Analisis dan Interprestasi Data 1. Mekanisasi Pertanian Variabel Bebas X

60 4.4. Analisis dan Interprestasi Data 4.4.1. Mekanisasi Pertanian Variabel Bebas X Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan Traktor Pada Lahan Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Menggunakan 80 94 2. Tidak menggunakan - - 3. Kadang-kadang 5 6 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang penggunaan traktor pada lahan pertanian, bahwa responden memberikan pernyataan menggunakan sebanyak 80 orang responden 94 . Sedangkan 5 orang responden 6 memberikan pernyataan hanya kadang-kadang saja menggunakan mekanisasi traktor ini, adapun alasan petani pemilik lahan yang hanya kadang-kadang saja menggunakan mekanisasi traktor dalam pengolahan lahan mereka adalah untuk menjaga kesuburan tanah, karena menurut mereka, lahantanah yang sudah terlalu sering di traktor akan berbeda jika dibandingkan dengan memakai tenaga babatupahan dalam pengolahan tanah. Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Luas Lahan yang Dimiliki Petani No. Pernyataan Frekuensi 1. Lebih dari satu hektar 17 85 2. Satu hektar 2 10 3. Kurang dari satu hektar 1 5 Jumlah 20 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan yang menyatakan tentang luas lahan yang dimiliki sebanyak 17 orang responden 85 memiliki lahan lebih dari satu hektar lahan, sementara responden petani pemilik lahan yang memiliki lahan satu hektar berjumlah 2 orang 10 , sedangkan 1 orang responden yang lain 5 hanya memiliki lahan kurang dari satu hektar. Dalam hal ini tampak bahwa mayoritas petani pemilik lahan memiliki lahan lebih dari satu hektar, karena mereka yang memiliki luas lahan lebih dari satu hektar lahan jagungsawah merupakan penduduk yang telah lama menetap di desa ini. Tanahlahan sawah yang dimiliki merupakan hasil warisan turun temurun untuk generasi keluarganya. Universitas Sumatera Utara 62 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Luas Lahan yang Proses Pengolahannya Memakai Tenaga Buruh Tani No Pernyataan Frekuensi 1. Lebih dari satu 53 82 2. Satu hektar 12 18 3. Kurang dari satu hektar - - Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.17 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang menyatakan tentang luas lahan yang proses pengolahannya memakai tenaga mereka, sebanyak 53 orang responden 82 menyatakan bahwa lahan petani yang mereka kelola adalah seluas lebih dari satu hektar, sementara responden buruh lainnya menyatakan bekerja di lahan satu hektar sebanyak 12 orang responden 18 . Karena biasanya petani pemilik lahan mempekerjakan atau menyewa tenaga buruh tani untuk lahan jagung atau sawah yang mempunyai luas lahan satu hektar maupun lebih dari satu hektar lahan, sementara petani yang memiliki luas lahan kurang dari satu hektar biasanya mereka mengelola lahannya mulai dari proses penanaman jagung atau padi hingga proses panen tiba, dilakukan secara sendiri dengan sanak keluarganya daripada menyewa tenaga buruh tani. Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemilikan Lahan yang Diusahai No. Pernyataan Frekuensi 1. Milik sendiri 17 20 2. Milik orang lain 68 80 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.18 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang kepemilikan lahan yang diusahai, sebanyak 68 orang responden 80 menyatakan milik orang lain atau lahan yang disewa dan 17 orang responden 20 responden yang menjawab lahan yang disewa milik orang lain pihak lain. Dari jawaban responden pemilik lahan tersebut dapat diketahui bahwa ada 3 orang responden petani pemilik lahan yang hanya menyewa atau mengerjakan lahan milik orang lain saja bukan lahan milik mereka sendiri. Responden yang menyatakan bahwa lahan yang mereka kerjakan status kepemilikannya menyewa atau mengerjakan lahan milik orang lain, karena mereka merupakan penduduk pendatang baru yang berasal dari desa lain ingin mencoba bertani di desa ini. Adapun sistem yang berlaku di desa ini, apabila mereka mengerjakan atau mengelola lahan milik orang lain, maka hasil panen yang didapat dibagi dua dengan pemilik lahan yang memberikan lahannya tersebut untuk dikerjakan. Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Panen Dalam Satu Tahun No. Pernyataan Frekuensi 1. 3 kali 80 94 2. 2 kali 4 5 3. 1 kali 1 1 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.19 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang frekuensi panen dalam satu tahun, sebanyak 80 orang responden 94 menjawab 3 kali panen dalam setahun, sementara 1 orang responden 1 menjawab 1 kali panen dalam setahun dan 4 orang responden lainnya 5 menjawab hanya 2 kali panen saja dalam satu tahun. Produk jagung atau padi yang diperoleh responden dalam setiap kali panen pun bervariasi, hal ini tergantung bagaimana para petani mengolah lahan pertaniannya. Ada sebagian petani memperoleh hasil sesuai yang diharapkannya, namun ada juga yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alat Pertanian yang Digunakan Dalam Pengelolaan Lahan JagungSawah No. Pernyataan Frekuensi 1. Memakai TraktorJetor 81 95 2. Memakai Tenaga Manusia 3 4 3. Memakai Tenaga Hewan 1 1 Jumlah 85 100 Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.20 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang alat pertanian yang digunakan dalam pengelolaan lahan jagungsawah yaitu sebanyak 81 orang responden 95 telah memakai traktorjetor dalam pengelolaan tanah pertanian mereka, sedangkan 3 orang responden 4 masih memakai tenaga manusiaupahan untuk mengelola lahan pertaniannya dengan alasan untuk menjaga kesuburan tanah, dan 1 orang responden memakai tenaga hewan 1 . Dengan menggunakan alat traktor atau jetor sebagai alat modern dalam mengolah lahan jagung atau lahan sawah akan lebih cepat dan efektif jika dibandingkan dengan alat-alat tradisional seperti bajak dan cangkul, namun sebagian responden petani pemilik lahan yang memakai tenaga upahan atau tenaga hewan dalam mengelola tanah mereka karena areal lahan sawahlahan jagung sulit dicapai dan dijangkau oleh traktorjetor disamping jawaban responden untuk menjaga kesuburan tanah. Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mekanisasi Penggunaan Traktor Terhadap Efektivitas Pekerjaan No. Pernyataan Frekuensi 1. Lebih Efisien 75 88 2. Tidak Efisien 8 10 3. Ragu-ragu 2 2 Jumlah 10 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.21 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang mekanisasi penggunaan traktor terhadap efektivitas pekerjaan yaitu sebanyak 75 orang responden 88 menyatakan lebih efektif. Sementara 2 orang responden 2 menyatakan masih ragu-ragu karena mereka belum mengerti apa sebenarnya makna efektivitas dalam hal pengelolaan lahan menggunakan mekanisasi traktor, sedangkan 8 responden 10 menyatakan tidak efektif karena tidak menggunakan mekanisasi traktor tersebut dalam pengelolaan lahan jagungnya. Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapan Traktor Terhadap Efesiensi Pekerjaan No. Pernyataan Frekuensi 1. Sangat membantu 27 32 2. Cukup membantu 5 6 3. Tidak membantu 53 62 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.22 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang penerapan traktor terhadap efesiensi pekerjaan yaitu sebanyak 27 orang responden 32 setuju bahwa dengan adanya traktor, pekerjaan mereka lebih cepat selesai, sedangkan sebanyak 53 orang responden 62 menyatakan tidak membantu, karena mereka menyatakan bahwa dengan masuknya teknologi traktor mengurangi kesempatan kerja mereka sebagai buruh tani pasca panen sementara 5 orang responden lainnya 6 menyatakan cukup efisien karena kurang mengerti makna efesien itu dalam hal pengelolaan lahan pertaniannya. Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Petani Pemilik Lahan Tentang Penghasilan yang Didapat Per Bulan Sebelum Menerapkan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Rendah satu juta rupiah 11 55 2. Sedang satu juta rupiah-dua juta rupiah 9 45 3. Tinggi dua juta rupiah - - Jumlah 20 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.23 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan yang menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan sebelum menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 11 orang responden 55 menjawab bahwa mereka memperoleh penghasilan kategori rendah yaitu dibawah satu juta rupiah, kemudian diikuti dengan yang berpenghasilan sedang satu sampai dua juta rupiah sebanyak 9 orang 45 , sedangkan responden petani pemilik lahan yang berpenghasilan tinggi yaitu di atas dua juta rupiah tidak ada. Sebelum menggunakan mekanisasi pertanian , pendapatan mayoritas responden petani pemilik lahan cenderung di bawah dua juta rupiah. Hal ini membuktikan bahwa mekanisasi pertanian dengan alat traktor sangat mempengaruhi jumlah penghasilan yang diterima oleh petani pemilik lahan, karena lebih menghemat pengeluaran dalam membayar upah buruh tani jika dibandingkan dengan memakai mekanisasi pertanian dan juga proses penanaman jagung atau padi menjadi lebih cepat dilakukan. Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Buruh Tani Tentang Penghasilan yang Didapat Per Bulan Sebelum Menerapkan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Rendah satu juta rupiah - - 2. Sedang satu juta rupiah-dua juta rupiah 7 11 3. Tinggi dua juta rupiah 58 89 Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.24 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan sebelum menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 58 orang responden 89 menjawab bahwa mereka memperoleh penghasilan kategori tinggi yaitu di atas dua juta rupiah, kemudian diikuti dengan responden yang berpenghasilan sedang satu sampai dua juta rupiah sebanyak 7 orang 11 , sedangkan responden buruh tani yang berpenghasilan kategori rendah yaitu kurang dari satu juta rupiah tidak ada. Sebelum menggunakan mekanisasi pertanian , pendapatan mayoritas responden petani buruh tani cenderung di atas dua juta rupiah. Hal ini membuktikan bahwa sebelum adanya mekanisasi pertanian, penghasilan buruh tani di atas dua juta rupiah karena tenaga mereka masih sering dipakai dalam pengolahan lahan milik petani. Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghasilan yang Didapat Petani Pemilik Lahan Per Bulan Setelah Menerapkan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Rendah satu juta rupiah - - 2. Sedang satu juta rupiah-dua juta rupiah 2 10 3. Tinggi dua juta rupiah 18 90 Jumlah 20 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.25 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan yang menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan setelah menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 18 orang responden 90 mendapatkan penghasilan yang tinggi di atas dua juta rupiah, dan diikuti oleh responden yang berpenghasilan sedang sebanyak 2 orang 10 sedangkan responden yang berpenghasilan rendah di bawah satu juta rupiah tidak ada. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa setelah para petani menerapkan mekanisasi pertanian terjadi peningkatan penghasilan yang signifikan bagi para petani pemilik lahan, yang semula penghasilan di bawah satu juta rupiah meningkat menjadi dua juta sampai di atas dua juta rupiah. Adapun responden petani pemilik lahan yang tidak ada pengaruh terhadap penghasilan yang mereka dapatkan sebelum dan setelah masuknya mekanisasi pertanian karena mereka hanya menggunakan mekanisasi pertanian bersifat sementara saja tidak bersifat terus menerus. Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghasilan yang Didapat Buruh Tani Per Bulan Setelah Menerapkan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Rendah satu juta rupiah 52 80 2. Sedang satu juta rupiah-dua juta rupiah 13 20 3. Tinggi dua juta rupiah - - Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.26 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan setelah menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 52 orang responden 80 mendapatkan penghasilan yang rendah di bawah satu juta juta rupiah, dan diikuti oleh responden yang berpenghasilan sedang sebanyak 13 orang 20 sedangkan responden yang berpenghasilan tinggi di atas dua juta rupiah tidak ada. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diterapkannya mekanisasi pertanian oleh petani pemilik lahan terjadi penurunan penghasilan yang signifikan bagi para buruh tani, yang semula rata-rata buruh tani mendapatkan penghasilan di atas satu hingga dua juta rupiah menurun menjadi di bawah satu juta rupiah. Universitas Sumatera Utara 72 Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengaruh Mekanisasi Pertanian Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga No. Pernyataan Frekuensi 1. Mampu 23 27 2. Tidak mampu 58 68 3. Ragu-ragu 4 5 Jumlah 85 100 Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.27 diatas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang mekanisasi pertanian dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangga yaitu sebanyak 58 orang responden menyatakan tidak mampu karena dari hasil wawancara peneliti dengan responden menyatakan bahwa dengan adanya mekanisasi traktor, biaya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga menjadi semakin tidak mampu terpenuhi. Sedangkan sebanyak 23 responden 27 menyatakan mampu, karena mereka merasakan dengan adanya mekanisasi pertanian penghasilan yang didapat bertambah dari sebelum adanya mekanisasi pertanian sehingga mereka lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. dan 4 orang responden 5 memberikan pernyataan ragu-ragu. Universitas Sumatera Utara 73 Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cara yang Digunakan Untuk Memisahkan Gabah dari Jeramih No. Pernyataan Frekuensi 1. Diinjak-injak 3 4 2. Dipukul-pukul 2 2 3. Menggunakan mesin perontok padi tresser 80 94 Jumlah 85 100 Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.28 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang cara yang digunakan untuk memisahkan gabah dari jeramih, mayoritas responden yaitu sebanyak 80 orang 94 menjawab menggunakan mesin perontok padi, sedangkan sebanyak 3 orang responden 4 masih menggunakan cara tradisional yakni dengan cara diinjak-injak dan 2 orang responden lagi 2 menggunakan cara dipukul-pukul untuk memisahkan gabah dari jeramih. Responden yang menyatakan menggunakan cara tradisional yaitu dengan diinjak-injak dan dipukul-pukul untuk memisahkan gabah dari jeramih adalah hasil panen mereka tidak terlalu banyak dan cukup untuk dikerjakan bersama anggota keluarganya yang lain, selain itu mereka juga menyatakan karena gabahnya tidak ada yang tercecer bila memakai mesin perontok padi tresser bisa menyebabkan populasi burung menurun atau bermigrasi ketempat lain, padahal keberadaan Universitas Sumatera Utara 74 burung merupakan salah satu mata rantai pertanian untuk menjaga hama wereng yang bisa merusak tanaman padi mereka. Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapan Mesin Bajak Jetor Terhadap Peningkatan Pendapatan No. Pernyataan Frekuensi 1. Sangat berpengaruh 19 23 2. Cukup berpengaruh 2 2 3. Tidak berpengaruh 64 75 Jumlah 85 100 Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.29 diatas diketahui bahwa responden yang menyatakan penerapan mesin bajakjetor terhadap peningkatan pendapatan sebanyak 64 orang responden 75 menyatakan tidak berpengaruh dan 19 orang responden 23 menyatakan sangat berpengaruh dalam hal peningkatan pendapatan dan merupakan jawaban dari responden petani pemilik lahan, sementara 2 orang responden yang lain 2 menyatakan cukup berpengaruh. Hal ini dapat diketahui bahwa dengan adanya struktur mekanisai hampir seluruh responden menyatakan pendapatannya tidak meningkat karena seharusnya dengan menggunakan tenaga mereka untuk membajak sawah mereka masih dapat meningkatkan pendapatan, namun ketika sudah masuknya mesin bajakjetor pendapatan mereka semakin berkurang. Universitas Sumatera Utara 75

4.4.2. Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Variabel Terikat Y Tabel 4.30

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Sampingan Selain Buruh Tani No. Pernyataan Frekuensi 1. Ya 18 21 2. Tidak 67 79 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.30 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang pekerjaan sampingan yang dimiliki selain sebagai buruh tani sebanyak 67 orang responden 79 tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya dan bekerja sebagai buruh tani merupakan mata pencaharian tetap mereka dan juga karena mereka hanya memiliki keterampilan bercocok tanam, sedangkan sebanyak 18 orang responden 21 menyatakan pekerjaan sampingan selain menjadi buruh tani adalah beternak unggas, berdagang dan kadang-kadang mengadu nasib merantau keluar kota, namun mereka tetap juga mengandalkan upah dari bekerja sebagai buruh tani sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Universitas Sumatera Utara 76 Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghasilan yang Didapat Sebagai Buruh Tani Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup No. Pernyataan Frekuensi 1. Ya 22 26 2. Tidak 63 74 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.31 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang penghasilan yang didapat sebagai buruh tani dapat memenuhi kebutuhan hidup pasca mekanisasi sebanyak 63 orang responden menjawab tidak 63 , karena mereka merasa dengan adanya mekanisasi, mereka kehilangan pekerjaan yang menyebabkan penghasilan mereka yang seharusnya mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi sebaliknya, sedangkan sebanyak 22 responden menjawab ya 26 , adapun alasan mereka menjawab demikian karena mereka merupakan responden petani pemilik lahan yang berjumlah 20 orang responden, jadi dampak mekanisasi pertanian membuat penghasilan mereka bertambah, sementara 2 orang responden buruh tani yang menjawab mampu memenuhi kebutuhan hidupnya pasca mekanisasi pertanian yaitu karena mereka memiliki pekerjaan sampingan selain buruh tani dan selain itu, mereka tidak memiliki anak yang banyak yang menjadi tanggungan, sehingga dampak dari penerapan mekanisasi itu sendiri dari segi penghasilan yang didapat sebagai buruh tani dalam memenuhi kebutuhan hidup tidak terlalu mempengaruhi perekonomian keluarga mereka. Universitas Sumatera Utara 77 Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan Sosial yang Terjadi Antara Buruh Tani dan Petani Pemilik Lahan Sebelum Adanya Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Ada 75 88 2. Tidak ada 10 12 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.32 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang hubungan sosial yang terjadi antara buruh tani dan petani pemilik lahan sebelum mekanisasi pertanian, sebanyak 75 orang responden 88 menjawab ada hubungan sosial yang terjalin antara buruh tani dengan petani pemilik lahan sebelum mekanisasi sedangkan sebanyak 10 orang responden 12 menyatakan tidak ada hubungan sosial yang terjadi diantara buruh tani dengan petani pemilik lahan. Dari hasil tabel distribusi diatas diketahui bahwa mayoritas responden ikutbergabung dengan organisasi-organisasi formal maupun informal yang terbentuk antara buruh tani dengan petani pemilik lahan, sedangkan responden yang menyatakan tidak ada karena mereka memang tidak suka atau tidak ingin ikut dengan organisasi- organisasi sosial tersebut karena menganggapnya kurang penting dan tidak mempunyai waktu luang untuk mengikuti organisasi tersebut. Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan Sosial yang Terjadi Antara Buruh Tani Dengan Petani Pemilik Lahan Pasca Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Ada 10 12 2. Tidak ada 75 88 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.33 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang hubungan sosial yang terjadi antara buruh tani dengan petani pemilik lahan pasca mekanisasi pertanian, sebanyak 75 orang responden 88 menjawab tidak ada lagi hubungan social yang terjalin, sementara 10 orang responden 12 menyatakan masih ada hubungan sosial yang terjalin, dan diantara mereka yang menjawab ada hubungan sosial yang terjalin adalah responden petani pemilik lahan. Dari hasil tabel distribusi diatas diketahui bahwa mayoritas responden menjawab tidak ada lagi hubungan sosial yang terjadi lagi diantara mereka dengan petani pemilik lahan karena mereka sudah tidak dipakai lagi dalam pengolahan lahan pertanian kelompok petani pemilik lahan yang menyebabkan mereka sudah jarang bertemu yang menyebabkan hubungan sosial itu mulai memudar dan menghilang, sedangkan kelompok buruh tani yang menyatakan masih memiliki hubungan sosial yang terjalin antara mereka dengan petani pemilik lahan karena mereka masih dipekerjakan oleh petani pemilik lahan, adapun alasan mengapa petani pemilik lahan masih mempekerjakan mereka karena tenaga mereka yang Universitas Sumatera Utara 79 masih kuat dan cara kerja yang masih standar dibandingkan dengan buruh tani yang sudah tidak dipakai lagi pasca panen jagung maupun padi. Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Tentang Bagaimana Hubungan Sosial yang Terjadi Antara Sesama Buruh Tani dan Buruh Tani Dengan Petani Pemilik Lahan No. Pernyataan Frekuensi 1. Terjalin baik 17 20 2. Tidak terjalin baik 68 80 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.34 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang bagaimana hubungan sosial yang terjadi antara sesama buruh tani dan buruh tani dengan petani pemilik lahan, sebanyak 68 orang responden 80 menyatakan bahwa hubungan sosial tersebut tidak terjalin baik karena tidak adanya komunikasi dan interaksi sosial diantara buruh tani dengan petani pemilik lahan pasca panen, sementara sebanyak 17 orang responden 20 menjawab hubungan sosial yang terjadi antar sesama buruh tani maupun antar buruh tani dengan kelompok petani pemilik lahan terjalin dengan baik dan merupakan jawaban dari responden petani pemilik lahan. Universitas Sumatera Utara 80 Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perubahan Penghasilan yang Diterima Pasca Penerapan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Menurun 60 71 2. Tetap 4 5 3. Meningkat 21 24 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.35 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang perubahan penghasilan yang diterima pasca penerapan mekanisasi pertanian, sebanyak 60 orang responden 71 menyatakan bahwa penghasilan yang mereka terima menurun sedangkan responden yang menyatakan memiliki penghasilan yang meningkat sebanyak 21 orang responden 24 , karena mereka yang menyatakan penghasilan meningkat merupakan responden kelompok petani pemilik lahan, sedangkan responden yang memiliki penghasilan tetap meskipun telah diterapkan mekanisasi pertanian di desa ini ada sebanyak 4 orang 5 . Dari tabel distribusi diatas diketahui bahwa mayoritas responden buruh tani menyatakan bahwa mereka mengalami penurunan dalam hal memperoleh penghasilan yang didapat tiap bulannya, hal ini disebabkan karena tenaga mesin-mesin pertanian telah menggantikan tenaga mereka yang biasanya dipakai pasca panen tiba, sedangkan responden yang menyatakan memiliki penghasilan yang tidak berubah tetap karena mereka masih Universitas Sumatera Utara 81 memiliki pekerjaan sampingan selain buruh tani dan mempunyai beban anggota keluarga yang tidak terlalu banyak yang menyebabkan dalam hal penghasilan yang mereka terima tidak dipengaruhi oleh penerapan mekanisasi pertanian. Ada juga beberapa responden yang menyatakan memiliki penghasilan tetap karena mereka masih dipekerjakan oleh petani pemilik lahan yang tidak menerapkan mekanisasi pertanian, alasan mengapa mereka masih dipakai sebagai tenagan upahan karena faktor usia yang masih relatif kuat untuk bekerja di ladang petani pemilik lahan tersebut, disamping itu ada juga responden yang menyatakan bahwa mereka memiliki ikatan kekerabatanpersaudaraan dengan petani pemilik lahan sehingga mereka masih tetap dipekerjakan. Tabel 4.36 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dampak Peralihan Teknologi Pertanian Terhadap Penghasilan Buruh Tani No. Pernyataan Frekuensi 1. Ya 79 93 2. Tidak 6 7 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.36 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang dampak peralihan teknologi pertanian terhadap penghasilan buruh tani sebanyak 79 orang responden 93 menyatakan peralihan teknologi berdampak tehadap penghasilan mereka sedangkan 6 orang responden lainnya 7 menyatakan tidak berdampak. Mayoritas Universitas Sumatera Utara 82 responden menyatakan bahwa teknologi pertanian membawa dampak yang sangat berarti terhadap penghasilan yang mereka terima, sementara responden yang menjawab tidak berdampak sama sekali karena mereka memiliki pekerjaan sampingan di luar sebagai buruh tanitenaga upahan dan karena pendapatannya tidak menurun secara signifikan. Tabel 4.37 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan Struktur Jumlah Buruh Tani yang Dibutuhkan Terhadap Hubungan Sosial yang Telah Dibangun No. Pernyataan Frekuensi 1. Sangat berpengaruh 54 64 2. Cukup berpengaruh 30 35 3. Tidak berpengaruh 1 1 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.37 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang hubungan struktur jumlah buruh tani yang dibutuhkan terhadap hubungan sosial yang telah dibangun, sebanyak 54 orang responden 64 menyatakan sangat berpengaruh terhadap hubungan sosial yang telah ada, sementara sebanyak 30 orang responden 35 menyatakan berpengaruh. Dan sebanyak 1 orang responden lainnya 1 menyatakan tidak berpengaruh sama sekali. Adapun yang menjadi alasan mengapa responden memiliki jawaban yang berbeda-beda karena disebabkan oleh pandangan yang berbeda-beda diantara responden dan bahkan ada sebagian responden tidak mengerti akan maksud dari hubungan Universitas Sumatera Utara 83 sosial itu sendiri. Dari hasil jawaban responden tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa hubungan struktur jumlah buruh tani dengan hubungan sosial yang telah adadibangun sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tabel 4.38 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan Diantara Buruh Tani dan Petani Pemilik Lahan No. Pernyataan Frekuensi 1. Tidak Baik 55 65 2. Kurang baik 12 14 3. Baik 18 21 Jumlah 85 100 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.38 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang hubungan diantara buruh tani dan petani pemilik lahan, sebanyak 55 orang responden 65 menyatakan hubungan mereka dengan petani pemilik lahan tidak baik, sementara sebanyak 18 orang responden 21 menyatakan hubungan yang terjalin diantara mereka dengan petani pemilik lahan baik, sedangakn sebanyak 12 orang responden yang lain 14 menyatakan kurang baik. Jawaban yang berbeda-beda diantara responden tentang hubungan yang terjalin diantara mereka dengan petani pemilik lahan dikarenakan oleh faktor sudut pandang yang berbeda dan perbedaan pemaknaan terhadap hubungan yang terjadi diantara mereka dengan petani pemilik lahan, akan tetapi walaupun jawaban diantara Universitas Sumatera Utara 84 responden huruh tani tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hubungan yang terjalin kurang baik pasca mekanisasi pertanian. Tabel 4.39 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan Sosial yang Diikuti Pasca Pemakaian Teknologi Pertanian No. Pernyataan Frekuensi 1. Terancam bubar 63 74 2. Tetap 12 14 3. Lancar 10 12 Jumlah 85 100 Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.39 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang hubungan sosial yang diikuti pasca pemakaian teknologi pertanian sebanyak 63 orang responden 74 menyatakan bahwa hubungan sosial yang mereka ikuti akan terancam bubar, sementara sebanyak 12 orang responden 14 menyatakan hubungan sosial yang diikuti tetaptidak berpengaruh, dan 10 orang responden lainnya 12 menyatakan hubungan sosial mereka lancar-lancar saja. Dampak dari hubungan sosial yang paling nyata jelas terlihat di masyarakat Desa Suka Maju adalah terjadinya pergeseran budaya gotong royong yang dulu selalu dilaksanakan. Dalam mengerjakan pekerjaan seperti mengolah lahan pertanian dan membangun rumah penduduk biasanya dilakukan secara gotong royong. Sistem gotong royong pada masyarakat Desa Suka Maju adalah secara bergantian, tetapi terlebih dahulu dimusyawarahkan siapa di hari pertama, kedua dan seterusnya sampai Universitas Sumatera Utara 85 hari terakhir. Masyarakat petani melakukan sistem hubungan sosialgotong royong dengan anggota 10-20 orang dan biasanya setiap orang membawa makanan masing-masing, namun setelah masuknya mekanisasi pertanian, pengolahan lahan dengan menggunakan traktor untuk lahan jagung dan jetor untuk lahan sawah sekarang sudah dilakukan sesuai keinginan masing-masing para petani tanpa menunggu petani lainnya.

4.4.3. Tabulasi Silang Penerapan Mekanisasi Pertanian terhadap Penghasilan .

Hasil tabulasi silang penerapan mekanisasi pertanian dengan penghasilan responden petani pemilik lahan dengan responden buruh tani sebelum dan sesudah menggunakan mekanisasi pertanian seperti pada tabel berikut : Tabel 4.40 Tabulasi silang penerapan mekanisasi pertanian terhadap penghasilan responden NO Responden Penghasilan sebelum Penghasilan Sesudah Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi f f f f f f 1 Petani Pemilik 11 13 9 11 2 2,3 18 21,2 2 Buruh Tani 7 8 58 68,2 52 61,2 13 15,3 Jumlah 11 13 16 19 58 68,2 52 61,2 15 17,6 18 21,2 Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013. Dari tabel 4.40 di atas, diperoleh hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa responden petani pemilik lahan sebelum menggunakan adopsi mekanisasi pertanian, sebanyak 11 orang responden berpenghasilan rendah 13 dan hanya 9 orang responden Universitas Sumatera Utara 86 11 yang berpenghasilan sedang. Sementara untuk kategori responden buruh tani sebelum diterapkannya mekanisasi pertanian sebanyak 58 orang responden 68,2 berpenghasilan tinggi dan 7 orang responden 8,2 berpenghasilan sedang. Setelah diterapkannya mekanisasi pertanian seperti penerapan traktor, jetor dan tresser mesin perontok padi, terjadi perubahan penghasilan secara signifikan, bagi responden petani pemilik lahan mengalami peningkatan penghasilan, sedangkan bagi responden buruh tani mengalami penurunan penghasilan secara signifikan. Responden petani pemilik lahan berpenghasilan tinggi 18 orang 21,2 dan hanya 2 orang responden 2,3 yang memiliki penghasilan kategori sedang. Sementara untuk kategori responden buruh tani berpenghasilan rendah sebanyak 52 orang 61,2 dan yang berpenghasilan sedang hanya 13 orang responden 15,3 . Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya penerapan mekanisasi pertanian membawa dampak positif bagi para petani pemilik lahan karena mereka mengalami peningkatan penghasilan secara signifikan sedangkan bagi kelompok buruh tani, yang pada awalnya sebelum mekanisasi pertanian, penghasilan yang mereka dapatkan rata-rata dalam kategori tinggi mengalami penurunan penghasilan secara signifikan. Universitas Sumatera Utara 87

4.5. Analisis Korelasi Product Moment.

Dokumen yang terkait

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Implementasi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tani Di Dusun III Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2 78 100

Pengaruh Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Terhadap Status Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sudirejo Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang

8 210 92

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Status Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah (Studi Kasus Desa Rumah Pilpil, Keca. Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang

71 360 103

Kemiskinan Dan Ketimpangan Pendapatan Nelayan Buruh Kapal Bermotor < 5 GT (Studi kasus: Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan)

2 70 84

Program Pertanian Polikultur Dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

0 35 3

Gerakan Sosial Politik: Studi Deskriptif “Revolusi Sosial” Sumatera Timur

10 102 108

Mekanisasi Pertanian Dan Kemiskinan Pedesaan (Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 13

BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Adopsi Teknologi Pertanian - Mekanisasi Pertanian Dan Kemiskinan Pedesaan (Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 10