METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

DAFTAR TABEL Halaman Table 2. 1 Perbandingan Sifat Antara Larutan, Koloid, Dan Suspensi 26 tabel 2. 2.Sitem Koloid 27 Tabel 3. 1. Rancangan Penelitian 35 Tabel 4.1 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Tes 46 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data 47 Tabel 4.3. Uji Homogenitas Sampel 47 Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis Data Post Test 48 Tabel 4.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 49 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2. 1.3. Bagan Pembelajaran Efektif 17 Gambar 3.1. Desain Penelitian 36 Gambar 4.3. Hasil Belajar Siswa 46 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 57 Lampiran 2. RPP 60 Lampiran 3.Penuntun Praktikum 71 Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen 76 Lampiran 5. Instrumen Tes Sebelum Validasi 79 Lampiran 6. Kunci Instrumen Sebelum Validasi 85 Lampiran 7. Rubik Afektif 86 Lampiran 8. Rubik Psikomotorik 87 Lampiran 9. Validasi Soal Sebelum Divalidasi Validator 88 Lampiran 10. Uji Validitas 97 Lampiran 11. Reliabilitas 98 Lampiran 12. Tingkat Kesukaran Soal 99 Lampiran 13. Daya Pembeda Soal 100 Lampiran 14. Kisi-kisi setelah validasi 102 Lampiran 15. Instrumen Setelah Validasi sesuai indikator 103 Lampiran 16. Instrumen Tes Setelah Validasi 107 Lampiran 17. Kunci Instrumen Setelah Validasi 110 Lampiran 18. Deskripsi Data Penelitian Hasil Belajar 111 Lampiran 19. Rekap Aspek Sikap Siswa 117 Lampiran 20. Rekap Aspek Ketrampilan Siswa 118 Lampiran 21. Normalitas Data 119 Lampiran 22. Homogenitas Data 123 Lampiran 23. Uji Hipotesis 125 Lampiran 24. Peningkatan Hasil Belajar 127 Lampiran 25. Daftar Tabel R-Product 131 Lampiran 26. Daftar Tabel Chi-Kuadrat 132 Lampiran 27. Daftar Tabet T 133 Lampiran 28. Daftar Tabel F 134 Lampiran 29. Surat Validator Ahli 135 Lampiran 30. Surat Izin Validasi Instrumen 136 Lampiran 31. Surat Balasan Validasi Instrumen 137 Lampiran 32. Surat Izin Penelitian 138 Lampiran 33. Surat Balasan Dari Sekolah 139 Lampiran 34. Dokumentasi Penelitian 140

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada padanya. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka akan semakin baik taraf hidup masyarakat di negara tersebut. Dikatakan bahwa di Indonesia, kualitas pendidikan masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan Survey yang dilakukan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization UNESCO, terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Suyanto, 2011 . Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Disamping itu, model pembelajaran yang digunakan guru tergolong monoton, yakni selalu menggunakan metode ceramah. Sehingga guru terkesan mendominasi proses belajar mengajar di dalam kelas yang memungkinkan siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu, metode ceramah juga sering membuat siswa kebingungan dalam mempelajari suatu materi yang memang objeknya abstrak atau jarang dijumpai oleh siswa, karena dengan metode ceramah guru cenderung tidak mampu menghadirkan objek tersebut kedalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran dengan metode ceramah, siswa tidak dituntut untuk lebih kreatif dan berpikir kritis terhadap apa yang dipelajari, melainkan siswa hanya sebagai pendengar apa yang disampaikan guru tanpa memahaminya dengan baik. Kimia merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Semua aspek kehidupan manusia berhubungan dengan kimia secara langsung. Kimia menolong untuk mengatasi beberapa permasalahan dalam kehidupan manusia dalam bidang pertanian, peternakan, kesehatan, dan sebagainya. Selain itu, kimia juga mempelajari fenomena yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Melihat topik yang dibahas pada kimia sangat menarik, seharusnya kimia menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa sehingga diperoleh hasil belajar yang tinggi. Pada saat peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan Terpadu PPLT, peneliti melakukan wawancara dengan bapak Surya darma selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 1 Talawi. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa dalsm mata pelajaran kimia masih tergolong rendah. Berdasarkan fakta yang diperoleh dari hasil ujian semester untuk siswa kelas XI IPA T.A 20132014 dengan nilai antara 60 – 80 dan nilai rata-rata kelas 62, sedangkan KKM kimia di sekolah ini adalah nilai 65. Diduga penyebab utama kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia yakni karena guru bidang studi kimia menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan. Model pembelajaran Contextual teaching ang Learning CTL merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar baik kognitif, afektif dan psikomotorik . Model CTL adalah model yang berkaitan dengan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Dengan menggunakan lingkungan sekitar sebagai bahan rujukan utama siswa dalam pembelajaran , maka dari itu arah pembelajaran harus mengacu pada siswa. Guru dapat mengupayakan perbaikan proses dan hasil belajar dengan menggunakan CTL yang melibatkan siswa secara aktif dan melakukan perbaikan pemahaman siswa yang kurang tepat. Diharapkan dengan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa baik individu atau kerja kelompok, dan meningkatkan kreativitasketrampilan siswa dalam belajar. Dalam metode CTL

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 7 173

Pengaruh Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Koloid

0 10 0

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 4 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS KOLABORASI DENGAN MEDIA LKS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID.

1 3 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

1 4 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) BERBASIS LABORATORIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOKBAHASAN KOLOID DI SMA.

0 1 20

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE PRAKTIKUM MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DAN DEMONSTRASI PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI SMA.

0 2 22

PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CTL DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARKIMIA SISWA PADA POKOK BAHASANSISTEM KOLOID.

0 1 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY-INQUIRY BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

0 2 18