Kajian tentang produktivitas kerja

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pada aplikasi di bidang industri, pendidikan, jasa – jasa pelayanan dan sarana masyarakat, komunikasi, dan informasi 32 . Produktivitas merupakan ukuran efisiensi ekonomi yang mengikhtisarkan nilai dari output relatif terhadap nilai dari input yang dipakai untuk menciptakannya 33 . Dengan proses input menjadi output, produktivitas bukanlah diartikan jumlah produksi tetapi produktivitas adalah ukuran atau angka indeks yang mencerminkan ratio antara ouput dan input. Oleh karena itu besarnya produktivitas diukur dengan memberi keluaran dan pemasukan. Peningkatan produktivitas dapat terlaksana apabila salah satu situasi seperti ini dapat tercapai 34 : 1 Keluaran meningkat, masukan berkurang 2 Keluaran meningkat, masukan meningkat tetapi lebih lambat 3 Keluaran konstan, masukan berkurang 4 Keluaran turun, masukan juga berkurang tetapi lebih cepat. Berdasarkan beberapa penjelasan dari produktivitas kerja, penulis menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah perbandingan antara input dan output dengan mengedepankan sikap mental bahwa pekerjaan lebih baik hari ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 32 M. Sinungan, 2005, Produktivitas Apa dan Bagaimana., hal.18. 33 Ricky W. Griffin, 2004, Manajemen Edisi ketujuh Jilid 2, Erlangga, jakarta, hal 213. 34 Pandji Anoraga, 1997, Manajemen Bisnis, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 177. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Faktor – faktor penentu produktivitas kerja Ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas kerja, antara lain 35 : 1 Knowledge Pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi, daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimilki seseorang. Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta termasuk dalam penyelesaian pekerjaan. 2 Skills Ketrampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Ketrampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Dengan ketrampilan yang dimilki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif. 3 Abilities Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan begitu, jika seseorang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, maka diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula. 35 Ambar T. Sulistiyani Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 200-201. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 Attitude Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya, jika kebiasaan pegawai tersebut baik, maka dapat menjamin perilaku kerja yang baik. 5 Behaviors Perilaku manusia akan ditentukan oleh kebiasan – kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja pegawai yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Sedarmayanti, yang menyatakan bahwa seorang pegawai dikatakan tidak produktif apabila 36 : 1 Selama jam kerja lebih banyak membaca koran dan majalah. 2 Datang selalu terlambat 3 Pulang selalu lebih cepat 4 Banyak meninggalkan ruang kerja bukan untuk dinas luar 5 Sering mangkir 6 Pekerjaan selalu terlambat dan sebaginya. 36 Sedarmayanti, 2004, Pengembangan Kepribadian Pegawai., hal. 10. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id e. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja Berdasarkan pendekatan sistem, faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu 37 : 1 Kualiatas dan kemampuan fisik karyawan. Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan yang bersangkutan. Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja langsung dengan pelaksanaan tugas, akan tetapi juga landasan untuk memperkembangkan diri serta kemampaun memanfaatkan semua sarana untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi tingkat produktivitas kerja. Latihan kerja melengkapi karyawan dengan ketrampilan dan cara – cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Latihan melengkapi pendidikan. Penididikan bersifat umum, sedangkan latihan bersifat khusus dan teknis operasional. Oleh sebab itu, latihan digunakan untuk memberikan dasar – dasar pengetahuan. Pemupukan motivasi, etos kerja dan sikap kerja yang berorientasi pada produktivitas membutuhkan waktu lama dan 37 Payaman J. Simanjuntak, t.t., Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia., hal. 32-33. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memerlukan tekni tertentu, antara lain dengan menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang menyenangkan dan hubungan industrial yang serasi. Kemampuan fisik karyawan, ini perlu diperhatikan dalam hal pemenuhan gizi dan kesehatan karyawan yang terbatas dikarenakan tingkat upah umunya rendah. Usaha – usaha perbaikan penghasilan akan meningkatkan kemampuan fisik dan kemudian meningkatkan produktivitas kerja mereka. 2 Sarana pendukung. Sarana pendukung untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan, dikelompokkan pada dua golongan, yakni: a menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri, dan b menyangkut kesejahteraan karyawan yang tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja. Tingkat upah dan jaminan sosial yang lebih baik, semakin banyak anggota keluarga terutama ibu rumah tangga yang masuk pasar kerja. Adanya kepastian atas kelangsungan pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh hingga hari tua, merupakan daya pendorong yang besar untuk peningkatan produktivitas kerja. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3 Supra sarana Kebijakan pemerintah dibidang ekspor – impor, pembatasan – pembatasan dan pengawasan, juga mempengaruhi ruang gerak pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan. Hubungan antar pengusaha dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari – hari. Sejauh mana karyawan diikutsertakan dalam penentuan kebijaksanaan, sejauh mana hak – hak karyawan mendapatkan perhatian dari pengusaha. Hal tersebutlah yang bisa mempengaruhi partisipasi karyawan dalam keseluruhan proses produksi. Kemampuan manajemen menggunakan sumber – sumber secara maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan. Meningkatkan produktivitas merupakan salah satu hal yang sangat ditekankan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Salah satunya adalah perusahaan Amerika Serikat yang telah lama mengusahakan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas organisasi. Beberapa langkah yang digunakan dalam peningkatan prsoduktivitas termasuk 38 : 1 Sumber luar outsource. Mengadakan kontrak dengan pihak lain untuk melakuka aktivitas yang sebelumnya dikerjakan oleh para tenaga kerja organisasi tersebut. 38 Robert L. Malthis dan John H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia., hal. 84. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2 Membuat para tenaga kerja lebih efisien dnegan peralatan modal. Semakin sedikit pengeluaran dari tiap negara untuk peralatan bagi bagi tiap tenaga kerja, seamkin sedikit output per tenaga kerja. 3 Penggantian tenaga kerja dengan peralatan. Beberapa pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan baik oleh manusia. Pekerjaan itu mungkin tidak membutuhkan pemikiran, sulit secara fisik, dan lain – lain. Contoh, sebuah parit atau selokan biasanya lebih baik digali oleh manusia yang menjalankan backhoe daripada manusia yang menggunakan pacul. 4 Menolong tenaga kerja lebih baik. Menggantikan metode dan peraturan lama yang sudah tertinggal zaman, atau mencari cara yang lebih baik untuk melatih orang untuk bekerja lebih efisien. 5 Merancang kembali pekerjaan. Beberapa pekerjaan dapat dirancang ulang untuk membuatnya lebih cepat, lebih mudah, dan mungkin lebih memberi kebaikan bagi tenaga kerja. Perubahan yang demikian pada umumnya meningkatkan produktivitas kerja.

C. Hubungan Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas

Kerja Menurut pemaparan yang dijelaskan berdasarkan teori yang ada, Alex S. Nitisemito telah menjabarkan tentang semangat kerja, hingga dapat disimpulkan bahwa apabila mampu meningkatkan semangat kerja, perusahaan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id akan memperoleh banyak keuntungan. Pekerjaan akan lebih cepat selesai, kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil, kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil, dan sebagainya. Berdasarkan pernyataan tersebut, bukan saja produktivitas kerja dapat ditingkatkan, tetapi ongkos per unit dapat diperkecil 39 . Pernyataan tersebut juga dikuatkan dengan pendapat Burhanuddin, yang menyatakna bahwa apabila pekerjaan itu lebih banyak bergantung pada aspek manusia atau kelompok, dan apabila tidak dikerjakan dengan mesin, maka kehadiran tenaga manusia yang memiliki semangat kerja yang tinggi jelas akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tingkat produktivitas yang tinggi pula 40 . Menurut pemaparan yang dijelaskan berdasarkan teori yang ada, disiplin pegawai memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Disiplin kerja para pegawai sangat penting. Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri setiap karyawan, karena hal ini akan menyangkut tanggung jawab moral karyawan itu pada tugas kewajibannya 41 . Kegiatan pendisiplinan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah mendorong para karyawan untuk datang tepat waktu di kantor. Dengan datang tepat waktu di kantor dan melaksanakan 39 Alex S. Nitisemito, 1996, Manajemen Personalia., hal. 96. 40 Burhanuddin, 1994, Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan., hal. 278. 41 Edy Sutrisno, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia., hal. 95. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tugas sesuai dengan tugasnya, maka diharapkan produktivitas kerja akan meningkat. Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai dalm suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh disiplin kerja pegawai. Apabila diantara pegawai sudah tidak menghiraukan kedisiplinan kerja, maka dapat dipastikan produktivitas kerja akan menurun. Padahal untuk mendapatkan produktivitas kerja sangat diperlukan kedisiplinan dari para pegawai 42 . D. Perspektif Islam Produktivitas dimata Islam sangat ditekankan, hal ini telah dibuktikan oleh Rasulullah SAW yang selalu menegur seseorang yang malas dan meminta – minta. Rasulullah SAW selalu menunjukkan mereka kepada jalan ke arah kerja yang produktif. Kerja produktif memiliki nilai yang tinggi dalam Islam 43 . Bekerja dan berusaha selalu ditekankan oleh para rasul. Dengan mendasarkan diri dari keteladanan para rasul, maka seorang muslim semestinya harus selalu bersikap kreatif sekaligus produktif, dan menjauhkan diri dari sikap pasif dan konsumtif 44 . Islam sangat menghargai usaha, terlepas bagaimana hasilnya. Kewajiban kita adalah berikhtiar, sedangkan hasilnya terserah Allah. Sebagai seorang yang beriman kita mesti meyakini bahwa apa yang diperoleh manusia, 42 Edy Sutrisno, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia., .hal. 97. 43 Mustafa Edwin Nasution, 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 115. 44 Mustafa Edwin Nasution, 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Ibid, hal. 116. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id sebenarnya berkorelasi dengan yang diusahakannya 45 . Hal tersebut sesuai dengan QS. an-Najm ayat 39:        Artinya : “ dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya 46 . Allah tidak membedakan orang muslim dan bukan muslim, semua diberi penghidupan tergantung kita mau mencari atau berusaha. Kita ditekankan untuk tidak hanya duduk – duduk kemudian menikmati apa yang ada. Allah berfirman dalam QS. Al-Israa: 20:               Artinya: “ kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu yakni golongan yang hanya menghendaki dunia saja dan golongan yang menghendaki akhirat Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. dan kemurahan Tuhanmu yang berupa rizki dan keutamaan tidak dapat dihalangi”. 47 Jadi rizki itu jangan kita fahami dengan terus sholat, terus berdzikir di masjid dan sebagainya akan datang. Allah akan memberi rizki pada orang yang mau bekerja, orang yang mau mencari, orang yang berusaha mengadakan 45 Mustafa Edwin Nasution, 2007, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam.., hal. 116. 46 Al- Qur’an, an – Najm : 39 47 Al- Qur’an, al –Israa : 20