Pankreas dan Hormon Insulin

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pankreas dan Hormon Insulin

Pankreas adalah salah satu kelenjar di dalam tubuh yang menghasilkan sekresi untuk pencernaan atau emulsifikasi makanan. Pankreas merupakan organ yang mensekresikan dua hormon yang penting, yakni insulin dan glukagon. Pankreas terdiri atas dua jenis jaringan utama, yakni: 1 asini, yang mensekresikan getah pencernaan ke dalam duodenum, dan 2 pulau Langerhans, yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya ke luar namun sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung ke dalam darah Guyton dan Hall, 2006. Gambar 1. Morfologi Pankreas Guyton dan Hall, 2006 Pankreas manusia mempunyai 1 sampai 2 juta pulau Langerhans. Pulau Langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni sel alfa, beta, dan delta, yang dapat dibedakan dari ciri morfologik dan pewarnaannya. Sel beta, yang mencakup 7 kira-kira 60 persen dari semua sel, terletak terutama di tengah dari setiap pulau dan mensekresikan insulin. Sel alfa, yang mencakup kira-kira 25 persen dari seluruh sel, mensekresikan glukagon. Dan sel delta, yang merupakan 10 persen dari seluruh sel, mensekresikan somatostatin yang fungsinya mengatur tingkat penyerapan, pemanfaatan, dan penyimpanan glukosa, asam amino, dan asam lemak. Selain itu, paling sedikit terdapat satu jenis sel lain, yang disebut sel PP, mensekresikan hormon yang fungsinya masih diragukan yakni polipeptida pankreas Guyton dan Hall, 2006. Insulin merupakan suatu hormon polipeptida dan pertama kali diisolasi dari pankreas anjing pada tahun 1922 oleh Frederick Banting dan Charles Best. Insulin memiliki fungsi mempertahankan kadar gula darah dalam keadaan normal. Insulin memiliki berat molekul 5808 Da dan terdiri dari dua rantai asam amino rantai A, 21 asam amino; rantai B, 30 asam amino yang dihubungkan oleh ikatan disulfida Guyton dan Hall, 2006. Gambar 2. Struktur Insulin Manusia Guyton dan Hall, 2006 Sekresi insulin dari sel beta pankreas secara umum dirangsang oleh glukosa. Glukosa merangsang sekresi insulin dengan masuk ke dalam sel beta 8 melalui transporter glukosa GLUT 2. Selanjutnya di dalam sel, glukosa mengalami proses fosforilasi oleh enzim glukokinase dan glikolisis yang akan membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbebas tersebut, dibutuhkan untuk mengaktifkan proses penutupan K channel yang terdapat pada membran sel. Terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel menyebabkan depolarisasi membran sel, yang diikuti kemudian oleh pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga meningkatkan kadar ion Ca intrasel dan menyebabkan sekresi insulin. Aktivasi penutupan K channel terjadi tidak hanya disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tetapi juga dipengaruhi beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan tersebut bekerja mengaktivasi K channel tidak pada reseptor yang sama dengan glukosa, tetapi pada reseptor tersendiri yang disebut sulphonilurea receptor SUR, yang juga terdapat pada membran sel beta. Mekanisme sekresi insulin terlihat pada Gambar 3 Fauci, 2008. Gambar 3. Mekanisme Sekresi Insulin Fauci, 2008 9 Insulin dalam memberikan efeknya harus berikatan dengan reseptor insulin. Reseptor insulin merupakan glikoprotein yang terdiri dari subunit α dan subunit β yang dihubungkan dengan ikatan disulfida dan berlokasi di membran sel. Struktur reseptor insulin diperlihatkan pada gambar 4. Gambar 4. Struktur Reseptor Membran Sel untuk Insulin Kerja Insulin dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah kromium. KromiumIII terlibat dalam pengaturan kadar gula dalam darah baik ketika kekurangan maupun kelebihan gula di dalam tubuh.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Akupunktur Segmental terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Aloksan.

0 0 12

Pengaruh Infusa Buah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) terhadap Kadar Kolesterol LDL Darah Tikus Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Lemak.

0 1 30

Pengaruh jus buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap kadar gula darah tikus jantan galur wistar yang terbebani glukosa.

3 31 81

PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA KROMIUM (III) NITRAT DAN KROMIUM (III) KLORIDA TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIK GINJAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE.

0 0 4

PENGARUH PEMBERIAN KROMIUM NITRAT DAN KROMIUM KLORIDA PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGI JANTUNG.

0 1 2

PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA Cr(NO3)3•9H2O TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE.

0 0 81

Efek Pemberian Serbuk Teripang (Stichopus Variegatus) Jangka Panjang Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Model Hiperglikemik.

0 0 10

PENGARUH PEMBERIAN Zn TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

0 0 10

EFEK PEMBERIAN INULIN GEMBILI (Dioscorea esculenta L.) TERHADAP KADAR HbA1c - Studi Eksperimental pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Streptozotocin - Unissula Repository

0 0 5

EFEK PEMBERIAN INULIN GEMBILI (Dioscorea esculenta L.) TERHADAP KADAR SERUM KREATININ DAN UREA - Studi Eksperimental pada Tikus Jantan Galur Wistar yang diinduksi Streptozotocin - Unissula Repository

0 0 5