Analisis dan Interprestasi Data 1. Mekanisasi Pertanian Variabel Bebas X
60
4.4. Analisis dan Interprestasi Data 4.4.1. Mekanisasi Pertanian Variabel Bebas X
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan Traktor Pada Lahan Pertanian
No. Pernyataan Frekuensi
1. Menggunakan
80 94
2. Tidak menggunakan
- -
3. Kadang-kadang
5 6
Jumlah 85
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang
penggunaan traktor pada lahan pertanian, bahwa responden memberikan pernyataan menggunakan sebanyak 80 orang responden 94 . Sedangkan 5 orang responden 6
memberikan pernyataan hanya kadang-kadang saja menggunakan mekanisasi traktor ini, adapun alasan petani pemilik lahan yang hanya kadang-kadang saja menggunakan
mekanisasi traktor dalam pengolahan lahan mereka adalah untuk menjaga kesuburan tanah, karena menurut mereka, lahantanah yang sudah terlalu sering di traktor akan berbeda jika
dibandingkan dengan memakai tenaga babatupahan dalam pengolahan tanah.
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Luas Lahan yang Dimiliki Petani
No. Pernyataan Frekuensi
1. Lebih dari satu hektar
17 85
2. Satu hektar
2 10
3. Kurang dari satu hektar
1 5
Jumlah 20
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan
yang menyatakan tentang luas lahan yang dimiliki sebanyak 17 orang responden 85 memiliki lahan lebih dari satu hektar lahan, sementara responden petani pemilik lahan yang
memiliki lahan satu hektar berjumlah 2 orang 10 , sedangkan 1 orang responden yang lain 5 hanya memiliki lahan kurang dari satu hektar. Dalam hal ini tampak bahwa
mayoritas petani pemilik lahan memiliki lahan lebih dari satu hektar, karena mereka yang memiliki luas lahan lebih dari satu hektar lahan jagungsawah merupakan penduduk yang
telah lama menetap di desa ini. Tanahlahan sawah yang dimiliki merupakan hasil warisan turun temurun untuk generasi keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
62
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Luas Lahan yang Proses Pengolahannya
Memakai Tenaga Buruh Tani No
Pernyataan Frekuensi
1. Lebih dari satu
53 82
2. Satu hektar
12 18
3. Kurang dari satu hektar
- -
Jumlah 65
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.17 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang
menyatakan tentang luas lahan yang proses pengolahannya memakai tenaga mereka, sebanyak 53 orang responden 82 menyatakan bahwa lahan petani yang mereka kelola
adalah seluas lebih dari satu hektar, sementara responden buruh lainnya menyatakan bekerja di lahan satu hektar sebanyak 12 orang responden 18 . Karena biasanya petani
pemilik lahan mempekerjakan atau menyewa tenaga buruh tani untuk lahan jagung atau sawah yang mempunyai luas lahan satu hektar maupun lebih dari satu hektar lahan,
sementara petani yang memiliki luas lahan kurang dari satu hektar biasanya mereka mengelola lahannya mulai dari proses penanaman jagung atau padi hingga proses panen
tiba, dilakukan secara sendiri dengan sanak keluarganya daripada menyewa tenaga buruh tani.
Universitas Sumatera Utara
63
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemilikan Lahan yang Diusahai
No. Pernyataan Frekuensi
1. Milik sendiri
17 20
2. Milik orang lain
68 80
Jumlah 85
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.18 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang
kepemilikan lahan yang diusahai, sebanyak 68 orang responden 80 menyatakan milik orang lain atau lahan yang disewa dan 17 orang responden 20 responden yang
menjawab lahan yang disewa milik orang lain pihak lain. Dari jawaban responden pemilik lahan tersebut dapat diketahui bahwa ada 3 orang responden petani pemilik lahan yang
hanya menyewa atau mengerjakan lahan milik orang lain saja bukan lahan milik mereka sendiri. Responden yang menyatakan bahwa lahan yang mereka kerjakan status
kepemilikannya menyewa atau mengerjakan lahan milik orang lain, karena mereka merupakan penduduk pendatang baru yang berasal dari desa lain ingin mencoba bertani di
desa ini. Adapun sistem yang berlaku di desa ini, apabila mereka mengerjakan atau mengelola lahan milik orang lain, maka hasil panen yang didapat dibagi dua dengan
pemilik lahan yang memberikan lahannya tersebut untuk dikerjakan.
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Panen Dalam Satu Tahun
No. Pernyataan Frekuensi
1. 3 kali
80 94
2. 2 kali
4 5
3. 1 kali
1 1
Jumlah 85
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.19 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang
frekuensi panen dalam satu tahun, sebanyak 80 orang responden 94 menjawab 3 kali panen dalam setahun, sementara 1 orang responden 1 menjawab 1 kali panen dalam
setahun dan 4 orang responden lainnya 5 menjawab hanya 2 kali panen saja dalam satu tahun. Produk jagung atau padi yang diperoleh responden dalam setiap kali panen pun
bervariasi, hal ini tergantung bagaimana para petani mengolah lahan pertaniannya. Ada sebagian petani memperoleh hasil sesuai yang diharapkannya, namun ada juga yang tidak
sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Alat Pertanian yang Digunakan Dalam
Pengelolaan Lahan JagungSawah No. Pernyataan
Frekuensi
1. Memakai TraktorJetor
81 95
2. Memakai Tenaga Manusia
3 4
3. Memakai Tenaga Hewan
1 1
Jumlah 85
100
Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.20 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang
alat pertanian yang digunakan dalam pengelolaan lahan jagungsawah yaitu sebanyak 81 orang responden 95 telah memakai traktorjetor dalam pengelolaan tanah pertanian
mereka, sedangkan 3 orang responden 4 masih memakai tenaga manusiaupahan untuk mengelola lahan pertaniannya dengan alasan untuk menjaga kesuburan tanah, dan 1 orang
responden memakai tenaga hewan 1 . Dengan menggunakan alat traktor atau jetor sebagai alat modern dalam mengolah lahan jagung atau lahan sawah akan lebih cepat dan
efektif jika dibandingkan dengan alat-alat tradisional seperti bajak dan cangkul, namun sebagian responden petani pemilik lahan yang memakai tenaga upahan atau tenaga hewan
dalam mengelola tanah mereka karena areal lahan sawahlahan jagung sulit dicapai dan dijangkau oleh traktorjetor disamping jawaban responden untuk menjaga kesuburan tanah.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mekanisasi Penggunaan Traktor Terhadap
Efektivitas Pekerjaan No. Pernyataan
Frekuensi
1. Lebih Efisien
75 88
2. Tidak Efisien
8 10
3. Ragu-ragu
2 2
Jumlah 10
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.21 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang
mekanisasi penggunaan traktor terhadap efektivitas pekerjaan yaitu sebanyak 75 orang responden 88 menyatakan lebih efektif. Sementara 2 orang responden 2
menyatakan masih ragu-ragu karena mereka belum mengerti apa sebenarnya makna efektivitas dalam hal pengelolaan lahan menggunakan mekanisasi traktor, sedangkan 8
responden 10 menyatakan tidak efektif karena tidak menggunakan mekanisasi traktor tersebut dalam pengelolaan lahan jagungnya.
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapan Traktor Terhadap Efesiensi
Pekerjaan No. Pernyataan
Frekuensi
1. Sangat membantu
27 32
2. Cukup membantu
5 6
3. Tidak membantu
53 62
Jumlah 85
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.22 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang penerapan traktor terhadap efesiensi pekerjaan yaitu sebanyak 27 orang responden 32
setuju bahwa dengan adanya traktor, pekerjaan mereka lebih cepat selesai, sedangkan sebanyak 53 orang responden 62 menyatakan tidak membantu, karena mereka
menyatakan bahwa dengan masuknya teknologi traktor mengurangi kesempatan kerja mereka sebagai buruh tani pasca panen sementara 5 orang responden lainnya 6
menyatakan cukup efisien karena kurang mengerti makna efesien itu dalam hal pengelolaan lahan pertaniannya.
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Petani Pemilik Lahan Tentang Penghasilan yang
Didapat Per Bulan Sebelum Menerapkan Mekanisasi Pertanian No.
Pernyataan Frekuensi
1. Rendah satu juta rupiah
11 55
2. Sedang satu juta rupiah-dua juta
rupiah 9
45
3. Tinggi dua juta rupiah
- -
Jumlah 20
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.23 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan yang menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan sebelum menerapkan mekanisasi
pertanian, sebanyak 11 orang responden 55 menjawab bahwa mereka memperoleh penghasilan kategori rendah yaitu dibawah satu juta rupiah, kemudian diikuti dengan yang
berpenghasilan sedang satu sampai dua juta rupiah sebanyak 9 orang 45 , sedangkan responden petani pemilik lahan yang berpenghasilan tinggi yaitu di atas dua juta rupiah
tidak ada. Sebelum menggunakan mekanisasi pertanian , pendapatan mayoritas responden petani pemilik lahan cenderung di bawah dua juta rupiah. Hal ini membuktikan bahwa
mekanisasi pertanian dengan alat traktor sangat mempengaruhi jumlah penghasilan yang diterima oleh petani pemilik lahan, karena lebih menghemat pengeluaran dalam membayar
upah buruh tani jika dibandingkan dengan memakai mekanisasi pertanian dan juga proses penanaman jagung atau padi menjadi lebih cepat dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Buruh Tani Tentang Penghasilan yang Didapat Per
Bulan Sebelum Menerapkan Mekanisasi Pertanian No.
Pernyataan Frekuensi
1. Rendah satu juta rupiah
- -
2. Sedang satu juta rupiah-dua juta
rupiah 7
11
3. Tinggi dua juta rupiah
58 89
Jumlah 65
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.24 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang
menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan sebelum menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 58 orang responden 89 menjawab bahwa mereka memperoleh
penghasilan kategori tinggi yaitu di atas dua juta rupiah, kemudian diikuti dengan responden yang berpenghasilan sedang satu sampai dua juta rupiah sebanyak 7 orang 11
, sedangkan responden buruh tani yang berpenghasilan kategori rendah yaitu kurang dari satu juta rupiah tidak ada. Sebelum menggunakan mekanisasi pertanian , pendapatan
mayoritas responden petani buruh tani cenderung di atas dua juta rupiah. Hal ini membuktikan bahwa sebelum adanya mekanisasi pertanian, penghasilan buruh tani di atas
dua juta rupiah karena tenaga mereka masih sering dipakai dalam pengolahan lahan milik petani.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghasilan yang Didapat Petani Pemilik
Lahan Per Bulan Setelah Menerapkan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan
Frekuensi
1. Rendah satu juta rupiah
- -
2. Sedang satu juta rupiah-dua juta
rupiah 2
10
3. Tinggi dua juta rupiah
18 90
Jumlah 20
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.25 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan yang
menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan setelah menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 18 orang responden 90 mendapatkan penghasilan yang tinggi di
atas dua juta rupiah, dan diikuti oleh responden yang berpenghasilan sedang sebanyak 2 orang 10 sedangkan responden yang berpenghasilan rendah di bawah satu juta rupiah
tidak ada. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa setelah para petani menerapkan mekanisasi pertanian terjadi peningkatan penghasilan yang signifikan bagi para petani
pemilik lahan, yang semula penghasilan di bawah satu juta rupiah meningkat menjadi dua juta sampai di atas dua juta rupiah. Adapun responden petani pemilik lahan yang tidak ada
pengaruh terhadap penghasilan yang mereka dapatkan sebelum dan setelah masuknya mekanisasi pertanian karena mereka hanya menggunakan mekanisasi pertanian bersifat
sementara saja tidak bersifat terus menerus.
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penghasilan yang Didapat Buruh Tani Per
Bulan Setelah Menerapkan Mekanisasi Pertanian No. Pernyataan
Frekuensi
1. Rendah satu juta rupiah
52 80
2. Sedang satu juta rupiah-dua juta
rupiah 13
20
3. Tinggi dua juta rupiah
- -
Jumlah 65
100
Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.26 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang
menyatakan tentang penghasilan yang didapat per bulan setelah menerapkan mekanisasi pertanian, sebanyak 52 orang responden 80 mendapatkan penghasilan yang rendah di
bawah satu juta juta rupiah, dan diikuti oleh responden yang berpenghasilan sedang sebanyak 13 orang 20 sedangkan responden yang berpenghasilan tinggi di atas dua
juta rupiah tidak ada. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa setelah diterapkannya mekanisasi pertanian oleh petani pemilik lahan terjadi penurunan
penghasilan yang signifikan bagi para buruh tani, yang semula rata-rata buruh tani mendapatkan penghasilan di atas satu hingga dua juta rupiah menurun menjadi di bawah
satu juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengaruh Mekanisasi Pertanian Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga No. Pernyataan
Frekuensi
1. Mampu
23 27
2. Tidak mampu
58 68
3. Ragu-ragu
4 5
Jumlah 85
100
Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.27 diatas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang
mekanisasi pertanian dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangga yaitu sebanyak 58 orang responden menyatakan tidak mampu karena dari hasil wawancara peneliti dengan
responden menyatakan bahwa dengan adanya mekanisasi traktor, biaya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga menjadi semakin tidak mampu terpenuhi. Sedangkan sebanyak 23
responden 27 menyatakan mampu, karena mereka merasakan dengan adanya mekanisasi pertanian penghasilan yang didapat bertambah dari sebelum adanya mekanisasi
pertanian sehingga mereka lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. dan 4 orang responden 5 memberikan pernyataan ragu-ragu.
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cara yang Digunakan Untuk Memisahkan
Gabah dari Jeramih No.
Pernyataan Frekuensi
1. Diinjak-injak
3 4
2. Dipukul-pukul
2 2
3. Menggunakan mesin perontok padi
tresser 80
94
Jumlah 85
100
Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.28 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang cara yang digunakan untuk memisahkan gabah dari jeramih, mayoritas responden yaitu
sebanyak 80 orang 94 menjawab menggunakan mesin perontok padi, sedangkan sebanyak 3 orang responden 4 masih menggunakan cara tradisional yakni dengan cara
diinjak-injak dan 2 orang responden lagi 2 menggunakan cara dipukul-pukul untuk memisahkan gabah dari jeramih. Responden yang menyatakan menggunakan cara
tradisional yaitu dengan diinjak-injak dan dipukul-pukul untuk memisahkan gabah dari jeramih adalah hasil panen mereka tidak terlalu banyak dan cukup untuk dikerjakan
bersama anggota keluarganya yang lain, selain itu mereka juga menyatakan karena gabahnya tidak ada yang tercecer bila memakai mesin perontok padi tresser bisa
menyebabkan populasi burung menurun atau bermigrasi ketempat lain, padahal keberadaan
Universitas Sumatera Utara
74
burung merupakan salah satu mata rantai pertanian untuk menjaga hama wereng yang bisa merusak tanaman padi mereka.
Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penerapan Mesin Bajak
Jetor Terhadap Peningkatan Pendapatan
No. Pernyataan
Frekuensi
1. Sangat berpengaruh
19 23
2. Cukup berpengaruh
2 2
3. Tidak berpengaruh
64 75
Jumlah 85
100
Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.29 diatas diketahui bahwa responden yang menyatakan penerapan mesin bajakjetor terhadap peningkatan pendapatan sebanyak 64 orang
responden 75 menyatakan tidak berpengaruh dan 19 orang responden 23 menyatakan sangat berpengaruh dalam hal peningkatan pendapatan dan merupakan
jawaban dari responden petani pemilik lahan, sementara 2 orang responden yang lain 2 menyatakan cukup berpengaruh. Hal ini dapat diketahui bahwa dengan adanya struktur
mekanisai hampir seluruh responden menyatakan pendapatannya tidak meningkat karena seharusnya dengan menggunakan tenaga mereka untuk membajak sawah mereka masih
dapat meningkatkan pendapatan, namun ketika sudah masuknya mesin bajakjetor pendapatan mereka semakin berkurang.
Universitas Sumatera Utara
75