B. Deskripsi Penelitian
1. Partisipan Penelitian 1
a. Gambaran umum
Nama : Rani nama samaran
Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 12 April 1995
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Usia saat menikah : 14 tahun
Tahun menikah : 2009
Usia pernikahan : 4 tahun
Selisih usia dengan suami : 8 tahun Jumlah anak
: 1 orang Tinggal di
: rumah sendiri Agama
: Islam Suku
: Jawa Alamat
: Guci, Gunung Jaya Anak ke
: 1 dari 3 bersaudara Partisipan merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara dalam pernikahan pertama orang tuanya. Saat penelitian ini dilakukan, partisipan berusia 18 tahun.
Partisipan lahir dan besar di kota Pemalang. Sejak kecil hingga menikah dan dikarunia seorang putra berusia tiga
tahun, partisipan tinggal di Desa Guci, Gunung Jaya. Partisipan menikah saat berusia 14 tahun dan memiliki anak
ketika berusia 15 tahun. Sejak menikah, partisipan tetap tinggal di rumahnya bersama suami, anak, adik serta
neneknya. Selisih usia partisipan dengan suami saat menikah adalah delapan tahun. Suami partisipan merupakan warga
Kuta yang pindah ke Gunung Jaya setelah menikahi partisipan. Suami partisipan bekerja sebagai buruh di
Pangandaran. Partisipan tidak bekerja selama menikah karena tidak mendapat izin dari suami bekerja jauh dari rumah.
Sejak partisipan berusia sembilan bulan, partisipan sudah diasuh oleh neneknya. Hal ini terjadi karena orang tua
partisipan bekerja di Jakarta, ibu sebagai asisten rumah tangga sedangkan sang ayah bekerja di SPBU. Bukan hanya
partisipan saja yang diasuh neneknya sejak kecil, adik partisipan juga demikian. Bahkan setelah orang tua partisipan
bercerai saat partisipan berusia sembilan tahun, partisipan tetap tinggal bersama neneknya di Desa Guci. Menurut
partisipan, alasan orang tua partisipan bercerai karena ayah partisipan berselingkuh. Setelah bercerai, orang tua partisipan
memutuskan untuk menikah kembali dengan calonnya masing-masing. Saat ini, ibu kandung partisipan sudah
menikah selama tujuh tahun dengan pria asal Kuta dan menetap di sana. Dari pernikahan ibu kandung partisipan
dengan ayah tirinya, partisipan memiliki dua adik tiri. Menurut partisipan, hubungan partisipan dengan ayah tirinya
jauh lebih harmonis dibandingkan hubungan partisipan dengan ibu tirinya.
Setelah ayah kandungnya menikah lagi, hubungan partisipan dengan sang ayah sempat terganggu karena
perselisihannya dengan ibu tiri partisipan. Dari pernikahan
ayah kandung dan ibu tirinya, partisipan belum memiliki adik tiri. Partisipan mengaku bahwa selama ini, hubungannya
dengan ibu tiri kurang berjalan baik sehingga membuat partisipan jarang menemui ayahnya yang menetap di
Majakerta. Ketidakharmonisan dengan ibu tiri partisipan berawal dari masalah keuangan. Ibu tiri partisipan tidak suka
jika suaminya mengeluarkan uang terlalu banyak untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Sampai saat penelitian
dilakukan, partisipan mengaku masih enggan bila harus berkunjung ke rumah ayah kandungnya.
Partisipan yang juga seorang buruh tani harus menanggung kehidupan adik-adik serta neneknya. Sang nenek
yang saat ini berusia kurang lebih 70 tahun sudah sakit sejak tiga tahun yang lalu. Menurut diagnosis dokter, sang nenek
menderita kanker rahim. Melihat sang nenek kesakitan, partisipan berusaha untuk mengobati dengan membawanya
berobat ke berbagai rumah sakit namun tak kunjung sembuh. Sekarang partisipan hanya mampu merawat nenek di rumah.
Partisipan mengaku sudah tidak tega karena neneknya selalu merintih kesakitan.
b. Laporan observasi