Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme
siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
etnik Tionghoa yaitu tidak hanya dalam bidang prestasi dan keoportunisannya dalam bidang ekonomi tetapi juga sikap toleransi antar
etnik, budaya, dan agama di luar siswa etnik Tionghoa.
E. Klarifikasi Konsep
Dalam penelitian ini, terdapat lima konsep utama yakni pendidikan sejarah, pembelajaran multikultural, nasionalisme, etnis Tionghoa dan pendidikan sejarah
berbasis multikultural. 1. Pembelajaran sejarah Sejarah
Pembelajaran sejarah merupakan bagian yang terintegral dalam IPS dan mengandung unsur pendidikan nilai, hal inilah yang menyebabkan pembelajaran
sejarah memiliki arti penting di sekolah. Hasan, 2012 : 3-4. Dengan menggunakan konsep challenge and response dari Arnold Toynbee
untuk mentransformasi nilai dalam pembelajaran sejarah, para siswa tidak hanya diberi pengetahuan mengenai saat Indonesia berada pada titik tertinggi yaitu dengan
segala peninggalan kejayaannya di masa kerajaan Sriwijaya ataupun Majapahit. Tetapi juga ketika bangsa Indonesia dalam menghadapi titik terendahnya yakni ketika
dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa lain. Dan keterpurukan tersebut tidak hanya berdimensi pada masa penjajahan melainkan juga pada jaman dimana para siswa
berada. Penggunaan konsep challenge and response tidak hanya bersifat substantive
melainkan juga analytical Supriatna : 2010 : 9-10, ketika hal itu digunakan sebagai alat analisis untuk melihat persoalan kontemporer yang dapat membangun kesadaran
kebangsaan yang berujung pada rasa nasionalisme para siswa dalam merespon berbagai tantangan challenge yang dihadapi Indonesia pada masa sekarang seperti
Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme
siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kemiskinan, kebodohan, hingga tindakan-tindakan moral yang tidak pantas ditiru dan dipuji contohnya korupsi .
Tantangan challenge ini akan memberikan kepribadian yang tegar sebagai response karena pengenalan akan jati dirinya yang dapat menumbuhkan kemauan dan
kesediaan untuk belajar, jujur, dan bekerja keras yang lebih tinggi bagi diri dan bangsanya. Dan hal tersebut dapat membuat pembelajaran sejarah lebih bermakna
meaningful bagi para siswa.
2. Pengertian multikutural Multikultural meliputi sebuah pemahaman, penghargaan dan penilaian atas
budaya seseorang, dan sebuah penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnik orang lain. Ia meliputi sebuah penilaian terhadap kebudayaan-kebudayaan orang lain,
bukan dalam arti menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan-kebudayaan tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana kebudayaan tertentu dapat mengekspresikan
nilai bagi anggota-anggotanya sendiri Blum, 2001 : 16. Pendidikan multikultural tersebut diarahkan dalam rangka mewujudkan kesadaran, toleransi, pemahaman, dan
pengetahuan yang mempertimbangkan perbedaan kultural dan juga perbedaan serta persamaan antar budaya dan kaitannya dengan pandangan dunia, konsep, nilai,
keyakinan, dan sikap Lawrence J. Saha, 1997 dalam Aly, 2005.
3. Nasionalisme Adapun nasionalisme yang menjadi fokus dalam penelitian ini ialah
sekelompok manusia yang memiliki cita-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan, memiliki kesamaan sejarah walaupun berbeda etnik dan