Mekanisasi Pertanian Dan Kemiskinan Pedesaan (Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang)

(1)

MEKANISASI PERTANIAN DAN KEMISKINAN PEDESAAN

(Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI DIAJUKAN OLEH: ROBBY SURYA SITOMPUL

080901069

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA (S-1) PADA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013


(2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara mekanisasi pertanian dan kemiskinan pedesaan dengan melihat penggunaan traktor dan status sosial ekonomi buruh tani di Dusun III Suka Maju, Desa Sei Mencirim. Penelitian menggunakan teori-teori yang dianggap relevan seperti teori modernisasi dan adopsi teknologi pertanian.

Penelitian ini menggunakan metode korelasi Persons Corelations (Korelasi Product Moment), yaitu untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel dan apabila ada, seberapa erat hubungan itu dan apakah berarti atau tidaknya hubungan itu, yang kelebihannya dapat mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sampel dalam penelitiian ini sebanyak 85 orang yang terdiri dari 20 orang responden petani pemilik lahan dan 65 orang responden buruh tani, teknik penarikan sampel menggunakan secara random sampling secara undian. Pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik penelitian lapangan yaitu dengan cara penyebaran kuesioner kepada para responden dimana peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner dan dengan penelitian kepustakaan yaitu menghimpun data dari buku-buku sebagai bahan rujukan yang sesuai dengan penelitian ini. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan tabel tunggal, tabel silang dan analisis korelasi product moment

Temuan dalam penelitian menjelaskan bahwa terjadinya perubahan struktur sosial dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi para buruh tani dan petani pemilik lahan setelah mengalami diterapkannya mekanisasi pertanian seperti kegiatan kebiasaan gotong royong yang dulunya terjalin baik menjadi bersifat individu dalam kehidupan masyarakat. Mekanisasi pertanian juga telah membawa dampak yang negatif bagi para buruh tani karena dengan diterapkannya mekanisasi pertanian mengakibatkan penghasilan yang mereka dapat menjadi berkurang, hal ini bertolak belakang bagi para responden petani pemilik lahan yakni dengan adanya mekanisasi pertanian, pendapatan mereka semakin bertambah dan lebih efisien dalam waktu dan tenaga.

Dari penelitian ini diperoleh 0,499 dimana jika dari skala Guilford berada pada skala 0,499>0,231 untuk tingkat signifikan dilakukan. Dengan demikina, dapat disimpulkan bahwa mekanisasi pertanian seperti penggunaan traktor, jettor (mesin bajak) dan tresser (mesin perontok padi) dalam mempengaruhi status sosial ekonomi buruh tani dengan perolehan nilai Rxy 0,499>0,231 maka hubungan antara variabel X dengan variabel Y adalah signifikan. Oleh karena itu hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa mekanisasi pertanian mempengaruhi kemiskinan pedesaan karena mengurangi penghasilan buruh tani yang berpengaruh pada status sosial ekonomi buruh tani.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrahNya yang di berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yaang berjudul Mekanisasi Pertanian dan Kemiskinan Pedesaan (Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Dusun III Suka Maju, Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang) disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Secara ringkas skripsi ini menceritakan tentang bagaimana mekanisasi pertanian mempengaruhi pendapatan petani dan buruh tani serta perubahan kehidupan sosialnya di masyarakat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan tiada henti-hentinya penulis ucapkan kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda D. Sitompul dan Ibunda R. Br. Silitonga yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan


(4)

ketulusan yang mendalam serta mendidik penulis dengan kesabaran, semangat dan doa yang begitu suci dan ikhlas kepada penulis. Akhirnya inilah persembahan yang dapat ananda berikan sebagai tanda ucapan terimakasih dan tanda bakti ananda.

Dalam penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan ucapan terimakasih yang mendalam kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, Selaku ketua Departemen Sosiologi yang memberikan segenap ilmu pengetahuan semasa perkuliahan.

3. Drs. T. Ilham Saladin, M.Sp., selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang selalu memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini, memberikan segenap ilmu pengetahuan semasa perkuliahan.

4. Rasa hormat dan terimakasih yang tidak akan dapat penulis ucapkan dengan kata-kata kepada Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali penulis yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, ide-ide dan pemikiran dalam membimbing penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.


(5)

5. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Kak Fenni Khairifa, dan Kak Betty yang telah cukup banyak membantu penulis selama masa perkuliahan dalam hal administrasi.

6. Paling teristimewa penulis ucapkan salam sayang terhangat dan terima kasih bahkan tak terucap rasa bangga penulis kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang telah membesarkan saya dengan mencurahkan kasih sayangnya tiada terhingga dan tiada batasnya kepada saya, selalu memberikan doa, nasehat, dan mendidik saya serta dukungan moril maupun materil kepada saya.

7. Secara khusus saya ucapkan kepada keenam saudara saya ada kakak Lydia Marida Sitompul, S.Pd, abang Hendy Pratama Sitompul, adikku Dedy Alvoncus Sitompul, adikku “si kembar” Merry Laura Januarty Sitompul dan Ryo Rambo January Sitompul dan adekku “sipudan” Ayub Irwan Syaputera Sitompul, yang selalu memberikan dukungan, doa, nasehat, semangat yang tak ternilai harganya sejak awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. Semoga kita selalu menjadi anak-anak yang berbakti kepada Tuhan, kedua orang tua kita dan selalu saling mengasihi dan sukses buat masa depan yang sudah kita impikan.

8. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat baik penulis yang bisa mengerti dan menerima penulis baik dalam keadaan suka maupun duka yang sangat penulis sayangi, terutama buat Octa Virna Saragih, Nari Rolinon Boang


(6)

Manalu dan Salmen Sembiring,S.Sos yang selalu bersama-sama selama perkuliahan dan sampai saat ini dan masa yang akan datang.

9. Terimakasih buat teman-teman kerja saya di Resto Hotplate Station, Plaza Medan Fair terutama pada Kak Liena selaku Supervisor Hotplate Station, Plaza Medan Fair dan Pak Daniel selaku Asisten Supervisor yang telah menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi ini dan teman-teman yang lain yang begitu lucu, baik dan kompak-kompak ada Bang Yudhy “si abang ganteng” yang suka membuatkan juice kepada saya, Bang Ricky (Bang Pedao) nasi goreng sapi pedasnyaa begitu menggoda, Mas Denny, Bang Citra (Pak Boy), Bang Mukhlis, Bang Yoga “Ajo”, Bang Surya, Bang Afry, Bang Mirza, Bang Anies “Atjeh”, Bang Adi “Sangak” buat pembelajaran hidupnya mantaap bang, , Limcingking dan Tika yang sudah meried, baik-baik ya, jangan bertengkar kayak masa pacaran dulu, hehehe, Heryanto, Restu “Bunda”, Ridho, Hermawan, Sisca “Si boyu pudan”, Rosdiana, Dahlia, Tabita, Hanifah, Kak Mekha, Mbak Yully, Tutty Handayani, Ezra Nasution, Ryo Sitorus, Dina, Masitah, Intan “Cibawel”dan Puputh “si manis manja”, terimakasih buat pertemanan kita yang sudah terjalin lebih kurang selama satu tahun yang telah memberikan pengalaman hidup yang berarti buat penulis, dan menjalin rasa kekompakan di antara satu team kerja, semoga kita semuanya menjadi orang-orang yang sukses seperti yang selalu kita impikan, tetap semangat dan salam sayang saya kepada teman-teman di Hotplate Station, Plaza Medan Fair.


(7)

10.Terima kasih juga kepada teman-teman saya di Oriflame Sweden yang begitu memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, kepada Kak Sartika Dwi Astuti br. Silitonga selaku upline saya, makasih ya kak atas semangat dan motivasinya, Sriyanti br. Bancin selaku upline saya juga yang sudah membantu saya dalam pengorderan, semangat ya to, buat meraih consultant 15% nya, kamu pasti bisa, buat Santa br. Simamora juga selaku upline saya yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi, akhirnya kita sama-sama sidang juga, mantaaps, dan tak lupa juga buat downline saya yang penuh semangat ada Bresman dan Dedy juga yang telah memberikan dukungan yang tulus kepada saya, semoga kita semua sukses dalam mencapai target di Oriflame yang kita inginkan, ingat misi dan visi kita ya “Go,go,go President Directur” Oriflame Sweden.

11.Secara khusus terima kasih saya ucapkan kepada Abang senior saya yang baik hati dan sudah saya anggap sebagai abang kandung saya sendiri (Bang Prabu Tamba, S.Sos dan Bang Martogi, S.Sos) yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi saya ini, Kak Dini Syahputri, S.Sos, yang paling baik dan sabar menjadi tauladan bagi saya, nasihat-nasihat yang tulus dan motivasi yang membangun yang kakak berikan untuk saya dengan kata-kata tanamkan dalam hati “Aku pasti bisa”. Terima kasih atas dukungan dan semangat kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.


(8)

12.Kepada teman-teman saya di Sosiologi ’08 khususnya Octa Virna, Santy J.V, Nari Rolinon Boangmanalu, Vanny Virgita, Lenny Nababan, S.Sos, Sondang Yolanda, Fitry Aprilia, Frisilia Pardosi, Bresman Simamora, Hendra Hutagalung (Genk Curhat), banyak waktu yang telah kita lalui bersama, suka dan duka, canda dan tawa yang tak akan penulis lupakan bersama kalian, semoga kita selalu menjadi sahabat dalam keadaan apapun untuk selamanya. Buat teman-teman yang lain seperti Belman Siagian S.Sos, Amos Pasaribu, Richat Rajagukguk, Ricky Sihombing, Raja Bako, Heberlin Tinambunan, Roynal Jeckson Manurung dan Alexander Giovanni Simamora (Genk Bataks) terimakasih buat kebersamaan yang telah dilalui selama masa perkuliahan dan masa yang akan datang, dan buat teman yang lain Rudy China, Dicky Eko, Muhammad Reza, S.Sos, Judika B.Manurung, S.Sos, Irma Sebayang, S.Sos, Eninta Barus, S.Sos, Yan Berlianta Depari, Ayu Kinnara, S.Sos, Kharisma, Rina Humaira, Imay, Mitha Muthia, Ruth Agustine, Grace Sinambela, S.Sos, Syahrul Payan, Arman Silalahi, dan banyak lagi nama yang belum saya sebutkan terimakasi buat kebersamaannya selama perkuliahan, semoga kita selalu menjaga solidaritas sampai masa yang akan datang.

13. Para informan petani dan buruh tani Desa Suka Maju, Sei Mencirim yang telah bersedia memberikan waktu dan kesempatan untuk mengisi kuesioner serta memberikan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Sudung Limbong, selaku kepala


(9)

desa Suka Maju, Sei Mencirim, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di Desa ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi terdapat berbagai kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran-saran yang sifatnya membangun demi kebaikan tulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Medan, Oktober 2013 Penulis

NIM : 080901069 Robby Surya Sitompul


(10)

DAFTAR ISI Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR TABEL……….………..viii

BAB I PENDAHULUAN………...1

1.1. Latar Belakang Masalah...………1

1.2. Perumusan Masalah………..14

1.3. Tujuan Penelitian………..………....14

1.4. Manfaat Penelitian………...15

1.5. Hipotesis Penelitian………...16

1.6. Operasional Variabel...16

1.6.1. Definisi Operasional...16

1.61.1.Variabel Bebas...17

1.6.1.2. Variabel Terikat...17

1.7. Bagan Operasional Variabel...18

1.8. Teknik Analisis dan Interprestasi Data...19


(11)

1.8.2. Analisis Statistik Product Momen...19

BAB II KERANGKA TEORI....………...20

2.1. Adopsi Teknologi Pertanian. ………...20

2.2. Teori Modernisasi...………22

2.3. Definisi Konsep...……….26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...29

3.1. Jenis Penelitian...29

3.2. Lokasi Penelitian………...………...29

3.3. Populasi dan Sampel...30

3.3.1. Populasi...30

3.3.2. Sampel ...31

3.3.3. Simple Random Sampling...32

3.4. Teknik Pengumpulan Data...33

3.4.1. Data Primer...33

3.4.1.1.Observasi...33

3.4.1.2. Kuesioner...34

3.4.2. Data Skunder...34

3.5. Jadwal Kegiatan...35


(12)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN...………37

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……….…………37

4.1.1. Keadaan Geografis Desa………...37

4.1.2. Sarana dan Prasarana Desa………...39

4.2. Keadaan Penduduk………... 4.2.1. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Usia... 4.2.2. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian... 4.2.3. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 4.2.4. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 4.2.5. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Sarana Pendidikan... 4.2.6. Karakteristik Penduduk Berdasarkan Sarana Kesehatan... 4.3. Karakteristik Responden………..…43

4.4. Teknik Analisa Data... 45

4.4.1. Analisa Tabel Tunggal... 46

4.4.2. Tabulasi Silang Penerapan Mekanisasi Pertanian Terhadap penghasilan 4.5. Uji Hipotesis...53

BAB V PE NUTUP 5.1.Kesimpulan

5.2.Saran

DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Luas Wilayah desa menurut penggunaannya... 32

Tabel 4.2 Sarana Kesehatan Desa... 33

Tabel 4.3 Sarana Pendidikan formal... 34

Tabel 4.4 Sarana Pendidikan Informal... 34

Tabel 4.5 Sarana Peribadatan... 35

Tabel 4.6 Sarana Olahraga... 36

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin... 37

Tabel 4.8 Kepadatan Penduduk Desa ... 38

Tabel 4.9 Keadaan Perekonomian Penduduk ... 39

Tabel 4.10 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.11 Profil Responden berdasarkan usia ... 41

Tabel 4.12 Profil Responden berdasarkan tingkat pendidikan... 42

Tabel 4.13 Profil Responden berdasarkan lama bekerja ... 43

Tabel 4.14 Profil Responden berdasarkan status perkawinan ... 44

Tabel 4.15 Distribusi Responden tentang penggunaan traktor pada lahan... 45

Tabel 4.16 Distribusi Responden tentang luas lahan yang dimiliki petani ... 46

Tabel 4.17 Distribusi Responden tentang luas lahan yang memakai buruh tani dalam proses pegolahannya ... 47

Tabel 4.18 Distribusi Responden tentang kepemilikan lahan yang dikuasai... 48


(14)

Tabel 4.20 Distribusi Responden tentang alat pertanian yang digunakan dalam pengelolaan lahan jagung/sawah ... 50 Tabel 4.21 Distribusi Responden tentang penggunaan traktor terhadap efektivitas

pekerjaan... 51 Tabel 4.22 Distribusi Responden tentang penerapan traktor terhadap efesiensi pekerjaan... 52 Tabel 4.23 Distribusi Responden tentang penghasilan yang didapat petani pemilik

lahan per bulan sebelum mekanisasi ... 53 Tabel 4.24 Distribusi Responden tentang penghasilan yang didapat buruh tani per

bulan sebelum mekanisasi ... 54 Tabel 4.25 Distribusi Responden tentang penghasilan yang didapat petani pemilik lahan per bulan pasca mekanisasi ... 55 Tabel 4.26 Distribusi Responden tentang penghasilan yang didapat buruh tani per bulan pasca mekanisasi ... 56 Tabel 4.27 Distribusi Responden tentang pengaruh mekanisasi pertanian terhadap pemenuhan kebutuhan rumah tangga ... 57 Tabel 4.28 Distribusi Responden tentang cara yang digunakan untuk memisahkan gabah dari jeramih ... 58 Tabel 4.29 Distribusi Responden tentang penerapan mesin bajak/jettor terhadap peningkatan pendapatan ... 59 Tabel 4.30 Distribusi Responden tentang pekerjaan sampingan selain buruh tani ... 60


(15)

Tabel 4.31 Distribusi Responden tentang penghasilan yang didapat buruh tani dalam memenuhi kebutuhan hidup ... 61 Tabel 4.32 Distribusi Responden tentang hubungan sosial antara petani pemilik

lahan dengan buruh tani sebelum mekanisasi pertanian ... 62 Tabel 4.33 Distribusi Responden tentang hubungan sosial antara petani pemilik

lahan dengan buruh tani pasca mekanisasi pertanian ... 63 Tabel 4.34 Distribusi Responden tentang bagaimana hubungan sosial yang terjadi

antara sesama buruh tani dan buruh tani dengan petani ... 64 Tabel 4.35 Distribusi Responden tentang perubahan penghasilan yang diterima

pasca mekanisasi pertanian... 65 Tabel 4.36 Distribusi Responden tentang tentang dampak peralihan terhadap

penghasilan buruh tani ... 66 Tabel 4.37 Distribusi Responden tentang hubungan struktur jumlah buruh tani

yang dibutuhkan terhadap hubungan sosial yang telah dibangun.. 67 Tabel 4.38 Disribusi Responden tentang hubungan buruh tani dengan petani

pemilik lahan... 68 Tabel 4.39 Distribusi Responden tentang hubungan sosial yang diikuti pasca

pemakaian teknologi pertanian ... 69 Tabel 4.40 Tabulasi silang penerapan mekanisasi pertanian terhadap penghasilan responden ... 70 Tabel 4.41 Harga Indeks Korelasi ... 73


(16)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan antara mekanisasi pertanian dan kemiskinan pedesaan dengan melihat penggunaan traktor dan status sosial ekonomi buruh tani di Dusun III Suka Maju, Desa Sei Mencirim. Penelitian menggunakan teori-teori yang dianggap relevan seperti teori modernisasi dan adopsi teknologi pertanian.

Penelitian ini menggunakan metode korelasi Persons Corelations (Korelasi Product Moment), yaitu untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel dan apabila ada, seberapa erat hubungan itu dan apakah berarti atau tidaknya hubungan itu, yang kelebihannya dapat mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sampel dalam penelitiian ini sebanyak 85 orang yang terdiri dari 20 orang responden petani pemilik lahan dan 65 orang responden buruh tani, teknik penarikan sampel menggunakan secara random sampling secara undian. Pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik penelitian lapangan yaitu dengan cara penyebaran kuesioner kepada para responden dimana peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner dan dengan penelitian kepustakaan yaitu menghimpun data dari buku-buku sebagai bahan rujukan yang sesuai dengan penelitian ini. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan tabel tunggal, tabel silang dan analisis korelasi product moment

Temuan dalam penelitian menjelaskan bahwa terjadinya perubahan struktur sosial dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi para buruh tani dan petani pemilik lahan setelah mengalami diterapkannya mekanisasi pertanian seperti kegiatan kebiasaan gotong royong yang dulunya terjalin baik menjadi bersifat individu dalam kehidupan masyarakat. Mekanisasi pertanian juga telah membawa dampak yang negatif bagi para buruh tani karena dengan diterapkannya mekanisasi pertanian mengakibatkan penghasilan yang mereka dapat menjadi berkurang, hal ini bertolak belakang bagi para responden petani pemilik lahan yakni dengan adanya mekanisasi pertanian, pendapatan mereka semakin bertambah dan lebih efisien dalam waktu dan tenaga.

Dari penelitian ini diperoleh 0,499 dimana jika dari skala Guilford berada pada skala 0,499>0,231 untuk tingkat signifikan dilakukan. Dengan demikina, dapat disimpulkan bahwa mekanisasi pertanian seperti penggunaan traktor, jettor (mesin bajak) dan tresser (mesin perontok padi) dalam mempengaruhi status sosial ekonomi buruh tani dengan perolehan nilai Rxy 0,499>0,231 maka hubungan antara variabel X dengan variabel Y adalah signifikan. Oleh karena itu hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa mekanisasi pertanian mempengaruhi kemiskinan pedesaan karena mengurangi penghasilan buruh tani yang berpengaruh pada status sosial ekonomi buruh tani.


(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin modern membantu percepatan proses pengolahan produksi pertanian. Modernisasi pertanian yang bertujuan untuk mengubah sektor pertanian tradisional menjadi sektor pertanian modern yang mampu meningkatkan produksi sektor pertanian, merupakan paradigma yang menjadi rujukan bagi semua pemerintahan di negara-negara yang sedang berkembang dalam membangun sektor pertanian mereka. Modernisasi pertanian harus mampu menjadi penyelamat petani. Kebiasaan mengolah lahan pertanian dengan mengandalkan banyak tenaga dan waktu dengan sedikit hasil semakin menyulitkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan petani sehingga dibutuhkan bantuan alat-alat yang lebih mampu menunjang efektifitas dan efisiensi.

Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air dan sumber energi lainnya atau yang lebih dikenal dengan istilah mekanisasi. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagai penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian.


(18)

12 April 2012, pkl 21.35 WIB)

Mekanisasi pertanian merupakan proses bersistem untuk mengubah cara bekerja yang cepat dan efisien dengan menggunakan bantuan alat-alat maupun mesin-mesin pertanian (Liliweri, 1997). Salah satu alat pertanian yang umum dan yang paling sering digunakan dalam teknologi pertanian adalah traktor. Traktor merupakan sebuah alat bermesin yang memiliki kemampuan untuk mengolah tanah. Fungsi traktor sekarang telah menggantikan fungsi tenaga manusia dalam proses pengolahan tanah.

Traktor pertanian saat ini menjadi komponen yang tidak terpisahkan dari pembangunan pertanian dan pedesaan. Dapat kita saksikan bahwa perkembangan yang pesat penggunaan traktor di daerah pedesaan semakin membantu proses pengolahan tanah bagi para petani, karena mereka lebih merasakan manfaat bahwa penggunaan traktor lebih cepat dan lebih menguntungkan dibandingkan melakukan pengolahan tanah/lahan dengan tenaga manusia ataupun tenaga hewan.

Data Statistik Pertanian Sumatera Utara mencatat tentang penggunaan traktor di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 23.850 unit. Penggunaan traktor semakin lama semakin meningkat jumlahnya, terutama pada daerah-daerah yang mempunyai irigasi yang lebih baik di wilayah pertanian Sumatera Utara, sementara data untuk Kabupaten Deli Serdang tercatat 1.573 unit traktor pertanian (BPS. Dinas Pertanian Sumatera Utara Dalam Angka, 2011).


(19)

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang memiliki luas 2.538.30 km terdiri dari 22 kecamatan. Berdasarkan keadaan alam dan tepografi Kabupaten Deli Serdang, sektor pertanian merupakan potensi terbesar yang menyokong perekonomian masyarakat. Hasil pendapatan terbesar berasal dari sektor pertanian, karena sebagian besar masyarakat yang tinggal di kabupaten ini merupakan pengguna lahan dengan produksi jenis tanaman jagung dan padi. Adapun luas lahan yang dikembangkan untuk tanaman jagung adalah 76.042 ha, dengan hasil produksi 362.956 ton dan tingkat produktivitas 4,53 ton/ha. (BPS. Dinas Pertanian Sumatera Utara Dalam Angka, 2011).

Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Sunggal, kabupaten Deli Serdang. Desa ini merupakan suatu wilayah yang sebagian besar terdiri dari daerah ladang dan persawahan. Sebagian besar masyarakat yang tinggal didesa bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani (tenaga upahan). Petani yang ada di desa ini memiliki ladang dan persawahan yang luas, umumnya mereka adalah penduduk yang telah lama tinggal di Desa Suka Maju, Sei Mencirim dan mempunyai orang tua atau nenek moyang yang telah lama hidup dan menetap di desa ini yaitu sekitaran pada tahun 1965, jadi mereka memiliki warisan tanah/lahan dari nenek moyangnya.

Pada tahun 2011, jumlah petani pemilik ladang di desa ini adalah 96 orang sedangkan jumlah buruh tani (tenaga upahan) di desa adalah 483 orang. Sebagian kecil dari masyarakat ini bermatapencaharian sebagai pedagang, karyawan swasta, PNS dan petani pemilik modal (penyewa traktor). Dan sumber ekonomi/pendapatan masyarakat Desa Suka


(20)

Maju, Sei Mencirim pada tahun tersebut paling besar berasal dari sektor pertanian yang berkisar Rp. 128.666.000.000; dan pada akhir tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 182.860.000.000 (BPS. Kepala Desa Suka Maju Dalam Angka, 2011).

Pada awalnya, Desa Suka Maju, Sei Mencirim merupakan kawasan hutan yang belum tersentuh oleh manusia, dan pada pertengahan tahun 1965 penduduk yang berasal dari tanah Karo merupakan penduduk awal yang datang untuk tinggal dan menetap di Desa ini, sedangkan para pendatang atau yang disebut penduduk baru yang datang pada tahun 1998 dan menetap di desa ini hanya sedikit yang mempunyai lahan tetap, bagi mereka yang memiliki lahan tetap tersebut karena mereka memiliki uang untuk membeli sebidang tanah yang pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya rumah tangga saja walaupun tidak sedikit juga dari penduduk pendatang yang membeli beberapa hektar lahan untuk membuka lahan dengan menanami tanaman yang laku keras dan umum dikembangkan di desa ini.

Para petani di desa ini menanami ladang mereka dengan berbagai jenis tanam-tanaman yang menjadi sumber mata pencaharian mereka seperti jagung, padi, cabai, tanaman kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Jagung merupakan jenis tanaman yang paling banyak dikembangkan/ditanami oleh para petani di desa ini, sedangkan sawah digunakan untuk menanam padi. Alasan para petani di desa ini lebih banyak untuk menanam jagung di ladangnya adalah karena lebih mudah dalam proses pengerjaannya (mulai dari proses penanaman, penyiangan rumput hingga pada waktu panen tiba).


(21)

Dalam waktu setahun penanaman jagung dapat dilakukan sampai 3-4 bulan. Selain itu, alasan kedua yang mendasari mengapa para petani lebih banyak menanam jagung adalah karena lebih mudah dalam pemasarannya yakni karena adanya mesin penggiling jagung untuk menggiling tongkol jagung yang sudah dipanen dan langsung dijual ke kilang padi (tempat pemasaran hasil panen jagung yang ada di Desa ini).

Para petani yang ada di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang juga sudah menerapkan traktor. Tahun 1985 teknologi traktor telah masuk ke dalam pertanian di Kabupaten Deli Serdang terutama di Desa Suka Maju, Sei Mencirim. Menurut data dari Badan Penyuluhan Pertanian Lapangan Medan Krio pada tahun 2011, populasi traktor di Desa Sei Mencirim sebanyak 21 unit traktor, dan merupakan milik petani yang ada di desa ini.

Penerapan teknologi traktor dalam pertanian di Kabupaten Deli Serdang didasari oleh alasan karena situasi perkembangan zaman yang menuntut para petani yang ingin serba praktis dan efisien dalam pengolahan tanah. Selain penerapan traktor, mekanisasi pertanian di Desa Suka Maju, Sei Mencirim juga terjadi pada penggunaan jetor (mesin pembajak sawah) dan penggunaan tresser (mesin perontok padi). Sebelum adanya program mekanisasi, para petani menggarap sawahnya dengan menggunakan tenaga kerbau atau sapi.

Pada masa sekarang lahan pertanian sudah digarap dengan bantuan mesin (traktor milik petani pemilik lahan). Demikian juga dalam pelaksanaan panen padi yang dulunya


(22)

banyak melibatkan para buruh tani memang terlihat tidak efesien, dengan adanya tresser (mesin perontok padi) penggunaan tenaga manusia menjadi berkurang. Penggunaan alat ini di satu sisi memang menguntungkan, tapi di sisi lain pola hubungan antar masyarakat petani, jelas merenggangkan kohesi sosial, dan secara ekologis karena gabahnya tidak ada yang tercecer menyebabkan populasi burung menurun atau bermigrasi ke tempat lain, padahal keberadaan burung merupakan salah satu mata rantai pertanian.

Biasanya penanaman jagung dilakukan pada musim-musim kering, yaitu antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus, sedangkan tanaman padi biasanya ditanam pada musim basah/hujan yaitu antara bulan Agustus sampai bulan Desember. Jika pada saat panen jagung tiba,pemilik ladang/kebun pasti akan mencari orang-orang upahan untuk mengambil/memetik tongkol jagung, dan upah yang didapat oleh setiap orang ialah sebesar Rp 45.000,-per hari. Dan setelah jagung selesai dipanen, biasanya ladang itu akan segera dibersihkan/dibabat,akan tetapi sejak adanya kemajuan tekhnologi khususnya dalam bidang pertanian dalam pemakaian alat traktor yang mulai diterapkan sekitar sejak tahun 2001 silam, para petani pemilik ladang/kebun itu lebih cenderung memakai traktor agar lebih mudah dalam efisiensi waktu, sedangkan kalau memakai tenaga manusia/upahan yang masih menggunakan alat babat, cangkul, arit atau sebagainya akan memerlukan waktu yang relatif lama.

Sebagai contoh luas ladang/kebun itu 3 hektar ( ha ) dan katakan tenaga upahan yang dipakai 9-13 orang maka akan memakan waktu yang relatif lama dan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan memakai traktor yang hanya memerlukan waktu hanya


(23)

beberapa jam saja untuk membersihkan ladang/kebun tersebut. Sedangkan dalam contoh pekerjaan pengolahan tanah sawah bila memakai tenaga bajak/kerbau memakan waktu 5-6 hari kerja per hektar (ha) lahan sawah, sedangkan bila menggunakan mesin pembajak sawah (jetor) hanya diperlukan 3-4 jam saja per hektar (ha) lahan sawah. Oleh karena itu, tenaga upahan kurang diperlukan dalam proses pembersihan ladang/kebun jagung ataupun untuk menggemburkan tanah pada lahan sawah setelah panen.

Biro Pusat Statistik (Kompas, 2006) menyebutkan bahwa kantong penyebab kemiskinan desa umumnya bersumber dari sektor pertanian yang disebabkan, antara lain: Pertama, ketimpangan kepemilikan lahan pertanian. Kedua, kesenjangan di sektor pertanian juga di sebabkan oleh ketidakmerataan investasi. Ketiga, alokasi anggaran kredit yang terbatas juga menjadi penyebab daya injeksi sektor pertanian di pedesaan melemah. Keempat, kemiskinan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan pada masyarakat pedesaan. Kelima, adanya disparitas tingkat pendidikan antar kelompok masyarakat yang masih cukup tinggi antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan prempuan (segrerasi jender) di pedesaan. Keenam, frekuensi yang pesat pada penerapan tekhnologi modern sehingga semakin banyaknya pemakaian tenaga manusia dan tenaga hewan karena sudah digantikan oleh alat-alat canggih pertanian lainnya, seperti intensitas pemakaian traktor, pemakaian mesin pembajak sawah (jetor) dan pemakaian tresser (mesin perontok padi).

Berdasarkan hasil penelitian Desa Prima (2001:12) tentang pengaruh faktor sosial dan ekonomi terhadap penggunaan traktor dalam pengelolaan pada sawah menyatakan


(24)

bahwa pengalihan teknologi pengolahan sawah ke teknologi mekanisasi dengan traktor akan mengurangi kesempatan kerja bagi petani-petani kecil, dimana masalah kesempatan kerja ini merupakan masalah yang sering terjadi di negara yang sedang berkembang pada umumnya, dan di Indonesia pada khususnya.

Peneliti tertarik melihat masalah ini adalah karena kemajuan teknologi pada masa sekarang ini, khususnya teknologi bidang pertanian; seperti penggunaan alat-alat canggih yang lebih praktis dibandingkan dengan sebelum adanya traktor. Kebijakan penerapan mekanisasi pertanian modern ternyata tidak berhasil merubah kualitas hidup petani Indonesia, khususnya di Desa Suka Maju, Sei Mencirim secara keseluruhan. Lebih parahnya lagi, kebijakan tersebut membuat petani sangat bergantung pada pihak yang mempunyai akumulasi modal berlebih dan berimplikasi pada terbentuknya kelas buruh tani dan majikan atau petani penyewa dan pemilik tanah dan pada gilirannya petani dipaksa untuk masuk ke dalam jual-beli yang demikian kompleks.

Peneliti memilih Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim dengan alasan karena Desa Suka Maju, Sei Mencirim merupakan suatu wilayah yang masih terdiri dari sebagian besar lahan pertanian dan masyarakat Desa Suka Maju, Sei Mencirim bermatapencaharian sebagai petani dan pada akhir tahun 2011 sebanyak 483 masyarakat Desa Suka Maju, Sei Mencirim tercatat sebagai buruh tani.

Pada tahun 1985 teknologi traktor masuk ke Desa Suka Maju, Sei Mencirim, akan tetapi masyarakat di desa ini belum menerapkan seutuhnya penerapan penggunaan traktor


(25)

tersebut. Sebelumnya masyarakat petani masih menggunakan cangkul, babat, arit dan kerbau pembajak sawah, tetapi setelah adanya traktor dan jetor (alat untuk membajak sawah), para petani sudah beralih menggunakan alat-alat modern tersebut karena mereka lebih merasa praktis dan efesien sehingga ladang dan sawah sudah dapat ditanami kembali. Desa Suka Maju, Sei Mencirim sebagai salah satu desa yang mempunyai ciri-ciri dimana pada umumnya sektor pertanian merupakan dominasi mata pencaharian sebagian besar masyarakat petani. Di desa Suka Maju, Sei Mencirim tersebut terlihat ada proses perubahan pertanian yang dahulunya bersifat tradisional menuju proses pertanian modern. Berdasarkan uraian diataslah maka peneliti tertarik untuk memilih judul “Mekanisasi Pertanian Dan Kemiskinan Di Pedesaan” (Studi Penggunaan Traktor dan Sosial Ekonomi Buruh Tani di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, kecamatan Sunggal).

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana mekanisasi pertanian di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang?

b. Bagaimana pengaruh penggunaan traktor terhadap Sosial Ekonomi Buruh Tani di Desa Suka Maju, Sei Mencirim?


(26)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui mekanisasi pertanian di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang.

b. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan traktor terhadap Sosial Ekonomi Buruh Tani di Desa Suka Maju, Sei Mencirim.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pada umumnya dan ilmu Sosiologi pada khususnya Sosiologi Pedesaan.

b. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasiswa Sosiologi selanjutnya,serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam membuat laporan hasil penelitian. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan kepada peneliti tentang mekanisasi pertanian dan pengaruh penerapan penggunaan traktor terhadap Sosial Ekonomi Buruh Tani.


(27)

1.5.Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara dan belum benar-benar menjadi tesis. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah hipotesis itu diterima atau ditolak, perlu pengujian yang cermat. Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Untuk penelitian ini, hipotesis yang diajukan peneliti adalah:

Ho : Tidak ada hubungan antara penggunaan traktor/mekanisasi pertanian terhadap status sosial ekonomi buruh tani di Desa Suka Maju, Sei Mencirim.

Ha : Ada hubungan antara penggunaan traktor/mekanisasi pertanian terhadap status status sosial ekonomi buruh tani di Desa Suka Maju, Sei Mencirim.

1.6.Operasionalisasi Variabel

1.6.1. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel (Singarimbun, 1984:34), kongkritnya definisi operasional (operasionalisasi variabel) adalah berisikan tentang indikator-indikator (pengukur) suatu variabel, sedangkan indikator adalah faktor-faktor atau kejadian-kejadian yang digunakan untuk mengukur variabel.

Adapun variabel penelitian ini disesuaikan menurut kebutuhan dalam penelitian ini, yaitu:


(28)

1.6.1.1. Variabel Bebas (Mekanisasi Pertanian) (X)

Merupakan variabel yang akan diteliti pengaruhnya terhadap masalah yang diajukan. Dalam penelitian ini menetapkan teknologi traktor sebagai variabel bebas.

1.6.1.2. Variabel Terikat (Status Sosial Ekonomi Buruh Tani) (Y)

Merupakan variabel yang perubahannya dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel terikat untuk penelitian ini adalah status sosial ekonomi buruh tani.

1.7. Bagan Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X) Mekanisasi Pertanian

Frekuensi Perubahan

-Penerapan/pembaharuan tenaga mesin pada pengolahan lahan

-Pembaharuan pengelolaan lahan 2. Variabel Bebas (Y)

Status Sosial Ekonomi Buruh Tani

-Berkurangnya kesempatan kerja para buruh tani pasca panen

-Pendapatan buruh tani yang berkurang -Ekonomi buruh tani semakin sulit

-Memudarnya rasa solidaritas/perilaku gotong royong pada buruh tani


(29)

1.8. Teknik Analisis dan Interprestasi Data

1.8.1. Analisis tabel tunggal

Merupakan suatu analisis yang digunakan dengan membagi-bagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:266).

1.8.2. Analisis Statistik dengan menggunakan rumus product moment (Pearsons Correlation) (Sudijino, 1989:286)

r xy = n.Σ xy – ( Σ x ) ( Σ y )

��.��²−(��)�.�.��²−(��)² Ket:

r : koefisien korelasi

x : variabel bebas

y : variabel terikat


(30)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1.Adopsi Teknologi Pertanian

Dalam hal adopsi penerapan teknologi traktor, yang dilakukan oleh kelompok tani mengakibatkan sempitnya peluang kerja bagi para buruh tani/tenaga upahan pasca panen. Peluang kerja adalah suatu keadaan dimana adanya ketersediaan untuk mendapatkan/memperoleh pekerjaan. Peluang kerja pedesaan merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh pekerjaan di desa. Seperti kita ketahui, bahwa sektor pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya (Soekarwati 1995:11 ).

Tulus Tambunan ( 2003 ) menyatakan bahwa peluang kerja pedesaan akan semakin sempit karena adanya pengalih fungsian penggunaan traktor terhadap tenaga upahan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan teknologi modern di bidang pertanian khususnya alat traktor yang dapat mengurangi tingkat peluang kerja pedesaan. Dampak modernisasi pertanian atau revolusi hijau telah memberikan banyak dampak negatif bagi para petani, salah satunya adalah petani semakin tersungkur dalam kehidupannya. Usaha tani modern telah menggeser situasi kehidupan petani dari keadaan yang merdeka untuk memanfaatkan hasil


(31)

pertaniannya ke kondisi dimana petani bergantung pada berbagai unsur. Dengan memakai jumlah traktor per 1000 pekerja dan per 100 meter tanah garapan membuktikan bahwa tenaga upahan kurang dibutuhkan karena adanya penerapan penggunaan traktor.

Para buruh tani/tenaga upahan yang sudah tidak lagi diperlukan pada saat pasca panen,maka interaksi sosial yang awalnya terjalin dengan baik ketika belum diperkenalkannya teknologi traktor menjadi berkurang pada masa sekarang ini. Hal ini juga berdampak pada tingkat pengangguran didesa ini semakin tinggi karena mereka yang hanya mempunyai pekerjaan utama sebagai buruh tani/tenaga upahan tidak mendapatkan penghasilan karena adanya penerapan penggunaan penggunaan teknologi traktor tersebut. Rusastra, dkk ( 2004 ) melakukan penelitian tentang ekonomi tenaga kerja pertanian dan implikasinya dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan buruh tani. Dalam jurnal ini membahas tentang upaya memperbaiki tingkat upah dan kesejahteraan buruh tani menghadapi permasalahan yang kompleks yaitu: 1) permintaan tenaga kerja di sektor pertanian bersifat fluktuatif dan musiman, 2) penggunaan tenaga per unit luasan usaha tani cenderung menurun karena berkembangnya mekanisasi pertanian (traktor), aplikasi herbisida, dan maksimasi penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, 3) adanya indikasi penurunan upah riil, daya beli dan kesejahteraan buruh tani, 4) sulitnya mengimplementasikan instrumen kebijakan karena posisi buruh tani yang bersifat dilematis, yaitu sebagai pemasok dan sekaligus juga pengguna tenaga kerja pertanian, dan 5) strategi


(32)

perbaikan kesejahteraan dan tingkat upah melalui upaya tidak langsung seperti peningkatan intensitas garapan dan kesempatan kerja nonpertanian.

Ukuran luas lahan dan tingkat pendapatan petani merupakan tolak ukur terhadap kemiskinan di pedesaan. Jumlah petani miskin yang tidak memiliki lahan jauh lebih banyak dibandingkan jumlah petani miskin yang memiliki lahan. Semakin besar luas lahan, semakin sedikit jumlah petani miskin, dan di perkotaan tidak ada petani miskin dari kategori pemilikan lahan dengan luas diatas 5 hektar (ha); sementara di pedesaan masih ada walaupun presentasenya sangat kecil (Tambunan 2003:158 )

Buruh tani atau tenaga upahan yang tidak lagi bekerja pasca panen merupakan salah satu faktor penyebab kemiskinan di pedesaan karena mereka sudah tidak diperlukan pasca panen dan tidak lagi menerima atau mendapat upah, mereka hanya mengurus keadaan di rumah saja apabila tidak bekerja, padahal upah/gaji merupakan faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan petani dan buruh tani. Menurut hasil studi dari Papanaek dan Handoko ( 1999 ), pergerakan dalam indikator-indikator kemiskinan mengikuti perubahan dalam tingkat upah/gaji. Tingkat upah/gaji yang didapatkan oleh petani dipengaruhi oleh tingkat produktivitas, teknologi, pendidikan dan modal. Petani pemilik lahan yang sudah menerapkan penggunaan traktor dalam pengolahan ladangnya lebih mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang belum menerapkan


(33)

penggunaan traktor, karena mereka merasakan manfaat efisiensi waktu dan kecepatan untuk kembali menanam pasca panen.

Petani di desa ini yang telah menerapkan penggunaan traktor sejak awal tahun 2001 silam mengadopsi sistem teknologi yang modern khususnya di bidang pertanian. Komplementaritas antara berbagai masukan usaha tani atau tanaman adalah sifat dari teknologi. Teknologi yang dikembangkan perlu menjaga terpeliharanya komplementaritas minimal dalam usaha tani. Sekarang ini teknologi yang diciptakan lebih banyak difokuskan oleh para kelompok tani di desa ini adalah pada peningkatan produktivitas lahan daripada tenaga kerja atau modal, sehingga peluang kerja bagi para buruh tani/tenaga upahan menjadi sempit. Dalam situasi demikian,pengembangan teknologi harus mampu mengatasi kendala tersebut dan mampu meningkatkan produktivitas faktor produksi yang relatif langka tersebut. Bila hal ini ditempuh maka prinsip efisiensi yang disesuaikan dengan keadaan di suatu desa/daerah dapat diterapkan (Carson,1988).

2.2.Teori Modernisasi

Asumsi modernisasi yang disampaikan oleh Schoorl ( 1980 ), melihat modernisasi sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri dengan pertumbuhan ekonomi sebagai akses utama. Berhubung dengan perkembangan ekonomi, sebagian penduduk tempat tinggalnya tergeser ke


(34)

lingkungan kota-kota. Masyarakat modern telah tumbuh tipe kepribadian tertentu yang dominan. Tipe kepribadian seperti itu menyebabkan orang dapat hidup di dalam dan memelihara masyarakat modern. Perkembangan modernisasi sangat pesat, apabila ditandai dengan perkembangan teknologi yang dari waktu ke waktu semakin bertambah dan turut ambil bagian dalam perkembangan pertanian.

Menurut (Rogers Everett, 1981:25), modernisasi adalah proses dengan mana individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologis serta cepat berubah. Modernisasi juga mempunyai sifat mempelajari dan meneliti sikap dan pendapat atau bertujuan untuk perubahan teknologi. Definisi modernisasi dikembangkan dari berbagai ilmu, modernisasi mengandung makna perubahan. Istilah modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu modern yang berarti maju dan berkembang. Jadi, modernisasi berasal dari kata modern, yang artinya sesuatu yang baru sebelum tidak ada kemajuan menjadi ada, dan sesuatu yang ada itu kemudian diperbaiki dan diperbaharui menjadi modernisasi modern. Teori modernisasi melaksanakan tata cara dan kerja modern dan mempengaruhi alat-alat yang digunakan dengan alat-alat modern sesuai dengan perkembangan zaman.

Motivasi teori modernisasi untuk merubah cara produksi masyarakat berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah cara produksi pra-kapitalis ke kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah menerapkannya untuk ditiru.


(35)

Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas yang terkadang batasannya tidak dapat ditetapkan secara mutlak. Modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial menuju ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara barat yang stabil (Soekanto, 1990). Karakteristik umum modernisasi yang menyangkut aspek-aspek sosio demografis masyarakat digambarkan dengan istilah gerak sosial. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada perencanaan. Teori modernisasi secara umum dapat diungkapkan sebagai cara pandang yang menjadi modus utama analisisnya kepada faktor manusia dalam suatu masyarakat. Modernisasi kemudian menjadi semacam komoditi di kalangan masyarakat yang menempatkan faktor mentalitas menjadi penyebab perubahan ( Salim, 2002 ).

Pada dasarnya, modernisasi didasarkan pada perubahan sosial dalam perspektif idealis. Salah satu pemikir dalam kubu idealis adalah Weber. Weber memiliki pendapat yang berbeda dengan Marx. Perkembangan industrial kapitalis tidak dapat dipahami hanya dengan membahas faktor penyebab yang bersifat material dan teknik. Namun demikian Weber juga tidak menyangkal pengaruh kedua faktor tersebut. Pemikiran Weber yang dapat berpengaruh pada teori perubahan sosial adalah dari bentuk rasionalisme yang dimiliki. Dalam kehidupan masyarakat barat model rasionalisme akan mewarnai semua aspek kehidupan (Harper, 1989).


(36)

Weber melihat bahwa pada wilayah Eropa yang mempunyai perkembangan industrial kapital pesat adalah wilayah yang mempunyai penganut protestan. Bagi Weber, ini bukan suatu kebetulan semata. Nilai-nilai protestan menghasilkan etik budaya yang menunjang perkembangan industrial kapitalis. Protestan Calvinis merupakan dasar pemikiran etika protestan yang menganjurkan manusia untuk bekerja keras, hidup hemat dan menabung. Pada kondisi material yang hampir sama, industrial kapital ternyata tidak berkembang di wilayah dengan mayoritas Katholik, yang tentu saja tidak mempunyai etika protestan (Harper, 1989). Masyarakat Desa Suka Maju, Sei Mencirim telah mengalami banyak perubahan dan akan terus berlangsung seiring pembangunan “ala” modernisasi yang dilaksanakan oleh pemerintah. Sejauh ini perubahan yang terjadi berupa transformasi pertanian yang dicirikan oleh perubahan modal produksi dari yang semula subsisten menjadi komersialis. Transformasi pertanian yang terjadi ditandai pula dengan masuknya teknologi pertanian berupa mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian atau lebih tepatnya modernisasi pertanian merupakan salah satu kebijakan pembangunan pertanian pemerintah orde baru yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.

Mekanisasi pertanian membawa dampak pada perubahan kearifan lokal masyarakat Desa Suka Maju, Sei Mencirim karena pada waktu sebelum adanya teknologi traktor para petani pemilik ladang jagung biasanya mengadakan jamuan makan seadanya untuk merayakan hasil panen jagung dan sebagai bentuk rasa


(37)

syukur akan panen jagung yang telah selesai dikerjakan. Akan tetapi, setelah adanya teknologi traktor maka kearifan lokal tersebut sudah menghilang. Mekanisasi pertanian juga membawa dampak pada menurunnya kebutuhan tenaga kerja pada sektor pertanian. Seiring dengan modernisasi pertanian tersebut semakin banyak buruh tani/tenaga upahan di Desa Sei Mencirim yang kehilangan mata pencaharian mereka pasca panen jagung, yang mengakibatkan mereka banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak penting, seperti bermain kartu, berkumpul di kedai kopi dan kedai tuak ( lapo tuak ).

2.3. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

1. Mekanisasi

Adalah : penggantian dan penggunaan tenaga mesin dan sarana-sarana teknik lainnya untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan. (http:www.artikata.com/arti_34027_mekanisasi.html.diakses pada tanggal 13 Maret 2012 pukul 09.12 WIB).


(38)

2. Mekanisasi Pertanian

Merupakan : aplikasi mekanis berupa mesin atau alat pada proses produksi pertanian, pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Dalam penelitian ini melihat adanya pengunaan traktor dalam pengolahan tanah pertanian di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang yang meliputi: penggunaan teknologi traktor pada ladang jagung dan jetor untuk lahan sawah.

3. Petani

Merupakan : seseorang yang memiliki pekerjaan atau penghasilan dari mengelola lahan pertanian yang mereka miliki. Dalam penelitian ini, petani merupakan komponen yang utama karena mereka yang menerapkan teknologi pertanian, terutama traktor.

4. Buruh Tani/Tenaga Upahan

Merupakan : seseorang atau sekelompok orang yang menggantungkan hidupnya untuk bekerja di lahan/ladang petani pemilik lahan dan biasanya mereka hanya memiliki potensi untuk bekerja di pertanian saja. Dalam penelitian ini melihat buruh tani yang kehilangan mata pencaharian pasca panen karena digantikan oleh mekanisasi pertanian.

5. Kemiskinan

Merupakan : sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold), menurut data Upah


(39)

Minimum Regional Nasional di Provinsi Sumatera Utara pendapatan karyawan adalah Rp. 1.200.000,- per bulan. Kemiskinan yang terjadi di pedesaan disebabkan karena diantaranya karena tidak mempunyai sawah, pekarangan, dan lahan untuk bercocok tanam atau yang disebabkan karena kesempatan kerja menjadi berkurang karena adanya pengalihan teknologi pertanian.

6. Traktor

Merupakan sebuah alat bermesin yang memiliki kemampuan untuk mengolah tanah. Adapun traktor yang digunakan untuk mengolah lahan pertanian di desa ini adalah jenis traktor yang hanya digunakan untuk mengolah tanah pertanian saja.

7. Sosial Ekonomi

Merupakan suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat (Soekanto, 1987 : 181). Untuk melihat kondisi sosial ekonomi seseorang maka perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu: pekerjaan, pendapatan dan pendidikan (Koentjaraningrat, 1990 : 35). Dalam penelitian ini melihat adanya perubahan status sosial ekonomi buruh tani yang disebabkan oleh mekanisasi pertanian.


(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis dan terkontrol. Peneliti memulai subjek yang jelas dan mengadakan penelitian atas populasi dan sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkannya secara akurat ( Silalahi, 2009: 28).

3.2.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Dusun III Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Peneliti memilih lokasi ini karena masyarakat tani khususnya para buruh tani/tenaga upahan sudah digantikan fungsinya karena adanya modernisasi teknologi pertanian yang mengakibatkan kemiskinan pedesaan di desa ini, disamping pilihan lokasi ini tempat tinggal peneliti.


(41)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi ialah semua nilai, baik hasil perhitungan maupun pengukuran daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Dengan kata lain, populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Populasi berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi (Usman dan Pramono,2009:42).

Berdasarkan pendapat di atas, yang menjadi tolak ukur populasi dalam penelitian ini adalah petani pemilik lahan jagung/lahan sawah yang berjumlah 96 orang dan para buruh tani/tenaga upahan yang kehilangan pekerjaan karena digantikan dengan penggunaan traktor yang berjumlah 483 orang. Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah 579 orang dengan komposisi petani pemilik lahan jagung/lahan sawah dijumlahkan dengan keseluruhan buruh tani.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diinginkan (Prasetyo dan Lina,2005:119). Sampel yang dipilih akan menjadi sumber data dalam suatu penelitian. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang ada dalam


(42)

penelitian ini maka peneliti menggunakan rumus Taromayane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% (Rachmat, 1987:82).

n= N N (d)²+1

Keterangan : n = sampel

N = jumlah populasi d = presisi 10% atau 0,1

Berdasarkan data yang ada maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak :

n= N N (d)²+1 n= 579

579 (0,1)²+1 n= 579

6,79

= 85,272 (dibulatkan 85 orang).

Jadi, jumlah sampel sebanyak 85 orang petani dan buruh tani yang diambil secara random sampling/secara undian.

3.3.3. Simple Random Sampling

Sampel acak sederhana (simple random sampling), teknik pengambilan sampel ini memastikan setiap unsur mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Peluang yang sama berarti setiap unsur mempunyai probabilitas yang sama untuk dijadikan sampel (Eriyanto, 1999:92). Cara ini diawali dengan membuat


(43)

daftar lengkap nama/nomor subjek yang memenuhi karakteristik sebagai populasi. Nama atau nomor tesebut kemudian diundi untuk mengambil sampel sebanyak yang diperlukan.

Penelitian ini terdiri dari dua karakteristik responden, yaitu responden petani pemilik lahan sebanyak 20 orang dan buruh tani sebanyak 65 orang. Fokus penelitian ini terletak pada responden buruh tani yang mengalami kehilangan mata pencaharian karena masuk dan diterapkannya mekanisasi pertanian di desa ini.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah bagian instrument pengambilan data yang menentukan berhasil atu tidaknya suatu penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan utnuk mendapatkan atau mengumpulkan data yang sedang diteliti secara objektif. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data primer dapat dilakukan melalui :

3.4.1.1. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung gejala yang tampak pada


(44)

penelitian. Observasi dilakukan dengan mengamati langsung gejala yang tampak pada penelitian. Dari observasi hasil-hasil pengamatan akan dicatat. Di dalam penelitian ini gejala yang akan dilihat yaitu pengaruh penggunaan traktor terhadap sosial ekonomi buruh tani di Desa Suka Maju, Sei Mencirim.

3.4.1.2. Kuesioner

Kuesioner ialah pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan yang tersusun secara sistematis dalam bentuk angket yang diberikan kepada responden dan diisi oleh responden. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bersifat tertutup berdasarkan rumusan skala likert. Skala likert yaitu skala yang bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek, dimana dalam angket diberikan pertanyaan sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban. Adapun yang ingin diukur dalam penelitian ini yaitu pengaruh penerapan mekanisasi pertanian terhadap kehidupan sosial ekonomi buruh tani di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua dari data yang kita butuhkan atau data yang diperoleh dari lembaga atau instansi tertentu. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini yaitu dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen yaitu buku-buku referensi yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.


(45)

3.5.Jadwal Kegiatan

Secara terperinci Penelitian ini dapat dilihat pada tabel jadwal kegiatan berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NO Jadwal Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi

2 Acc Judul

3 Penyusunan Proposal Penelitian

4 Seminar Proposalpenelitian

5 Revisi Proposal Penelitian

6 Operasional Penelitian

7 Pengumpulan dan Analisis Data

8 Bimbingan Skripsi

9 Penulisan Laporan Penelitian


(46)

3.6.Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih memiliki kekurangan akan kemampuan dan sedikitnya pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian ilmiah. Kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu, berhubungan dengan tempat penelitian yang merupakan areal pertanian, dimana peneliti mengalami kendala dalam menentukan waktu yang tepat untuk peneliti menyebarkan angket kepada responden, karena ketika peneliti melakukan penelitian sering berbenturan dengan jam kerja para responden. Disamping itu juga, peneliti memperhatikan bahwa dalam menjawab pertanyaan yang dibagikan melalui angket, masih ada responden yang sulit memahami angket tersebut sehingga peneliti membutuhkan waktu yang lama dalam menerangkannya.


(47)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis Desa

a. Batas Wilayah

Desa Suka Maju adalah sebuah Desa yang terletak di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Desa Suka Maju pada awalnya adalah bagian dari Desa Medan Krio yang pada tahun 1958 di mekarkan/dipecahkan menjadi satu bagian tersendiri, yakni Desa Suka Maju. Desa Suka Maju memiliki wilayah yang terdiri atas tujuh (7) dusun, yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV, Dusun V, Dusun VI dan Dusun VII. Untuk mempermudah jalan pemerintahan atau untuk memperlancar tugas-tugas serta mempermudah penduduk untuk urusan pemerintahan, maka sehari-harinya Kepala Desa dibantu oleh Sekretaris Desa beserta perangkat desa lainnya.

Secara geografis, Desa Suka Maju memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Medan Krio

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sei Beras Sekata dan Desa Sunggal Kanan. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kutajurung Kecamatan Pancur Batu. - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Mencirim dan Desa Telaga Sari.


(48)

b. Luas Wilayah Desa/Kelurahan Menurut Penggunaanya

Desa Suka Maju memiliki luas wilayah ±630 Ha. Desa Suka Maju dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bernama Sudung Limbong. Adapun penyebaran luas wilayah tersebut menurut penggunaannya :

Tabel 4.1. Luas Wilayah Desa Suka Maju menurut penggunaannya :

No. Penggunaan Luas Lahan (Ha)

1. Perladangan ±400 Ha

2. Pemukiman ±92 Ha

3. Pertanian Sawah ±120 Ha

4. Perkebunan ±13 Ha

5. Rumah Ibadah/Fasilitas Umum :

(Kantor, Sekolah, Gereja, Mesjid, Pemakaman dan lainnya)

±5 Ha


(49)

4.1.2. Sarana Dan Pra Sarana Desa

a. Sarana Kesehatan

Pemenuhan kebutuhan kesehatan di Desa Suka Maju dilengkapi oleh beberapa prasarana kesehatan sebanyak 8 unit prasarana kesehatan yang terdiri dari Poliklinik/Balai Kesehatan, Posyandu dan Puskesmas. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2. Sarana Kesehatan Desa Suka Maju :

No. Uraian Jumlah (unit)

1. Poliklinik/Balai Kesehatan 4

2. Posyandu 3

3. Puskesmas 1

Jumlah 8

Sumber : Profil Desa Suka Maju Tahun 2012

b. Sarana Pendidikan

Desa Suka Maju memiliki delapan sarana pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat Desa Suka Maju yaitu sarana pendidikan formal dan sarana pendidikan informal/keterampilan. Sarana pendidikan formal yang tersedia di Desa ini


(50)

sebanyak lima sekolah yaitu terdiri dari Pendidikan Anak Sekolah Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Sarana pendidikan informal/keterampilan di Desa ini sebanyak dua buah yaitu terdiri dari kursus Bahasa Inggris dan kursus keterampilan menjahit. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3. Sarana Pendidikan Formal Desa Suka Maju :

No. Uraian Jumlah (unit)

1. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) 1

2. TK 5

3. SD 5

Jumlah 11

Sumber : Profil Desa Suka Maju Tahun 2012

Tabel 4.4. Sarana Pendidikan Keterampilan/Informal Desa Suka Maju :

No. Uraian Jumlah (unit)

1. Kursus Bahasa Inggris 1

2. Kursus Menjahit 1

Jumlah 2


(51)

c. Sarana Peribadatan

Desa Suka Maju memiliki sarana peribadatan untuk memenuhi kebutuhan rohaniah masyarakat Desa Suka Maju sebanyak 14 unit, yaitu enam (6) unit Masjid, tujuh (7) unit Gereja Kristen Protestant dan satu (1) unit Gereja Katholik.

Secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Sarana Peribadatan Desa Suka Maju :

No. Uraian Jumlah (unit)

1. Masjid 6

2. Gereja Kristen Protestant 7

3. Gereja Katholik 1

Jumlah 14

Sumber : Profil Desa Suka Maju Tahun 2012

d. Sarana Transportasi

Desa Suka Maju memiliki sarana perhubungan atau transportasi yaitu sarana transportasi darat. Perhubungan darat dilengkapi dengan prasarana jalan darat yang ada di desa ini yaitu jalan Kecamatan sepanjang 15 Kilometer dan jalan desa sepanjang 10 Kilometer. Jenis prasarana perhubungan darat yang ada di desa ini terdiri dari terminal,


(52)

jalan aspal, jalan bebatuan, jalan tanah dan jembatan. Sarana transportasi darat yang ada di desa ini terdiri dari kendaraan umum roda empat, kendaraan umum roda tiga, kendaraan umum dua dan alat transportasi tradisional (becak).

e. Sarana Olah Raga

Masyarakat Desa Suka Maju aktif dalam kegiatan olah raga. Kegiatan olah raga yang biasa dilakukan oleh masyarakat Desa Suka Maju seperti olah raga sepak bola, dan bola volly (laki-laki). Peningkatan olah raga masyarakat Desa Suka Maju didukung karena adanya sarana olah raga sebanyak dua (2) unit, satu (1) unit lapangan sepak bola dan satu unit (1) lapangan bola volly.

Secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6. Sarana Olah Raga Suka Maju :

No. Uraian Jumlah (unit)

1. Lapangan Sepak Bola 1

2. Lapangan Bola Volly 1

Jumlah 2


(53)

4.1.3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang pada bulan Desember 2011 adalah sebanyak 7.158 jiwa yang terdiri dari komposisi penduduk Laki-laki sebanyak 2.726 jiwa dan Prempuan sebanyak 4.432 dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.747 KK. Seluruh penduduk di Desa Suka Maju adalah Warga Negara Indonesia atau penduduk pribumi.

Secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7. Komposisi Penduduk Desa Suka Maju Menurut Golongan Usia dan Jenis Kelamin

No. Golongan Umur (Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki-laki Prempuan

1. 0-1 104 102 206

2. 1-5 124 291 415

3. 5-6 178 213 391

4. 7-15 455 764 1.219


(54)

6. 22-59 841 2.043 2.884

7. 60 tahun ke atas 171 181 352

Jumlah 2.726 4.432 7.158

Sumber : Profil Desa Suka Maju Tahun 2012

Tabel 4.8. Kepadatan Penduduk Desa Suka Maju

No. Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 2.726

2. Prempuan 4.432

Jumlah 7.158

Sumber : Profil Desa Suka Maju Tahun 2012

4.1.4. Keadaan Perekonomian Penduduk

Penduduk di Desa Suka Maju, Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang terbagi atas tujuh dusun, tetapi meskipun berbeda dusun mata pencaharian mereka sebagian besar adalah buruh tani dan petani. Penduduk di Desa Suka Maju bermatapencaharian sebagai petani karena wilayahnya merupakan daratan yang subur dan memiliki potensi yang baik untuk menanami jagung dan tanaman pangan lainnya, serta memiliki persawahan yang didukung dengan kondisi pengairan yang cukup baik pula.


(55)

Selain bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani, penduduk Desa Suka Maju juga bermatapencaharian sebagai Karyawan Swasta, Pedagang, Pegawai Negeri dan lain sebagainya. Secara terperinci mata pencaharian penduduk Desa Suka Maju dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Keadaan Perekonomian Penduduk menurut Mata Pencaharian

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani 530

2. Buruh tani 1232

3. Pedagang/Wiraswasta 107

4. Karyawan Swasta 120

5. PNS 32

6. Supir 143

7. Tukang Kayu 5

8. Penjahit 8

9. Guru Swasta 53

Jumlah 2230


(56)

4.3. Karakteristik Responden

Untuk mengenali responden, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan data-data responden. Berdasarkan hasil pengumpulan data, maka diperoleh karakteristik responden sebagai berikut :

Tabel 4.10.

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin F %

1. Laki-laki 72 85

2. Prempuan 13 15

Jumlah 85 100

Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 72 orang (85 %), sedangkan responden yang berjenis kelamin prempuan 13 orang (15 %). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa laki-laki merupakan bagian dari pekerja domestik di bidang pertanian dan merupakan tenaga kerja sebagai buruh tani pasca panen.


(57)

Tabel 4.11

Profil Responden Berdasarkan Usia

No. Kelompok Usia F %

1. 25-30 tahun 13 15

2. 31-36 tahun 17 20

3. 37-42 tahun 10 12

4. 43-48 tahun 18 21

5. 49-54 tahun 14 17

6. > 55 tahun 13 15

Total 85 100

Sumber : Data Kuesioner tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh kelompok usia responden termasuk usia produktif, adapun responden terbanyak adalah responden yang berada di antara kategori 44-48 tahun yaitu sebanyak 18 orang (21 %), kemudian diikuti oleh kelompok usia 31-36 tahun sebanyak 17 orang (20 %), kemudian diikuti oleh kelompok usia 49-54 tahun sebanyak 14 orang (17 %) dan kemudian kelompok usia 25-30 tahun sebanyak 13 orang (15 %) dan kelompok usia >55 tahun sebanyak 13 orang (15 %) dan terakhir ditempati oleh kelompok usia 37-42 tahun sebanyak 10 orang responden (12 %).


(58)

Tabel 4.12

Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan F %

1. SD 31 36

2. SMP 29 34

3. SLTA/Sederajat 18 21

4. Diploma/Sarjana 7 9

Total 85 100

Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diketahui jumlah responden berdasarkan Status Pendidikan Responden dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan sampai di bangku SD yakni sebanyak 31 orang (36 %), kemudian diikuti oleh responden yang memiliki pendidikan tingkat SMP sebanyak 29 orang (34 %), kemudian disusul oleh responden yang memiliki pendidikan SLTA/Sederajat 18 orang (21 %), sedangkan responden yang memiliki Diploma/Sarjana sebanyak 7 orang (9 %). Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya tingkat pendidikan responden terutama untuk kelompok buruh tani/tenaga upahan, disebabkan karena dalam bekerja dibidang pertanian mereka beranggapan hanya mengandalkan tenaga saja dan tidak membutuhkan keterampilan apapun dan tidak membutuhkan pengetahuan yang lebih melainkan dapat dipelajari secara informal melalui sosialisasi secara turun-temurun, serta dengan mengamati secara kasat mata saja bagaimana memulai pekerjaan mereka.


(59)

Tabel 4.13

Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No. Lama Bekerja F %

1. 1-5 tahun 13 15

2. 6-10 tahun 28 33

3. 11-15 tahun 27 32

4. >15 tahun 17 20

Total 85 100

Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.13 di atas diketahui jumlah responden berdasarkan lama waktu bekerja adalah sebanyak 28 orang responden menjawab mereka telah lama bekerja antara 6-10 tahun (33 %), kemudian diikuti oleh responden yang lama bekerja antara 11-15 tahun sebanyak 27 orang (32 %), kemudian sebanyak 17 orang responden (20 %) lama bekerja selama >15 tahun sedangkan sebanyak 13 orang responden (15%) telah lama bekerja selama antara 1-5 tahun. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari seluruh responden baik untuk kategori kelompok petani pemilik lahan maupun buruh tani/tenaga upahan telah lama bekerja dan terjun dalam pengelolaan pertanian di Desa ini.


(60)

Tabel 4.14

Profil Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No. Status Perkawinan F %

1. Kawin 85 100

2. Belum kawin - -

Total 85 100

Sumber : Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diketahui jumlah responden berdasarkan Status Kawin, untuk kelompok petani pemilik lahan maupun buruh tani yaitu berstatus kawin sebanyak 85 orang (100 %) dan status belum kawin tidak ada. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari seluruh jumlah responden berstatus kawin. Dengan demikian responden untuk penelitian ini memang merupakan keluarga yang memiliki tanggung jawab keluarganya dan bukan yang belum berkeluarga. Hal ini diperkuat juga dengan jumlah tanggungan yang harus dibiayai oleh responden. Seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.


(61)

4.4. Analisis dan Interprestasi Data

4.4.1. Mekanisasi Pertanian (Variabel Bebas) (X)

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden Tentang Penggunaan Traktor Pada Lahan Pertanian

No. Pernyataan Frekuensi %

1. Menggunakan 80 94

2. Tidak menggunakan - -

3. Kadang-kadang 5 6

Jumlah 85 100

Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.15 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang penggunaan traktor pada lahan pertanian, bahwa responden memberikan pernyataan menggunakan sebanyak 80 orang responden (94 %) . Sedangkan 5 orang responden (6 %) memberikan pernyataan hanya kadang-kadang saja menggunakan mekanisasi traktor ini, adapun alasan petani pemilik lahan yang hanya kadang-kadang saja menggunakan mekanisasi traktor dalam pengolahan lahan mereka adalah untuk menjaga kesuburan tanah, karena menurut mereka, lahan/tanah yang sudah terlalu sering di traktor akan berbeda jika dibandingkan dengan memakai tenaga babat/upahan dalam pengolahan tanah.


(62)

Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Responden Tentang Luas Lahan yang Dimiliki Petani

No. Pernyataan Frekuensi %

1. Lebih dari satu hektar 17 85

2. Satu hektar 2 10

3. Kurang dari satu hektar 1 5

Jumlah 20 100

Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.16 di atas diketahui bahwa responden petani pemilik lahan yang menyatakan tentang luas lahan yang dimiliki sebanyak 17 orang responden (85 %) memiliki lahan lebih dari satu hektar lahan, sementara responden petani pemilik lahan yang memiliki lahan satu hektar berjumlah 2 orang (10 %), sedangkan 1 orang responden yang lain (5 %) hanya memiliki lahan kurang dari satu hektar. Dalam hal ini tampak bahwa mayoritas petani pemilik lahan memiliki lahan lebih dari satu hektar, karena mereka yang memiliki luas lahan lebih dari satu hektar lahan jagung/sawah merupakan penduduk yang telah lama menetap di desa ini. Tanah/lahan sawah yang dimiliki merupakan hasil warisan turun temurun untuk generasi keluarganya.


(63)

Tabel 4.17

Distribusi Jawaban Responden Tentang Luas Lahan yang Proses Pengolahannya Memakai Tenaga Buruh Tani

No Pernyataan Frekuensi %

1. Lebih dari satu 53 82

2. Satu hektar 12 18

3. Kurang dari satu hektar - -

Jumlah 65 100

Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.17 di atas diketahui bahwa responden buruh tani yang menyatakan tentang luas lahan yang proses pengolahannya memakai tenaga mereka, sebanyak 53 orang responden (82 %) menyatakan bahwa lahan petani yang mereka kelola adalah seluas lebih dari satu hektar, sementara responden buruh lainnya menyatakan bekerja di lahan satu hektar sebanyak 12 orang responden (18 %). Karena biasanya petani pemilik lahan mempekerjakan atau menyewa tenaga buruh tani untuk lahan jagung atau sawah yang mempunyai luas lahan satu hektar maupun lebih dari satu hektar lahan, sementara petani yang memiliki luas lahan kurang dari satu hektar biasanya mereka mengelola lahannya mulai dari proses penanaman jagung atau padi hingga proses panen tiba, dilakukan secara sendiri dengan sanak keluarganya daripada menyewa tenaga buruh tani.


(64)

Tabel 4.18

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemilikan Lahan yang Diusahai

No. Pernyataan Frekuensi %

1. Milik sendiri 17 20

2. Milik orang lain 68 80

Jumlah 85 100

Sumber : Hasil Olah Data Kuesioner tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.18 di atas diketahui bahwa responden yang menyatakan tentang kepemilikan lahan yang diusahai, sebanyak 68 orang responden (80 %) menyatakan milik orang lain atau lahan yang disewa dan 17 orang responden (20 %) responden yang menjawab lahan yang disewa milik orang lain (pihak lain). Dari jawaban responden pemilik lahan tersebut dapat diketahui bahwa ada 3 orang responden petani pemilik lahan yang hanya menyewa atau mengerjakan lahan milik orang lain saja bukan lahan milik mereka sendiri. Responden yang menyatakan bahwa lahan yang mereka kerjakan status kepemilikannya menyewa atau mengerjakan lahan milik orang lain, karena mereka merupakan penduduk pendatang baru yang berasal dari desa lain ingin mencoba bertani di desa ini. Adapun sistem yang berlaku di desa ini, apabila mereka mengerjakan atau mengelola lahan milik orang lain, maka hasil panen yang didapat dibagi dua dengan pemilik lahan yang memberikan lahannya tersebut untuk dikerjakan.


(1)

Karakteristik Mekanisasi Pertanian (Variabel X) Status Sosial Ekonomi Buruh Tani (Variabel Y) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2

1 1 1 2 1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

1 4 3 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1

1 3 3 1 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3

2 1 3 4 1 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

2 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1

2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 1 1 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3

2 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1

1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3

2 2 4 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 3 2 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 6 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3

2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1

1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 3 2 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1

2 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 1 3 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 2

1 3 4 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 2 1 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2

2 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 5 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1

2 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 2 3 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3

1 4 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1

1 5 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3

1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 1 3 3


(2)

1 4 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 3 1 2 1 1 2 1 3 1 1 1 2

2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3

1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 3

1 5 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 4 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2

1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3

1 5 3 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 5 2 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

0 5 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1

1 5 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 6 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

0 4 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

1 5 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3

1 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 4 1 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 4 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2

0 6 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3

1 5 1 4 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 4 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 4 3 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 6 2 4 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 4 2 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 4 2 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3

1 6 3 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 4 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2

1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 6 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3

1 6 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2

1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3

1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1


(3)

1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

0 5 2 4 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3

1 1 3 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2

1 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

0 6 3 4 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3

1 6 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2

1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2

0 6 3 3 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3

1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3


(4)

NO X Y X² Y² XY

1 16 14 256 196 224

2 29 18 841 324 522

3 22 18 484 324 396

4 16 14 256 196 224

5 27 20 729 400 540

6 29 18 841 324 522

7 22 18 484 324 396

8 16 14 256 196 224

9 22 18 484 324 396

10 22 18 484 324 396

11 18 14 324 196 252

12 22 18 484 324 396

13 23 18 529 324 414

14 22 18 484 324 396

15 22 16 484 256 352

16 23 18 529 324 414

17 17 13 289 169 221

18 25 18 625 324 450

19 23 18 529 324 414

20 17 14 289 196 238

21 22 16 484 256 352

22 22 18 484 324 396

23 22 18 484 324 396

24 23 18 529 324 414

25 22 15 484 225 330

26 22 18 484 324 396

27 22 18 484 324 396

28 15 14 225 196 210

29 22 18 484 324 396

30 22 18 484 324 396

31 22 18 484 324 396

32 22 18 484 324 396

33 17 13 289 169 221

34 22 19 484 361 418


(5)

39 17 18 289 324 306

40 22 18 484 324 396

41 22 19 484 361 418

42 21 18 441 324 378

43 22 18 484 324 396

44 22 18 484 324 396

45 22 19 484 361 418

46 22 19 484 361 418

47 23 18 529 324 414

48 22 18 484 324 396

49 22 20 484 400 440

50 17 13 289 169 221

51 18 13 324 169 234

52 22 18 484 324 396

53 17 13 289 169 221

54 22 19 484 361 418

55 21 19 441 361 399

56 22 18 484 324 396

57 16 15 256 225 240

58 22 15 484 225 330

59 21 18 441 324 378

60 22 19 484 361 418

61 22 19 484 361 418

62 22 19 484 361 418

63 22 19 484 361 418

64 22 19 484 361 418

65 22 18 484 324 396

66 16 14 256 196 224

67 22 19 484 361 418

68 22 19 484 361 418

69 22 19 484 361 418

70 22 19 484 361 418

71 16 14 256 196 224

72 21 13 441 169 273

73 16 12 256 144 192

74 21 20 441 400 420

75 22 18 484 324 396

76 21 18 441 324 378


(6)

78 22 18 484 324 396

79 19 18 361 324 342

80 15 14 225 196 210

81 22 18 484 324 396

82 19 20 361 400 380

83 16 14 256 196 224

84 21 18 441 324 378

85 18 18 324 324 324


Dokumen yang terkait

Pola Relasi Sosial Petani Dengan Buruh Tani Dalam Produksi Pertanian(Studi Deskriptif Masyarakat di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

31 143 163

Implementasi Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tani Di Dusun III Desa Pematang Lalang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2 78 100

Pengaruh Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Terhadap Status Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sudirejo Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang

8 210 92

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Status Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah (Studi Kasus Desa Rumah Pilpil, Keca. Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang

71 360 103

Kemiskinan Dan Ketimpangan Pendapatan Nelayan Buruh Kapal Bermotor < 5 GT (Studi kasus: Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan)

2 70 84

Program Pertanian Polikultur Dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

0 35 3

Gerakan Sosial Politik: Studi Deskriptif “Revolusi Sosial” Sumatera Timur

10 102 108

Mekanisasi Pertanian Dan Kemiskinan Pedesaan (Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 13

BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Adopsi Teknologi Pertanian - Mekanisasi Pertanian Dan Kemiskinan Pedesaan (Studi Tentang Penggunaan Traktor dan Status Sosial Ekonomi Buruh Tani Di Dusun III Suka Maju, Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 10