Metode Pengumpulan Data Peran Laz Rumah Zakat dari Aspek Non Finansial

kriteria sample yang digunakan adalah mustahik yang menerima bantuan modal dari LAZ Rumah Zakat dan masih aktif menjalankan usahanya. Jadi sample dalam penelitian ini adalah berjumlah 32 orang.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner dan studi literatur. 1. Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini pengamatan langsung terhadap LKN PKPU cabang Medan dan para penerima dana zakat yang disalurkan oleh LKN PKPU cabang Medan. 2. Wawancara Wawancara dilakukan khusus kepada perwakilan dari LAZ Rumah Zakat dengan memberikan pertanyaan langsung kepada responden atau pihak-pihak yang terkait. 3. Kuesioner Diberikan khusus kepada para responden mustahik penerima bantuan. Dilakukan dengan cara memberikan sebuah daftar pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian kepada responden yang terpilih. Kuesioner ini menggunakan jenis pertanyaan gabungan tertutup dan terbuka dimana peneliti telah menyiapkan alternatif jawaban dan juga memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan informasi lain apabila alternatif jawaban yang diberikan tidak sesuai. Skala yang digunakan adalah skala Guttman. 4. Skala Guttman Skala Guttman bertujuan untuk menentukan ketunggalan dimensi. soewadji, 2012 : 256. Dalam skala ini satu pertanyaan harus hanya mengukur satu dimensi saja dari variabel yang diukur. Ini berarti bahwa apabila suatu skala memiliki keunggulan dimensi maka responden mejawab ya atau setuju pada dimensi yang lebih kuat. Skala ini biasanya menggunakan jawaban yatidak atau setujutidaksetuju. 5. Studi Literatur Studi literatur merupakan studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data dan informasi yang diperoleh dari jurnal, buku-buku, laporan penelitian serta artikel yang berhubungan dengan topik penelitian.

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu kuantitatif dan kualitatif. Adapun program yang digunakan dalam melakukan analisis data adalah program Microsoft Excel dan SPSS 16.

3.8.1 Metode Kualitatif

Metode kualitatif yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode ini dilakukan dengan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel dan diagram sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

3.8.2 Metode Kuantitatif

1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Hal ini diperlukan untuk menentukan metode analisis yang digunakan. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Kormogolov-Smirnov. Adapun Dasar pengambilan keputusan uji normalitas Kormogolov- Smirnov adalah : - Data berdistribusi normal jika nilai sig signifikansi 0.05 - Data berdistribusi tidak normal jika nilai sig signifikansi 0.05 a. Berdasarkan uji normalitas pada variabel bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. variabel bantuan sebesar 0,086 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel omset berdistribusi normal lihat lampiran 2. b. Berdasarkan uji normalitas pada variabel omset sebelum bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,086 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2. c. Berdasarkan uji normalitas omset setelah bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,271 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2. d. Berdasarkan uji normalitas pada variabel aset sebelum bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,249 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2. e. Berdasarkan uji normalitas pada variabel aset setelah bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,300 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2. f. Berdasarkan uji normalitas pada variabel keuntungan sebelum bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,502 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2. g. Berdasarkan uji normalitas pada variabel keuntungan setelah bantuan diperoleh nilai Asymp.sig. sebesar 0,382 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal lihat lampiran 2.

2. Metode Paired Sample T-Test.

Metode yang dipakai untuk menganalisis data penelitian yang bersifat perbandingan komparatif adalah metode analisis parametrik menggunakan Paired Sample T-Test. Metode ini dipilih karena data berdistribusi normal berdasarkan uji kormogolov-smirnov. Metode ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Rumus Paired Sample T-Test N SD D t = Keterangan t : Nilai t hitung D : Rata-rata selisih pengukuran 1dan 2 SD : Standar deviasi selisih pengukuran 1dan 2 N : Jumlah Sample a. Variabel Omset - Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan variabel omset mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal - Ho : terdapat perbedaan signifikan variabel omset mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal. Hal tersebut dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan omset mustahik sebelum dan setelah mendapat bantuan modal. - Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka terdapat perbedaan yang signifikan omset mustahik sebelum dan setelah mendapat bantuan modal. b. Variabel Aset - Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan variabel aset sebelum dan setelah menerima bantuan modal - Ho : terdapat perbedaan signifikan variabel aset sebelum dan setelah menerima bantuan modal. Hal tersebut dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan aset sebelum dan setelah mendapat bantuan modal. - Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka terdapat perbedaan yang signifikan aset sebelum dan setelah mendapat bantuan modal. c. Variabel keuntungan - Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan variabel keuntungan mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal - Ho : terdapat perbedaan signifikan variabel keuntungan mustahik sebelum dan setelah menerima bantuan modal. Hal tersebut dilakukan dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : - Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan keuntungan mustahik sebelum dan setelah mendapat bantuan modal. - Jika nilai signifikansi output 0.05 α = 5, maka terdapat perbedaan yang signifikan keuntungan mustahik sebelum dan setelah mendapat bantuan modal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Rumah Zakat 4.1.1 Sejarah Rumah Zakat Rumah Zakat merupakan salah satu lembaga sosial keagamaan yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, dan juga mengelola dana-dana CSR Corporate Social Responsibility perusahaan. Terbentuknya Lembaga Amil Zakat ini merupakan prakarsa dari seorang tokoh da’i muda Bandung bernama Abu Syauqi. Bersama dengan beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Talim Ummul Quro, Ustadz Abu Syauqi membentuk suatu lembaga sosial yang fokus pada pengumpulan dana-dana untuk bantuan kemanusiaan. Pada tanggal 2 Juli 1998, kesepakatan tersebut melahirkan suatu organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro. Adanya dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong Ustadz Abu Syauqi untuk melakukan pengelolaan organisasi ini menjadi lebih baik. Hingga tahun 1999, pencapaian donasi yang berhasil dilakukan Dompet Sosial Ummul Quro terkumpul sebanyak 0,8 Milyar rupiah. Antusiasme masyarakat akan perlunya organisasi kemanusiaan semakin meningkat. Masyarakat memandang misi sosial ini penting untuk diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas lagi. Maka, dirintislah program beasiswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin kota, dan lain-lain. Pemekaran Dompet Sosial Ummul Quro mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang Yogyakarta pada bulan Mei tahun 2000 di Jalan Veteran 9. Pencapaian donasi selama tahun 2000 meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu terkumpul 2,1 Milyar rupiah. Pada Februari 2001, kantor cabang Dompet Sosial Ummul Quro Jakarta resmi berdiri di Jalan Ekor Kuning Rawamangun, Jakarta Timur. Hingga tahun 2002, penerimaan donasi meningkat menjadi 4,19 Milyar rupiah. Identitas organisasi Dompet Sosial Ummul Quro sebagai Lembaga Amil Zakat semakin diperkuat. Pada tahun 2003, Dompet Sosial Ummul Quro berubah nama menjadi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan Mei 2003, Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro hadir di ibukota Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2003, Perolehan donasi terus meningkat menjadi 6,46 Milyar rupiah. Pada tahun 2004, ekspansi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, organisasi ini mulai mengembangkan sistem Teknologi Informasi. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Pada tahun 2004, Lembaga Amil Zakat ini menguatkan branding lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin tumbuh, donasi terkumpul sebanyak Rp 8,92 M. Memasuki tahun 2005, pertumbuhan cabang Rumah Zakat meningkat pesat. Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah Zakat Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka di Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam. Di Jawa, berdiri pula kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi, Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari bantuan masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M donasi terkumpulkan. Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra pada tahun 2006. Peralihan pimpinan ini juga menandakan babak sejarah baru Transformation From Traditional Corporate to Professional Corporate dimulai. Kesadaran berzakat bagi masyarakat terus didorong dengan merilis kampanye When Zakat Being Lifestyle. Pada tahun 2006, Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro menggelar program Gelar Budaya Zakat GBZ Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 pertama kali di 6 kota. Pada tahun berikutnya, pengembangan program semakin disempurnakan termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat Program. Implementasi program juga mulai difokuskan pada empat induk yaitu EduCare program pendidikan, HealthCare program kesehatan, YouthCare program kepemudaan, dan EcoCare program pemberdayaan ekonomi. Pengelolaan program-program yang dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas. ICD Integrated Community Development merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer MRO sebagai SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga program lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis. Program komunikasi dan promosi dikembangkan lebih massif melalui televisi. Lembaga amil zakat ini meluncurkan TV Commercial perdana berjudul “Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng Helmy Yahya. Pada tahun yang sama, program Gelar Budaya Zakat GBZ Menuju Indonesia Sadar Zakat 2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota. Hasil komunikasi dan fokus pada program berkorelasi positif terhadap pencapaian donasi hingga terkumpul 50,16 Milyar rupiah. Keberhasilan Rumah Zakat Indonesia dalam mengumpulkan donasi memunculkan keinginan yang kuat untuk memantapkan program-program pemberdayaan. Dukungan dan kepercayaan masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni transformasi mustahik ke muzakki. Wujud nyata usaha lembaga ini adalah dengan meluaskan jaringan pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota. Tidak hanya itu, Rumah Zakat Indonesia pun menyelenggarakan pelatihan-pelatihan motivasi dan keterampilan dalam wadah Youth Development Center. Pelatihan motivasi ini memegang peranan penting karena karakter, pola pikir, dan sikap yang kontra produktif menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan sebuah kemiskinan. Dan yang tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat dilakukan oleh 28 Mustahik Relation Officer MRO dengan didukung para relawan. Pengelolaan zakat dan filantropi yang semakin baik dan profesional yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia mendapat apresiasi dari masyarakat sehingga mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain penghargaan dari Karim Business Consulting yang menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai LAZNAS Lembaga Amil Zakat Nasional Terbaik ke-2 dalam Islamic Social Responsibility ISR Award 2009. Penghargaan juga datang dari IMZ Indonesia Magnificence of Zakat yang menganugerahi Rumah Zakat Indonesia sebagai The Best Organization in Zakat Development. Pencapaian donasi hingga mencapai 107,3 Milyar rupiah berhasil dikumpulkan Rumah Zakat indonesia dan menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar pengumpulan donasinya se-Indonesia. Tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi Rumah Zakat Indonesia pada tahun 2010 tak lebih mudah dihadapi, meskipun Krisis global tahun 2009 banyak diprediksikan mulai pulih pada tahun ini. Rumah Zakat Indonesia menyikapi hal ini dengan melakukan rangkaian adaptasi dan perubahan menuju organisasi berskala global. Pada tanggal 5 April 2010, Lembaga sosial ini resmi meluncurkan brand baru Rumah Zakat, menggantikan brand sebelumnya Rumah Zakat Indonesia. Rumah Zakat meyakini bahwa untuk mencapai lebih banyak kebaikan, maka perubahan adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itulah tahun ini Rumah Zakat hadir dengan sebuah identitas baru sebagai bentuk komitmen menyempurnakan diri agar tampil lebih baik dalam melayani bangsa dan menjadi Non Government Organization NGO bertaraf global. Brand baru yang diusung Rumah Zakat saat ini melahirkan wajah baru dari program pemberdayaan masyarakat. Jika sebelumnya ada empat fokus program yakni EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare, maka untuk saat ini keempatnya bertransformasi menjadi Senyum Juara, Senyum Sehat dan Senyum Mandiri. Berikut ini merupakan program-program yang diusung Rumah Zakat dalam upaya peningkatan pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat.

4.1.2 Sejarah Rumah Zakat Cabang Medan

Rumah Zakat cabang Medan resmi berdiri pada bulan Juni tahun 2004. Kantor cabang pertama kali berlokasi di Jalan Kemuning, Setia Budi, Medan. Rumah Zakat cabang Medan merupakan cabang Rumah Zakat pertama yang berdiri di pulau Sumatera. Ketika itu, posisi kepala cabang diamanahkan kepada Abdur Rahman dan masih menggunakan brand Rumah Zakat Indonesia. Maka dimulailah aksi kemanusiaan Rumah Zakat Indonesia di Medan dengan melakukan pengumpulan dana dan penyaluran dana tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan. 4.1.3 Visi dan Misi Rumah Zakat 4.1.3.1 Visi Rumah Zakat Pada tahun 2010, Rumah Zakat hadir dengan sebuah identitas baru sebagai bentuk komitmen menyempurnakan diri agar tampil lebih baik dalam melayani bangsa dan menjadi Non Government Organization NGO bertaraf global. Organisasi ini juga menajamkan karakter menuju World Class Socio-Religious Non Governance Organization NGO dengan membawa visi ” Lembaga filantropi Internasional berbasis pemberdayaan yang profesional”. Hal ini tentu saja akan diwujudkan dengan misi-misi Rumah Zakat yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi Rumah Zakat.

4.1.3.2 Misi Rumah Zakat

1. Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional 2. Memfasilitasi kemandirian masyarakat 3. Mengoptimalkan seluruh aspek sumberdaya melalui keunggulan insani

4.1.4 Program Rumah Zakat

1. Senyum Sehat : Rumah Bersalin Gratiis RBG, Layanan Bersalin Gratis LBG, Siaga Sehat, Mobil AmbulansMobil Jenazah, Operasi Katarak Gratis, AMARA Armada Sehat Keluarga, Asuransi Keluarga Sehat, Siaga Gizi Balita, Pengantaran PasienJenazah, Khitanan Massal. 2. Senyum Juara : Sekolah Juara, Beasiswa Juara, Beasiswa Ceria, Kemah Juara, Mobil Juara, Program Pengembangan Potensi Anak P3A, Lab Juara. 3. Senyum Mandiri : Kelompok Usaha Kecil Mandiri KUMKI, Cake House, Pelatihan Kewirausahaan, Siaga Gizi Nusantara, Water Well, Toilet Sehat Keluarga TOSKA, Empowering Centre.

4.1.5 Data Pertumbuhan Pemberdayaan Rumah Zakat

Tabel 4.1 Pertumbuhan Pemberdayaan Rumah Zakat Tahun Jumlah Donatur Jumlah Donasi Penerima Manfaat 2010 84.379 Rp.135.081.733.578 653.629 2011 99.248 Rp.145.871.342.558 838.579 2012 120.655 Rp.177.810.761.563 1.542.347 2013 136.908 Rp.202.458.246.025 2.599.451 Sumber : RZ Magz a. Donatur Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dilihat terjadi peningkatan jumlah donatur pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 17,62, yakni dari 84.379 pada tahun 2010 meningkat menjadi 99.248 orang donatur pada tahun 2011. Pada tahun 2012 jumlah donatur mengalami peningkatan sebesar 21,57 , yakni dari 99.248 menjadi 120.655 donatur. Dan tren pertumbuhan jumlah donatur juga masih terjadi pada tahun 2013 yang mengalami peningkatan sebesar 13,47, yakni dari 120.655 menjadi 136.908 donatur. Gambar 4.1 Diagram Jumlah Donatur tahun 2010-2013 b. Jumlah Donasi Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rumah zakat mampu mengumpulkan donasi yang cukup besar. Tren yang terjadi adalah peningkatan jumlah donasi setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah donasi pada tahun 2011 sebesar 7,98 dari 135.081.733.578 menjadi 145.871.342.558. Pada tahun 2012 sebesar 21,89 dari 145.871.342.558 menjadi 177.810.761.563. Sedangkan pada tahun 2013 sebesar 13,86 dari 177.810.761.563 menjadi 202.458.246.025. Gambar 4.2 Diagram Jumlah donasi tahun 2010-2013 c. Jumlah Penerima Manfaat Penerima manfaat atas bantuan yang disalurkan oleh rumah zakat juga memiliki tren yang selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pade tabel 4.1. pada tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah penerima manfaat sebesar 28 yaitu dari 653.629 pada tahun 2010 menjadi 838.579 pada tahun 2011. Berikutnya pada tahun 2012 terjadi juga peningkatan yang sangat signifikan sebesar 83.92 menjadi 1.542.347 penerima manfaat. Sedangkan pada tahun 2013 tumbuh sebesar 68,53 menjadi 2.599.451 penerima manfaat. Gambar 4.3 Diagram Jumlah penerima manfaat tahun 2010-2013 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan 4.2.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Yaitu penerima bantuan zakat produktif dari LAZ Rumah Zakat.

4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 9 28 2 Wanita 23 72 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Berdasarkan tebel di atas dapat kita lihat bahwa responden wanta lebih banyak dari responden pria. Responden wanita berjumlah 23 orang atau 72, sedangkan responden pria sebanyak 9 orang atau sebesar 28.

4.2.1.2 Pendidikan Responden

Tabel 4.3 Karakteristik Pendidikan Responden No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi 1 SD 2 SMP 1 3 3 SMA 29 91 4 Sarjana 2 6 Jumlah 32 100 Sumber : Data Primer Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 29 orang atau 91 . Kemudian Sarjana berjumlah 2 orang atau 6 dan tamatan SMP hanya seorang saja. Gambar 4.4 Diagram tingkat pendidikan responden

4.2.1.3 Jenis Usaha Responden Tabel 4.4 Jenis Usaha Responden

No Jenis Usaha Jumlah Persentase 1 Roti dan Bubur keliling 3 9.37 2 Warung makanan dan minuman 12 37,5 3 Snack dan kripik 7 21,87 4 Penjahit 2 6,25 5 Mie dan Bakso Keliling 7 21,87 6 Sabun cuci 1 3,12 Jumlah 32 100.00 Sumber : Data Primer Dari tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa jenis usaha para responden cukup beragam dimana jenis usaha terbanyak adalah warung makanan dan minuman sebanyak 12 orang atau 37,5. Kemudian mie dan bakso keliling serta snack dan keripik yang masing-masing berjumlah 7 orang atau 21,87. Adapun roti dan bubur keliling sebanyak 3 orang atau 9,37, penjahit 2 orang atau 6,25 dan terakhir usaha sabun cuci yang hanya seorang atau 3,12. Gambar 4.5 Diagram Jenis Usaha Responden

4.2.1.4 Perolehan Bantuan, Omset, Aset dan Keuntungan

Tabel 4.5 Perolehan modal, omset, aset dan keuntungan responden No Bantuan Omset Aset Keuntungan Sebelum Setelah Selisih Sebelum Setelah Selisih Sebelum Setelah Selisih 1 1500000 3000000 4500000 1500000 2000000 3000000 1000000 1500000 2500000 1000000 2 2000000 4000000 5000000 1000000 3000000 4500000 1500000 2000000 3500000 1500000 3 2000000 3500000 4500000 1000000 2500000 3500000 1000000 2000000 3000000 1000000 4 3500000 6000000 7500000 1500000 3500000 4500000 1000000 3000000 4000000 1000000 5 2000000 6000000 8000000 2000000 3000000 4500000 1500000 3000000 4000000 1000000 6 2500000 6000000 7500000 1500000 2000000 3000000 1000000 3000000 4500000 1500000 7 2500000 5000000 6000000 1000000 2000000 3000000 1000000 2500000 3500000 1000000 8 2250000 4000000 5000000 1000000 1000000 2500000 1500000 2000000 3000000 1000000 9 750000 1500000 2000000 500000 1500000 2000000 500000 1000000 1500000 500000 10 2000000 6000000 7000000 1000000 2000000 3000000 1000000 3000000 4000000 1000000 11 1500000 3000000 4500000 1500000 2000000 2500000 500000 1500000 2500000 1000000 12 3000000 5500000 7000000 1500000 3000000 4000000 1000000 3500000 4500000 1000000 13 5500000 8500000 11000000 2500000 3000000 7000000 4000000 3000000 4500000 1500000 14 750000 15000000 15000000 6000000 7000000 1000000 5000000 5000000 15 6000000 12000000 16000000 4000000 6000000 9000000 2000000 5000000 6500000 1500000 16 6000000 3000000 4500000 1500000 3500000 6500000 3000000 2000000 3000000 1000000 17 10000000 4000000 5500000 1500000 5000000 8000000 3000000 3500000 4500000 1000000 18 1500000 1500000 2500000 1000000 2000000 2500000 500000 1000000 1500000 500000 19 3750000 5000000 6500000 1500000 3500000 4500000 1000000 3000000 4000000 1000000 20 3000000 3500000 5000000 1500000 5000000 6000000 1000000 2500000 4000000 1500000 21 3000000 2000000 3500000 1500000 3000000 4500000 1500000 1000000 1500000 500000 22 3000000 4500000 5500000 1000000 3500000 5000000 1500000 2500000 3500000 1000000 23 2000000 2000000 2500000 500000 2000000 3000000 1000000 700000 1000000 300000 24 1000000 3500000 4500000 1000000 2500000 3500000 1000000 2000000 3000000 1000000 25 1000000 1500000 2000000 500000 2000000 2500000 500000 1000000 1250000 250000 26 4600000 3000000 7500000 4500000 1500000 5500000 4000000 1500000 4000000 2500000 27 1000000 3000000 4000000 1000000 2500000 3500000 1000000 2000000 2500000 500000 28 2000000 1500000 2000000 500000 1000000 3000000 2000000 1000000 1500000 500000 29 2000000 4000000 6000000 2000000 2000000 3000000 1000000 3000000 4000000 1000000 30 2000000 5000000 6500000 1500000 3500000 5000000 1500000 3000000 4500000 1500000 31 4500000 6000000 8000000 2000000 3000000 4000000 1000000 4000000 6000000 2000000 32 3750000 5500000 6500000 1000000 3500000 4500000 1000000 3000000 4000000 1000000 Rata-rata 4609375 6031250 1421875 2859375 4296875 1437500 2428125 3445313 1017188 Sumber : Data Primer Dari tabel 4.5 dapat kita lihat bahwa terdapat peningkatan dengan selisih rata-rata pada variabel omset sebelum dan setelah menerima bantuan sebesar 1.421.875. hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 30,84 . Adapun selisih peningkatan rata-rata pada variabel aset adalah sebesar 1.437.500 atau sebesar 50,27. Sedangkan pada variabel keuntungan, selisih rata-rata peningkatannya adalah sebesar 1.017.188 atau sebesar 41,89. Gambar 4.6 Diagram Rata-rata omset,aset dan keuntungan responden

4.3 Peran Laz Rumah Zakat dari Aspek Non Finansial

Laz Rumah Zakat melakukan pemberdayaan kepada UMK dengan malakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Melakukan monitoring atau pemantauan. 2. Mewajibkan UMK untuk membuat pembukuan 3. Memberikan pelatihan pembukuan 4. Memberikan pelatihan Manajerial 5. Memberikan pelatihan pengembangan skill Tabel 4.6 Pertanyaan Dan Jawaban Responden Tentang Aspek Non Finansial No Pertanyaan Jawaban Jumlah Ya tidak 1 Apakah Rumah Zakat melakukan monitoring atau pemantauan terhadap usaha yang bapakibu jalankan? 32 32 2 Apakah Rumah Zakat mewajibkan bapakibu membuat laporan pembukuan usaha? 32 32 3 Apakah Rumah Zakat memberikan pelatihan pembuatan laporan pembukuan usaha? 32 32 4 Apakah Rumah Zakat memberikan pelatihan manajerial kepada BapakIbu? 32 32 5 Apakah Rumah Zakat memberikan pelatihan pengembangan skill kepada BapakIbu? 32 32 Dari tabel 4.6 diatas dapat kita simpulkan bahwa LAZ Rumah Zakat melakukan pemberdayaan terhadap UMK. Hal tersebut dapat kita liahat dari jawaban seluruh responden yang memilih jawaban “Ya” untuk setiap pertanyaan yang berkaitan dengan pemberdayaan dari aspek non finansial. 4.4 Interpretasi Data 4.4.1 Uji Paired Sample T-Test Variable Omset