Sejarah Dunia Sejarah Ketatanegaraan dan Sejarah Politik

Sejarah lokal merupakan sejarah yang penting, namun sering kali kita justru memperoleh sumber- sumber dari negara lain misalnya, Belanda, walaupun banyak juga kita temukan bukti-bukti sejarah dari pelosok tanah air. Barang bukti sejarah yang sudah pindah tangan ke negara lain, misalnya, kitab asli Negara kertagama dan patung Ken Dedes Prajna Paramita yang berada di negara Belanda. Masyarakat yang dinamis dan berkembang memang terjadi di mana-mana, namun di sisi lain dampak dari perkembangan ini sangat menyulitkan pengungkapan bukti sejarah lokal dikarenakan adanya percepatan pembangunan, pergantian generasi, serta perkembangan penduduk yang pesat sehingga menambah semaraknya negeri ini. Sejarah lokal dapat dikategorikan menjadi sejarah peristiwa masa silam, sejarah mengenai kerajaan-kerajaan di Nusantara, sejarah yang membentangkan peranan petani dan para priyayi serta kuli kontrak di zaman Belanda, dan sejarah lokal yang membentangkan keadaan masa kuno sampai sekarang mengenai tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan pada daerah-daerah tertentu. Oleh karena itu, dapat kita perhatikan bagaimana kenyataan dalam penulisan sejarah lokal sebagai berikut. 1 Sejarah lokal hanya membicarakan daerah tertentu saja, misalnya, sejarah kabupaten Madiun, sejarah kabupaten Tegal, atau sejarah Yogyakarta. 2 Sejarah lokal lebih menekankan struktur daripada prosesnya. 3 Sejarah lokal hanya membicarakan peristiwa tertentu yang dianggap terkenal di suatu daerah. 4 Sejarah lokal hanya membahas aspek tertentu saja. B. Kegunaan Sejarah Sejarah begitu populer di tengah masyarakat. Dalam keseharian kita tidak dapat melepaskan diri dari sejarah, karena setiap orang pastilah memiliki masa lalu. Begitu pentingnya sejarah sehingga mendorong orang-orang terkenal untuk menyusun biografi. Kitapun pernah diingatkan oleh kata bersayap Bung Karno “ Jangan sekali-kali melupakan sejarah ” Jasmerah. Uraian di atas menyiratkan adanya kegunaan sejarah. Untuk menjawab apakah kegunaan sejarah itu, Kuntowijoyo membedakan kegunaan sejarah menjadi dua:

a. Kegunaan Intrinsik

Kegunaan intrinsik adalah kegunaan yang terkait dengan keilmuan dan pembinaan profesi kesejarahan . Sejarah berperan sebagai ilmu yang menjelaskan serangkaian fakta, sehingga kita dapat memahami jalinan suatu peristiwa. Pada aspek lain kegunaan sejarah terkait dengan pembinaan profesi kesejarahan. Profesi yang dapat dikembangkan di antaranya penulis sejarah, peneliti sejarah, pengajar sejarah, dan profesi lainnya yang terkait misalnya petugas museum. Ditambahkan oleh Kuntowijoyo didalam bukunya yang berjudul ”Pengantar Ilmu Sejarah”, kegunaan secara intrinsik tersebut mempunyai 4 kegunaan tersendiri, yaitu : 1 Sejarah sebagai ilmu Hal ini terkait dengan sejarah merupakan ilmu yang terbuka, dalam arti keterbukaan itu dapat membuat siapapun mengaku sebagai seorang sejarawan secara sah, asalkan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan sebagai ilmu. 2 Sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lampau Karena dengan ilmu sejarah kita dapat mengetahui masa lampau. Untuk mengetahui masa lampau sejarawan mengandalkan metodologi agar dapat mengolah sumber, bukti, fakta menjadi sebuah rangkaian peristiwa di masa lampau. 3 Sejarah sebagai pernyataan pendapat Hal ini didasari pada banyaknya para penulis sejarah yang mempergunakan ilmunya untuk menyatakan pendapat. 4 Sejarah sebagai profesi Karena pada saat itu tidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalam profesi kesejarahan

b. Kegunaan Ekstrinsik

Kegunaan ekstrinsik terkait dengan peran sejarah sebagai sarana penanaman nilai, atau proses pendidikan . Di antaranya sejarah dapat membantu dalam penanaman nilai-nilai moral, pendidikan penalaran, pendidikan politik, dan pendidikan estetika. Ahli lain Nugroho Notosusanto membedakan empat fungsi atau guna sejarah. a. Fungsi Edukatif Pendidikan Dengan belajar sejarah dapat dipetik pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Perilaku tokoh-tokoh sejarah dapat kita jadikan cerminan dalam mengambil sikap. Kita seolah didorong untuk