dengan seni rupa erat hubungannya dengan proses perkembangan dan daya cipta suatu produk yang bernilai kebaharuan.
6. Tinjauan Gambar Anak
a. Gambar AnakGambar anak merupakan ekspresi kejujuran anak tentang
perasaan, harapan, fantasi, serta imajinasi oleh sebab itu bentuknya unik, lucu, dan naif baik yang ditampilkan dalam goresan, pewarnaan atau unsur visual lainnya.
Gambar adalah menorehkan garis dan bayangan dari suatu objek, baik berupa benda, orang maupun pemandangan, dengan maksud memindahkan objek tadi ke
bidang datar Sriwirasto, 2010: 5. Sedangkan pengertian gambar menurut Mustofa 2002: 8, merupakan bahasa visual anak yang dituangkan dalam bentuk
simbol atau bahkan hal ini merupakan cara mereka dalam berkomunikasi hal ini sejalan dengan pendapat tersebut gambar anak-anak pada dasarnya bukan suatu
produk yang memberikan makna bahasa oral untuk dimengerti, tetapi lebih merupakan sesuatu yang harus dihayati sebagai gejala visual untuk
menyampaikan citra seni. Menggambar dan melukis memiliki definisi yang berbeda meski sering diartikan sama, menurut pendapat Wojowasito Sriwirasto,
2010: 11 melukis adalah
to paint
yang berarti men-cat, karena paint berarti cat. Perbedaan menggambar dan melukis yaitu media yang digunakan, jika melukis
menggunakan cat atau media basah, menggambar lebih menggunakan media kering seperti pastel dan spidol. Namun apabila mengamati perkembangan istilah
menggambar yang telah disebutkan maka melukis adalah kegiatan menggambar
dengan cara yang serba lebih.
Usia 4-7 tahun adalah termasuk dalam masa pra bagan, yang terpenting dari masa pra bagan adalah cara berbeda dari gambar dimulai ciptaan sadar pada
bentuk. Pada masa ini anak sadar bahwa membuat bentuk berawal dari hubungan dengan dunia sekitar lingkungan. Simbol dan coretan terkontrol serta terkait
dengan lingkungan sekitar anak, coretan pada masa pra bagan sebagian besar terjadi karena aktivitas kinestik Lowenfeld dan Brittain, 1982: 205. Masa pra
bagan adalah masa dimana anak sudah mulai mengenal dirinya, anak akan menganggap dirinya sebagai pusat segalanya. Masa ini didominasi dengan
egosentris, yaitu ketidakmampuan anak untuk membedakan perspektif diri sendiri dan perspektif orang lain. Ego keakuan akan muncul pada karya anak, anak akan
mulai menerjemahkan lingkungan sekitar dengan pikiran dan perasaannya. Misalnya, anak memasukkan unsur benda-benda yang lain untuk memenuhi
bidang gambar. Mula-mula anak memusatkan perhatiannya pada suatu objek sampai selesai, kemudian melupakannya dan berganti memusatkan perhatiannya
pada objek yang lain sampai selesai.
b. Elemen menggambar