nilai ketuhanan Berdasarkan Kurikulum 2013, terdapat empat rumusan kompetensi, dengan kom-

rakter dalam bentuk lebih operasional, yaitu jenis-jenis etika dan moral dalam ke- hidupan serta deskriptornya. Tabel 4. Karakter utama dan karakter pokok KARAKTER UTAMA KARAKTER POKOK A. Karakter dalam hubungan- nya dengan Tuhan Religius B. Karakter dalam hubungan- nya dengan sesama Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghar- gai karya dan prestasi orang lain, santun, dan de- mokratis C. Karakter dalam hubungan- nya dengan lingkungan Peduli sosial dan lingkungan D. Karakter dalam hubungan- nya dengan rasa kebangsaan Nasionalis dan menghargai keberagaman E. Karakter dalam hubungan- nya dengan diri sendiri Jujur, bertanggungjawab, bergaya hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira- usaha, berpikir, logis, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, ingin tahu, dan cinta ilmu Pendidikan nilai juga diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai perila- ku atau karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran ke- mauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menja- di manusia insan kamil. Deskriptor nilaikarakter berupa sikap danatau perilaku peserta didik. Deskriptor inilah yang dapat dipadukan dalam silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Dalam silabus dan RPP, deskriptor dalam ma- teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, dan instrumen hasil pembelajaran. Nilaikarakter dalam bentuk yang lebih operasio- nal, yaitu sikap dan perilaku, ditanamkan pada peserta didik terutama melalui di- mensi kerja ilmiah dan sikap ilmiah. Pelaksanaan hal tersebut dilakukan pada ke- tiga tahap proses pembelajaran, yaitu perencanaan proses, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil proses pembelajaran Salirawati, 2010. Kemudian, Sudrajat 2008 juga menyatakan bahwa: Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingku- ngan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri dari : 1 ling- kungan sosial dan 2 lingkungan fisik alam. Lingkungan sosial dapat di- gunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memelihara dan melestarikan alam. Pada tingkat SDSMP, karakter utama disarikan dari butir-butir SKL pada poin keenam tentang kepedulian yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mence- gah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan yang terjadi pada di sekitar dirinya manusia, alam, dan tatanan Salirawati, 2010. I. Analisis Konsep Sifat Larutan Herron et al. dalam Fadiawati 2011 berpendapat bahwa belum ada definisi ten- tang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disama- kan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati 2011 mendefinisikan kon- sep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun defi- nisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat men- definisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Lebih lanjut lagi, Herron et al. dalam Fadiawati 2011 mengemu- kakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan un- tuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapai- an konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Adapun analisis konsep penelitian ini adalah sebagai berikut: Label Konsep Definisi Konsep Jenis Konsep Atribut Posisi Konsep Contoh Non Contoh Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Larutan Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari satu fasa dan tidak dapat dibedakan antara zat terlarut dengan zat pelarut Konsep Konkret Larutan, campuran homogen, zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan Sifat larutan Campuran Koloid, suspensi Asam, basa, netral Larutan gula, larutan garam Campuran air dan pasir, campuran air dan minyak Asam Suatu larutan yang memiliki rasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru Konsep Konkret Rasa pahit, lakmus merah - Senyawa Basa, netral - Air jeruk, cuka dapur CH 3 COOH Air sabun, air kapur sirih CaOH 2 , aquades Basa Suatu larutan yang memiliki rasa pahitgetir dan dapat membirukan kertas lakmus merah Konsep Konkret rasa pahit, lakmus merah - Senyawa Asam, netral - Air sabun, air kapur CaOH 2 Air jeruk, cuka dapur CH 3 COOH, aquades 30 Netral Suatu larutan yang tidak bersifat asambasa dan tidak dapat mengubah warna kertas lakmus Konsep Konkret Tidak mengubah warna - Senyawa Asam, basa - Aquades, air garam NaCl Air jeruk, air sabun, cuka dapur CH 3 COOH, air kapur sirih CaOH 2 31

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pe- ngembangan atau Research and Development RD. Penelitian ini mengguna- kan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sukma- dinata 2009 dengan langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan ada- lah: 1 penelitian dan pengumpulan data research and information collecting, 2 perencanaan planning, 3 pengembangan draft awal develop preliminary from product , 4 uji coba lapangan awal preliminary field testing, 5 revisi hasil uji coba main product revision, 6 uji coba lapangan main field testing, 7 pe- nyempurnaan produk hasil uji lapangan operating product revision, 8 uji pe- laksanaan lapangan operasional field testing, 9 penyempurnaan dan produk akhir final product revision, 10 desiminasi dan implementasi dessimination and implementation . Menurut Sugiyono dalam Sholeha 2014, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah penelitian pengem- bangan terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: 1 potensi dan masalah, 2 mengum- pulkan informasi,3 desain produk, 4 validasi desain, 5 perbaikan desain, 6 uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7 revisi produk, 8 uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat efektifitas produk jika digunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, 9 revisi produk dilakukan apabila pemakaian pada skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10 pembuatan produk massal. Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development RD Namun, dalam penelitian ini dilakukan sampai pada tahap pengembangan desain produk yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan meminta tanggapan dari guru dan siswa. Setelah itu, melakukan revisi desain produk. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan keahlian peneliti untuk tahap selanjutnya. B. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah instrumen assessment berbasis nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan pada materi sifat larutan. Lokasi pada peneli- tian ini adalah SMP Negeri 19 Bandar lampung.

C. Sumber Data

Validasi desain Revisi desain Uji coba produk Revisi produk Uji coba pemakaian Revisi produk Produksi Massal Potensi dan masalah Pengumpulan data Desain produk Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Pada tahap studi penda- huluan sumber data berupa hasil pengisian angket dari delapan guru IPA kelas VIII dan 50 siswa kelas VII dari delapan Sekolah Menengah Pertama di Bandar Lampung yang meliputi SMP Negeri 1, 4, 5, 8, 9, 10, 19, dan 21 yang telah mempelajari materi sifat larutan. Sedangkan pada tahap penelitian sumber data berupa hasil pengisian angket terhadap kesesuaian instrumen assesment dengan KI-KD-Indikator, konstruksi dan penggunaan bahasa pada instrumen assessment dari seorang guru IPA kelas VII dan hasil pengisisan angket terhadap penggunaan bahasa pada instrumen assesment dari 20 siswa kelas VIII di SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto dalam Samosir 2013, instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupa- kan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk studi penda- huluan, instrumen validitas, angket kesesuaian isi, konstruksi dan penggunaan bahasa instrumen assessment bagi guru, dan angket penggunaan bahasa instrumen assessment bagi siswa. Adapun penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru Instrumen ini berupa angket untuk guru yang disusun untuk mengetahui instrumen assessment seperti apa yang sudah diterapkan pada siswa dan berfungsi untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan instrumen assessment SMP di Bandarlampung, sehingga dapat menjadi referensi dalam pengembangan instrumen assessment. b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa Instrumen ini berupa angket untuk siswa yang disusun untuk mengetahui instru- men assessment seperti apa yang sudah diterapkan menurut siswa 2. Instrumen pada validasi ahli a. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi Instrumen ini berupa angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi instru- men assessment dengan kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD, kesesu- aian indikator, dan materi. Hasil pengisian angket validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan dan revisi instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom tanggapansaran. b. Instrumen validasi aspek konstruksi Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah konstruksi ins- trumen assessment yang dikembangkan telah memuat penilaian yang berdasarkan KI-1sikap spiritual dan KI-2 sikap sosial. Hasil pengisian angket validasi kon- struksi instrumen assessment ini berfungsi sebagai referensi dalam pengembangan dan revisi instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom tanggapansaran. c. Instrumen validasi aspek penggunaan bahasa Instrumen ini berupa angket dan disusun untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam instrumen assessment yang dikembangkan tersebut sudah sesuai ketentuan, dapat dimengerti dan komunikatif. Hasil pengisian angket validasi penggunaan bahasa assesment ini berfungsi sebagai referensi dalam pengemba- ngan dan revisi instrumen assessment yamg dikembangkan. Instrumen ini dileng- kapi dengan kolom tanggapansaran.

3. Instrumen tanggapan terhadap desain produk

a. Instrumen tanggapan guru Instrumen ini berupa angket yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk mengeta- hui tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan penggunaan ba- hasa pada instrumen assessment yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom tanggapansaran b. Instrumen tanggapan siswa Instrumen ini berupa angket yang terdapat pernyataan-pernyataan untuk mengeta- hui penggunaan bahasa pada instrumen assessment yang dikembangkan. Instru- men ini dilengkapi dengan kolom saran. E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar metode penelitian dan pengembangan ini terdiri dari tiga lang- kah yaitu: 1 studi pendahuluan meliputi studi pustaka dan survei lapangan untuk mengamati instrumen assessment yang digunakan di sekolah, 2 melakukan pe- ngembangan produk meliputi penyusunan desain produk yang kemudian divali-