PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN PADA MATERI SIFAT LARUTAN

(1)

Harist Ariffiansyah

ii ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PADA MATERI SIFAT LARUTAN

Oleh

HARIST ARIFFIANSYAH

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan asesmen berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Metodep enelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: analisis kebutuhan, pengembangan desain produk, validasi desain produk, perbaikan desain produk, dan uji coba produk secara terbatas. Uji coba produk secara terbatas dilakukan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada seorang guru kelas VII dan 20 orang siswa kelas VII.

Karakteristik asesmen yang dihasilkan berdasarkan uji coba terbatas adalah sebagai berikut : 1) uji penggunaan bahasa menurut pendapat guru sebesar 70,00% dengan kategori tinggi dan pendapat siswa sebesar 82,00 % dengan kategori sangat tinggi ; 2) uji kesesuaian isi materi menurut pendapat guru sebesar 78,57 % dengan kategori tinggi; dan 3) uji tingkat konstruksi menurut guru sebesar 84,44 % termasuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan tanggapan


(2)

Harist Ariffiansyah

iii tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asesmen yang dikembangkan memiliki kriteria baik.

Dalam proses pengembangan asesmen ini ada kendala yang dihadapi yaitu ren-dahnya minat siswa untuk berpartisipasi dalam pengambilan data saat analisis kebutuhan dan kurangnya referensi sebagai informasi untuk mengembangkan instrumen asesmen bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

Kata kunci : asesmen, nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, sifat larutan


(3)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PADA MATERI SIFAT LARUTAN

Skripsi

Oleh

HARIST ARIFFIANSYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMENT BERBASIS NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PADA MATERI SIFAT LARUTAN

Oleh

HARIST ARIFFIANSYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah proses penilaian………... 23 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) ……. 32 3. Alur penelitian pengembangan asesmen ……… 36 4. Sampul luar bagian depan.……….……… 47 5. Sampul luar bagian belakang……….. 55


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Instrumen Penilaian ... 9

B. Pengertian dan Ciri-ciri Asesmen ... 10

C. Jenis dan Teknik Asesmen... 13

D. Prinsip Asesmen... 18

E. Tujuan Asesmen ... 20

F. Fungsi Asesmen... 20

G. Langkah-langkah Asesmen... 22

H. Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan... 23

1. nilai ketuhanan... 23

2. kecintaan terhadap lingkungan. ... 26

I. Analisis Konsep Sifat Larutan. ... 28

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 31


(7)

B. Subyek dan Lokasi Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 33

1. Instrumen pada studi pendahuluan... 33

2. Instrumen pada validasi ahli. ...34

3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk...35

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

1. Studi pendahuluan... 37

2. Perencanaan dan Pengembangan Desain Produk. ... 38

3. Pelaksanaan Penelitian... 39

4. Revisi Desain Produk... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Analisis Data ... 40

1. Teknik analisis data hasil wawancara studi pendahuluan... 40

2. Teknik analisis data angket penilaian guru dan siswa terhadap asesmen yang dikembangkan ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 45

1. Hasil analisis kebutuhan... 45

2. Hasil pengembangan instrumen asesmen... 46

3. Hasil angket validasi ahli ... 56

4. Hasil angket tanggapan guru dan siswa. ... 58

B. Pembahasan... 62

1. Karakteristik instrumen asesmen ... 62

2. Faktor pendukung pengembangan instrumen asesmen... 63

3. Kendala pengembangan instrumen asesmen... 63

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 64

B. Saran... 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus... 66


(8)

3. Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 79

4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 85

5. Deskripsi Hasil Angket Analisis Kebutuhan. ... 90

6. Hasil Validasi Kesesuaian Isi... 98

7. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi. ... 99

8. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 101

9. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Konstruksi. ... 103

10. Hasil Validasi Aspek Bahasa... 105

11. Persentase dan Kriteria Validasi Aspek Bahasa. ... 106

12. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi ... 107

13. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi Pada Guru ... 108

14. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Konstruksi ... 110

15. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Konstruksi Pada Guru... 112

10. Hasil Penilaian Guru Pada Aspek Penggunaan Bahasa ... 114

11. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Penggunaan Bahasa Pada Guru... 115


(9)

xi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. KI-1 dan KD 1.1 ... 24

2. Aspek penilaian afektif ... 25

3. KI-2 dan KD 2.1-2.4 ... 26

4. Karakter utama dan karakter pokok... 27

5. Analisis konsep sifat larutan ... 29

6. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert... 42

7. Tafsiran persentase angket ... 44

8. Data hasil angket validasi ahli... 56


(10)

(11)

(12)

Ever tried, Ever failed, No matter

Try again, Fail again, Fail better (Samuel Beckett)

Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi, jika kita menyerah maka abislah sudah.

(Top)

Tidak apa-apa sekarang kita menjadi sebuah pion. Pion memang bidak paling kecil dan paling lemah. Tapi ingat dialah satu-satunya prajurit

yang tidak pernah mundur walau sebanyak apapun musuhnya. (Harist Ariffiansyah)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”

(QS: Al-Insyirah:6)


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil ‘alamin” kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada Ummi Istilah dan Abi Suharjo

tercinta yang selalu mengalirkan cinta dan kasihnya kepadaku

Ummi.. Abi...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu dalam hidupmu

demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya

Adikku tercinta Akbar Nur Huda, M. Ridho Faris Mustofa, Zhafira Aulia Rahmah Yang selalu memberi warna di hidupku

Keluarga besarku Yang selalu mendukungku

Keluarga besar Korps Baret Ungu Menwa Yon 201 Universitas Lampung yang telah membimbing, mendidik, dan mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak

Rekanku, sahabatku, dan almamaterku .


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Giham Sukamaju kab. Lampung Barat pada tanggal 18 Agustus 1991 sebagai putra pertama dari empat bersaudara buah hati Bapak Suharjo Prasetyo dan Ibu Istilah.

Pendidikan penulis diawali dari pendidikan formal pada tahun 1995 di TK Dharma Wanita Giham Sukamaju. Pada tahun 1996 melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Sekincau, diselesaikan tahun 2002, MTs Nurul Iman Sekincau tahun 2005, dan SMA Negeri 1 Sekincau Kabupaten Lampung Barat tahun 2008.

Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Tes SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa aktif di organisasi Resimen Mahasiswa (MENWA) dengan mendaftarkan diri pada tahun 2009 sebagai calon siswa dan mengikuti Pra Pendidikan Dasar (2009) dan pendidikan dasar (2010). Tahun 2012 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 1 Sekampung Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur.


(15)

SANWACANA

Puji dan syukur dihaturkan sebesarnya kehadirat Allah SWT yang telah melimpah-kan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Instru-men Assesment Berbasis Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan pada Materi Sifat Larutan” dapat diselesaikan dengan baik.

Sepenuhnya disadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, maka ada-nya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyele-saikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku plt. Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembimbing II atas kesediannya untuk memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi. 4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaannya untuk

memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses


(16)

6. Kepala sekolah Ibu Hj. Sri Chairattini E.A, S.Pd, Guru Mitra Ibu Yulva Roza, M.Pd., siswa-siswi, dan staf TU SMPN 19 Bandar Lampung atas kerja samanya. 7. Ummi, Abi, dan mbah. Terima kasih atas dukungan, nasihat, dan doa yang

selalu Ummi, Abi, dan mbah berikan.

8. Saudara-saudariku (dek Akbar, dek Ridho, nduk Fira) dan keluarga besarku atas dukungan dan doanya.

9. Kekasihku Yuca Aryanti Indrakustantri yang selalu memotivasi dan membantu terselesaikannya skripsi penulis dari awal hingga akhir.

10. Teman-teman di Pendidikan Kimia 2009 serta Kakak dan Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia atas dukungan, semangat yang diberikan. 11. Rekan-rekan KKN dan PPL di SMPN 1 Sekampung Kec. Sekampung Kab.

Lampung Timur serta semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu. 11. Keluarga Besar Resimen Mahasiswa Batalyon 201 Universitas Lampung yang

telah mendidik dan mendewasakanku dalam berpikir dan bertindak. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 29 Desember 2015 Penulis,


(17)

(18)

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bang-sa. Indonesia sebagai negara yang selalu berupaya memperbaiki kualitas pendi-dikan masyarakatnya, terus-menerus melakukan pembenahan dalam bidang pen-didikan. Meskipun demikian, pemerintah tetap belum mampu mengatasi perma-salahan pendidikan di Indonesia. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh dari Trends International Mathematis and Science Study (TIMMS) tahun 2011, bahwa kemampuan IPA siswa Indonesia masih sangat minim yaitu dengan jumlah nilai 386. Kemampuan IPA siswa Indonesia ini berada pada urutan 38 dari 42 negara, dan tertinggal jauh dari negara tetangga asia seperti Korea (peringkat ke-1) dengan nilai rata-rata 613, Singapura (peringkat ke-2) dengan nilai rata-rata 611, dan Taiwan (peringkat ke-3) dengan nilai rata-rata 609. Rata-rata skor siswa Indonesia di bawah skor rata-rata yaitu 500, dan hanya mencapai Low Internatio-nal Benchmark atau hanya menempati peringkat bawah di dunia internasioInternatio-nal (Zakaria, 2014).

Kemampuan IPA siswa Indonesia yang masih rendah tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu di antaranya karena dalam pembelajaran IPA, ke-banyakan siswa dituntut untuk lebih banyak mempelajari konsep-konsep dan


(20)

prin-2

sip-prinsip sains secara verbalistis. Cara pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hafalan tanpa makna (Widodo, 2013). Padahal pembelajaran IPA sangat dekat dengan pembelajaran bermakna yang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum terbaru yang dilakukan yaitu Kurikulum Ting-kat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Penerapan Kurikulum 2013 ini juga didasarkan pada banyaknya fakta yang menunjukkan bahwa pendi-dikan karakter atau moral di lingkungan sekitar kurang diimplementasikan. Pada-hal di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 2 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menjelaskan tujuan pendidikan Indonesia yaitu bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan pendidikan di Indonesia yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik tetapi juga keimanan, ketakwaan, dan akhlaknya.

Pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 terdapat dalam tiga dimensi yaitu dimen-si dimen-sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetendimen-si dimen-sikap yang dimaksud beru-pa sikap spiritual yang terurai dalam Kompetensi Inti-1 (KI-1), sikap sosial yang terurai dalam Kompetensi Inti-2 (KI-2), kompetensi pengetahuan yang terurai da-lam Kompetensi Inti-3 (KI-3) dan kompetensi keterampilan yang terurai dada-lam Kompetensi Inti-4 (KI-4).

Dalam kurikulum 2013 nilai-nilai ketuhanan terdapat pada Kompetensi Inti 1 (KI-1 ) tentang menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta pada


(21)

3

KD 1.1 yaitu mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang as-pek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianut-nya. Dalam pembelajaran IPA, terutama pada materi larutan kimia kelas VII diharapkan dapat menumbuhkan sikap bersyukur atas kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta. Dalam hal ini seperti bersyukur bisa merasakan rasa asam, manis, dan pahit pada buah-buahan atau bahan makanan dengan menggunakan indera perasa lidah.

Nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan terdapat dalam Kompetensi Inti 2 (KI- 2 ) tentang Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan kebe-radaannya. Serta pada KD 2.1 dengan menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingku-ngan. Dalam pembelajaran IPA, terutama pada materi larutan kimia kelas VII hal ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap-sikap seperti menjaga kebersihan, men-cintai dan melestarikan alam.

Dijelaskan dalam lampiran Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar pe-nilaian pendidikan, bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri atas 8 standar, salah satunya adalah Standar Penilaian Pendidikan yang disusun


(22)

4

sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian pen-didikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Kita ketahui bersama saat ini penilaian pendidikan di Indonesia masih berpusat hanya pada penilaian yang mengukur kompetensi pengetahuan saja, sedangkan penilaian yang mengukur kompetensi sikap siswa lebih cenderung terabaikan, se-hingga penilaian terhadap proses pendidikan karakter yang bermakna, dalam hal ini pencapaian kompetensi sikap spiritual tentang nilai ketuhanan dan sikap sosial tentang kecintaan terhadap lingkungan masih belum sepenuhnya dilakukan. Pada-hal dalam pembelajaran IPA ada tiga karakteristik yang harus tercapai yaitu pro-ses, produk, dan sikap. Untuk mencapai hasil pembelajaran IPA yang optimal perlu memperhatikan keseluruhan karakteristik tersebut dengan tidak mengabai-kan salah satu dari ketiga karakter tersebut.

Namun faktanya di lapangan rata-rata siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Fakta di atas pun diperkuat dari studi lapangan yang telah dilakukan di delapan SMP Negeri yang ada di Bandar Lampung. Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah di sekolah-sekolah tersebut telah diterapkan penilaian


(23)

5

terhadap Kompetensi Inti-1 (KI-1) dan Kompetensi Inti-2 (KI-2). KI-1 dalam hal ini yaitu sikap nilai ketuhanan dan KI-2 dalam hal ini yaitu sikap kecintaan terha-dap lingkungan. Pengumpulan informasi yang dilakukan adalah dengan melaku-kan penyebaran angket terhadap guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas VII dan juga peserta didik kelas VIII di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil angket terha-dap delapan guru dan 40 siswa dari delapan SMP Negeri di Bandar Lampung mengenai assesment yang diberikan guru mereka pada materi asam basa didapat fakta bahwa diperoleh bahwa 1) sebanyak 12,5% dari guru-guru tersebut belum melakukan penilaian terhadap kompetensi keterampilan; 2) sebanyak 50% dari guru-guru tersebut belum mengetahui tentang instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan, 3) 50% dari guru-guru terse-but belum membuat soal-soal yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan; 4) sebanyak 12,5% dari guru-guru tersebut kurang mengerti pembuatan kisi-kisi soal sehingga ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diukur kurang jelas; dan 5) sebanyak 87,5% dari guru-guru tersebut mengungkapkan bahwa perlu dilakukan pengembangan instrumen assessment yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

Terkait fakta di atas maka dibutuhkan suatu assesment yang dapat mengukur nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan. Maka dari itu, kemudian penulis melakukan penelitian yang berjudul:“Pengembangan Assesment Berbasis Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan Pada Materi Sifat Larutan.”


(24)

6

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah karakteristik assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

4. Apa saja kendala-kendala yang ditemui ketika menyusun pengembangan assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengembangkan assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap

lingkungan pada materi sifat larutan

2. Mendeskripsikan karakteristik assesment berbasis nilai ketuhanan dan kecin-taan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

3. Mendeskripsikan pandangan siswa mengenai assesment berbasis nilai ketu-hanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

4. Mendeskripsikan pandangan guru mengenai assesment berbasis nilai ketuha-nan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

5. Mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan assesment berba-sis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.


(25)

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah : 1. Guru

Sebagai sumber referensi mengenai assesment berbasis nilai ketuhanan dan ke-cintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan

2. Manfaat bagi peneliti

a. Mengetahui bagaimana cara mengembangkan assesment berbasis nilai ketu-hanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.

b. Mengetahui masalah yang menjadi kendala dalam pembuatan assesment yang berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada ma-teri sifat larutan.

3. Manfaat bagi sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran sains kimia/ IPA terpadu di sekolah.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan assesment pembelajaran sains kimia/ IPA terpadu di SMP maupun tingkat sa-tuan pendidikan lainnya.


(26)

8

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Pengembangan adalah proses meneliti keadaan di lapangan terkait pendidikan untuk merancang suatu produk yang nantinya akan divalidasi oleh dosen ahli serta meminta tanggapan guru dan siswa, agar menghasilkan produk yang da-pat digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Instrumen assessment yang akan dikembangkan mencakup Kompetensi Inti-1 (KI-1) yaitu tentang sikap spiritual, dalam hal ini bermuatan nilai ketuhanan dan Kompetensi Inti-2 (KI-2) tentang sikap sosial, dalam hal ini kecintaan ter-hadap lingkungan.

3. Instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap ling-kungan adalah suatu instrumen assessment yang dirancang guna mengukur kompetensi sikap kognisi siswa dalam hal karakter yang selalu bersyukur, mendekatkan diri dengan Tuhan dan peduli serta menjaga kelestarian lingku-ngan

4. Instrumen assessment yang dikembangkan adalah instrumen assessment dengan kategori tes tertulis dalam bentuk soal pilihan jamak dan uraian untuk mengu-kur indikator pencapaian pada sikap kognisi siswa.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Instrumen Penilaian

Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi (Ari-kunto, 2002), sementara itu Menurut Sudijono (2006), penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, se-hat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya ada-lah kualitatif. Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka instrumen penilaian dapat disebut pula sebagai alat penilaian atau alat evaluasi.

Menurut Firman (2000) instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes. Tes ialah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dija-wab siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan pe-nalarannya. Menurut Arikunto (2002), tes adalah serentetan pertanyaan atau lati-han serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan in-telejensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Non tes meliputi angket atau kuesioner, skala sikap, pedoman wawancara dan pe-doman observasi. Menurut Arikunto (2002), angket atau kuesioner adalah sejum-lah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respon-den dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dilihat


(28)

da-10

ri bentuknya kuesioner dikelompokan menjadi kuesioner pilihan ganda (sudah di-sediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih), kuesioner isian (memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri), check list (sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai), rating scale (disebut juga skala bertingkat yaitu sebuah per-nyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan misalnya misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju).

Observasi atau pengamatan dapat dilakukan melalui pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi non-sistematis, dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan dan observasi sistematis, dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2002).

Jadi instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian atau evaluasi, instrumen penilaian dapat berupa tes atau non tes dan observasinya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu observasi sistematis dan non-sistematis.

B. Pengertian dan Ciri-ciri Assesmens

Assesmens merupakan proses penentuan informasi yang dilakukan serta penggu-naan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan (Fir-man, 2000). Dalam pengertian assesmens terdapat tiga istilah pokok yang harus dipahami dan saling berkaitan yaitu keputusan, pertimbangan dan hasil akhir assesment berupa penafsiran terhadap informasi yang diperoleh, informasi meru-pakan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pertimbangan. Istilah


(29)

asses-11

ment diartikan oleh Stinggins dalam Samosir (2013) sebagai assesment proses, ke-majuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa assesment merupakan istilah yang tepat untuk assesment proses belajar siswa.

Menurut Subali (2010) :

Assesment merupakan suatu proses yang sistematis yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang bersangku-tan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya untuk mengetahui keberhasilan se-luruh subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperoleh informasi yang berupa data kuantitatif dilakukan melalui pengukuran. Untuk memperoleh data kuantitatif dalam dilakukan melalui tes dan non tes. Tes merupakan metode pengukuran yang menggunakan alat ukur berbentuk satu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku, dan jawabannya dapat dikategorikan benar dan salah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dinyatakan bahwa ulangan adalah proses yang dila-kukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kom-petensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Komkom-petensi Dasar (KD) atau le-bih. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik un-tuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk me-ngukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan


(30)

12

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester ter-sebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di-akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada se-mester tersebut. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mempero-leh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulu-san dari satuan pendidikan.

Ciri-ciri assesment menurut Sudjana (2005) adalah:

Adanya obyek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan berdasarkan kriteria. Perbandingan tersebut dapat bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggam-barkan posisi obyek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang berlaku. Sedang-kan perbandingan bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggam-barkan posisi suatu obyek yang dinilai dengan obyek lainnya dengan bersum-ber pada kriteria yang sama.

Dari beberapa pengertian menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa assesment ada-lah metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar, dan dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah), mau-pun saat pembelajaran sedang berlangsung yang dapat berupa tes atau nontes.

Assesment berupa nontes misalnya penggunaan metode observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dsb. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan ke-putusan dan bertujuan meningkatkan belajar (pembelajaran) dan perkembangan siswa.


(31)

13

C. Jenis dan Teknik Assesment

Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 Pasal 63 Ayat (1) bahwa assesment pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : (1) Assesment hasil be-lajar oleh pendidik, (2) Assesment hasil bebe-lajar oleh satuan pendidikan, (3) Asses-ment hasil belajar oleh Pemerintah.

Menurut Stiggins dalam Samosir (2013) jenis assesment dibagi menjadi empat, yaitu: seleksi respon terpilih (selected response assessment), uraian atau esai (ess-ay assessment), kinerja (performanceassessment), serta wawancara/komunikasi personal (communication personal). Jenis target pencapaian hasil belajar meli-puti tentang pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan (skills), hasil karya (product), dan afektif (affective).

Gabel dalam Syaifuddin (2014) mengkategorikan assesment ke dalam dua kelom-pok besar yaitu assesment tradisional dan assesment alternatif. Assesment yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam assesment al-ternatif (non-tes) adalah essay/uraian, assesment praktek, assesment proyek, kui-sioner, inventori, daftar cek, assesment oleh teman sebaya/sejawat, assesment diri (self assessment), fortofolio, observasi, diskusi, dan wawancara (interview).

Rustaman (2007) mengemukakan bahwa assesment terhadap hasil pembelajaran: (1) sasaran yang terarah terutama terhadap: pemikiran, pemahaman atas materi IPA dan penerapannya; kebiasaan berpikir yang produktif (berpikir kritis, bepikir kreatif, dan mengatur diri sendiri), (2) kemampuan berpikir tinggi (higher order


(32)

14

thinking skills, HOTS). Berpikir tingkat tinggi ini juga termasuk kedalam ranah taksonomi bloom, dalam taksonomi ini kemampuan menganalisis, penilaian, dan sintesis (membuat pengetahuan baru), (3) karakteristik IPA meliputi: (a) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang di-lakukan terdahulu oleh penemunya, (b) IPA merupakan suatu kumpulan penge-tahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, (c) IPA merupakan pengetahuan teoritis, yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khusus, yaitu dengan melakukan obser-vasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan demikian se-terusnya kait-mengait antara cara yang satu dengan cara yang lain IPA merupa-kan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan, (d) IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

Berikut ini adalah pengelompokan utama sasaran pencapaian assesment menurut Stiggins dalam Samosir (2013): (1) penguasaan siswa atas pengetahuan materi subjek inti, yaitu : (a) kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuannya un-tuk berpikir dan menyelesaikan masalah, (b) kemampuan unun-tuk menunjukkan ke-terampilan yang terkait dengan dengan pencapaian tertentu, misalnya melakukan tindakan psikomotor, (c) kemampuan untuk membuat produk yang terkait dengan jenis pencapaian tertentu, seperti sikap, minat, dan motivasi, (2) assesment yang terarah pada proses pembelajaran IPA, yaitu: (a) assesment kinerja dan/atau asses-ment otentik, (b) proses IPA diturunkan dari data, (c) kooperatif dan kolaboratif,


(33)

15

(d) hands-on dan minds-on, (e) keterampilan praktik dan komunikasi, (f) sikap il-miah dan nilai yang terkandung dalam IPA.

Teknik assesment pendidikan ada bermacam-macam. Ada yang tergolong tes apabila menyangkut benar salah dan nontes bila tidak menyangkut benar salah. Grounlund dalam Syaifuddin (2014) mengklasifikasikan teknik assesment tes menjadi beberapa kategori, yakni tes bentuk pilihan, tes bentuk mengkonstruksi jawaban, dan assesment yang diperluas. Tes bentuk pilihan dapat berupa pilihan ganda, salah-benar, menjodohkan/memasangkan, tes bentuk mengkonstruksi ja-waban dapat berupa tes isian, uraian terstruktur, dan uraian terbuka, assesment yang diperluas dapat berupa proyek atau portofolio.

Dalam Buku panduan assesment yang diterbitkan BSNP tahun 2007, teknik asses-ment adalah sebagai berikut :

1. Tes tertulis merupakan suatu teknik assesment yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi pilihan ganda,benar-salah dan menjodohkan, sedangkan tes yang ja-wabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.

2. Observasi atau pengamatan adalah teknik assesment yang dilakukan dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggu-nakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan diamati.

3. Tes Praktik atau tes kinerja adalah teknik assesment yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja. Tes tulis


(34)

kete-16

rampilan digunakan untuk mengukur keterampilan peserta didik yang dieks-presikan dalam kertas, misalnya peserta didik diminta untuk membuat desain atau sketsa gambar. Dalam IPA, kemampuan merancang eksperimen termasuk bagaimana merancang rangkaian peralatan yang digunakan termasuk contoh tes tulis keterampilan. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan untuk mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan tanpa menggunakan peralatan/benda yang se-sungguhnya. Tes praktik kerja dipakai untuk mengukur kemahiran mendemon-strasikan pekerjaan yang sesungguhnya.

4. Penugasan merupkan suatu teknik assesment yang menuntut peserta didik me-lakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya menye-lesaikan soal-soal dan melakukan latihan. Proyek adalah suatu tugas yang me-libatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis mau-pun lisan dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan. 5. Tes Lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta

didik dengan seorang atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberi-kan secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerludiberi-kan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.

6. Assesment Portofolio merupakan assesment yang dilakukan dengan cara me-nilai portofolio peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta


(35)

17

didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, per-kembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu ter-tentu.

7. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.

8. Assesment diri merupakan teknik assesment dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.

9. Assesment antar teman merupakan teknik assesment dengan cara meminta pe-serta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal. Untuk itu perlu ada pedomanan assesment antarteman yang me-muat indikator prilaku yang dinilai.

Dalam memilih teknik assesment, pendidik harus mempertimbangkan (1) karakte-ristik kelompok mata pelajaran, (2) rumusan kompetensi mata pelajaran yang di-kembangkan dalam silabus, dan (3) rumusan indikator pencapaian setiap KD.

Menurut Subali (2010) ada beberapa hal penting terkait teknik pembuatan instru-men assesinstru-ment yaitu:

(a) butir-butir soalnya tidak bermakna ganda (ambiguity), (b) bahasanya be-nar dan disesuaikan dengan kondisi peserta ujian, (c) petunjuk pengerjaanya jelas termasuk cara koreksinya juga harus dikemukakan, (d) antar butir tidak tumpang tindih atau bergantung satu dengan yang lain, (e) diurutkan dari yang mudah ke yang sukar, (f) waktu untuk mengerjakan memadai, (g) tiap butir soal mengukur kemampuan yang diinginkan dan sudah sesuai dengan spesifikasi kemampuan yang akan diukur, dan (h) sudah disiapkan bagaima-na teknik interpretasi hasil yang diperoleh bagaima-nantinya, yakni menggubagaima-nakan in-terpretasi acuan norma atau inin-terpretasi acuan patokan.


(36)

18

D. Prinsip Assesment

Untuk dapat melakukan assesment secara efektif diperlukan latihan dan pengua-saan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan sebagai suatu sistem. Oleh karena itu, harus diketahui prinsip assesment sebagai dasar dalam pelaksanaan assesment.

Purwanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip assesment adalah sebagai berikut: assesment hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; harus dibedakan antara penskoran (score) dan assesment (grading); dalam proses pem-berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pempem-berian yang non-referenced dan yang criterion referenced; kegiatan pemberian nilai hen-daknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; assesment harus bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan ang-ka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama ha-rus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem assesment yang dipergunakan hen-daknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.

Pada permendiknas No 20 tahun 2007 tentang standar assesment dijelaskan bahwa assesment adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentu-kan pencapaian hasil belajar siswa. Assesment tidak sekedar pengumpulan data siswa, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar siswa, dan pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar assesment pendidikan di bagian C.5 dinyatakan bahwa instrumen assesment hasil belajar yang digunakan pendidik harus memenuhi persyaratan: (a) substansi, yaitu


(37)

19

merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yaitu memenuhi per-syaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

Salah satu prinsip dalam assesment di kelas adalah meyeluruh, penilaian perlu di-lakukan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah dipelajari peserta didik me-lalui kegiatan pembelajaran (Arifin, 2009). Prinsip assesment menurut Tim Penulis (2007) untuk pendidikan dasar dan menengah mengacu kepada standar assesment pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Prinsip tersebut mencakup:

1. Sahih,yakni assesment didasarkan pada data yang mencerminkan kemam-puan yang diukur. .

2. Obyektif, yakni assesment didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.

3. Adil, yakni assesment tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender

4. Terpadu, yakni assesment oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan pembelajaran

5. Terbuka,yakni prosedur assesment, kriteria assesment, dan dasar pengambi-lan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni assesment mencakup semua as-pek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik assesment yang se-suai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik

7. Sistematis, yakni assesment dilakukan secara berencana dan bertahap de-ngan mengikuti langkah-langkah baku.

8. Beracuan kriteria, yakni assesment didasarkan pada ukuran pencapaian kom-petensi yang ditetapkan

9. Akuntabel, yakni assesment dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,prosedur, maupun hasilnya


(38)

20

E. Tujuan Assesment

Sudjana (2005) menyebutkan bahwa tujuan dari assesment adalah:

1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata

pelajaran yang ditempuhnya.

2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3. Menentukan tindak lanjut hasil assesment, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanannya.

4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke-pada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan je-nis assesment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam mempe-roleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.

Senada dengan pernyataan Sudjana, Iryanti dalam Samosir (2013) mengemukakan bahwa assesment yang dilakukan terhadap siswa mempunyai tujuan antara lain:

1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa.

2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa. 3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

4. Mengetahui hasil pembelajaran. 5. Mengetahui pencapaian kurikulum. 6. Mendorong siswa untuk belajar.

7. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.

F. Fungsi Assesment

Evaluasi proses dan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksana-kan tahap demi tahap berdasardilaksana-kan keseluruhan hasil assesment yang dilakudilaksana-kan. Subali (2010) manfaat hasil evaluasi bagi subjek belajar adalah untuk bimbingan belajar, bimbingan pribadi, dan kebutuhan subjek belajar yang berkaitan dengan studinya. Jadi, meliputi aspek bimbingan dan aspek pembelajaran. Dengan demi-kian evaluasi proses dan hasil belajar akan berfungsi untuk memberi:


(39)

21

1. arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran, baik guru maupun subjek belajar;

2. gambaran tentang diri subjek belajar mengenai perkembangan baik kemampuan maupun personalitasnya, sehingga mereka mampu mengenali diri/mawas diri serta seberapa jauh produktivitasnya, sehingga mampu menentukan langkah/ keputusan lebih lanjut guna peningkatan prestasi;

3. dorongan/motivasi subjek belajar agar mampu berusaha untuk meraih prestasi yang lebih baik; dan

4. masukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program guna memperbaiki proses pembelajaran yang akan diselenggarakan saat berikutnya.

Fungsi assesment dalam pendidikan diklasifikasikan ke dalam tiga golongan yaitu fungsi pengajaran, fungsi administratif dan fungsi bimbingan. Fungsi pengajaran meliputi peranan assesment dalam meningkatkan mutu proses pengajaran, pe-ngumpulan informasi tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan instruksional, memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang dilak-sanakan, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.

Fungsi administratif meliputi peranan assesment dalam pengambilan keputusan yang bersifat administratif seperti penentuan kualifikasi sekolah, pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas atau kelompok belajar, seleksi siswa baru, laporan prestasi belajar siswa pada orang tua dan penentuan kenaikan kelas serta kelulu-san. Fungsi bimbingan meliputi peranan peranan assesment dalam memberikan bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan bakatnya secara maksimal.


(40)

22

Stiggins dalam Syaifuddin (2014) menyatakan bahwa assesment merupakan sa-rana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa. Oleh kare-na itu, assesment sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al. dalam Samosir (2013) menyatakan bahwa dalam mengungkap penguasaan konsep siswa, assesment tidak hanya mengungkap konsep yang telah dicapai, akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh. Dalam hal ini penilaian tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya.

G. Langkah-langkah Assesment

Menurut Subali (2010) agar dapat diperoleh alat assesment atau alat ukur yang baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang meliputi perencanaan assesment yang memuat maksud dan tujuan assesment ya-itu:

1. penyusunan kisi-kisi;

2. penyusunan instrumen/alat ukur;

3. penelahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara kualita-tif,yakni sebelum digunakan;

4. uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara empi-ris;

5. pelaksanaan pengukuran;

6. assesment yang merupakan interpretasi hasil pengukuran; 7. pemanfaatan hasil assesment.

Tahapan assesment menurut Buchari dalam Syaifuddin (2014) terdiri dari lima langkah pokok yaitu perencanaan, pengumpulan data, verifikasi data, analisis data dan penafsiran data. Sementara menurut Firman (2000) tahapan pokok dalam


(41)

pro-23

ses assesment meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan infor-masi dan tahap pertimbangan.

Langkah-langkah dalam penilaian tersebut digambarkan pada bagan di bawah ini:

Gambar 1. Langkah-langkah proses penilaian

H. Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan

1. nilai ketuhanan

Berdasarkan Kurikulum 2013, terdapat empat rumusan kompetensi, dengan kom-petensi yang pertama yaitu Komkom-petensi Inti-1 (KI-1) untuk komkom-petensi inti sikap spiritual, Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial, Kompeten-si Inti-3 (KI-3) untuk kompetenKompeten-si inti pengetahuan, KompetenKompeten-si Inti-4 (KI-4)

un-Mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat

Menentukan informasi yang diperlukan

Memilih informasi yang telah tersedia

Menentukan kapan dan bagai-mana informasi dikumpulkan

Menyusun atau me-milih alat pengum-pul informasi

Tahap persiapan

Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan

Menganalisis informasi Tahap

pengumpulan informasi Melakukan pertimbangan

Membuat keputusan

Tahap pertimbangan


(42)

24

tuk kompetensi inti pengetahuan. Kompetensi Inti-1 kemudian dijabarkan menja-di Kompetensi Dasar 1.1.

Tabel 1. KI-1 dan KD 1.1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut-nya

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan ki-miawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

(Tim Penyusun, 2013). Kimia sebagai salah satu cabang IPA dalam proses pembelajarannya tidak hanya untuk menguasai pengetahuan kimia sebagai produk kimia, tetapi juga untuk menguasai sikap ilmiah, proses ilmiah, dan penerapan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Nilai atau karakter tersusun dari sejumlah sikap, adanya dimensi si-kap ilmiah dan proses ilmiah dalam proses pembelajaran sains (termasuk kimia), memungkinkan dilakukannya pemaduan pendidikan nilai/karakter dalam proses pembelajaran sains. Pemahaman sains berarti penguasaan terhadap produk sains, proses sains, dan aplikasi sains (Semiawan, dkk. dalam Salirawati, 2010). Seperti yang diungkapkan pula oleh Nurchaili dalam Zubaedi (2011), bahwa pendidikan atau pengajaran sains yang holistis adalah pengajaran sains yang bukan hanya materinya saja, akan tetapi juga pengajaran sistem nilai-nilai dan moralnya.

Menurut Suroso (2007), terdapat lima nilai dasar atau nilai intrisik di dalam ilmu pengetahuan alam, yaitu: 1) nilai religi, 2) nilai praktis, 3) nilai intelektual, 4) so-sial politik, dan 5) nilai instrisik tersebut mencerminkan integrasi aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor, untuk mencapai pembelajaran/pendidikan sains yang bermakna.


(43)

25

FMIPA UNY (2007) dalam Salirawati (2010) telah membuat buku klasifikasi

ni-lai/karakter dalam bentuk “Rambu-Rambu Pengembangan Penilaian Afektif”.

Dalam buku tersebut nilai/karakter diurai menjadi tiga jenis nilai, 15 jenis etika dan moral, 35 jenis indikator dan 151 jenis deskriptor. Adapun jenis nilai, jenis etika dan moral tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Aspek penilaian afektif

JENIS NILAI JENIS ETIKA DAN MORAL

A. Berhubungan dengan Ketuhanan

1. Mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa

2. Menerapkan nilai agama dan kepercayaan-nya dalam berinteraksi dengan orang lain 3. Menerapkan nilai agama dan kepercayaannya

dalam berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya

B. Berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

1. Memiliki kebanggaan sebagai warga NKRI 2. Memiliki kebanggaan sebagai warga

Yogya-karta

3. Memiliki kebanggaan sebagai warga kampus C. Memiliki sikap ilmiah 1. Disiplin

2. Objektif

3. Tidak mudah percaya pada informasi baru 4. Mandiri

5. Teliti

6. Bertanggung jawab 7. Percaya diri

8. Futuristik

9. Berperan aktif dalam kehidupan ilmiah

Jumlah 15

UU Sisdiknas Nomor 20/2003 Pasal 3 menjelaskan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,


(44)

26

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungja-wab.

2. kecintaan terhadap lingkungan

Berdasarkan Kurikulum 2013, kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti si-kap sosial. Kompetensi Inti-2 kemudian dijabarkan menjadi Kompetensi Dasar 2.1-2.4.

Tabel 3. KI-2 dan KD 2.1-2.4

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tang-gungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, perca-ya diri, dalam berinteraksi se-cara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jang-kauan pergaulan dan keberada-annya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cer-mat; tekun; hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari. 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok

dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.

2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan ber-tanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari.

2.4 Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari.

(Tim Penyusun, 2013). Banyaknya nilai penting kehidupan yang dapat dipelajari dari sains, memberi kon-sekuensi kepada para pendidik untuk dapat mengembangkan sains sebagai salah satu media dalam membentuk pribadi siswa. Dalam hal ini, siswa dapat diajak menelaah serta mempelajari nilai-nilai dalam sains yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat (Sumaji et al dalam Zubaedi, 2011).

Tim Penyusun (2010) secara lebih rinci menguraikan bahwa aspek-aspek pendi-dikan karakter dibagi menjadi 5 jenis karakter terutama dan 20 karakter pokok, se-perti terdapat pada Tabel 4 (Jenis karakter tersebut, perlu dijabarkan menjadi


(45)

ka-27

rakter dalam bentuk lebih operasional, yaitu jenis-jenis etika dan moral dalam ke-hidupan serta deskriptornya.

Tabel 4. Karakter utama dan karakter pokok

KARAKTER UTAMA KARAKTER POKOK

A. Karakter dalam hubungan-nya dengan Tuhan

Religius B. Karakter dalam

hubungan-nya dengan sesama

Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghar-gai karya dan prestasi orang lain, santun, dan de-mokratis

C. Karakter dalam hubungan-nya dengan lingkungan

Peduli sosial dan lingkungan D. Karakter dalam

hubungan-nya dengan rasa kebangsaan

Nasionalis dan menghargai keberagaman E. Karakter dalam

hubungan-nya dengan diri sendiri

Jujur, bertanggungjawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira-usaha, berpikir, logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu

Pendidikan nilai juga diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai perila-ku atau karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran/ ke-mauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menja-di manusia insan kamil. Deskriptor nilai/karakter berupa sikap dan/atau perilaku peserta didik. Deskriptor inilah yang dapat dipadukan dalam silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam silabus dan RPP, deskriptor dalam ma-teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, dan instrumen hasil pembelajaran. Nilai/karakter dalam bentuk yang lebih operasio-nal, yaitu sikap dan perilaku, ditanamkan pada peserta didik terutama melalui di-mensi kerja ilmiah dan sikap ilmiah. Pelaksanaan hal tersebut dilakukan pada ke-tiga tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan proses, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil proses pembelajaran (Salirawati, 2010).


(46)

28

Kemudian, Sudrajat (2008) juga menyatakan bahwa:

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingku-ngan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : (1) ling-kungan sosial dan (2) lingling-kungan fisik (alam). Lingling-kungan sosial dapat di-gunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memelihara dan melestarikan alam.

Pada tingkat SD/SMP, karakter utama disarikan dari butir-butir SKL pada poin keenam tentang kepedulian yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mence-gah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan yang terjadi pada di sekitar dirinya (manusia, alam, dan tatanan) (Salirawati, 2010).

I. Analisis Konsep Sifat Larutan

Herron et al. dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi ten-tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disama-kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisidisama-kan kon-sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun defi-nisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep.

Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat men-definisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati (2011) mengemu-kakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan un-tuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapai-an konsep. Prosedur ini telah digunakpencapai-an secara luas oleh Markle dpencapai-an Tiempencapai-an serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu


(47)

29

menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.


(48)

Label

Konsep Definisi Konsep

Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Larutan Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari satu fasa dan tidak dapat dibedakan antara zat terlarut dengan zat pelarut

Konsep Konkret Larutan, campuran homogen, zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan Sifat larutan

Campuran Koloid, suspensi

Asam, basa, netral

Larutan gula, larutan garam

Campuran air dan pasir, campuran air dan minyak

Asam Suatu larutan yang memiliki rasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Konsep Konkret Rasa pahit, lakmus merah

- Senyawa Basa, netral - Air jeruk, cuka

dapur

(CH3COOH)

Air sabun, air kapur sirih (Ca((OH)2), aquades Basa Suatu larutan yang

memiliki rasa pahit/getir dan dapat membirukan kertas lakmus merah Konsep Konkret rasa pahit, lakmus merah

- Senyawa Asam,

netral

- Air sabun, air kapur (Ca(OH)2)

Air jeruk, cuka dapur

(CH3COOH), aquades


(49)

Netral Suatu larutan yang tidak bersifat asam/basa dan tidak dapat mengubah warna kertas lakmus

Konsep Konkret

Tidak mengubah warna

- Senyawa Asam, basa - Aquades, air

garam (NaCl)

Air jeruk, air sabun, cuka dapur (CH3COOH), air kapur sirih (Ca(OH)2)


(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

pe-ngembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini

mengguna-kan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam

Sukma-dinata (2009) dengan langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan

ada-lah: 1) penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting),

2) perencanaan (planning), 3) pengembangan draft awal (develop preliminary

from product), 4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), 5) revisi hasil

uji coba (main product revision), 6) uji coba lapangan (main field testing), 7)

pe-nyempurnaan produk hasil uji lapangan (operating product revision), 8) uji

pe-laksanaan lapangan (operasional field testing), 9) penyempurnaan dan produk

akhir (final product revision), 10) desiminasi dan implementasi (dessimination

and implementation).

Menurut Sugiyono dalam Sholeha (2014), metode penelitian dan pengembangan

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian

pengem-bangan terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2)


(51)

33

coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk, 8) uji coba

pemakaian dilakukan untuk melihat efektifitas produk jika digunakan dalam ruang

lingkup yang lebih luas lagi, 9) revisi produk dilakukan apabila pemakaian pada

skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10) pembuatan produk massal.

Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)

Namun, dalam penelitian ini dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain

produk yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan meminta tanggapan dari

guru dan siswa. Setelah itu, melakukan revisi desain produk. Hal ini dikarenakan

keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk tahap selanjutnya.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah instrumen assessment berbasis nilai ketuhanan

dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan. Lokasi pada

peneli-tian ini adalah SMP Negeri 19 Bandar lampung.

C. Sumber Data

Validasi desain

Revisi desain Uji coba produk

Revisi produk Uji coba

pemakaian

Revisi produk Produksi Massal

Potensi dan masalah


(52)

34

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Pada tahap studi

penda-huluan sumber data berupa hasil pengisian angket dari delapan guru IPA kelas

VIII dan 50 siswa kelas VII dari delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandar

Lampung yang meliputi SMP Negeri 1, 4, 5, 8, 9, 10, 19, dan 21 yang telah

mempelajari materi sifat larutan. Sedangkan pada tahap penelitian sumber data

berupa hasil pengisian angket terhadap kesesuaian instrumen assesment dengan

KI-KD-Indikator, konstruksi dan penggunaan bahasa pada instrumen assessment

dari seorang guru IPA kelas VII dan hasil pengisisan angket terhadap penggunaan

bahasa pada instrumen assesment dari 20 siswa kelas VIII di SMP Negeri 19

Bandar Lampung.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto dalam Samosir (2013), instrumen adalah alat yang berfungsi

untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupa-kan alat yang digunamerupa-kan oleh pengumpul data untuk melaksanamerupa-kan tugasnya

mengumpulkan data.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk studi

penda-huluan, instrumen validitas, angket kesesuaian isi, konstruksi dan penggunaan

bahasa instrumen assessment bagi guru, dan angket penggunaan bahasa instrumen

assessment bagi siswa. Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen pada studi pendahuluan


(53)

35

Instrumen ini berupa angket untuk guru yang disusun untuk mengetahui instrumen

assessment seperti apa yang sudah diterapkan pada siswa dan berfungsi untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan instrumen

assessment SMP di Bandarlampung, sehingga dapat menjadi referensi dalam

pengembangan instrumen assessment.

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa

Instrumen ini berupa angket untuk siswa yang disusun untuk mengetahui

instru-men assessment seperti apa yang sudah diterapkan menurut siswa

2. Instrumen pada validasi ahli

a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi

Instrumen ini berupa angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi

instru-men assessment dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD),

kesesu-aian indikator, dan materi. Hasil pengisian angket validasi kesesukesesu-aian isi ini akan

berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan dan revisi instrumen assessment

yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom tanggapan/saran.

b. Instrumen validasi aspek konstruksi

Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah konstruksi

ins-trumen assessment yang dikembangkan telah memuat penilaian yang berdasarkan

KI-1(sikap spiritual) dan KI-2 (sikap sosial). Hasil pengisian angket validasi

kon-struksi instrumen assessment ini berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan

dan revisi instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi


(54)

36

c. Instrumen validasi aspek penggunaan bahasa

Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah bahasa yang

digunakan dalam instrumen assessment yang dikembangkan tersebut sudah sesuai

ketentuan, dapat dimengerti dan komunikatif. Hasil pengisian angket validasi

penggunaan bahasa assesment ini berfungsi sebagai referensi dalam

pengemba-ngan dan revisi instrumen assessment yamg dikembangkan. Instrumen ini

dileng-kapi dengan kolom tanggapan/saran.

3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk

a. Instrumen tanggapan guru

Instrumen ini berupa angket yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk

mengeta-hui tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan

ba-hasa pada instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi

dengan kolom tanggapan/saran

b. Instrumen tanggapan siswa

Instrumen ini berupa angket yang terdapat pernyataan-pernyataan untuk

mengeta-hui penggunaan bahasa pada instrumen assessment yang dikembangkan.

Instru-men ini dilengkapi dengan kolom saran.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar metode penelitian dan pengembangan ini terdiri dari tiga

lang-kah yaitu: 1) studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan survei lapangan untuk

mengamati instrumen assessment yang digunakan di sekolah, 2) melakukan


(55)

divali-37

dasi oleh dosen ahli; dan 3) meminta tanggapan guru dan siswa untuk mengetahui

kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan bahasa pada desain produk, lalu

mela-kukan revisi desain produk. Berikut adalah langkah-langkah penelitian yang

digu-nakan dalam penelitian ini :

……… Analisis Kebutuhan

Pengembangan produk

Revisi instrumen assessment yang

Dikembangkan

Studi Lapangan Studi Kepustakaan/Literatur

- Analisis SKL-KI-KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Literatur instrumen assessment

- Kriteria instrumen assessment

yang baik

Angket Tanggapan Guru dan Siswa Penyusunan Rancangan Instrumen

Assessment Bermuatan Nilai Ketuhanan

dan Kecintaan Terhadap Lingkungan

Validasi Ahli Validasi Instrumen

Revisi Instrumen

Assessment Hasil Revisi Instrumen

Rancangan Instrumen Assessment

Bermuatan Nilai Ketuhanan dan Kecintaan Terhadap Lingkungan

Tanggapan Guru Tanggapan Siswa

- Hasil pengisian angket guru dan siswa di delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandarlampung

mengenai instrumen

assessment yang digunakan dalam proses pembelajaran. - Analisis instrumen

assessment yang diguna-kan oleh guru dan siswa.

Penyusunan Instrumen Tanggapan Guru dan

Siswa Pengembangan Desain Produk


(56)

38

Gambar 3. Alur penelitian pengembangan asesmen

1. Studi pendahuluan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Menurut

Sukmadi-nata (2009), Studi pendahuluan adalah tahap awal atau persiapan untuk

pengem-bangan tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang kondisi

yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang

dikem-bangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi kepustakaan

Studi ini digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan

teo-ritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini,

peneliti mengkaji kurikulum dan hasil penelitian sebelumnya yang telah terlebih

dahulu dipublikasikan. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan instrumen

assessment yang bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan mewawancarai guru IPA Terpadu kelas VII dan

siswa kelas VII yang tersebar pada sepuluh SMP Negeri di Bandar Lampung

ter-kait dengan assesment dan pembelajaran dengan menggunakan nilai ketuhanan

dan kecintaan terhadap lingkungan. Instrumen yang digunakan adalah pedoman

wawancara. Wawancara pada studi lapangan dilakukan di 8 SMP Negeri di

Ban-dar Lampung pada tanggal 15 Juli sampai 22 Agustus 2013. Studi lapangan

dila-kukan dengan mewawancarai satu atau dua orang perwakilan guru mata pelajaran

IPA Terpadu dan enam perwakilan siswa pada masing-masing sekolah tersebut.


(57)

penyusu-39

nan pedoman wawancara analisis kebutuhan pengembangan assesment berbasis

nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan untuk

guru dan siswa agar wawancara lebih terarah. Analisis terhadap assesment

dila-kukan untuk mengetahui kesesuaian assesment pada materi sifat larutan yang

su-dah ada pada guru. Setelah itu, mengidentifikasi assesment terkait materi

asam-basa yang digunakan di SMP Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi

kepus-takaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di

asses-ment tersebut.

2. Perencanaan dan pengembangan desain produk

a. Penyusunan desain produk

Tahap-tahap penyusunan instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan

ke-cintaan terhadap lingkungan adalah pembuatan desain produk yang dilaksanakan

setelah studi pendahuluan. Pengembangan instrumen assessment didasarkan pada

beberapa aspek, seperti kriteria instrumen assessment yang baik, penyesuaian

in-strumen assessment dengan materi pembelajaran, dan muatan nilai ketuhanan dan

kecintaan terhadap lingkungan.

Setelah selesai dilakukan penyusunan desain produk, dilakukan validasi desain

produk oleh dosen ahli yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi, konstruk-

si, dan penggunaan bahasa dari desain produk yang dikembangkan.

Menurut Sugiyono (2008), validasi desain merupakan proses kegiatan untuk


(58)

demi-40

kian karena validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional,

belum fakta lapangan.

b. Penyusunan instrumen penelitian

Selain menyusun desain produk, disusun juga instrumen penelitian yang

diguna-kan untuk menilai desain produk yang dikembangdiguna-kan. Instrumen penelitian

meli-puti angket pada studi pendahuluan, angket validasi oleh dosen ahli, angket

tang-gapan guru dan angket tangtang-gapan siswa. Instrumen penelitian yang telah disusun

kemudian divalidasi oleh pembimbing. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian

instrumen penelitian dengan rumusan masalah penelitian.

3. Pelaksanaan penelitian

Setelah dihasilkan desain produk yang sudah divalidasi oleh dosen ahli maka

selanjutnya meminta tanggapan guru IPA kelas VII untuk mengetahui kesesuaian

isi, konstruksi, dan penggunaan bahasa pada desain produk yang dikembangkan,

serta tanggapan siswa SMP kelas VII untuk mengetahui penggunaan bahasa pada

desain produk tersebut.

4. Revisi Desain Produk

Berdasarkan beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang

dilaku-kan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan desain produk. Revisi

dilakukan berdasarkan pertimbangan dari tanggapan guru dan siswa saat


(59)

41

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengkajian assesment

(dokumentasi soal) dan pengisian angket (kuisioner). Menurut Sugiyono (2008),

kuisoner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Pada penelitian pengembangan ini, pengisian angket dilakukan pada studi

lapa-ngan dan pada uji coba terbatas. Pada studi lapalapa-ngan, wawancara dilakukan

terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa di delapan SMP Negeri di Bandar

Lampung. Pengisian angket dilakukan dengan memberikan angket kepada guru

dan siswa. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pengisian angket dilakukan untuk

mendapatkan masukan dalam pengembangan assesment. Sedangkan pada uji

coba terbatas, pengisian angket dilakukan kepada guru dan siswa untuk

menge-tahui tanggapan guru dan siswa terhadap assesment yang telah dikembangkan.

Pengkajian assesment (dokumentasi soal) dilakukan dengan mengamati assesment

yang digunakan guru dalam pembelajaran materi asam basa untuk mengetahui

se-jauh mana penyusunan assesment yang telah dilakukan guru.

G. Analisis Data

1. Teknik analisis data hasil wawancara pada studi pendahuluan


(60)

42

a. mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pertanyaan wawancara.

b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

ber-dasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.

c. menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya

per-sentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat

dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung

persen-tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

% 100

% =

×

N J

Jin i (Sudjana, 2005)

Keterangan : %Jin= Persentase pilihan jawaban-i

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N = Jumlah seluruh responden

2. Teknik analisis data angket penilaian guru dan siswa terhadap

Assesment yang dikembangkan

Teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan bahasa Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi, dan

penggunaan bahasa pada instrumen assessment bermuatan nilai ketuhanan dan

ke-cintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan dilakukan dengan cara: a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban


(61)

43

yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak di-ukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket). c. Memberi skor jawaban responden. Penyekoran jawaban responden

berdasar-kan skala Likert.

Tabel 6. Penyekoran pada angket untuk pertanyaan positif.

No. Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (ST) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor ( )

jawaban angket adalah sebagai berikut:

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 × jumlah responden

2) Skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 × jumlah responden

3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS) Skor = 3 × jumlah responden

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 × jumlah responden


(62)

44

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 × jumlah responden

e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan:

= Persentase jawaban angket instrumen assessment bermuatan nilai

ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan

= Jumlah skor jawaban

= Skor maksimum

f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian

isi, konstruksi, dan penggunaan bahasa pada instrumen assessment sifat larutan

bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan rumus sebagai berikut:

(Sudjana dalam Surya, 2010)

Keterangan :

= Rata-rata persentase angket-i pada instrumen assessment

ber-muatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan.


(63)

45

dan = Jumlah persentase angket-i instrumen assessment

bermuatan ni-lai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan

= Jumlah pernyataan angket

g. Menurut Marzuki dalam Samosir (2013), memvisualisasikan data untuk mem-berikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia.

h. Menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan menggu-nakan tafsiran berdasarkan Arikunto dalam Samosir (2013):

Tabel 7. Tafsiran skor (persentase) angket

Persentase Kriteria

80,1% - 100% Sangat tinggi

60,1% - 80% Tinggi

40,1% - 60% Sedang

20,1% - 40% Rendah


(64)

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat di-simpulkan bahwa:

1. Instrumen assessment sifat larutan bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan

terhadap lingkungan hasil dari pengembangan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Berupa tes tertulis yang terdiri dari 25 soal yang meliputi 15 soal pilihan jamak dan 10 soal uraian:

b. Dilengkapi dengan kisi-kisi dan kaidah penulisan assessment telah sesuai

dengan kaidah yang berlaku;

c. Bahasa yang digunakan komunikatif dan tidak menimbulkan tafsiran gan-da (ambigu);

d. Soal yang dikembangkan sudah sesuai dengan KI-KD-Indikator pencapai-an dpencapai-an dengpencapai-an distribusi soal ypencapai-ang menunjukkpencapai-an penyebarpencapai-an soal berda-sarkan indikator pencapaian;

e. Dilengkapi dengan rubrik penilaian sehingga lebih memudahkan penyeko-ran yang lebih objektif bagi soal uraian.


(65)

65

2. Berdasarkan angket validasi ahli Instrumen assessment yang dikembangkan

memiliki kesesuaian isi dengan KI-KD-indikator sebesar 74,28 % , memiliki tingkat konstruksi sebesar 78,89 %, dan memiliki persentase penggunaan bahasa sebesar 76,67 % kesemuanya dengan kategori tinggi.

3. Berdasarkan hasil uji coba terbatas didapatkan hasil bahwa menurut guru

Instrumen assessment yang dikembangkan memiliki kesesuaian isi dengan

KI-KD-indikator sebesar 78,57%, dengan kategori tinggi, tingkat konstruksi sebesar 84,44%, dengan kategori sangat tinggi, dan memiliki penggunaan bahasa dengan persentase rata-rata sebesar 70,00% dengan kategori tinggi 4. Berdasarkan hasil uji coba terbatas didapatkan hasil bahwa menurut siswa

Instrumen assessment yang dikembangkan memiliki penggunaan bahasa

sebesar 82,00 % dengan kategori sangat tinggi.

5. Menurut tanggapan siswa, penggunaan bahasa instrumen assessment yang

di-kembangkan ini sudah baik. Meski ada beberapa siswa yang mengatakan

ku-rang setuju dengan alasan malas membaca soal pada instrumen assessment

yang dikembangkan. Namun sebagian besar siswa menyatakan dapat

mema-hami dan mengerti pertanyaan yang terdapat dalam instrumen assessment

yang dikembangkan ini.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah perlu

ada-nya pengembangan lebih lanjut mengenai instrumen assessment sifat larutan


(1)

dan

=

Jumlah persentase angket-i instrumen

assessment

bermuatan ni-lai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan

pada materi sifat larutan

= Jumlah pernyataan angket

g. Menurut Marzuki dalam Samosir (2013), memvisualisasikan data untuk

mem-berikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non

statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel,

grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia.

h. Menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan

menggu-nakan tafsiran berdasarkan Arikunto dalam Samosir (2013):

Tabel 7. Tafsiran skor (persentase) angket

Persentase Kriteria

80,1% - 100%

Sangat tinggi

60,1% - 80%

Tinggi

40,1% - 60%

Sedang

20,1% - 40%

Rendah


(2)

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat di-simpulkan bahwa:

1. Instrumen assessment sifat larutan bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan hasil dari pengembangan ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Berupa tes tertulis yang terdiri dari 25 soal yang meliputi 15 soal pilihan jamak dan 10 soal uraian:

b. Dilengkapi dengan kisi-kisi dan kaidah penulisan assessment telah sesuai dengan kaidah yang berlaku;

c. Bahasa yang digunakan komunikatif dan tidak menimbulkan tafsiran gan-da (ambigu);

d. Soal yang dikembangkan sudah sesuai dengan KI-KD-Indikator pencapai-an dpencapai-an dengpencapai-an distribusi soal ypencapai-ang menunjukkpencapai-an penyebarpencapai-an soal berda-sarkan indikator pencapaian;

e. Dilengkapi dengan rubrik penilaian sehingga lebih memudahkan penyeko-ran yang lebih objektif bagi soal uraian.


(3)

2. Berdasarkan angket validasi ahli Instrumen assessment yang dikembangkan memiliki kesesuaian isi dengan KI-KD-indikator sebesar 74,28 % , memiliki tingkat konstruksi sebesar 78,89 %, dan memiliki persentase penggunaan bahasa sebesar 76,67 % kesemuanya dengan kategori tinggi.

3. Berdasarkan hasil uji coba terbatas didapatkan hasil bahwa menurut guru Instrumen assessment yang dikembangkan memiliki kesesuaian isi dengan KI-KD-indikator sebesar 78,57%, dengan kategori tinggi, tingkat konstruksi sebesar 84,44%, dengan kategori sangat tinggi, dan memiliki penggunaan bahasa dengan persentase rata-rata sebesar 70,00% dengan kategori tinggi 4. Berdasarkan hasil uji coba terbatas didapatkan hasil bahwa menurut siswa Instrumen assessment yang dikembangkan memiliki penggunaan bahasa sebesar 82,00 % dengan kategori sangat tinggi.

5. Menurut tanggapan siswa, penggunaan bahasa instrumen assessment yang di-kembangkan ini sudah baik. Meski ada beberapa siswa yang mengatakan ku-rang setuju dengan alasan malas membaca soal pada instrumen assessment yang dikembangkan. Namun sebagian besar siswa menyatakan dapat mema-hami dan mengerti pertanyaan yang terdapat dalam instrumen assessment yang dikembangkan ini.

B. Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah perlu ada-nya pengembangan lebih lanjut mengenai instrumen assessment sifat larutan ber-muatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan ini nantinya agar dapat


(4)

66

digunakan dalam proses pembelajaran ilmu kimia di Sekolah Menengah Pertama, terutama pasca diterapkannya Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Arikunto. 2002. Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur

Atom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. Bandung: SPs-UPI.

Firman. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:

Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Purwanto. 2006. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi Mata

Pelajaran Kimia SMA dan MA. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Rustaman, N. Y. 2007. Trend Penilaian Pembelajaran IPA Masa Depan.

[Online]. Tersedia: http://www.p4tkipa.org/jurnal/index.html?poppy k

devi2.htm. Diakses pukul 10.34am tanggal 10 November 2012.

____________. 2009. Keterampilan Proses Sains. Bandung: Sekolah Pasca

Sarjana UPI.

Rosidin, Undang 2011. Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Sains. Bandar

Lampung: CV. Aura Printing.

Samosir, Theresia. 2013. Pengembangan Asesmen Asam-Basa Berbasis

Keterampilan Proses Sains. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas

Lampung.

Setyawan, E. J, dkk. 2011. Jenis Asesmen Serta Implementasinya dalam

Pembelajaran Fisika Tingkat Sekolah Menengah Atas. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kimia PMIPA UPI.

Subali, B. 2010. Penilaian, Evaluasi, dan Remediasi. Yogyakarta: FMIPA

UNY.


(6)

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Perkasa.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2011. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Syaifuddin, Ahmad.. 2014. Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis

Representasi Kimia Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.

Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Surya, B. 2010. Pengembangan Media Animasi Kimia dan LKS Praktikum

Berbasis Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI IPA. Skripsi. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Tim Penyusun. 2004. Rambu

Rambu Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil

Belajar (PPKHB). Jakarta: Depdiknas.

___________. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

___________. 2007. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

___________. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan penjaminan Mutu

Pendidikan. Kemendikbud.

___________. 2013. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian. Jakarta: Kemendikbud.

Zakaria, Ahmad. 2014. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Koneksi

Matematis Siswa SMP antara yang Mendapatkan Pembelajaran dengan

Menggunakan Strategi Konflik Piaget dan Hasweh. Diakses 25 Juli 2015

http://repository.upi.edu/6615/4/S_MTK_0905569_Chapter1.pdf

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.