Pengertian Motivasi Kepala Sekolah Sebagai Motivator

pendidikan di sekolah. Semua hal tersebut dapat tercapai jika kepala sekolah dapat menggerakkan seluruh personilnya untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi.

b. Teori Motivasi

Teori motivasi didasarkan pada asumsi bahwa seseorang akan bekerja dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang tepat. Motivasi seseorang akan timbul karena didorong oleh kebutuhannya, baik dalam bekerja maupun kebutuhan pribadinya. Menurut Didin Kurniadin 2013: 337, ada beberapa teori yang menjadi pegangan dalam membahas motivasi diantaranya teori motivasi berdasarkan isi content diantaranya adalah teori hirarki Maslow, teori ERG Alderfer, Douglas Mc. Gregor, Teori Herzberg dan teori Teori Mc. Clellend. Sedangkan teori berdasarkan proses dikenal dengan teori harapan Expectancy, teori pembentukan perilaku, teori keadilan, teori penetapan tujuan, teori kaitan imbalan dengan prestasi. Berikut ini akan dijabarkan lebih jelas mengenai teori motivasi. 1 Teori motivasi berdasarkan isi content a Teori Abraham H. Maslow Teori Kebutuhan Menurut teori kebutuhan, faktor pendorong yang menyebabkan seseorang mau bekerja keras adalah motivasi. Motivasi ini berasal dari aneka kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupan dan tersusun secara hierarkis menurut kepentingannya. Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai 5 tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu: 1 kebutuhan fisiologikal physiological needs ; 2 kebutuhan rasa aman safety needs ; 3 kebutuhan memiliki belong needs; 4 kebutuhan akan harga diri esteem needs ; dan 5 aktualisasi diri self actualization, dalam arti tersedianya kesempatan bagai seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Menurut teori Maslow manusia melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena didorong atau dimotivasi oleh kepentingan memenuhi kebutuhan hidup. Kapasitas motivasi yang muncul sesuai dengan tingkatan pemenuhan kebutuhan yang berjenjang. Berdasarkan hierarki kebutuhan, seseorang bisa mengabaikan kebutuhan akan harga diri untuk memenuhi kebutuhan makan. Motivasi meraih kebutuhan yang lebih tinggi baru akan muncul ketika kebutuhan-kebutuhan dasar dibawah sudah terpenuhi. b Teori Clyton Aldefer Teori “ERG” Teori Aldefer dikenal dengan akronim “ERG”. Akronim “ERG” dalam teori Aldefer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu: E= Exsistence kebutuhan akan eksistensi, R= Relatedness kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain dan G= Growth kebutuhan akan pertumbuhan. Esensi teori Clyton Aldefer hampir sama dengan teori yang dikembangkan oleh Maslow. Perbedaan teori ERG tidak mengurutkan kebutuhan-kebutuhan sebagai urutan hirarkis. Menurut teori ini semua manusia cenderung meraih seluruh kebutuhan secara bersama-sama. Ketika mencapai suatu kebutuhan, bila kebutuhan yang lain mungkin tercapai, maka dilakukan. c Douglas Mc. Gregor Teori x dan y Menurut teori Douglas Mc. Gregor ada dua pendekatan manajemen yang dapat diterapkan dalam memotivasi karyawan. Masing-masing pendekatan berdasarkan pada serangkaian asumsi mengenai sifat manusia yang dinamai dengan teori X dan pada umumnya manusia tidak senang bekerja, tidak berambisi, tidak ingin tanggung jawab dan selalu ingin diarahkan. Teori Y bekerja adalah kodrat manusia, jika kondisi menyenangkan. Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan memberi prestasi pada pekerjaan yang diberi motivasi dengan baik. d Teori Herzberg Teori “Dua Faktor” Teori Herzberg dikenal dengan “model dua faktor” yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori dua faktor yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti sumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. Teori “dua faktor” menekankan pada sumber motivasi bagi seseorang. Motivasi untuk berprestasi, yang selanjutnya disebut faktor motivasional biasanya muncul dari dalam diri sendiri, oleh karena itu bersifat intrnsik. Motivasi untuk “pemeliharaan” yang disebut faktor hygiene, bersifat ekstrinsik Artinya, dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, tergantung pada hal-hal diluar dirinya. e Teori David Mc.Clelland Teori Kebutuhan Berprestasi Teori motivasi menurut David Mc.Clelland menunjukan bahwa kebutuhan Seseorang yang mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi, dorongan untuk berhasil atau unggul, dan berkaitan dengan sejauh mana orang itu termotivasi untuk melaksanakan tugas. Berdasarkan konsep terdapat tiga kebutuhan pokok yang mendorong tingkah laku manusia diantaranya : 1. Kebutuhan untuk berprestasi Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai