kriteria sample yang digunakan adalah mustahik yang menerima bantuan modal dari LAZ Rumah Zakat dan masih aktif menjalankan usahanya. Jadi sample dalam
penelitian ini adalah berjumlah 32 orang.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner dan studi literatur.
1. Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan
diteliti, dalam hal ini pengamatan langsung terhadap LKN PKPU cabang Medan dan para penerima dana zakat yang disalurkan oleh LKN PKPU cabang Medan.
2. Wawancara Wawancara dilakukan khusus kepada perwakilan dari LAZ Rumah Zakat
dengan memberikan pertanyaan langsung kepada responden atau pihak-pihak yang terkait.
3. Kuesioner Diberikan khusus kepada para responden mustahik penerima bantuan.
Dilakukan dengan cara memberikan sebuah daftar pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian kepada responden yang terpilih. Kuesioner ini
menggunakan jenis pertanyaan gabungan tertutup dan terbuka dimana peneliti telah menyiapkan alternatif jawaban dan juga memberikan kebebasan kepada
responden untuk memberikan informasi lain apabila alternatif jawaban yang diberikan tidak sesuai. Skala yang digunakan adalah skala Guttman.
4. Skala Guttman Skala Guttman bertujuan untuk menentukan ketunggalan dimensi.
soewadji, 2012 : 256. Dalam skala ini satu pertanyaan harus hanya mengukur satu dimensi saja dari variabel yang diukur. Ini berarti bahwa apabila suatu skala
memiliki keunggulan dimensi maka responden mejawab ya atau setuju pada dimensi yang lebih kuat. Skala ini biasanya menggunakan jawaban yatidak atau
setujutidaksetuju. 5. Studi Literatur
Studi literatur merupakan studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data dan informasi yang diperoleh dari
jurnal, buku-buku, laporan penelitian serta artikel yang berhubungan dengan topik penelitian.
3.8 Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu kuantitatif dan kualitatif. Adapun program yang digunakan dalam melakukan analisis data adalah program
Microsoft Excel dan SPSS 16.
3.8.1 Metode Kualitatif
Metode kualitatif yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada
sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden
dalam bentuk tabel dan diagram sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.
3.8.2 Metode Kuantitatif
1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Hal ini diperlukan untuk menentukan metode analisis yang digunakan. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan
adalah uji Kormogolov-Smirnov. Adapun Dasar pengambilan keputusan uji normalitas Kormogolov-
Smirnov adalah : - Data berdistribusi normal jika nilai sig signifikansi 0.05
- Data berdistribusi tidak normal jika nilai sig signifikansi 0.05 a. Berdasarkan uji normalitas pada variabel bantuan diperoleh nilai
Asymp.sig. variabel bantuan sebesar 0,086 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel omset berdistribusi normal lihat lampiran 2.
b. Berdasarkan uji normalitas pada variabel omset sebelum bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,086 0,05 maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal lihat lampiran 2. c. Berdasarkan uji normalitas omset setelah bantuan diperoleh nilai
Asymp.sig. sebesar 0,271 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2.
d. Berdasarkan uji normalitas pada variabel aset sebelum bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,249 0,05 maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal lihat lampiran 2.
e. Berdasarkan uji normalitas pada variabel aset setelah bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,300 0,05 maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal lihat lampiran 2. f. Berdasarkan uji normalitas pada variabel keuntungan sebelum bantuan
diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,502 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2.
g. Berdasarkan uji normalitas pada variabel keuntungan setelah bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,382 0,05 maka dapat disimpulkan
data berdistribusi normal lihat lampiran 2.
2. Metode Paired Sample T-Test.
Metode yang dipakai untuk menganalisis data penelitian yang bersifat perbandingan komparatif adalah metode analisis parametrik menggunakan
Paired Sample T-Test. Metode ini dipilih karena data berdistribusi normal berdasarkan uji kormogolov-smirnov. Metode ini digunakan untuk menguji
signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Rumus Paired Sample T-Test
N SD
D t
=
Keterangan t
: Nilai t hitung
D
: Rata-rata selisih pengukuran 1dan 2
SD : Standar deviasi selisih pengukuran 1dan 2 N
: Jumlah Sample a. Variabel Omset
- Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan variabel omset mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal
- Ho : terdapat perbedaan signifikan variabel omset mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal.
Hal tersebut dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai signifikansi output 0.05
α = 5, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan omset mustahik sebelum dan setelah mendapat
bantuan modal. - Jika nilai signifikansi output 0.05
α = 5, maka terdapat perbedaan yang signifikan omset mustahik sebelum dan setelah mendapat bantuan
modal. b. Variabel Aset
- Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan variabel aset sebelum dan setelah menerima bantuan modal
- Ho : terdapat perbedaan signifikan variabel aset sebelum dan setelah menerima bantuan modal.
Hal tersebut dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai signifikansi output 0.05
α = 5, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan aset sebelum dan setelah mendapat bantuan
modal.
- Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka terdapat perbedaan
yang signifikan aset sebelum dan setelah mendapat bantuan modal. c. Variabel keuntungan
- Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan variabel keuntungan mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal
- Ho : terdapat perbedaan signifikan variabel keuntungan mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal.
Hal tersebut dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai signifikansi output 0.05
α = 5, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan keuntungan mustahik sebelum dan setelah
mendapat bantuan modal. - Jika nilai signifikansi output 0.05
α = 5, maka terdapat perbedaan yang signifikan keuntungan mustahik sebelum dan setelah mendapat
bantuan modal
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Rumah Zakat 4.1.1 Sejarah Rumah Zakat
Rumah Zakat merupakan salah satu lembaga sosial keagamaan yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, dan juga mengelola
dana-dana CSR Corporate Social Responsibility perusahaan. Terbentuknya Lembaga Amil Zakat ini merupakan prakarsa dari seorang tokoh da’i muda
Bandung bernama Abu Syauqi. Bersama dengan beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Talim Ummul Quro, Ustadz Abu Syauqi membentuk suatu
lembaga sosial yang fokus pada pengumpulan dana-dana untuk bantuan kemanusiaan. Pada tanggal 2 Juli 1998, kesepakatan tersebut melahirkan suatu
organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro. Adanya dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong Ustadz Abu
Syauqi untuk melakukan pengelolaan organisasi ini menjadi lebih baik. Hingga tahun 1999, pencapaian donasi yang berhasil dilakukan Dompet Sosial Ummul
Quro terkumpul sebanyak 0,8 Milyar rupiah. Antusiasme masyarakat akan perlunya organisasi kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang
misi sosial ini penting untuk diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas lagi. Maka, dirintislah program beasiswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan
kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin kota, dan lain-lain. Pemekaran Dompet Sosial Ummul Quro mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang Yogyakarta
pada bulan Mei tahun 2000 di Jalan Veteran 9. Pencapaian donasi selama tahun
2000 meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu terkumpul 2,1 Milyar rupiah. Pada Februari 2001, kantor cabang Dompet Sosial Ummul Quro
Jakarta resmi berdiri di Jalan Ekor Kuning Rawamangun, Jakarta Timur. Hingga tahun 2002, penerimaan donasi meningkat menjadi 4,19 Milyar rupiah.
Identitas organisasi Dompet Sosial Ummul Quro sebagai Lembaga Amil Zakat semakin diperkuat. Pada tahun 2003, Dompet Sosial Ummul Quro berubah
nama menjadi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003
yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan Mei 2003, Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro hadir di ibukota
Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2003, Perolehan donasi terus meningkat menjadi 6,46 Milyar rupiah. Pada tahun 2004, ekspansi Rumah Zakat Indonesia
Dompet Sosial Ummul Quro mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, organisasi
ini mulai mengembangkan sistem Teknologi Informasi. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Pada tahun 2004, Lembaga Amil Zakat ini
menguatkan branding lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh, donasi terkumpul sebanyak Rp
8,92 M. Memasuki tahun 2005, pertumbuhan cabang Rumah Zakat meningkat pesat. Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah
Zakat Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam.
Di Jawa, berdiri pula kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo.
Cabang Pekanbaru juga berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari bantuan
masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M donasi terkumpulkan.
Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra pada tahun 2006. Peralihan pimpinan ini juga
menandakan babak sejarah baru Transformation From Traditional Corporate to Professional Corporate dimulai. Kesadaran berzakat bagi masyarakat terus
didorong dengan merilis kampanye When Zakat Being Lifestyle. Pada tahun 2006, Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro menggelar program Gelar
Budaya Zakat GBZ Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Pada tahun berikutnya, pengembangan program semakin disempurnakan
termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat Program. Implementasi program juga mulai difokuskan pada empat induk yaitu
EduCare program pendidikan, HealthCare program kesehatan, YouthCare program kepemudaan, dan EcoCare program pemberdayaan ekonomi.
Pengelolaan program-program yang dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas. ICD Integrated Community Development
merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara
terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer MRO sebagai
SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga program lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia
melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis. Program komunikasi dan promosi dikembangkan
lebih massif melalui televisi. Lembaga amil zakat ini meluncurkan TV Commercial perdana berjudul “Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng
Helmy Yahya. Pada tahun yang sama, program Gelar Budaya Zakat GBZ Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di
10 kota. Hasil komunikasi dan fokus pada program berkorelasi positif terhadap pencapaian donasi hingga terkumpul 50,16 Milyar rupiah. Keberhasilan Rumah
Zakat Indonesia dalam mengumpulkan donasi memunculkan keinginan yang kuat untuk memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan
kepercayaan masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni
transformasi mustahik ke muzakki. Wujud nyata usaha lembaga ini adalah dengan meluaskan jaringan pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota. Tidak hanya
itu, Rumah Zakat Indonesia pun menyelenggarakan pelatihan-pelatihan motivasi dan keterampilan dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi
ini memegang peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan.
Dan yang tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik Relation Officer MRO dengan didukung para relawan.
Pengelolaan zakat dan filantropi yang semakin baik dan profesional yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia mendapat apresiasi dari masyarakat sehingga
mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain penghargaan dari Karim Business Consulting yang menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai LAZNAS
Lembaga Amil Zakat Nasional Terbaik ke-2 dalam Islamic Social Responsibility ISR Award 2009. Penghargaan juga datang dari IMZ Indonesia Magnificence of
Zakat yang menganugerahi Rumah Zakat Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development. Pencapaian donasi hingga mencapai 107,3
Milyar rupiah berhasil dikumpulkan Rumah Zakat indonesia dan menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar
pengumpulan donasinya se-Indonesia. Tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi Rumah Zakat Indonesia pada
tahun 2010 tak lebih mudah dihadapi, meskipun Krisis global tahun 2009 banyak diprediksikan mulai pulih pada tahun ini. Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal
ini dengan melakukan rangkaian adaptasi dan perubahan menuju organisasi berskala global. Pada tanggal 5 April 2010, Lembaga sosial ini resmi meluncurkan
brand baru Rumah Zakat, menggantikan brand sebelumnya Rumah Zakat Indonesia. Rumah Zakat meyakini bahwa untuk mencapai lebih banyak kebaikan,
maka perubahan adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itulah tahun ini Rumah Zakat hadir dengan sebuah identitas baru sebagai bentuk komitmen
menyempurnakan diri agar tampil lebih baik dalam melayani bangsa dan menjadi Non Government Organization NGO bertaraf global.
Brand baru yang diusung Rumah Zakat saat ini melahirkan wajah baru dari program pemberdayaan masyarakat. Jika sebelumnya ada empat fokus program
yakni EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare, maka untuk saat ini keempatnya bertransformasi menjadi Senyum Juara, Senyum Sehat dan Senyum
Mandiri. Berikut ini merupakan program-program yang diusung Rumah Zakat dalam upaya peningkatan pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat.
4.1.2 Sejarah Rumah Zakat Cabang Medan
Rumah Zakat cabang Medan resmi berdiri pada bulan Juni tahun 2004. Kantor cabang pertama kali berlokasi di Jalan Kemuning, Setia Budi, Medan.
Rumah Zakat cabang Medan merupakan cabang Rumah Zakat pertama yang berdiri di pulau Sumatera. Ketika itu, posisi kepala cabang diamanahkan kepada
Abdur Rahman dan masih menggunakan brand Rumah Zakat Indonesia. Maka dimulailah aksi kemanusiaan Rumah Zakat Indonesia di Medan dengan
melakukan pengumpulan dana dan penyaluran dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan.
4.1.3 Visi dan Misi Rumah Zakat 4.1.3.1 Visi Rumah Zakat
Pada tahun 2010, Rumah Zakat hadir dengan sebuah identitas baru sebagai bentuk komitmen menyempurnakan diri agar tampil lebih baik dalam melayani
bangsa dan menjadi Non Government Organization NGO bertaraf global. Organisasi ini juga menajamkan karakter menuju World Class Socio-Religious
Non Governance Organization NGO dengan membawa visi ” Lembaga filantropi Internasional berbasis pemberdayaan yang profesional”. Hal ini tentu
saja akan diwujudkan dengan misi-misi Rumah Zakat yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi Rumah Zakat.
4.1.3.2 Misi Rumah Zakat
1. Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional 2. Memfasilitasi kemandirian masyarakat
3. Mengoptimalkan seluruh aspek sumberdaya melalui keunggulan insani
4.1.4 Program Rumah Zakat
1. Senyum Sehat : Rumah Bersalin Gratiis RBG, Layanan Bersalin Gratis LBG, Siaga Sehat, Mobil AmbulansMobil Jenazah, Operasi Katarak
Gratis, AMARA Armada Sehat Keluarga, Asuransi Keluarga Sehat, Siaga Gizi Balita, Pengantaran PasienJenazah, Khitanan Massal.
2. Senyum Juara : Sekolah Juara, Beasiswa Juara, Beasiswa Ceria, Kemah Juara, Mobil Juara, Program Pengembangan Potensi Anak P3A, Lab Juara.
3. Senyum Mandiri : Kelompok Usaha Kecil Mandiri KUMKI, Cake House, Pelatihan Kewirausahaan, Siaga Gizi Nusantara, Water Well, Toilet Sehat
Keluarga TOSKA, Empowering Centre.
4.1.5 Data Pertumbuhan Pemberdayaan Rumah Zakat
Tabel 4.1 Pertumbuhan Pemberdayaan Rumah Zakat
Tahun Jumlah Donatur
Jumlah Donasi Penerima Manfaat
2010 84.379 Rp.135.081.733.578
653.629 2011
99.248 Rp.145.871.342.558
838.579 2012
120.655 Rp.177.810.761.563
1.542.347 2013
136.908 Rp.202.458.246.025
2.599.451 Sumber : RZ Magz
a. Donatur
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah donatur pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar
17,62, yakni dari 84.379 pada tahun 2010 meningkat menjadi 99.248 orang donatur pada tahun 2011. Pada tahun 2012 jumlah donatur mengalami
peningkatan sebesar 21,57 , yakni dari 99.248 menjadi 120.655 donatur. Dan tren pertumbuhan jumlah donatur juga masih terjadi pada tahun 2013 yang
mengalami peningkatan sebesar 13,47, yakni dari 120.655 menjadi 136.908 donatur.
Gambar 4.1 Diagram Jumlah Donatur tahun 2010-2013
b. Jumlah Donasi Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rumah zakat mampu
mengumpulkan donasi yang cukup besar. Tren yang terjadi adalah peningkatan jumlah donasi setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah donasi pada tahun 2011
sebesar 7,98 dari 135.081.733.578 menjadi 145.871.342.558. Pada tahun 2012 sebesar 21,89 dari 145.871.342.558 menjadi 177.810.761.563. Sedangkan pada
tahun 2013 sebesar 13,86 dari 177.810.761.563 menjadi 202.458.246.025.
Gambar 4.2 Diagram Jumlah donasi tahun 2010-2013 c. Jumlah Penerima Manfaat
Penerima manfaat atas bantuan yang disalurkan oleh rumah zakat juga memiliki tren yang selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pade
tabel 4.1. pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah penerima manfaat sebesar 28 yaitu dari 653.629 pada tahun 2010 menjadi 838.579 pada tahun 2011.
Berikutnya pada tahun 2012 terjadi juga peningkatan yang sangat signifikan sebesar 83.92 menjadi 1.542.347 penerima manfaat. Sedangkan pada tahun
2013 tumbuh sebesar 68,53 menjadi 2.599.451 penerima manfaat.
Gambar 4.3 Diagram Jumlah penerima manfaat tahun 2010-2013
4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Yaitu penerima bantuan zakat produktif dari LAZ Rumah Zakat.
4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah Persentase
1 Laki-laki
9 28
2 Wanita
23 72
Jumlah
32 100
Sumber : Data Primer Berdasarkan tebel di atas dapat kita lihat bahwa responden wanta lebih
banyak dari responden pria. Responden wanita berjumlah 23 orang atau 72, sedangkan responden pria sebanyak 9 orang atau sebesar 28.
4.2.1.2 Pendidikan Responden
Tabel 4.3 Karakteristik Pendidikan Responden
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentasi
1 SD
2 SMP
1 3
3 SMA
29 91
4 Sarjana
2 6
Jumlah 32
100 Sumber : Data Primer
Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 29 orang atau 91 . Kemudian Sarjana
berjumlah 2 orang atau 6 dan tamatan SMP hanya seorang saja.
Gambar 4.4 Diagram tingkat pendidikan responden
4.2.1.3 Jenis Usaha Responden Tabel 4.4 Jenis Usaha Responden
No Jenis Usaha Jumlah
Persentase
1 Roti dan Bubur keliling
3 9.37
2 Warung makanan dan minuman
12 37,5
3 Snack dan kripik
7 21,87
4 Penjahit
2 6,25
5 Mie dan Bakso Keliling
7 21,87
6 Sabun cuci
1 3,12
Jumlah
32 100.00 Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa jenis usaha para responden cukup beragam dimana jenis usaha terbanyak adalah warung makanan dan minuman
sebanyak 12 orang atau 37,5. Kemudian mie dan bakso keliling serta snack dan keripik yang masing-masing berjumlah 7 orang atau 21,87. Adapun roti dan
bubur keliling sebanyak 3 orang atau 9,37, penjahit 2 orang atau 6,25 dan terakhir usaha sabun cuci yang hanya seorang atau 3,12.
Gambar 4.5 Diagram Jenis Usaha Responden
4.2.1.4 Perolehan Bantuan, Omset, Aset dan Keuntungan
Tabel 4.5 Perolehan modal, omset, aset dan keuntungan responden
No Bantuan
Omset Aset
Keuntungan Sebelum
Setelah Selisih
Sebelum Setelah
Selisih Sebelum
Setelah Selisih
1 1500000
3000000 4500000
1500000 2000000
3000000 1000000
1500000 2500000
1000000
2 2000000
4000000 5000000
1000000 3000000
4500000 1500000
2000000 3500000
1500000
3
2000000 3500000
4500000 1000000
2500000 3500000
1000000 2000000
3000000 1000000
4 3500000
6000000 7500000
1500000 3500000
4500000 1000000
3000000 4000000
1000000
5 2000000
6000000 8000000
2000000 3000000
4500000 1500000
3000000 4000000
1000000
6
2500000 6000000
7500000 1500000
2000000 3000000
1000000 3000000
4500000 1500000
7
2500000 5000000
6000000 1000000
2000000 3000000
1000000 2500000
3500000 1000000
8 2250000
4000000 5000000
1000000 1000000
2500000 1500000
2000000 3000000
1000000
9 750000
1500000 2000000
500000 1500000
2000000 500000
1000000 1500000
500000
10
2000000 6000000
7000000 1000000
2000000 3000000
1000000 3000000
4000000 1000000
11
1500000 3000000
4500000 1500000
2000000 2500000
500000 1500000
2500000 1000000
12 3000000
5500000 7000000
1500000 3000000
4000000 1000000
3500000 4500000
1000000
13 5500000
8500000 11000000
2500000 3000000
7000000 4000000
3000000 4500000
1500000
14 750000
15000000 15000000
6000000 7000000
1000000 5000000
5000000
15
6000000 12000000
16000000 4000000
6000000 9000000
2000000 5000000
6500000 1500000
16 6000000
3000000 4500000
1500000 3500000
6500000 3000000
2000000 3000000
1000000
17 10000000
4000000 5500000
1500000 5000000
8000000 3000000
3500000 4500000
1000000
18
1500000 1500000
2500000 1000000
2000000 2500000
500000 1000000
1500000 500000
19
3750000 5000000
6500000 1500000
3500000 4500000
1000000 3000000
4000000 1000000
20 3000000
3500000 5000000
1500000 5000000
6000000 1000000
2500000 4000000
1500000
21 3000000
2000000 3500000
1500000 3000000
4500000 1500000
1000000 1500000
500000
22
3000000 4500000
5500000 1000000
3500000 5000000
1500000 2500000
3500000 1000000
23
2000000 2000000
2500000 500000
2000000 3000000
1000000 700000
1000000 300000
24 1000000
3500000 4500000
1000000 2500000
3500000 1000000
2000000 3000000
1000000
25 1000000
1500000 2000000
500000 2000000
2500000 500000
1000000 1250000
250000
26 4600000
3000000 7500000
4500000 1500000
5500000 4000000
1500000 4000000
2500000
27
1000000 3000000
4000000 1000000
2500000 3500000
1000000 2000000
2500000 500000
28 2000000
1500000 2000000
500000 1000000
3000000 2000000
1000000 1500000
500000
29 2000000
4000000 6000000
2000000 2000000
3000000 1000000
3000000 4000000
1000000
30
2000000 5000000
6500000 1500000
3500000 5000000
1500000 3000000
4500000 1500000
31
4500000 6000000
8000000 2000000
3000000 4000000
1000000 4000000
6000000 2000000
32 3750000
5500000 6500000
1000000 3500000
4500000 1000000
3000000 4000000
1000000
Rata-rata 4609375
6031250 1421875
2859375 4296875
1437500 2428125
3445313 1017188
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa terdapat peningkatan dengan selisih rata-rata pada variabel omset sebelum dan setelah menerima bantuan sebesar
1.421.875. hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 30,84 . Adapun selisih peningkatan rata-rata pada variabel aset adalah sebesar 1.437.500 atau sebesar
50,27. Sedangkan pada variabel keuntungan, selisih rata-rata peningkatannya adalah sebesar 1.017.188 atau sebesar 41,89.
Gambar 4.6 Diagram Rata-rata omset,aset dan keuntungan responden
4.3 Peran Laz Rumah Zakat dari Aspek Non Finansial
Laz Rumah Zakat melakukan pemberdayaan kepada UMK dengan malakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan monitoring atau pemantauan. 2. Mewajibkan UMK untuk membuat pembukuan
3. Memberikan pelatihan pembukuan 4. Memberikan pelatihan Manajerial
5. Memberikan pelatihan pengembangan skill
Tabel 4.6 Pertanyaan Dan Jawaban Responden Tentang Aspek Non Finansial No
Pertanyaan Jawaban
Jumlah Ya
tidak 1
Apakah Rumah Zakat melakukan monitoring atau pemantauan terhadap usaha yang
bapakibu jalankan? 32
32 2
Apakah Rumah Zakat mewajibkan bapakibu membuat laporan pembukuan usaha?
32 32
3 Apakah Rumah Zakat memberikan pelatihan
pembuatan laporan pembukuan usaha? 32
32 4
Apakah Rumah Zakat memberikan pelatihan manajerial kepada BapakIbu?
32 32
5 Apakah Rumah Zakat memberikan pelatihan
pengembangan skill kepada BapakIbu? 32
32 Dari tabel 4.6 diatas dapat kita simpulkan bahwa LAZ Rumah Zakat
melakukan pemberdayaan terhadap UMK. Hal tersebut dapat kita liahat dari jawaban seluruh responden yang memilih jawaban “Ya” untuk setiap pertanyaan
yang berkaitan dengan pemberdayaan dari aspek non finansial.
4.4 Interpretasi Data 4.4.1 Uji Paired Sample T-Test Variable Omset