BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Sakit perut berulang menurut Apley didefinisikan paling sedikit tiga episode nyeri dalam jangka waktu tiga bulan, cukup berat mempengaruhi aktifitas
normal.
9
2.2 Prevalensi
Sakit perut berulang biasanya terjadi 10 sampai 15 pada anak usia sekolah, dengan usia puncak 10 tahun sampai 12 tahun. Sakit perut berulang
jarang pada anak kurang dari lima tahun. Pada studi 1 000 anak usia sekolah, insiden SPB sampai usia sembilan tahun sama pada laki-laki dan
perempuan, dimana setelah usia sembilan tahun insiden SPB meningkat pada jenis kelamin perempuan, dengan ratio perempuan dibanding laki-laki
1.5 dan 1.
5
2.3 Etiologi
Etiologi dari SPB fungsional kompleks dan tidak ada model penyebab tunggal,
6
mencakup stress, anxietas, depresi, perhatian terhadap sakit, coping, respon orang tua,
10
riwayat keluarga dengan SPB pada first degree relatives.
6
Universitas Sumatera Utara
2.4 Faktor genetik dan riwayat keluarga pada sakit perut berulang fungsional
Pada penelitian di Sri Langka ditemukan hubungan independen antara SPB dan terdapatnya sakit perut antara first degree relatives P0.0001, ini
mungkin karena kerentanan genetik dan lingkungan.
3
Dari penelitian ditemukan ibu dari pasien sakit perut berulang fungsional mempunyai riwayat
IBS, migrain, ansietas, depresif, keluhan somatik,
11
pasien dengan ibu IBS dilaporkan lebih sering sakit perut P=0.0025 dan gejala non gastrointestinal
P0.001 dibandingkan kontrol. Kemungkinan pengaruh genetik terhadap sakit perut berulang telah
diteliti pada beberapa studi. Pada beberapa studi di Australia, AS dan Norwegia, ditemukan IBS meningkat pada kembar monozigot.
12
7
Dalam sebuah studi di Amerika tahun 2012, kembar dizigot dengan ibu menderita
IBS 15.2, kembar monozigot dengan ibu IBS 17.1 P0.001, kembar dizigot dengan kembarannya menderita IBS 6.7 P0.001. Hal ini
menerangkan bahwa faktor genetik mempengaruhi IBS.
13
Studi pada saudara kembar di Virginia AS tahun 2007, yang membandingkan prevalensi IBS,
hasil IBS lebih sering terjadi pada kembar monozigot dengan prevalensi 17.2 dibandingkan dizigot dengan prevalensi 8.4 P=0.030.
14
Pada studi cross sectional dilaporkan pasien dengan anggota keluarga sakit perut
mempunyai resiko dua kali oods ratio 2.7 IBS.
15
Universitas Sumatera Utara
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menemukan hubungan antara polimorphism nukleotida tunggal fungsional dan IBS atau fungsional
dispepsia yang secara teori berhubungan dengan patogenesis.
7
Perubahan polimorfisme fungsional pada gen yang mengatur protein reseptor serotonin
atau serotonin reuptake transporter SERT diduga bertanggung jawab dalam terjadinya pelepasan 5-hidroksi triptamin 5-HT yang berlebihan sehingga
menyebabkan terjadinya IBS.
16
Studi lainnya membuktikan bahwa selain polimorfisme pada gen SERT juga terjadi polimorfisme pada gen alpha α2A
d an α2C adrenoceptor norepinephrine transporter yang berhubungan kuat
dengan skor keluhan somatik yang tinggi pada pasien dengan gangguan gastrointestinal fungsional.
Beberapa studi juga menduga hubungan IBS dengan polimorphism fungsional dari encoding dari transpor serotonin, namun sebuah meta-
analisis menyimpulkan ditemukannya hubungan tersebut. Pada dua studi ditemukan hubungan G- protein polimophism Gnbeta3 pada fungsional
dispepsia, tipe genotipe CC homozigot berhubungan dengan fungsional dispepsia. Hubungan positif IBS dan polimorphism interleukin 10 juga
dilaporkan, tetapi kerjanya dengan kandidat gen di jalur sitokin atau reseptor lain sampai saat ini diyakinkan negatif. Terdapat juga penelitian mutasi gen
kanal natrium SCN5A dilaporkan berhubungan dengan gejala gastrointestinal, khususnya nyeri perut.
17
7
Universitas Sumatera Utara
Banyak studi yang telah dilakukan, namun belum dapat menjelaskan kemungkinan mekanisme penyebabnya dan masih harus dilakukan studi
lebih lanjut yang dapat memperkuat hipotesis faktor riwayat keluarga pada sakit perut berulang fungsional. Faktor etiologi dari sakit perut berulang pada
anak dan orang dewasa mungkin berbeda, namun belum ada studi kasus- kontrol yang besar yang sudah dilakukan, khusus untuk mencari prevalensi
dan insidens sakit perut berulang pada anggota keluarga tingkat pertama dari anak penderita sakit perut berulang. Diperlukan lebih banyak studi lainnya
khususnya pada kelompok pediatrik untuk mengetahui faktor genetik atau familial tersebut pada sakit perut berulang fungsional pada anak.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Diagnosis dan manajemen sakit perut berulang fungsional