vi
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan
i Riwayat Hidup
ii Abstrak
iii Kata Pengantar
iv Daftar Isi
vi Daftar Gambar
ix Daftar Tabel
x Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.6. Definisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1.    Landasan Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Prinsip Belajar 10
2.1.3. Hasil Belajar 11
2.1.4. Model Pembelajaran 12
2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 13
2.2.    Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep M3PK 14
2.2.1. Pemikiran Kontrukstivisme 18
2.2.2. Lingkungan Pembelajaran yang Kontruktivis 19
2.2.3. Konsep-konsep Alternatif 20
2.2.4. Kondisi Untuk Melakukan Perubahan Konsep 21
2.3.    Pandangan M3PK Pada Pengajaran IPA 22
2.4.    Keunggulan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep 24
2.5.    Langkah-Langkah Penerapan M3PK 26
2.6.    Deskripsi Tentang Stoikiometri 29
2.6.1. Perkembangan teori dan model atom 29
vii
2.6.2. Partikel Dasar Penyusun Atom 32
2.6.3. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi 34
2.7     Kerangka Konseptual 36
2.8.    Hipotesis Penelitian 36
2.8.1. Hipotesis Verbal 37
2.8.2. Hipotesis Statistik 37
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2.   Populasi dan Sampel Penelitian 38
3.3.   Variabel Penelitian 38
3.4.   Rancangan Penelitian 39
3.5.   Teknik Pengumpulan Data 40
3.6.   Tahap Akhir Penelitian 42
3.6.1. Instrumen Penelitian 42
3.7.   Alat Pengumpulan Data 43
3.7.1. Validitas Tes 43
3.7.2. Reliabilitas Tes 44
3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal 44
3.7.4. Daya Pembeda Soal 45
3.8.   Teknik Analisis Data 45
3.8.1. Uji Normalitas 45
3.8.2. Uji Homogenitas 46
3.8.3. Uji Hipotesis 46
3.8.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar Gain 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian
48 4.1.1.
Analisis Data Instrumen Penelitian 48
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
49 4.1.3.
Analisis Data Hasil Penelitian 50
4.1.3.1. Uji Normalitas 51
4.1.3.2. Uji Homogenitas 51
4.1.3.3. Uji Hipotesis 52
4.1.3.4. Peningkatan Hasil Belajar 53
4.2. Ranah Kognitif Penelitian 55
4.2.1. Perbandingan Ranah Kognitif Penelitian
55
viii
4.2.1.1.Peningkatan Hasil Belajar Gain Ranah Kognitif Terkembang 56
4.3. Analisis Afektif
58 4.3.1.
Analisis Afektif Penelitian 58
4.4. Pembahasan 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan 63
5.2. Saran
63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.6.4.1. Jumlah Elektron Maksimum Di setiap Kulit
35 Tabel 2.6.4.2 : Konfigurasi Elektron Atom Berkulit K sampai N
35 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
39 Tabel 4.1. Data Ringkas Hasil Pretes Siswa
49 Tabel 4.2. Data Ringkas Hasil Posttes Siswa
50 Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Tes dan
Post – Test
50 Tabel 4.4. Uji Normalitas
51 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Sampel
52 Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Gain
52 Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar Gain
53 Tabel 4.8. Persen Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa
M3PK dan Konvensional 53
Tabel 4.9. Perbandingan Jumlah Rata-rata Ranah Kognitif Eksperimen I dan Eksperimen II
56 Tabel 4.10. Gain Ranah Kognitif Eksperimen I dan Eksperimen II
Yang Terkembang 56
Tabel 4.11. Pertemuan rata-rata aktivitas Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II
58
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Struktur Pengajaran Melakukan Perubahan Konsep
15
Gambar 2.2. Contoh Model Perubahan Konsep 18
Gambar 2.3. Skema Model Mengajar Perubahan Konsep 24
Gambar 2.6.1.1 Model Atom Thomson 29
Gambar 2.6.1.2 Model Atom Rutherford 30
Gambar 2.6.1.3 Model Atom Bohr 31
Gambar 2.6.1.4 Model atom mekanika kuantum 32
Gambar 2.6.4.1 Kulit Atom 35
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 42
Gambar 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa yang Diberi Perlakuan Model Pembelajaran M3PK dan Konvensional
51 Gambar 4.2. Grafik Persentase Gain Ternormalisasi Kelas M3PK
54 Gambar 4.3. Grafik Persentase Gain Ternormalisasi Kelas Konvensional
55 Gambar 4.4. Grafik Rata
– rata Gain Kelas Eksperimen 57
Gambar 4.5. Grafik Rata – rata Gain Kelas Kontrol
57 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Rata
– rata Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia
65 Lampiran 2 Rancangan Pembelajaran
70 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa
84 Lampiran 4 Kunci Jawaban LKS
88 Lampiran 5 Soal Instrumen Test
90 Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrument Test
100 Lampiran 7 Penyelesaian Soal Instrumen Test
101 Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Test Sebelum Divalidkan
109 Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Sesudah Di Validkan
130 Lampiran 10 Instrumen Tes Valid
151 Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Valid
156 Lampiran 12 Media Handout
157 Lampiran 13 Penyelesaian Media
168 Lampiran 14 Penyelesaian Observasi M3PK
172 Lampiran 15 Pedoman Penskoran M3PK
176 Lampiran 16 Data Validasi Instrumen Penelitian
177 Lampiran 17 Perhitungan Validitas Tes
178 Lampiran 18 Data Daya Pembeda Instrumen Penelitian
181 Lampiran 19 Perhitungan Daya pembeda
182 Lampiran 20 Data Reliabiltas Instrumen Penelitian
184 Lampiran 21 Perhitungan Reliabilitas tes
185 Lampiran 22 Data Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
189 Lampiran 23 Perhitungan Tingkat Kesukaran
190 Lampiran 24 Data Fretest Kelas Eksperimen
192 Lampiran 25 Data Fretest Kelas Kontrol
194 Lampiran 26 Data Postest Kelas Eksperimen
196 Lampiran 27 Data Postest Kelas Kontrol
198 Lampiran 28 Tabulasi Nilai
200 Lampiran 29 Perhitungan Standar Deviasi
204
Lampiran 30 Uji Normalitas 205
Lampiran 31 Uji Homogenitas` 207
Lampiran 32 Uji Data Gain 209
Lampiran 33 Perhitungan Hipotesis 216
Lampiran 34 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 218
Lampiran 35 Tabel Product Moment 220
Lampiran 36 Tabel Chi Kuadrat 221
Lampiran 37 Tabel t 222
Lampiran 38 Tabel f 223
Lampiran 39 Ranah Kognitif 224
Lampiran 40 Penilaian Aktivitas 230
Lampiran 41 Dokumentasi Penelitian 239
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan  pembelajaran  dituntut  untuk  menggunakan  strategi  belajar mengajar  dan  pendekatan  belajar  yang  sesuai  dengan  pokok  bahasan  yang
diberikan.  Dalam  proses  pembelajaran  siswa  dituntut  untuk  lebih  menguasai materi  atau  konsep  dari  pokok  bahasan  yang  diberikan.  Upaya  peningkatan
kualitas  pendidikan  tidak  dapat  berhasil  dengan  maksimal  tanpa  didukung adanya  peningkatan  kualitas  pembelajaran.  Tujuan  umum  dalam  kegiatan
pembelajaran yaitu materi yang diajarkan akan diserap sepenuhnya oleh siswa atau belajar tuntas.
Siswa  akan  memahami  pelajaran  bila  siswa  aktif  sendiri  membentuk atau  menghasilkan  pengertian  dari  hal-hal  yang  diinderanya.  Pada
kenyataannya,  selama  ini  guru  masih  belum  maksimal  dalam  melakukan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat banyak guru yang
mengajar hanya dengan menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru dan siswa bertindak pasif dalam
belajar.  Kesulitan  yang  dialami  siswa  tidak  lain  kurangnya  konsep  dan  guru belum sempurna dalam menerapakan pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Guru  merupakan  faktor  terpenting  dalam  pendidikan.  Untuk  itulah, sebagai  pengajar  guru  hendaknya  dapat  menerapkan  model  atau  metode
pengajaran  yang  bervariatif  dan  sesuai  bagi  siswanya.  Mukhtar  2005 menjelaskan  bahwa  “  memilih  metode  dan  model  yang  baik  dan  dikuasai
dengan  matang  oleh  seorang  guru    dalam  peristiwa  pembelajaran,  akan menentukan  berhasilnya  sebuah  pembelajaran.  Selain  itu  tentu  saja  seorang
guru  harus  mengenali  karakteristik  siswa,  menguasai  materi,  menggunakan sarana penunjang pembelajaran, dan memiliki keterampilan mengajar”.
Berdasarkan  pengamatan  peneliti  saat  melaksanakan  Program Pengalaman  Lapangan    PPL,  pembelajaran  kimia  disekolah  saat  ini  belum
terlaksana dengan maksimal. Para siswa sering mengalamim kesulitan dalam mengikuti  pelajaran  kimia.  Secara  umum  kesulitan  ini  disebabkan  sistem
pengajaran  dari  guru  yang  hanya  berlangsung  secara  sepihak  saja,  dimana proses belajar mengajar masih berpusat pada guru, hal ini menyebabkan siswa
bosan  dan  tidak  tertarik  untuk  mengikuti  pelajaran  kimia.  Oleh  karena  itu siswa  mengalami  kesulitan  dalam  menyelesaikan  soal-soal  ujian  kimia
sehingga hasil belajar kimia siswa menjadi rendah. Selanjutnya  daari  observasi  yang  dilakukan  dengan  guru  mata
pelajaran  kimia,  data  yang  diperoleh  adalah  hasil  belajar  kimia  siswa  yang dicapai  pada  umumnya  rendah.  Fakta  ini  diperoleh  dari  data  penilaian  ujian
semester  untuk  kelas  X  T.P  20122013  dengan  nilai  antara  60-80  dan  nilai rata-rata kelas 68, sedangkan KKM kimia disekolah ini adalah 70, meskipun
sudah  tercapai,  namun  nilai  yang  diperoleh  siswa  sudah  ada  nilai  tambahan dari  guru  terhadap  tugas  pribadikelompok,  kehadiran  siswa,  dan  disiplin
siswa. Sama halnya dengan pengalaman peneliti pada saat observasi sewaktu mengikuti  PPL  Program  Pengalaman  Lapangan,  nilai  rata
–  rata  Ujian Tengah  Semester  UTS  siswa  65,  sedangkan  KKM  kimia  disekolah  tempat
peneliti melasanakan PPL ini adalah 70 meskipun nilai  yang diperoleh siswa sudah mencapai KKM, nilai tersebut sudah ada nilai tambahan dari guru yang
diberikan kepada siswa.  Dari hasil nilai kimia yang diperoleh siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi siswa tergolong masing rendah.
Pembelajaran  kimia  merupakan  pembelajaran  yang  pada  umumnya bersifat  hirarki  antara  satu  materi  dengan  materi  lainya.  Kesalahan  konsep
pada  materi  tertentu  akan  mempengaruhi  konsep  siswa  pada  materi  lainya. Driver  dalam  penelitianya  menyimpulkan  bahwa  “  seorang  anak,  walaupun
masih  sangat  muda  sudah  memiliki  konsep-konsep  ide-ide  tentang  hal-hal yang  di  temuinya  dalam  kehidupanya.  Dan  ide  ini  memainkan  peranan
penting  dala m pengalaman belajar”. Apa  yang  memungkinkan  anak mampu
belajar  dengan  baik  adalah  apa  yang  sudah  ada  dalam  benak  mereka, menemukan jati diri mereka sendiri. Tarigan, 1999.
Salah  satu  contoh  materi  dalam  kimia  yang  bersifat  abstrak  adalah pada  pkokok  bahasan  struktur  atom.  Struktur  atom  merupakan  salah  satu
pokok  bahasan  kimia  dikelas  X  SMA  dan  juga  merupakan  pokok  bahasan yang  luas  dengan  konsep  dan  uraian,  sebab  materi  struktur  atom  berkaitan
dengan  teori  dan  konsep.  Pada  pembahasan  ini  diperlukan  pemahaman  yang serius.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dicari alternatif pendekatan dan strategi  pembelajaran  yang  dapat  memberikan  kemudahan  bagi  siswa  dalam
memahami  dan  menguasai  konsep  yang  seharusnya  dikuasainya.  Salah  satu alternatif  yang  digunakan  adalah  dengan  menggunakan  pembelajaran  Model
Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep M3PK. Menurut Tarigan 2012, model  ini  merupakan  salah  satu  model  mengajar  berdasarkan  pemikiran
kontruktivisme. Beranggapan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran siswa  oleh  siswa  itu  sendiri.  Jadi  tugas  guru  yang  paling  utama  adalah
menginduksi  konsep  awal  siswa  dan  melakukan  perubahan  konsep.  Target Utama  pencapaian  model  ini  menekan  pada  tiga  aspek  utama  yaitu
mengetahuan  siswa  menjadi  intelligibility  memiliki  arti  makna,  plausible meyakini  kebenaran  dan  fruitfull  berbuah.  Model  M3PK  memandang
seorang  anak sebagai  suatu  pribadi  yang memiliki pengetahuan awal  tentang suatu  permasalahan  terlepas  dari  ilmiah  atau  tidak.  Pengetahuan  awal  ini
berdasarkan  berbagai  hasil  penelitian  yang  dilakukan,  ternyata  sangat mempengaruhi  kemampuan  siswa  dalam  menerima  suatu  konsep  baru
Tarigan. 2012. Penggunaan  M3PK  diharapkan  dapat  menjadi  solusi  dalam
pembelajaran  IPA  khususnya  kimia,  karena  dalam  pelaksanaannya  model pembelajaran  ini  menuntut  siswa  untuk  membangun  pemahamannya  sendiri
sehingga siswa akan lebih aktif untuk menggali informasi untuk menentukan konsep  yang  paling  benar.  Dalam  proses  pencarian  informasi  ini  siswa  akan
mnemukan banyak ilmu  yang akan memperkaya  pengetahuannya, disamping itu informasi ini siswa akan menemukan banyak ilmu yang akan memperkaya
pengetahuannya,  disamping  itu  informasi  yang  dibangun  sendiri  oleh  siswa tersebut  akan  bertahan  lama  dalam  dirinya  jika  dibandingkan  dengan
informasi yang diterima guru secara cuma-cuma. Menurut  Tarigan  1999  dalam  pembelajaran  M3PK  guru  harus
memandang  seorang  siswa  sebagai  suatu  pribadi  yang  memiliki  pandangan pengetahuan  awal  tentang  suatu  permasalahan.  Terlepas  dari  apakah
pandangan itu benar atau salah, kita harus menghargainya. Jika pandangan itu keliru,  maka  tugas  guru  adalah  meluruskannya  dengan  menrapkan  strategi
perubahan  konsep.  Sehingga  seorang  siswa  dapat  melihat  kekeliruan  konsep yang  dimilikinya  dan  beralih  pada  alternatif  lain  yang  dapat  dipertanggung-
jawabkan  secara  ilmiah.  Dalam  hal  ini  guru  juga  berepran  sebagai  nara sumber , mengarahkan siswa ke alternative pemilihan konsep yang benar.
Berdasarkan  hasil  penelitian  sejenis  seperti  Saharta  Ginting  2013 menunjukan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan M3PK
Simson  Tarigan  diperoleh  rata-rata  peningkatan  hasil  belajar  pada  kelas eksperimen adalah 76,00 lebih tinggi dari kelas kontrol dengan menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar adalah  71,00.  Asri  2013,  pada  kelas  eksperimen  diperoleh  rata-rata
peningkatan  hasil  belajar  69  dan  pada  kelas  kontrol  diperoleh  rata-rata peningkatan hasil belajar 40,19. Bonarita 2006 menunjukkan bahwa hasil
belajar  siswa  yang  diajarkan  dengan  M3PK  diperoleh  nilai  rata –rata  7,53,
sedangkan siswa  yang diajarkan dengan metode  konvensional  sebesar 60,95. Selanjutnya penelitian Redisma Berutu 2011 diperoleh nilai rata
–rata siswa dengan  menggunakan  M3PK  menghasilkan  nilai  15,26  dan  nilai  rata-rata
siswa tanpa menggunakan M3PK menghasilkan nilai rata-rata 13,17.  Simson
Tarigan 2007, pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata hasil belajar adalah 76,21  dan  pada  kelas  kontrol  rata-rata  hasil  belajar  60,21.  Bertitik  tolak  dari
semua  itu  peneliti  merasa  tertarik  untuk  mengadakan  suatu  penelitian  yang berjudul
“Pengaruh  Model  Mengajar  Menginduksi  Perubahan  Konsep M3PK  Simson  Tarigan  Terhadap  Peningkatan  Hasil  Belajar  Kimia
Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Struktur Atom. 1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  maka  identifikasi  masalah  dalam penelitian ini adalah:
1. Pelajaran  kimia  yang  bersifat  abstrak  sehingga  membuat  siswa  sulit
memahaminya. 2.
Hasil belajar kimia yang rendah 3.
Interaksi pembelajaran cenderung searah dan pembelajaran masih didominasi oleh guru
4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifan siswa
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yaitu:   Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menggunakan  M3PK  sebagai  model
pembelajaran di SMA Swasta Parulian 2 Medan   Materi yang diajarkan adalah struktur atom
  Penelitaian  hanya  dilakukan  pada  siswa  kelas  X  SMA  Swasta  Parulian  2
Medan
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan  batasan  masalah  diatas,  maka  penelitian  ini  dapat  dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah  ada  pengaruh  penerapan  M3PK  terhadap  peningkatan  hasil  belajar
siswa pada pokok bahasan struktur atom ?
2. Bagaimana  ranah  kognitif  yang  akan  ditingkatkan  dengan  menggunakan
modul kimia inovatif pada materi Struktur Atom? 3.
Bagaimanakah  perbandingan  tingkat  aktivitas  kegiatan  pembelajaran  siswa pada kedua kelas?
Tujuan Penelitian
1.   Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa dengan penerapan M3PK Simson Tarigan  pada pokok bahasan Struktur Atom kelas X SMA Swasta Parulian 2
Medan tahun ajaran 20142015 2.  Untuk  mengetahui  hasil  belajar  kimia  siswa  dengan  penerapan  model
pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Struktur Atom SMA Swasta Parulian 2 Medan tahun ajaran 20142015.
3.   Mengetahui  ranah  kognitif  yang  akan  dikembangkan  dengan  menggunakan modul kimia inovatif pada materi Struktur Atom.
4.   Mengetahui perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada kedua kelas
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :   Bagi guru dan calon guru, berguna sebagai bahan masukan dalam hal memilih
model  mengajar  menginduksi  perubahan  konsep  sebagai  salah  satu  model mengajar dalam pengajaran kimia
  Bagi  sekolah,  bermanfaat  untuk  mengambil  keputusan  yang  tepat  bagi peningkatan  kualitas  pengajaran  serta  sebagai  perkembangan  atau  bahan
rujukan  untuk  meningkatkan  kemampuan  siswa  khusus  dalam  pengajaran kimia.
  Bagi  siswa,  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  kimia  serta  dapat  diterapkan sebagai motivasi belajar pada pelajaran.
  Bagi  peneliti,  sebagai  bahan  masukan  untuk  dapat  menerapkan  strategi pembelajaran  yang  tepat  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  di  sekolah  dimasa
yang akan datang.
1.7. Defenisi Operasional 1.