digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
D. Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islam
Dalam pengertian luas dakwah bil-hal, dimaksudkan sebagai keseluruhan upaya mengajak orang secara sendiri-sendiri maupun kelompok untuk
mengembangkan diri dan masyarakat dalam rangka mewujudkan tatanan social ekonomi dan kebutuhan yang lebih baik menurut tuntunan Islam, yang berarti
banyak menekankan pada masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dengan wujud amalnya taterhadap sasaran dakwah.
36
Sementara itu ada juga yang menyebut dakwah bil-hal dengan istilah dakwah bil-Qudwah yang berarti dakwah praktis dengan cara menampilkan
akhlaq karimah. Sejalan dengan ini seperti apa yang dikatakan oleh Buya Hamka bahwa akhlaq sebagai alat dakwah, yakni budi pekerti yang dapat dilihat orang,
bukan pada ucapan lisan yang manis serta tulisan yang memikat tetapi dengan budipekerti yang luhur.
37
Berpijak dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa dakwah bil-hal mempunyai peran dan kedudukan penting dalam dakwah billisan. Dakwah bil-hal
bukan bermaksud mengganti maupun menjadi perpanjangan dari dakwah bil- lisan, keduanya mempunyai peran penting dalam proses penyampai anajaran
Islam, hanya saja tetap dijaga isi dakwah yang disampaikan secara lisan itu harus seimbang dengan perbuatan nyata dai.
38
Dalam hal ini peran daI akan menjadi sangat penting, sebab daI yang menyampaikan pesan dakwah kepada umat jamaah akan disorot oleh umat
36
Harun Al-Rasyid dkk, Pedoman Pengertian Dakwah Bil-Hal, Jakarta: Depag RI,1989, hal :10
37
Hamka, Prinsip dan Kebijakan Dakwah Islam,Jakarta: Pustaka Panjimas, 1981, hal. 159.
38
Soetjipto Wirosardjono, Dakwah: Potensi dalam Kesenjangan dalam Majalah Pesantren, No. 4 Vol. IV Jakarta: P3M, 1987, hal. 5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sebagai panutan. Apa yang ia katakana dan ia lakukan akan ditiru oleh jamaahnya. Dai dalam pengembangan masyarakat adalah dai yang telah
melakukan dakwah bilhal untuk memperbaiki kerusakan tidak hanya dalam konteks surge dan neraka, dosa dan tidak berdosa, tetapi juga dalam bidang sosial-
kemasyarakatan, pendidikan, lingkungan kesehatan, hukum, ekonomidan lain- lainnya.
39
Jika pengembagan masyarakat Islam adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model pemecahan masalah Ummah dalam bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan dalam perspektif Islam. Maka dakwah pemberdayaan terasuk salah satu cara penerapan dakwah bil hal. Seperti sabda Allah SWT yang
tertulis di Al-quran: ع لْعَ ع ه ع بعر ِإ عسلحعَ عىِه ىِت ِب ل ِ عجع ِةع عسعحل ِةع ِْل ع ل ع ِةع ل ِحل ِب ع بعر ِ يِبعس ىع ِإ لد
ع يِ عتل ل ِب ع لْعَ ع هع ۦِهِ يِبعس عْ عض ع ِب “
Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” An-Nahl 16 ayat 125.
ع ليِف ِسلف ي عم اع ليِف ععلجعتعَ ال اعق ةعفليِ عخ ِضلرع لْا يِف ِْاعج لي ِإ ِةع ِئعاع ل ِ ع بعر ع اعق ل ِإ ع لحع ع عَاعم ا ِفلسعيع ا
حبعس ل ع لععت عا اعم ع لْعَ لي ِإ ع اعق ع ع س ع ع ع ِ ل عحِب
39
Muhtadi dan Tantan Hermansyah,Manajemen Pengembangan MasyarakatIslam,Jakarta,UIN Jakarta Press,2013,hal., 101
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata:
Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Surah al-Baqarah ayat 30 ini menjadi kisah pembuka keberadaan dan eksistensi manusia di muka bumi ini. Di hadapan para malaikat, Allah Swt.
menyampaikan iradah-Nya bahwa Dia akan mengangkat seorang khalifah pengganti Allah dalam memakmurkan bumi. Tidak seperti biasa para malaikat
yang selalu berkata sami’na wa ata’na terkejut mendengarnya pernyataan iradah Allah Swt. itu.
”Apakah Engkau akan menjadikan seorang yang merusak bumi dan menumpahkan darah sebagai khalifah di bumi?” Inilah reaksi para malaikat.
Mereka mempertanyakan kebijakan Allah Swt. tersebut. Allah pun menjawabnya dengan bijak, ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Selanjutnya, Allah Swt. mengungkapkan rahasia kemampuan manusia kepada para malaikat. Allah menyuruh Adam, manusia pertama, untuk menyebutkan
nama-nama beberapa benda yang ada di sekitarnya. Dengan kemampuan dan pengetahuan yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia, malaikat pun tunduk
pada kehendak Allah Swt.
40
40
http:tafsirq.com2-al-baqarahayat-30 dikutip pada 7 maret 2017. 20:02WIB
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dalam ayat di atas dengan sangat jelas bahwa Allah Swt menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Khalifah memiliki dua makna, yaitu
menggantikan dan menguasai. Makna menggantikan dapat kita lihat pada ayat 30 Surah al-Baqarah ini. Manusia ditunjuk Allah Swt sebagai pengganti Allah Swt
dalam mengolah bumi sekaligus memakmurkannya. Manusia diberi tugas dan tanggung jawab untuk menggali potensi-potensi
yang terdapat di bumi ini, mengolahnya, dan menggunakannya dengan baik sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah Swt.
Terlepas dari kedua makna khalifah, manusia menempati kedudukan istimewa di muka bumi ini. Bukan berarti manusia diistimewakan kemudian boleh
berbuat semaunya, melainkan sebaliknya. Kedudukan istimewa manusia menuntut kearifan dan tanggung jawab besar terhadap alam dan masyarakatnya. Amanah ini
merupakan tugas bagi semua manusia. Dengan demikian, setiap manusia harus melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Melakukan tindakan yang
dapat merusak alam menyebabkan manusia lalai terhadap tugas yang diembannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
BAB III METODE PENELITIAN DALAM PENDAMPINGAN
A. Pendekatan
Dalam penelitian ini pendamping menggunakan metode pendekatan Asset Based Community Development ABCD. Pengembangan masyarakat dengan
metode ABCD, muncul saat masyarakat telah yakin bahwa aset adalah sesuatu paling penting bagi masyarakat yang dibutuhkan untuk tumbuh dan belajar,
dalam membesarkan anak-anak, sehingga merasa aman dan nyaman, sehat, usia baik dan bertindak untuk mengubah dunia.
41
Pembangunan aset dimulai dengan sebuah komunitas atau organisasi belajar menghargai aset yang mereka miliki. Banyak komunitas yang
mengabaikan atau tidak menganggap serius nilai dari aset yang sudah mereka miliki.
Belajar untuk mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki, lalu mulai memperhitungkannya sebagai aset potensial untuk terlibat dalam pelaksanaan
pembangunan merupakan pemahaman kunci dari tradisi yang lahir dari pendekatan pembangunan aset dan pelaksanaan berbasis aset.
42
Metode pendekatan Asset Based Community Development ABCD adalah suatu pendekatan pendampingan yang mengupayakan pengembangan
masyarakat harus dilaksanakan dengan sejak dari awal menempatkan manusia
41
Al Barrett, Asset-Based Community Development: A Theological Reflection,Birmingham Vicar Of Hodge Hill Church, 2013, Hal. 3
42
Christopher Dureau, Pembaru Dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan, Canberra, Australian Community Development And Civil Society Strengthening Scheme Access Phase ii, 2013, Ibid
hal.41