir.
2.3.3.4 Pembuangan Uap Akhir
Setelah pemasakan uap selesai maka uap yang berada dalam sterilizer dibunag dengan cara mula-mula dibuka kran pipa pembuangan uap yang berada diatas
sterilizer dibuka dengan tiba-tiba untuk mempermudah pemipilan buah. Setelah
tekanan sama dengan tekanan atmosfer maka pintu rebusan dibuka.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.5. Pengeluaran Lori dari Rebusan
Buah yang telah masak dikeluarkan dari dalam Sterilizer dengan membuka pintu rebusan secara perlahan-lahan untuk mengurangi kerusakan “Packing Doo” lori
kemudian ditarik dengan tali bersamaan dengan pemasukkan buah yang akan direbus E. Gunawan, 2004.
2.3.4. Waktu Perebusan Sistem Tiga Puncak Triple Peak
Waktu atau lama perebusan adalah waktu yang dipergunakan untuk proses merebus mulai dari memasukkan uap pada puncak satu sampai dengan mengeluarkan
uap Blow-OFF pada puncak tiga. Waktu atau lama perebusan berbeda dengan siklus perebusan.
Waktu yang dipergunakan untuk satu siklus perebusan adalah 90 - 100 menit dan
dibagi dalam tiga puncak yaitu:
a. Puncak satu 15 menit
- Kran pemasukan uap steam inlet dibuka 13 menit untuk mencapaui tekanan 2,3
kgcm
2
termasuk pembuangan udara dalam ketel rebusan selam 2 menit -
Kemudian kran steam inlet ditutup. Kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu dan satu menit kemudian kran steam outlet blow up dibuka dengan cepat
untuk menurunkan tekanan men jadi 0 kgcm
2
. -
Kran kondensat dan kran steam outlet blow up ditutup kembali, kemudian steam inlet
dibuka untuk puncak kedua.
Universitas Sumatera Utara
b. Puncak Kedua 14 menit
- Operasionalnya sama dengan puncak satu, tetapi tanpa pembuangan udara dan
tekanan yang dicapai pada puncak kedua adalah 2,5 kgcm
2
. Waktu yang diperlukan untuk menaikan steam lebih kurang 12 menit dan untuk pembuangan
steam 2 menit
- Kran kondensat dan kran steam outlet blow up ditutup kembali, kemudian kran
steam inlet dibuka untuk puncak ketiga.
c. Puncak ketiga 63 menit