PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

(1)

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM

Oleh:

Agus Mienda Br Sitepu NIM 4103331001

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasihNya karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Bajoka Nainggolan, M.Si, Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si dan Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti,M.Si, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. P. M. Silitonga, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba M.Si, selaku ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku ketua Prodi Jurusan Kimia dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Milter Nababan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Parulian 2 Medan dan Ibu M. Sianturi, S.Pd selaku guru Kimia dan kepada siswa/I SMA Swasta Swasta Parulian 2 Medan kelas X yang telah banyak membantu dalam pelaksanaa penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ibunda tercinta Alm. Rohani Br Ginting walaunpun beliau tidak bersama lagi,tapi cinta dan kasih beliau


(3)

v

tetap menguatkan Penulis dalam menyusun skripsi ini, motivator terhebeat Ayahnda tercinta Iman Sitepu yang senantiasa berdoa dan memberikan motivasi yang luar biasa baik itu berupa dukungan tenaga, moril maupun material kepada penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak tercinta Ardina Deby Sitepu yang selalu ada untuk penulis, abang tercinta Andika F. Sitepu, Keponakan tercinta Keano Manalu, dan abang ipar terkasih Benget Manalu.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya buat keluarga besar Pendidikan Kimex’10 yang selalu mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini khususnya kepompong 9_Icons : Apri (koci), Desni (cibro), Irma (kiting), Jusni (bebeh), Magda (madelor), Margaretha (getuk), Renata (rentul), Rosanna (ocha) yang telah memebrikan arti dari pershabatan dalam suka ataupun duka selama 4 tahun ini di Jurusan Kimia. Terima kasih juga kepada Keluarga PPLt SMA Swasta GBKP Kabanjahe : Mama Dumora Manurung, senq (Cicilia Sihotang dan Santika Silalahi), kaka Viviana Simanjuntak, Yenni (orang cantik), Rany Malau, Merry, Kak sasi, Eka, bg Arnold, bg leo, dll yang telah memeberi arti dari sebuah kekeluargaan dan telah menerima saya apa adanya. Dan tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada teman yang sudah menjadi keluarga juga yaitu kibo (Gusnita Sinaga) dan Meytri Sihotang yang sudah memberi dukungan dan semangat kepada penulis.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2014 Penulis,


(4)

iii

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM Agus Mienda Br Sitepu (NIM 4103331001)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Swsta Parulian 2 Medan yang terdiri dari 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling total dengan mengambil seluruh kelas X yaitu kelas X IPA 2 dan sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK). Dari hasil penelitian, untuk kelas Eksperimen diperoleh nilai rata-rata gain sebesar 0,8057 sedangkan untuk kelas Kontrol adalah 0,5672. Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen adalah 80,40% sedangkan pada kelas Kontrol adalah 57,00%. Uji normalitas gain kelas eksperimen diperoleh χ 2 hitung = 05,96 dan χ 2 tabel = 11,07, untuk gain kelas kontrol diperoleh χ 2 hitung = 02,80 dan dan χ 2 tabel = 11,07. Sehingga χ 2 hitung < χ 2 tabel maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas, untuk gain diperoleh Fhitung = 1,122 dan Ftabel = 1,727, maka sampel homogen. Hasil uji t pihak kanan diperoleh thitung= 10,989 dan ttabel = 1,677, sehingga Diperoleh thitung = 10,989 berada pada daerah penolakan Ho di mana, thitung > ttabel (10,989 > 1,667) yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dari data yang diperoleh, ranah kognitif yang paling terkembang adalah C2 (pengetahuan) pada kelas eksperimen , yakni sebesar 0,680. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol. Oleh karena itu, penggunaan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

vi

vi DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.6. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Landasan Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Prinsip Belajar 10

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.1.4. Model Pembelajaran 12

2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 13 2.2. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) 14

2.2.1. Pemikiran Kontrukstivisme 18

2.2.2. Lingkungan Pembelajaran yang Kontruktivis 19

2.2.3. Konsep-konsep Alternatif 20

2.2.4. Kondisi Untuk Melakukan Perubahan Konsep 21 2.3. Pandangan M3PK Pada Pengajaran IPA 22 2.4. Keunggulan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep 24 2.5. Langkah-Langkah Penerapan M3PK 26 2.6. Deskripsi Tentang Stoikiometri 29 2.6.1. Perkembangan teori dan model atom 29


(6)

vii

vii

2.6.2. Partikel Dasar Penyusun Atom 32 2.6.3. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi 34

2.7 Kerangka Konseptual 36

2.8. Hipotesis Penelitian 36 2.8.1. Hipotesis Verbal 37 2.8.2. Hipotesis Statistik 37 BAB III METODE PENELITIAN 38

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 38 3.3. Variabel Penelitian 38 3.4. Rancangan Penelitian 39

3.5. Teknik Pengumpulan Data 40 3.6. Tahap Akhir Penelitian 42

3.6.1. Instrumen Penelitian 42

3.7. Alat Pengumpulan Data 43 3.7.1. Validitas Tes 43 3.7.2. Reliabilitas Tes 44 3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal 44 3.7.4. Daya Pembeda Soal 45 3.8. Teknik Analisis Data 45 3.8.1. Uji Normalitas 45

3.8.2. Uji Homogenitas 46 3.8.3. Uji Hipotesis 46 3.8.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 48

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 48

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 49

4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian 50

4.1.3.1. Uji Normalitas 51

4.1.3.2. Uji Homogenitas 51

4.1.3.3. Uji Hipotesis 52

4.1.3.4. Peningkatan Hasil Belajar 53

4.2. Ranah Kognitif Penelitian 55


(7)

viii

viii

4.2.1.1.Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Ranah Kognitif Terkembang 56

4.3.Analisis Afektif 58

4.3.1. Analisis Afektif Penelitian 58

4.4. Pembahasan 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan 63

5.2.Saran 63


(8)

x DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.6.4.1. Jumlah Elektron Maksimum Di setiap Kulit 35 Tabel 2.6.4.2 : Konfigurasi Elektron Atom Berkulit K sampai N 35

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 39

Tabel 4.1. Data Ringkas Hasil Pretes Siswa 49 Tabel 4.2. Data Ringkas Hasil Posttes Siswa 50 Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Tes dan

Post – Test 50

Tabel 4.4. Uji Normalitas 51

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Sampel 52 Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Gain 52 Tabel 4.7. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 53 Tabel 4.8. Persen Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa

M3PK dan Konvensional 53 Tabel 4.9. Perbandingan Jumlah Rata-rata Ranah Kognitif

Eksperimen I dan Eksperimen II 56 Tabel 4.10. Gain Ranah Kognitif Eksperimen I dan Eksperimen II

Yang Terkembang 56

Tabel 4.11. Pertemuan rata-rata aktivitas Kelas Eksperimen I


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Pengajaran Melakukan Perubahan Konsep 15 Gambar 2.2. Contoh Model Perubahan Konsep 18 Gambar 2.3. Skema Model Mengajar Perubahan Konsep 24

Gambar 2.6.1.1 Model Atom Thomson 29

Gambar 2.6.1.2 Model Atom Rutherford 30

Gambar 2.6.1.3 Model Atom Bohr 31

Gambar 2.6.1.4 Model atom mekanika kuantum 32

Gambar 2.6.4.1 Kulit Atom 35

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 42

Gambar 4.1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa yang Diberi Perlakuan Model

Pembelajaran M3PK dan Konvensional 51

Gambar 4.2. Grafik Persentase Gain Ternormalisasi Kelas M3PK 54 Gambar 4.3. Grafik Persentase Gain Ternormalisasi Kelas Konvensional 55 Gambar 4.4. Grafik Rata – rata Gain Kelas Eksperimen 57 Gambar 4.5. Grafik Rata – rata Gain Kelas Kontrol 57 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Rata – rata Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol 58


(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 65

Lampiran 2 Rancangan Pembelajaran 70

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 84

Lampiran 4 Kunci Jawaban LKS 88

Lampiran 5 Soal Instrumen Test 90

Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrument Test 100 Lampiran 7 Penyelesaian Soal Instrumen Test 101 Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Test Sebelum Divalidkan 109 Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Sesudah Di Validkan 130

Lampiran 10 Instrumen Tes Valid 151

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Valid 156

Lampiran 12 Media Handout 157

Lampiran 13 Penyelesaian Media 168

Lampiran 14 Penyelesaian Observasi M3PK 172 Lampiran 15 Pedoman Penskoran M3PK 176 Lampiran 16 Data Validasi Instrumen Penelitian 177 Lampiran 17 Perhitungan Validitas Tes 178 Lampiran 18 Data Daya Pembeda Instrumen Penelitian 181 Lampiran 19 Perhitungan Daya pembeda 182 Lampiran 20 Data Reliabiltas Instrumen Penelitian 184 Lampiran 21 Perhitungan Reliabilitas tes 185 Lampiran 22 Data Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian 189 Lampiran 23 Perhitungan Tingkat Kesukaran 190 Lampiran 24 Data Fretest Kelas Eksperimen 192 Lampiran 25 Data Fretest Kelas Kontrol 194 Lampiran 26 Data Postest Kelas Eksperimen 196 Lampiran 27 Data Postest Kelas Kontrol 198

Lampiran 28 Tabulasi Nilai 200


(11)

xii

Lampiran 30 Uji Normalitas 205

Lampiran 31 Uji Homogenitas` 207

Lampiran 32 Uji Data Gain 209

Lampiran 33 Perhitungan Hipotesis 216 Lampiran 34 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 218 Lampiran 35 Tabel Product Moment 220

Lampiran 36 Tabel Chi Kuadrat 221

Lampiran 37 Tabel t 222

Lampiran 38 Tabel f 223

Lampiran 39 Ranah Kognitif 224

Lampiran 40 Penilaian Aktivitas 230


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran dituntut untuk menggunakan strategi belajar mengajar dan pendekatan belajar yang sesuai dengan pokok bahasan yang diberikan. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih menguasai materi atau konsep dari pokok bahasan yang diberikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berhasil dengan maksimal tanpa didukung adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Tujuan umum dalam kegiatan pembelajaran yaitu materi yang diajarkan akan diserap sepenuhnya oleh siswa atau belajar tuntas.

Siswa akan memahami pelajaran bila siswa aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dari hal-hal yang diinderanya. Pada kenyataannya, selama ini guru masih belum maksimal dalam melakukan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat banyak guru yang mengajar hanya dengan menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru dan siswa bertindak pasif dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapakan pengelolaan kegiatan pembelajaran.

Guru merupakan faktor terpenting dalam pendidikan. Untuk itulah, sebagai pengajar guru hendaknya dapat menerapkan model atau metode pengajaran yang bervariatif dan sesuai bagi siswanya. Mukhtar (2005) menjelaskan bahwa “ memilih metode dan model yang baik dan dikuasai dengan matang oleh seorang guru dalam peristiwa pembelajaran, akan menentukan berhasilnya sebuah pembelajaran. Selain itu tentu saja seorang guru harus mengenali karakteristik siswa, menguasai materi, menggunakan sarana penunjang pembelajaran, dan memiliki keterampilan mengajar”.


(13)

2

Berdasarkan pengamatan peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), pembelajaran kimia disekolah saat ini belum terlaksana dengan maksimal. Para siswa sering mengalamim kesulitan dalam mengikuti pelajaran kimia. Secara umum kesulitan ini disebabkan sistem pengajaran dari guru yang hanya berlangsung secara sepihak saja, dimana proses belajar mengajar masih berpusat pada guru, hal ini menyebabkan siswa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran kimia. Oleh karena itu siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal ujian kimia sehingga hasil belajar kimia siswa menjadi rendah.

Selanjutnya daari observasi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran kimia, data yang diperoleh adalah hasil belajar kimia siswa yang dicapai pada umumnya rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester untuk kelas X T.P 2012/2013 dengan nilai antara 60-80 dan nilai rata-rata kelas 68, sedangkan KKM kimia disekolah ini adalah 70, meskipun sudah tercapai, namun nilai yang diperoleh siswa sudah ada nilai tambahan dari guru terhadap tugas pribadi/kelompok, kehadiran siswa, dan disiplin siswa. Sama halnya dengan pengalaman peneliti pada saat observasi sewaktu mengikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan), nilai rata – rata Ujian Tengah Semester (UTS) siswa 65, sedangkan KKM kimia disekolah tempat peneliti melasanakan PPL ini adalah 70 meskipun nilai yang diperoleh siswa sudah mencapai KKM, nilai tersebut sudah ada nilai tambahan dari guru yang diberikan kepada siswa. Dari hasil nilai kimia yang diperoleh siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi siswa tergolong masing rendah.

Pembelajaran kimia merupakan pembelajaran yang pada umumnya bersifat hirarki antara satu materi dengan materi lainya. Kesalahan konsep pada materi tertentu akan mempengaruhi konsep siswa pada materi lainya. Driver dalam penelitianya menyimpulkan bahwa “ seorang anak, walaupun masih sangat muda sudah memiliki konsep-konsep/ ide-ide tentang hal-hal yang di temuinya dalam kehidupanya. Dan ide ini memainkan peranan


(14)

3

penting dalam pengalaman belajar”. Apa yang memungkinkan anak mampu belajar dengan baik adalah apa yang sudah ada dalam benak mereka, menemukan jati diri mereka sendiri. (Tarigan, 1999).

Salah satu contoh materi dalam kimia yang bersifat abstrak adalah pada pkokok bahasan struktur atom. Struktur atom merupakan salah satu pokok bahasan kimia dikelas X SMA dan juga merupakan pokok bahasan yang luas dengan konsep dan uraian, sebab materi struktur atom berkaitan dengan teori dan konsep. Pada pembahasan ini diperlukan pemahaman yang serius.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dicari alternatif pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan menguasai konsep yang seharusnya dikuasainya. Salah satu alternatif yang digunakan adalah dengan menggunakan pembelajaran Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK). Menurut Tarigan (2012), model ini merupakan salah satu model mengajar berdasarkan pemikiran kontruktivisme. Beranggapan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran siswa oleh siswa itu sendiri. Jadi tugas guru yang paling utama adalah menginduksi konsep awal siswa dan melakukan perubahan konsep. Target Utama pencapaian model ini menekan pada tiga aspek utama yaitu mengetahuan siswa menjadi intelligibility (memiliki arti/ makna), plausible (meyakini kebenaran) dan fruitfull (berbuah). Model M3PK memandang seorang anak sebagai suatu pribadi yang memiliki pengetahuan awal tentang suatu permasalahan terlepas dari ilmiah atau tidak. Pengetahuan awal ini berdasarkan berbagai hasil penelitian yang dilakukan, ternyata sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerima suatu konsep baru (Tarigan. 2012).

Penggunaan M3PK diharapkan dapat menjadi solusi dalam pembelajaran IPA khususnya kimia, karena dalam pelaksanaannya model pembelajaran ini menuntut siswa untuk membangun pemahamannya sendiri


(15)

4

sehingga siswa akan lebih aktif untuk menggali informasi untuk menentukan konsep yang paling benar. Dalam proses pencarian informasi ini siswa akan mnemukan banyak ilmu yang akan memperkaya pengetahuannya, disamping itu informasi ini siswa akan menemukan banyak ilmu yang akan memperkaya pengetahuannya, disamping itu informasi yang dibangun sendiri oleh siswa tersebut akan bertahan lama dalam dirinya jika dibandingkan dengan informasi yang diterima guru secara cuma-cuma.

Menurut Tarigan (1999) dalam pembelajaran M3PK guru harus memandang seorang siswa sebagai suatu pribadi yang memiliki pandangan (pengetahuan awal) tentang suatu permasalahan. Terlepas dari apakah pandangan itu benar atau salah, kita harus menghargainya. Jika pandangan itu keliru, maka tugas guru adalah meluruskannya dengan menrapkan strategi perubahan konsep. Sehingga seorang siswa dapat melihat kekeliruan konsep yang dimilikinya dan beralih pada alternatif lain yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Dalam hal ini guru juga berepran sebagai nara sumber , mengarahkan siswa ke alternative pemilihan konsep yang benar.

Berdasarkan hasil penelitian sejenis seperti Saharta Ginting (2013) menunjukan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan M3PK Simson Tarigan diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 76,00 lebih tinggi dari kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar adalah 71,00. Asri (2013), pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar 69% dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar 40,19%. Bonarita (2006) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan M3PK diperoleh nilai rata–rata 7,53, sedangkan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional sebesar 60,95. Selanjutnya penelitian Redisma Berutu (2011) diperoleh nilai rata–rata siswa dengan menggunakan M3PK menghasilkan nilai 15,26 dan nilai rata-rata siswa tanpa menggunakan M3PK menghasilkan nilai rata-rata 13,17. Simson


(16)

5

Tarigan (2007), pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata hasil belajar adalah 76,21 dan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar 60,21. Bertitik tolak dari semua itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pelajaran kimia yang bersifat abstrak sehingga membuat siswa sulit memahaminya.

2. Hasil belajar kimia yang rendah

3. Interaksi pembelajaran cenderung searah dan pembelajaran masih didominasi oleh guru

4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifan siswa 1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yaitu:

 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan M3PK sebagai model pembelajaran di SMA Swasta Parulian 2 Medan

 Materi yang diajarkan adalah struktur atom

 Penelitaian hanya dilakukan pada siswa kelas X SMA Swasta Parulian 2 Medan

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penerapan M3PK terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan struktur atom ?


(17)

6

2. Bagaimana ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Struktur Atom?

3. Bagaimanakah perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada kedua kelas?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa dengan penerapan M3PK Simson Tarigan pada pokok bahasan Struktur Atom kelas X SMA Swasta Parulian 2 Medan tahun ajaran 2014/2015

2. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Struktur Atom SMA Swasta Parulian 2 Medan tahun ajaran 2014/2015.

3. Mengetahui ranah kognitif yang akan dikembangkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Struktur Atom.

4. Mengetahui perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada kedua kelas

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

 Bagi guru dan calon guru, berguna sebagai bahan masukan dalam hal memilih model mengajar menginduksi perubahan konsep sebagai salah satu model mengajar dalam pengajaran kimia

 Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat bagi peningkatan kualitas pengajaran serta sebagai perkembangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa khusus dalam pengajaran kimia.

 Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar kimia serta dapat diterapkan sebagai motivasi belajar pada pelajaran.


(18)

7

 Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dimasa yang akan datang.

1.7. Defenisi Operasional 1. Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan atau usaha seseorang yang mengakibatkan perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang positif. Belajar adalah kunci yang paling utama dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Kegiatan yang pokok dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan ataupun tidak.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan atau yang dimaksud dengan hasil belajar ialah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kemampuan yang telah diperoleh.

3. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep

Mengajar dengan model mengajar menginduksi perubahan konsep adalah model mengajar berdasarkan konstruktivisme. Pengetahuan itu dibangun dalam pemikiran siswa itu sendiri.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengidentifikasian konsep awal siswa mengenai materi struktur atom. Setelah mengetahui konsep awal siswa, jika konsepnya belum bersifat ilmiah maka guru melakukan perubahan konsep untuk memperbaiki konsep siswa. Dalam model ini, ditekankan pada tiga aspek utama, yaitu Intelligibility yang artinya konsep tersebut memiliki arti atau makna dalam diri


(19)

8

siswa. Apakah dia mampu mengungkapkan kembali konsep itu?. Aspek yang kedua adalah Plausible yang artinya siswa yakin bahwa konsep yang diterimanya benar, sesuai dengan buku yang dipelajarinya. Sedangkan aspek ketiga adalah Fruitfull yang artinya konsep tersebut memberikan “buah” bagi dirinya. Apakah dengan konsep yang dimilikinya dapat memecahkan masalah yang selama ini menyulitkannya?. Apakah dengan konsep itu siswa lebih mampu memahami/ mempelajari gagasan, idea atau konsep lain? (Tarigan. 2012).

4. Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal artinya bertutur secara lisan dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal, sehinga sering diidentifikasikan dengan ceramah. (Sanjaya, 2006)

5. Struktur Atom

Dalam penelitian ini yang akan dipelajari dalam struktur atom adalah perkembangan teori atom, nomor atom dan bilangan massa, keberadaan elektron di dalam atom, massa atomrelatif dan massa molekul relatif di kelas X IPA SMA Swasta Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2014/2015


(20)

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kimia yang dibelajarkan di kelas eksperimen dengan M3PK lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia yang dibelajarkan di kelas kontrol . Dengan rata-rata peningkatan hasil belajar dengan M3PK diperoleh sebesar 80,40% dan rata-rata peningkatan hasil belajar dengan konvensional hanya 57,00 %.

2. Ranah kognitif yang paling terkembang dari antara kedua kelas terdapat pada C2 dikelas eksperimen dengan nilai paling tinggi yaitu sebesar 2,00. 3. Tingkat aktivitas pada kelas eksperimen lebih tinggi (85,89) dari pada

tingkat aktivitas Kelas kontrol (77,92).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran

Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) pada pokok

bahasan Struktur Atom dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang

dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.

3. Bagi pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(1)

sehingga siswa akan lebih aktif untuk menggali informasi untuk menentukan konsep yang paling benar. Dalam proses pencarian informasi ini siswa akan mnemukan banyak ilmu yang akan memperkaya pengetahuannya, disamping itu informasi ini siswa akan menemukan banyak ilmu yang akan memperkaya pengetahuannya, disamping itu informasi yang dibangun sendiri oleh siswa tersebut akan bertahan lama dalam dirinya jika dibandingkan dengan informasi yang diterima guru secara cuma-cuma.

Menurut Tarigan (1999) dalam pembelajaran M3PK guru harus memandang seorang siswa sebagai suatu pribadi yang memiliki pandangan (pengetahuan awal) tentang suatu permasalahan. Terlepas dari apakah pandangan itu benar atau salah, kita harus menghargainya. Jika pandangan itu keliru, maka tugas guru adalah meluruskannya dengan menrapkan strategi perubahan konsep. Sehingga seorang siswa dapat melihat kekeliruan konsep yang dimilikinya dan beralih pada alternatif lain yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Dalam hal ini guru juga berepran sebagai nara sumber , mengarahkan siswa ke alternative pemilihan konsep yang benar.

Berdasarkan hasil penelitian sejenis seperti Saharta Ginting (2013) menunjukan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan M3PK Simson Tarigan diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 76,00 lebih tinggi dari kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar adalah 71,00. Asri (2013), pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar 69% dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar 40,19%. Bonarita (2006) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan M3PK diperoleh nilai rata–rata 7,53, sedangkan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional sebesar 60,95. Selanjutnya penelitian Redisma Berutu (2011) diperoleh nilai rata–rata siswa dengan menggunakan M3PK menghasilkan nilai 15,26 dan nilai rata-rata siswa tanpa menggunakan M3PK menghasilkan nilai rata-rata 13,17. Simson


(2)

Tarigan (2007), pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata hasil belajar adalah 76,21 dan pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar 60,21. Bertitik tolak dari semua itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Simson Tarigan Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan Struktur Atom.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pelajaran kimia yang bersifat abstrak sehingga membuat siswa sulit memahaminya.

2. Hasil belajar kimia yang rendah

3. Interaksi pembelajaran cenderung searah dan pembelajaran masih didominasi oleh guru

4. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifan siswa

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yaitu:

 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan M3PK sebagai model pembelajaran di SMA Swasta Parulian 2 Medan

 Materi yang diajarkan adalah struktur atom

 Penelitaian hanya dilakukan pada siswa kelas X SMA Swasta Parulian 2 Medan

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penerapan M3PK terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan struktur atom ?


(3)

2. Bagaimana ranah kognitif yang akan ditingkatkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Struktur Atom?

3. Bagaimanakah perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada kedua kelas?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa dengan penerapan M3PK Simson Tarigan pada pokok bahasan Struktur Atom kelas X SMA Swasta Parulian 2 Medan tahun ajaran 2014/2015

2. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan Struktur Atom SMA Swasta Parulian 2 Medan tahun ajaran 2014/2015.

3. Mengetahui ranah kognitif yang akan dikembangkan dengan menggunakan modul kimia inovatif pada materi Struktur Atom.

4. Mengetahui perbandingan tingkat aktivitas kegiatan pembelajaran siswa pada kedua kelas

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

 Bagi guru dan calon guru, berguna sebagai bahan masukan dalam hal memilih model mengajar menginduksi perubahan konsep sebagai salah satu model mengajar dalam pengajaran kimia

 Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat bagi peningkatan kualitas pengajaran serta sebagai perkembangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa khusus dalam pengajaran kimia.

 Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar kimia serta dapat diterapkan sebagai motivasi belajar pada pelajaran.


(4)

 Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dimasa yang akan datang.

1.7. Defenisi Operasional 1. Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan atau usaha seseorang yang mengakibatkan perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai yang positif. Belajar adalah kunci yang paling utama dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Kegiatan yang pokok dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan ataupun tidak.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan atau yang dimaksud dengan hasil belajar ialah suatu kinerja (performance) yang diindikasikan sebagai suatu kemampuan yang telah diperoleh.

3. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep

Mengajar dengan model mengajar menginduksi perubahan konsep adalah model mengajar berdasarkan konstruktivisme. Pengetahuan itu dibangun dalam pemikiran siswa itu sendiri.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengidentifikasian konsep awal siswa mengenai materi struktur atom. Setelah mengetahui konsep awal siswa, jika konsepnya belum bersifat ilmiah maka guru melakukan perubahan konsep untuk memperbaiki konsep siswa. Dalam model ini, ditekankan pada tiga aspek utama, yaitu Intelligibility yang artinya konsep tersebut memiliki arti atau makna dalam diri


(5)

siswa. Apakah dia mampu mengungkapkan kembali konsep itu?. Aspek yang kedua adalah Plausible yang artinya siswa yakin bahwa konsep yang diterimanya benar, sesuai dengan buku yang dipelajarinya. Sedangkan aspek ketiga adalah Fruitfull yang artinya konsep tersebut memberikan “buah” bagi dirinya. Apakah dengan konsep yang dimilikinya dapat memecahkan masalah yang selama ini menyulitkannya?. Apakah dengan konsep itu siswa lebih mampu memahami/ mempelajari gagasan, idea atau konsep lain? (Tarigan. 2012).

4. Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal artinya bertutur secara lisan dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal, sehinga sering diidentifikasikan dengan ceramah. (Sanjaya, 2006)

5. Struktur Atom

Dalam penelitian ini yang akan dipelajari dalam struktur atom adalah perkembangan teori atom, nomor atom dan bilangan massa, keberadaan elektron di dalam atom, massa atomrelatif dan massa molekul relatif di kelas X IPA SMA Swasta Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2014/2015


(6)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kimia yang dibelajarkan di kelas eksperimen dengan M3PK lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia yang dibelajarkan di kelas kontrol . Dengan rata-rata peningkatan hasil belajar dengan M3PK diperoleh sebesar 80,40% dan rata-rata peningkatan hasil belajar dengan konvensional hanya 57,00 %.

2. Ranah kognitif yang paling terkembang dari antara kedua kelas terdapat pada C2 dikelas eksperimen dengan nilai paling tinggi yaitu sebesar 2,00. 3. Tingkat aktivitas pada kelas eksperimen lebih tinggi (85,89) dari pada

tingkat aktivitas Kelas kontrol (77,92).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran

Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) pada pokok

bahasan Struktur Atom dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang

dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.

3. Bagi pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS X PADA MATERI STRUKTUR ATOM.

0 2 22

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

5 21 18

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI.

0 6 21

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR.

0 3 20

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL SISWA KELAS X SMA.

1 2 19

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IKATAN KIMIA SISWA KELAS X SMA.

0 1 21

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM DI SMA NEGERI 18 MEDAN.

1 2 20

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMA NEGERI 11 MEDAN.

0 3 18

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA SANTO THOMAS 3 MEDAN KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 2 29

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) SIMSON TARIGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI.

0 0 18