Pengaruh Religiusitas Orang Tua Kepada Anak

commit to user

B. Pengaruh Religiusitas Orang Tua Kepada Anak

Keluarga adalah bagian terkecil dalam masyarakat. Fungsi keluarga meliputi fungsi religi, fungsi afektif, fungsi sosial, fungsi edukatif dan fungsi protektif. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengulas lebih jauh tentang fungsi sosial dari keluarga yang berkaitan dengan keteladanan orang tua dalam memberikan pemahaman keagaamaan kepada anak. Sedangkan wilayah yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Keluarga juga biasa disebut sebagai nuclear family merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapak, ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisahkan dan bahu-membahu dalam menangani anak dalam hal mendidik dan mengurus anak. Anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi ayah juga mempunyai kewajiban mendidik dan memberi contoh kepada anaknya. Peran kedua orang tua sangat penting dan saling mendukung. Berikut ini adalah hasil penelitian yang penulis bagi sesuai dengan kategori informan. 1. Orang Tua Keluarga yang merupakan kesatuan terkecil dalam sebuah masyarakat tetapi menempati posisi yang primer dan fundamental. Artinya keluargalah yang menjadi dasar anak dalam bertingkah laku apalagi kalau sudah merambah ke lingkungan sosial masyarakat. Keluarga memiliki peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga commit to user memilik peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup anak. Berikut ini adalah pendapat salah satu orang tua Bapak Supadi 44 th tentang peran keluarga: “Saya rasa fungsi keluarga ya fungsi regenerasi, fungsi perlindungan, fungsi pendidikan, fungsi sosial. Saya rasa masih banyak fungsi-fungsi keluarga yang lain, tapi saya cuma ingat yang ini”. Wawanacara, 17 April 2009 Pada hakikatnya orang tua dalam keluarga memiliki banyak peran, namun yang terpenting adalah mengetahui maksud mengaplikasikannya, bukan hanya mengetahuinya saja. Guna mengetahui pengetahuan orang tua terkait dengan fungsi keluarga, maka peneliti melakukan kroscek dengan informan lain yang berasal dari kategori yang sama, yakni dari kategori orang tua, maka informan tersebut menambahkan bahwa keluarga juga memiliki peranan yakni memberikan perlindungan kepada anak dari setiap bahaya. Selain itu keluarga juga berkewajiban memberikan kasih sayang dan menumbuhkan rasa saling asih, asah dan asuh. Fungsi-fungsi tersebut harus terwujud agar keluarga yang terbentuk bisa menjadi sebuah keluarga yang harmonis. Artinya keluarga yang tahan banting terhadap setiap permasalahan yang dihadapi oleh keluarga. Ini ditentukan oleh kesigapan keluarga dalam menghadapi masalah. Keluargalah yang menjadi kontrol bagi anggota keluarganya sehingga peran orang tua sangat penting, dan ajaran agama menjadi salah satu pedoman dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. commit to user a. Fungsi Pendidikan Pemberian ajaran agama yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya dapat ditempuh dalam cara, antara lain dengan pendidikan dan sosialisasi yang bagus. Kedua cara tersebut dilakukan dengan disesuaikan dengan konteks yang ada. Kalaupun memerlukan hal yang lebih formil baru penyampaian ajaran agama dilakukan melalui pendidikan formal. Namun selama masih bisa dilakukan di dalam keluarga hal itu bisa diberikan oleh orang tua. Orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan kepada anaknya, dan ini menjadi modal awal bagi pengetahuan anak dalam bertingkah laku. Anak dapat menerapkan apa yang telah didapat dari orang tua dalam kehidupannya sehari-hari. Anak juga akan beraktualisasi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, dan pendidikan orang tua akan sangat membantunya. b. Fungsi Afeksi Peran orang tua tidak hanya memberikan kasih sayang kepada anaknya, melainkan memberikan perlindungan dari apapun yang bisa membahayakan anak. Fungsi tersebutlah yang orang-orang sebut sebagai fungsi afeksi. Keluarga adalah tempat anak mengeluarkan keluh kesah dan masalah-masalah yang dihadapinya, sehingga keluarga dalam hal ini adalah orang tua dijadikan tempat anak bercerita. Dari situ orang tua mengetahui bahwa psikologis anak tertekan, jadi peran orang tua di sini memberikan arahan, semangat commit to user serta perlindungan anak dari rasa takut, sedih dan hal-hal yang membahayakan baik secara fisik maupun psikis. c. Fungsi Agama Orang tua dianggap orang yang paling berpengaruh dan berkewajiban dalam memberikan pendidikan kepada anak, termasuk dalam bidang agama. Orang tua harus bisa mendidik anaknya untuk menjadikan anak yang bersangkutan menjadi anak yang baik. Keluarga yang gagal dalam memberi kasih sayang dan cinta, serta perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka ini akan menyebabkan anak- anak terperosok atau tersesat lainnya. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Supadi 44 th. “Sekarang ini saya lebih selektif dalam mendidik anak. Kami sekeluarga sudah terbiasa mengungkapkan rasa sayang kepada anak, salah satunya dengan mencium tangan sebelum berangkat kerja atau kuliah. Kami ingin menanamkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap keluarga. Ini kami lakukan sebelum saya dikaruniai anak. Selain dengan cara tersebut, kami sekeluarga juga selalu melakukan sholat berjamaah agar menumbuhkan kecintaan anak terhadap Sang Pencipta. Saya mengakui bahwa pendidikan agama yang saya berikan kepada anak masih sangat kurang, jadi saat memasukkan anak saat ke TPA dekat rumah”. Wawancara, 17 April 2009 TPA dijadikan salah satu tempat yang dirasa mampu menutup kekurangtahuan orang tua tentang masalah agama. TPA adalah salah satu tempat yang diserbu oleh para orang tua ketika ingin memberikan tambahan pengetahuan tentang agama. Dan kegiatan ini cukup efektif commit to user dalam menanamkan moral yang baik keada anak. Ajaran agama yang diberikan orang tua mungkin kurang banyak dan detail, maka dari itu, di TPA akan lebih banyak digali oleh sang anak kepada para ustad dan ustadzahnya. Berikut ini adalah pengakuan dari salah orang tua terkait dengan keterkaitan TPA dengan upaya pemberian ajaran agama. ”Saya setuju dengan keberadaan TPA dalam memberikan tambahan pengetahuan agama kepada anak. Saya juga memasukkan anak saya ke TPA. Jadi kalau pagi sampai siang saya dan suami memberikan pengetahuan agama dan non-agama, dan pada sore hari sampai maghrib, anak saya menimba ilmu agama di TPA”. Wawancara, 17 April 2009 Sebuah pembelajaran yang baik tentang perilaku saling tolong- menolong bagi sesama makhluk Tuhan. Di setiap agama pastinya juga mengajarkan hal yang sama karena pada hakikatnya mengajarkan kebaikan. Orang tua juga mengajarkan kepada anak-anaknya agar menjalin kerja sama dengan orang lain karena manusia adalah makhluk sosial. Berikut ini adalah penjelasan dari seorang ibu rumah tangga yang secara langsung mengasuh serta mendidik anaknya dari kecil sampai sekarang. ”Saya selalu mengajarkan nilai-nilai agama sejak dini kepada anak- anak saya. Banyak sekali ajaran-ajaran agama yang harus disampaikan kepada sang anak, tetapi saya selektif dalam memberikan pemahaman tersebut. Ya saya menyesuaikan dengan psikologis anak saya. Anak- anak saya ajarkan tentang makna kerja sama di lingkungan masyarakat karena manusia tidak bisa hidup dan bertindak sendiri tetapi memerlukan bantuan orang lain”. Wawancara, 17 April 2009 commit to user Pemberian ajaran agama sejak dini juga mempengaruhi psikologis anak. Ini terjadi karena jika pondasi kuat maka bangunan juga akan kuat, begitu juga dengan moral anak. Jika pondasinya dalam hal ini adalah ajaran agamanya kuat, maka sebagian besar anak akan memiliki moral yang baik pula. Untuk lebih jelasnya, maka dapat dilihat pada matrik di bawah ini. Tabel VII Matrik Fungsi Religi dari Sudut Pandang Orang Tua No Sub masalah Hasil Penelitian 1 Peran keluarga a. Keluarga memiliki peran mendidik anak sehingga bermoral baik yang akhirnya berimbas pada kehidupannya di masyarakat b. Keluarga memiliki fungsi pemberi kasih sayang. Kasih sayang di sini tidak harus ditunjukkan dalam bentuk mencium anak tetapi juga memberikan pemahaman tentang hal yang baik dan tidak baik. c. Keluarga memiliki fungsi sosial di antara orang tua memberikan arahan bagaimana berperilaku di dalam kehidupan bermasyarakat yang baik. d. Keluarga pada hakikatnya juga memiliki fungsi perlindungan dari segala macam bahaya yang dihadapi oleh anggota keluarganya termasuk sang anak. e. Fungsi lain dari keluarga adalah fungi regenerasi. Dalam fungsi ini keluarga digunakan sebagai media dalam melestarikan keluarganya dan penerus dalam kehidupan. 2 Religiusitas dalam keluarga a. Agama dijadikan sebagai pedoman hidup, namun agama tidak dapat menjadi patokan apakah anak tersebut memiliki budi pekerti yang luhur, karena sekarang ini orang tua yang kadang kala mempunyai dasar agama yang kuat mampu melakukan hal yang salah b. Orang tua memberikan pendidikan agama di rumah dan sebagai tambahan memasukkan anaknya ke TPA agar bisa lebih mendalami agama dengan para ulama dan kyai c. Orang tua memberikan pendidikan agama, salah satunya lewat sholat berjamaah diteruskan dengan salaman dan berdoa bersama. d. Orang tua memberikan pendidikan agama kepada anaknya sedini mungkin, karena ini menjadi dasar dalam masa depannya Sumber : Hasil Wawancara commit to user 2. Tokoh Masyarakat Fungsi keluarga salah satunya adalah fungsi pendidikan. Fungsi ini diharapkan mampu menjadi dasar bagi anak dalam menjalani kehidupan di lingkungan masyarakat. Berikut ini adalah kutipan wawancara dengan salah seorang tokoh masyarakat yang juga menjadi imam masjid di lingkungan Kelurahan Sumber. “Agama sangat diperlukan bagi anak dalam menjalankan roda kehidupan. Jadi saya menekankan kepada anak saya untuk tetap memegang teguh ajaran agamanya karena itu adalah salah satu modal dia hidup. Kalau masalah kenikmatan duniawi dapat dikejar, namun untuk kenikmatan akherati tidak segampang meraih duniawi. Perlu keikhlasan untuk mencapainya”. Wawancara, 15 April 2009 Pendapat yang saling melengkapi di atas mampu menunjukkan bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat banyak dan penting. Fungsi pendidikan, fungsi kasih sayang, fungsi sosial, fungsi perlindungan, fungsi regenerasi dan masih banyak lagi fungsi-fungsi yang lain. Berkaitan dengan nilai-nilai agama yang diajarkan orang tua kepada sang anak, maka Rofik Anwar memberikan penjelasan tentang hal itu. ”Ada beberapa hal yang haru diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Setiap orang tua harus bisa mengajarkan itu. Hal itu adalah rasa saling menghargai dan toleransi dengan orang lain karena kita diciptakan dalam posisi yang sama dengan orang lain, tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah. Oleh karena itu saya selalu menekankan kepada anak saya untuk bisa menghargai orang lain. Kalau kita ingin dihargai oleh orang lain, maka kita juga harus menghargai orang lain pula”. Wawancara, 15 April 2009 commit to user Keselektifan orang tua dalam memberikan pendidikan dalam mendidik anak perlu dilakukan, salah sedikit saja anak akan sulit keluar dari jalan yang salah tersebut. Selain itu anak akan lebih cepat menerima contoh yang kurang baik daripada contoh yang baik. Itulah yang menjadi kekhawatiran dari salah satu tokoh masyarakat terkait dengan pendidikan bagi anak-anak terutama anak pada usia dini. Berikut kutipan wawancara dengan Bapak Suhali 42 th terkait dengan hal di atas. ”Anak-anak sekarang sudah masuk pada dalam lingkaran yang tidak ada ujung pangkalnya. Orang tua yang harus membimbing anak tersebut untuk kembali ke jalan yang lurus. Pemberian teladan serta pendidikan agama perlu diberikan kepada anak agar mereka bisa lebih menghargai hidup. Ini saya katakan karena saya sering menjumpai anak-anak sini yang sering nongkrong di perempatan jalan dan terkadang sambil minum minuman keras. Dari pengamatan saya, mereka adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis, artinya ada masalah dengan keluarga. Oleh karena itu orang tua harus peka dalam memberikan pendidikan kepada anak. Saya pikir pemberian pengetahuan tentang agama sangat simpel dilakukan dengan memberikan gambaran kepada anak tentang agama, salah satunya dengan sholat berjamaah. Dengan itu maka juga dapat menumbuhkan kedekatan emosional lebih tajam kepada orang tua”. Wawancara, 15 April 2009 TPA merupakan salah satu jalan yang bisa ditempuh oleh orang tua dalam memberikan pendidikan tentang agama kepada anaknya. Dengan TPA anak bisa mendapatkan nilai-nilai agama yang lebih banyak didapatkan bila dibandingkan dari orang tua. Tapi bukan berarti apa yang dilakukan atau diberikan oleh orang tua tentang pendidikan agama sedikit, namun di dalam TPA anak akan lebih bisa menggali lebih dalam lagi karena belajar bersama ustadz dan ustadzah. commit to user Keluarga juga bisa memberikan pendidikan agama karena agama dijadikan sebagai pedoman hidup, apalagi Negara Indonesia adalah negara yang memberikan hak kepada setiap warga negaranya untuk memeluk agama sesuai dengan agama serta keyakinan tanpa ada paksaan. Ini telah termuat jelas di UUD 1945 yang telah diamandemen pada pasal 29. Penerapan agama tersebut paling sederhana adalah dalam keluarga. Dengan agama kita dapat menyeimbangkan kepentingan materiil dan spirituil sehingga hati akan terasa lebih nyaman. Fungsi religi dalam keluarga menjadikan keluarga sebagai bentuk akhlak serta moral bagi anak-anaknya. Selain itu didasarkan pula pada alasan bahwa lewat keluarga sosialisasi awal pada anak dimulai. Orang pertama yang berinteraksi dengan anak adalah pihak keluarga, sehingga keluarga dijadikan sebagai peletak dasar pendidikan agama bagi anak. Pendidikan agama merupakan dasar bagi kehidupan anak yang bersangkutan. Ajaran agama akan dijadikan pedoman hidup karena lewat agama seseorang dapat mengerti apakah yang dilakukannya itu benar atau salah. Agama yang menentukan apakah kehidupannya bisa sesuai jalur atau tidak. Berikut ini penuturan dari Rofik Anwar 35 th, salah satu informan yang berhasil ditemui peneliti di kediamannya. “Ya benar bila dikatakan agama menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam hidupnya. Ibarat kehidupan kita yang gelap gulita tanpa listrik, pasti kita akan menyalakan lilin sebagai sumber cahaya yang menerangi rumah. Begitu juga dengan agama. Agama menjadi penerang dalam kehidupan manusia sehingga akan tahu apa yang baik untuknya dan mana yang tidak baik untuknya”. Wawancara, 15 April 2009 commit to user Agama dijadikan sebagai pedoman hidup seperti halnya Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Indonesia. Bedanya penerapan agama berbeda-beda sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing orang, namun untuk pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila mengatur bagaimana pelaksanaannya dan punya satu ketentuan yang dijalankan orang yang satu dengan yang lain. Fungsi religi adalah salah satu fungsi keluarga yang menonjol di keluarga terutama yang ditujukan kepada anak kecil. Karena anak-anak membutuhkan dasar pelaksanaan dari perilakunya baik di dalam keluarga atau pun di lingkungan lainnya. Berikut ini adalah penjelasan dari tokoh masyarakat yang ada di Kelurahan Sumber, Suhali 42 th seusai mengajar TPA. ”Saya kira fungsi keluarga yang berhubungan dengan fungsi agama yang melekat ada keluarga dapat ditunjukkan dengan mengajarkan anak tentang ajaran agama, kemudian mengaplikasikan dengan perbuatan, jadi anak mampu mencocokkan antara teori dengan realita yang ada. Kan kita tahu sendiri kalau anak itu suka mencoba serta mencari sesuatu yang menurutnya ada yang aneh”. Wawancara, 15 April 2009 Penjelasan dari salah satu informan di atas menjelaskan bahwa tingkat religiusitas seseorang dapat dilihat dalam segi ajaran agama, perilaku dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada hal lain yang belum dijelaskan dari penjelasan informan di atas. Oleh karena itu perlu diberikan penjelasan tentang tingkat religiusitas seseorang. Untuk itu salah reponden, yakni Bapak Supadi tentang tingkat religiusitas yang dapat dilihat orang lain. commit to user ”Tingkat religiusitas itu ya dapat dinilai dari tingkat keimanan seseorang. Iman di sini artinya ya percaya terhadap sesuatu, contohnya Alloh. Kalau memang orang itu seorang muslim yang punya tingkat religiusitasnya tinggi, maka dia akan percaya atau beriman bahwa Alloh itu memang ada”. Wawancara, 17 April 2009 Uraian di atas menjelaskan bahwa tingkat religiusitas tidak hanya dilihat dari banyaknya ajaran yang dia tahu, tetapi juga mencakup tentang aplikasi dari ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang sederhana adalah cara bertingkah laku pada orang yang lebih tua. Setiap agama mengaajarkan kepada setiap umatnya untuk selalu menghargai orang lain, termasuk menghormati orang tua. Artinya seseorang harus selalu menghormati orang lain, termasuk di terhadap orang tua. Ketika anak diberikan ajaran agama tentang hal menghormati orang yang lebih tua, maka anak akan mulai memikirkan apakah tindakan dari orang tua sesuai dengan apa yang mereka ajarkan kepada dirinya. Tabel VIII Matrik Fungsi Religi dalam Sudut Pandang Tokoh Masyarakat No Sub Masalah Hasil Penelitian 1 Peran Keluarga a. Peran keluarga: 1 pemberi kasih sayang 2 pendidikan dasar tentang agama 2 Religiusitas Keluarga a. Agama menjadi patokan apakah anak itu memiliki kepribadian yang baik atau tidak, meski kadang meleset tapi ini dapat dijadikan patokan. b. Orang tua adalah pihak yang harus bertanggugjawab terhadap moralitas anaknya, dibantu dengan tempat-tempat yang memerikan pendidikan agama kepada anak-anak seperti TPA yang memberikan pendidikan agama sekaligus, pendidikan tentang akhlak c. Dengan sholat berjamaah maka akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat, sekaligus mengajarkan tentang agama kepada anak d. Pendidikan diberikan oleh orang tua jadi ada keterikatan dengan orang tua e. Tingkat religiusitas seseorang dapat dilihat dari aspek iman, tingkah laku dan realita di lapangan. Sumber: Hasil Wawancara commit to user 3. Anak Anak adalah penerus kehidupan serta generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan. Dalam kaitannya dengan Fungsi Religi dalam keluarga, tentulah anak sebagai objek dari sosialisasi dan segala hal yang diajarkan oleh orang tuanya. Maka dari itu, dalam penelitian ini, peneliti mengambil anak sebagai salah satu kategori informan. Anak dapat dijadikan tolak ukur terhadap apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya, dan tentunya yang berkaitan dengan tingkat religiusitas anak. Oleh karena itu, maka peneliti melakukan tanya jawab dengan salah satu informan yang berasal dari kategori anak-anak. Dan berikut ini adalah jawaban dari Budi 15 th ketika ditanya tentang peran orang tua terhadap perkembangan dirinya. “Bapak dan ibu selalu memberi kasih sayang kepada saya. Bapak dan ibu juga selalu mengajarkan kepada saya tentang sholat dan doa-doa. Ibu juga selalu menjaga saya, apalagi kalau hujan. Saya selalu takut sama petir, jadi ibu mendekap saya”. Wawancara, 16 April 2009 Jawaban dari informan di atas menandakan bahwa orang tua juga mempunyai peranan dalam menjaga serta membimbing anaknya untuk bisa melewati proses hidup. Oarng tua tidak hanya berperan dalam memberikan pengetahuan tetapi juga perlindungan kepada anak. Sama halnya dengan apa yang dikatakan oleh salah seorang informan di atas, oarng tua telah memperlihatkan kewajibannya dalam mendidik buah hatinya. Berikut ini adalah ungkapan dari Imron 7 th yang disampaikan kepada peneliti di rumahnya. commit to user “Saya sangat sayang kepada Bapak dan Ibu karena mereka juga sangat sangat sayang kepada saya. Saya diberikan kasih sayang, perlindungan ketika takut, dan orang tua selalu membimbing saya pas saya salah. Pokoknya mereka baik banget mbak..” Wawancara, 16 April 2009 Dari hasil wawancara dapat kita ketahui bahwa peran orang tua dalam keluarga antara lain fungsi kasih sayang, pemberi perlindungan, dan tentu saja peran religiusitas dalam menghadapi hidup. Namun dalam penelitian ini peneliti akan lebih mengulas lebih dalam Fungsi Religi. Terkait dengan nilai-nilai religiusitas anak yang diajarkan oleh orang tuanya, maka salah satu informan yang masih di bawah umur ini memberikan jawabannya sebagai berikut . “Ya kalau nilai-nilai agama, orang tua juga memberikan Mbak. Orang tua terutama Bapak selalu mengajak saya untuk sholat berjamaah baik di masjid ataupun di rumah. Ibu juga begitu, ibu juga banyak memberikan nasihat kepada saya”. Wawancara, 16 April 2009 Nilai-nilai agama diberikan oleh orang tua kepada anaknya dalam beberapa bentuk, ada yang dilakukan secara langsung ataupun dengan cara tidak langsung. Berikut ini adalah jawaban dari salah satu informan ketika ditanya tentang nilai-nilai religiusitas yang diajarkan oleh orang tuanya. ”Saya sedari kecil sudah diajarkan oleh orang tua saya, terutama ibu tentang nilai-nilai agama yang saya anut. Ibu selalu memberikan penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan dalam hidup di dalam masyarakat. Saya diajarkan untuk saling tolong menolong, katanya dalam Al Qur’an juga mengatur tentang itu. Tapi saya juga tidak tahu surat apa dan ayat apa. pokoknya saya nurut sama ibu saya”. Wawancara, 16 April 2009 commit to user Berbeda dengan pengakuan dari inforan sebelumnya, Budi 15 th menuturkan hal yang berbeda. Berikut ini adalah jawaban dari Budi ketika ditanya ajaran agama yang diberikan oleh orang tuanya. ”Saya jarang sekali diberikan ajaran agama dari orang tuaya karena bapak ibu sangat sibuk dengan urusan kantor. Terkadang kalau ingin bercerita dengan orang tua tentang sekolah, saya sering kecewa karena kalau pulang bapak dan ibu langsung tidur. Makanya saya mencari kesibukan sendiri di luar. Ya terkadang saya juga menyadari kalau salah memilih orang tetapi teman-teman mampu saya jadikan tempat bercerita”. Wawancara, 16 April 2009 Terjadi perbedaan perlakuan orang tua kepada anak-anaknya. Satu informan merasakan bahwa orang tua telah memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang berhuungan dengan religiusitas tetapi yang satunya merasa kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, termasuk ajaran tentang agama yang dianut. Ini membuktikan bahwa setiap hal ditentukan oleh intensitas berinteraksi antara orang tua dan anak. Semakin sering tatap muka anak dengan orang tua, maka akan semakin kental kedekatan emosional dan tentunya kepatuhan kepada orang tua. Hal yang lebih memperlihatkan tingkat religiusitas seseorang adalah intensitas orang terebut melakukan sembahyang peribadatan. Keluarga muslim sebisa mungkin mengajak anak untuk melaksanakan sholat secara berjamaah. Ini adalah pendidikan agama yang paling penting, karena ini dapat memupuk keimanan sang anak serta menumbuhkan rasa persaudaraan di antara anggota keluarga. Berikut ini adalah pengakuan dari Budi 15 th terkait dengan kebiasaan sholat berjamaah yang dilakukan bersama keluarganya. commit to user ”Dulu memang keluarga kami selalu melakukan kegiatan sholat berjamaah, namun ya sekarang sudah mempunyai kesibukan masing- masing jadi ya terkadang masih dikerjakan, kadang tidak. Orang tua saya juga tidak begitu ketat mengawasi apakah saya sholat atau tidak, jadi ya saya agak bebas, kadang ya tidak sholat”. Wawancara, 16 April 2009 Berbeda dengan jawaban responden di atas, maka responden yang juga berasal dari kategori anak justru mengatakan hal yang sebaliknya. Berikut ini adalah pengakuan polos dari Imron, bocah berusia 7 tahun kepada peneliti. ”Mbak kalau ke rumah saya pasti senang banget, di depan rumah ada tulisan arab gede banget, trus di ruang tamu juga ada tulisan arab tapi lebih kecil. Oya hampir lupa, kalau Mbak ke rumah saya harus ketuk pintu dan bilang assalamu’alaikum lho ya”. Wawancara, 16 April 2009 Sebuah hal yang berbeda terungkap dalam kehidupan 2 orang responden dalam penelitian ini. Yang satu bisa dibilang berasal dari keluarga yang tingkat religiusitasnya tinggi, namun di sisi lain juga ada yang berasal dari keluarga yang memiliki tingkat religiusitas yang tidak begitu tinggi. Sebelumnya telah kita ungkap juga dalam wawancara- wawancara yang dilakukan kepada para responden dalam penelitian ini. Mereka mengemukakan bahwa tingkat religiusitas seseorang dapat dilihat dari sisi iman, tingkah laku dan realita di lapangan. Agama merupakan sesuatu yang abstrak karena itu berhubungan dengan interaksi seseorang dengan Tuhan, Sang Pencipta alam semesta. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa salah satu hal yang dapat diukur dari agama atau religiusitas adalah lewat sisi keimanan. Seseorang yang beragama, maka dia akan mengakui bahwa dia percaya bahwa Tuhan commit to user itu ada walaupun abstrak. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hendropuspito dimana agama merupakan sejenis sistem sosial di mana para penganutnya mengakui hal-hal non-empiris, salah satunya adanya Tuhan. Hal ini juga sesuai dengan teori tentang agama yang mengatakan bahwa pendidikan agama menjadi dasar yang harus diberikan kepada anak sejak dini keika masih muda. Karena pada saat masih kanak-kanak pengawasan serta mampu menumbuhkan kesadaran anak tentang arti penting agama. Hal ini diperkuat karena anak baru melakukan interaksi dengan anggota keluarga, sehingga masih belum terhegemoni terhadap budaya-budaya asing serta perilaku-perilaku orang lain yang dapat mempengaruhi kejiwaan anak. Anak-anak belum mengetahui lebih dalam tentang apa yang mereka lakukan dan terkadang hal yang kurang baik dilakukan tanpa berpikir panjang. Tugas orang tua adalah mengingatkan serta memberikan contoh yang benar sehingga sang anak juga akan sadar, akhirnya meninggalkan hal yang kurang baik. Inilah fungsi dari keluarga yakni sebagai fungsi edukatif, yakni keluarga memberikan pendidikan kepada anak tentang apa yang benar dan apa yang kurang benar. Ada banyak jalan yang dapat dilakukan oleh para orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Salah satunya adalah seperti penuturan dari Imron 7 yang masih duduk di kelas II SD. commit to user ”Saya dimasukkan ibu ke TPA. Saya diajarkan sholat, membaca Al- Qur’an”. Wawancara, 16 April 2009 TPA menjadi salah satu cara yang ditempuh orang tua agar anaknya lebih banyak memperoleh ilmu agama. TPA dinilai sebagai cara yang cukup jitu dalam menyelesaikan masalah moral anak dan pengetahuan tentang agama. Memang pada umumnya dengan memasukkan anak ke dalam TPA, itu membuat anak lebih terkontrol dalam bersikap dan tentu saja mempengaruhi moral anak yang bersangkutan karena sang anak dianggap telah mengetahui ukuran baik dan buruk melalui ajaran TPA yang dierikan oleh ustadz dan ustadzah. Untuk lebih jelasnya, berikut ini peneliti gambarkan dalam matrik di bawah ini. Tabel IX Matrik Fungsi Religi dari Sudut Pandang Anak No Sub Masalah Hasil Penelitian 1 Peran keluarga a. orang tua memiliki peran membimbing, di mana orang tua wajib membimbing anak apalagi ketika sedang mengalami masalah. b. Orang tua mempunyai peran melindungi anak pada apapun yang mengancam. Dalam masalah ini dicontohkan dengan perlindungan orang tua kepada anak ketika turun hujan yang disertai petir c. Orang tua juga memiliki peran memberi kasih sayang kepada anak. Ini dilakukan karena anak belum mengetahui apapun di dunia ini. Ketika anak diberikan kasih sayang ini sejak bayi maka ini akan membuat kedekatan anak dengan orang tua semakin tebal. 2 Fungsi Religi orangtua kepada anak a. Orang tua memiliki peran dalam mengajarkan nilai-nilai agama keada anak sedari kecil. b. Pemberian nilai-nilai agama dapat dilakukan dengan pelaksanaan sholat berjamaah, berkumpul dengan keluarga sambil memberikan ajaran agamanya. c. Orang tua juga bisa memasukkan anaknya ke TPA sebagai media dalam memberikan pengetahuan tentang agama yang lebih banyak. d. Anak yang mendapatkan pengetahuan agama dari orang tua sejak kecil memiliki intensitas kepatuhan yang lebih bila dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan pengetahuan tentang agama dari orang tuanya. e. Anak belajar agama pertama kali dari orang tua f. Perilaku orang tua menjadi bukti dari tingkat religiusitas orang tua g. Anak akan mulai meninggalkan kegiatan-kegiatan yang bersifat agamis karena kurang pengawasan dan perhatian dari orang tua. Sumber: Hasil Wawancara commit to user Dari hasil tabulasi di atas yang diwujudkan dalam bentuk ketiga matrik dapat dilihat bahwa terdapat persamaan persepsi dari informan yang berasal dari kategori orang tua dan masyarakat. Keduanya telah mengakui bahwa keluarga memiliki peran yang penting dalam menggiring anaknya menuju kehidupan yang sejahtera. Salah satunya dengan memberikan pengetahuan tentang agama. Mereka juga megakui bahwa agama memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, sehingga alangkah lebih baiknya orang tua memberikan pendidikan agama sedini mungkin. Artinya ketika dari kecil anak sudah diberi pendidikan agama, maka kecil kemungkinan anak tersebut akan melakukan kesalahan-kesalahan fatal. Meskipun anak juga memiliki keterbatasan dalam berperilaku, namun paling tidak ajaran agama dapat membentengi anak tersebut melakukan kesalahan. Oleh karena orang tua dan masyarakat sepakat kalau keluarga yang harus bertanggungjawab memberikan pendidikan dasar tentang agama. Uraian tersebut kemudian dikembalikan kepada objek dari kegiatan tersebut, yakni sang anak. Anak pun juga mengakui bahwa orang tuanya telah melakukan fungsi atau peran orang tua dalam keluarga. Salah satunya dengan memberikan kasih sayang dan perlindungan. Anak mereka terlindungi dan menimbulkan rasa kasih sayangnya kepada orang tua. Ini juga menjadikan hubungan antara orang tua dan anak menjadi lebih dekat. a. Cara orang tua dalam mendidik anak mengakibatkan beberapa perilaku yang menjadi respon anak terhadap apa yang dia lakukan. Berikut ini adalah reaksi anak terhadap apa yang dia lakukan : commit to user Jika di dalam lingkungan keluarganya, misalnya anak itu sering ditertawakan dan diejek apabila tidak berhasil melakukan sesuatu, maka tidak sadar ia akan selalu berhati-hati melakukan sesuatu. Dia akan menjadi orang yang selalu diliputi oleh keragu-raguan. b. Jika di dalam lingkungan keluarganya seorang anak selalu dianggap dan dikatakan bahwa dia masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan menjadi orang yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang yang bersifat masa bodoh, atau kurang mempunyai perasaan harga diri. c. Sebaliknya, jika anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua atau lingkungan keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota keluarga lainnya, serta terhadap teman-temannya. Tindakan rasional berorientasi nilai diterapkan dalam kegiatan ini. Orang tua memberikan pendidikan, perlindungan, kasih sayang dan banyak hal karena mereka mengakui bahwa pendidikan anak menjadi tanggung jawabnya terutama pendidikan dasar karena ini akan menentukan apakah anak termasuk menjadi anak yang baik atau malah sebaliknya. Tindakan rasional berorientasi nilai ini merupakan landasan yang bagus dalam bertindak. commit to user

C. Kendala-Kendala yang dihadapi Orang Tua dalam Memberi Teladan