Zakat Dalam Usaha Produktif

Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, di mana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para muzakki dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit. 4. Produktif Kreatif Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk pemodalan proyek sosial, seperti pembangunan sosial, seperti pembangunan sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil. Prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha produktif berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelola zakat, Bab V pasal 29 ditetapkan sebagai berikut: a. Melakukan studi kelayakan. b. Menetapkan jenis usaha produktif. c. Melakukan bimbingan dan penyuluhan. d. Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan. e. Mengadakan evaluasi. f. Membuat pelaporan.

2.3 Zakat Dalam Usaha Produktif

Implikasi zakat adalah memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan, memperkecil jurang kesenjangan ekonomi, menekan jumlah permasalahan sosisal, dan menjaga kemampuan beli masyarakat agar dapat memelihara sektor usaha wulansari, 5 : 2014. dengan kata lain zakat dapat menjadi pendorong perekonomian karena menjaga konsumsi masyarakat pada tingkat yang lebih rendah, menyediakan permodalan bagi dunia usaha, serta mampu menjadi instrumen distribusi pendapatan. Zakat bukanlah pajak, tetapi pungutan khusus yang hanya diwajibkan bagi umat muslim yang mampu. Zakat merupakan pendapatan khusus pemerintah yang harus dibelanjakan untuk kepentingan-kepentingan khusus seperti untuk membantu pengangguran, fakir miskin, dan sebagainya. Zakat membentuk masyarakat untuk bekerja sama bertindak sebagai lembaga penjamin dan penyedia dana cadangan bagi masyarakat muslim wulansari, 2014: 7. Zakat terhadap produksi dengan asumsi para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka manfaat zakat oleh produsen akan dirasakan melalui tingkat konsumsi yang terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen wulansari, 5 : 2014. Artinya, semakin besar jumlah zakat maka semakin tinggi pula konsumsi masyarakat yang dapat mendorong ekonomi. Saat ini zakat dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang bersifat produktif, tidak hanya yang bersifat konsumtif. Pemanfaatan zakat dalam kegiatan produktif tentunya dapat membantu mustahik dalam jangka waktu yang relatif panjang. Keberadaan zakat yang memang pada mulanya ditujukan untuk memberantas kemiskinan menimbulkan pemikiran-pemikiran dan inovasi dalam penyaluran dana zakat itu sendiri, salah satunya sebagai bantuan dalam usaha produktif. Zakat yang bersifat produktif mampu mengangkat kedudukan masyarakat mustahik menjadi masyarakat muzakki. Hal ini dikarenakan dengan adanya bantuan modal berupa dana zakat produktif, sehingga para mustahik memiliki usaha yang dapat meningkatkan pendapatannya sehingga mereka terlepas dari belenggu kemiskinan. Bahkan para mustahik yang sudah menjadi muzakki ini memiliki potensi zakat yang cukup besar pula.

2.4 Usaha Mikro dan Kecil