commit to user 157
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian memberikan gambaran tentang logika yang melatarbelakangi setiap langkah dan proses yang biasa ditempuh dalam kegiatan
penelitian. Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dalam bab ini akan dibahas sebagai berikut, yaitu tempat dan waktu
penelitian, bentuk dan strategi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data dan prosedur penelitian.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Ngoresan No. 80 Jebres Surakarta tahun pelajaran 20102011. Pemilihan SDN Ngoresan
No.80 Jebres Surakarta sebagai tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan 1 Karena nilai prestasi siswa kelas V SDN Ngoresan kurang memuaskan. 2
Karena peneliti sebagai guru kelas V pada SDN Ngoresan. 3 Peneliti yang sekaligus guru kelas V ingin meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
kepahlawanan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SDN Ngoresan.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan Juni 2010. Penelitian ini
dilaksanakan mulai dari kegiatan perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga penyusunan laporan penelitian. Kegiatan penelitian tersebut, dirinci dalam
tabel 2 berikut ini :
commit to user 158
Tabel 2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
B. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas V SDN Ngoresan No. 80 Jebres. Jumlah siswa di kelas V adalah 51 anak, yang terdiri dari 22 anak
perempuan dan 29 anak laki-laki. Sebagian besar siswa kelas V merupakan anak dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Meskipun sebagian
besar berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, tetapi rata-rata orang tua siswa mempunyai tingkat perhatian yang cukup baik terhadap
pendidikan anaknya. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang berkonsultasi kepada guru mengenai perkembangan putra putrinya selama mengikuti
pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dalam lampiran 1 halaman 74.
No Kegiatan
Bulan April
Mei Juni
Minggu Ke Minggu Ke
Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3
4 1 2 3
4
1. PERENCANAAN Penyusunan Proposal
V V V V Penyusunan Instrumen
V Perijinan
V 2. PELAKSANAAN
- SIKLUS I Perencanaan
IV Tindakan
V Pengamatan
V Refleksi
V - SIKLUS II
Perencanaan V
Tindakan V
Pengamatan V
Refleksi V
3. PENYUSUNAN LAPORAN V V V
4. REVISI LAPORAN V V
5. UJIAN PENELITIAN V
6. PENJILIDAN LAPORAN V
commit to user 159
Sedangkan mata pelajaran yang digunakan sebagai objek penelitian adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal ini dikarenakan, nilai rata-
rata mata pelajaran IPS termasuk rendah dibanding nilai rata-rata mata pelajaran lain. Dengan nilai KKM 60, mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang
nilai KKMnya rendah, hal ini terlihat dalam lampiran 2 pada halaman 75.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti melakukan pengumpulan data dengan berbagai metode. Metode-metode pengumpulan data
tersebut adalah sebagai berikut: a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan secara langsung terhadap semua hal yang diteliti. Menurut Sarwiji Suwandi 2008:46 observasi
adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
Kegiatan observasi yang kami lakukan bertujuan untuk mendapatkan data yang dapat diamati secara langsung yang berupa suatu kejadian atau
peristuwa yang penting dan diperlukan dalam proposal ini. Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada kelas V SDN Ngoresan
tahun pelajaran 20102011, saat proses pembelajaran mata pelajaran IPS dengan
materi perjuangan
proklamasi kemerdekaan
Indonesia berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas-aktivitas siswa dan
guru yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati meliputi rasa keingintahuan siswa,
kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran, kerjasama dalam kelompok, konsentrasi siswa selama pembelajaran dan keaktifan dalam
kelompok, dan perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Sedangkan aktivitas guru yang diamati adalah pemberian motivasi belajar, ketepatan
dan daya tarik media, pemberian balikan, tuntutan pencapaian ketercapaian kompetensi siswa, membuka menutup pembelajaran,
ketepatan strategi pembelajaran, kejelasan dan sistematika penyampaian
commit to user 160
materi, pengelolaan
pembelajaran, kejelasan
suara, kemampuan
menggunakan media, penggunaan strategi bertanya dan penguasaan bahan. b. Perekaman
Menurut H.B. Sutopo 1996:71, alat kamera foto dan video sering digunakan di dalam penelitian karena bisa membantu di dalam
pengumpulan data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti. Untuk mendapatkan data dari perekaman,
peneliti menggunakan kamera digital, hal ini dilakukan untuk mendeskripsikan situasi dan perilaku subjek yang diteliti.
Perekaman dilaksanakan di kelas V SDN Ngoresan saat pembelajaran mata pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan
berlangsung. Segala kegiatan siswa dan guru akan terekam dalam kamera digital. Fungsi dari rekaman tersebut adalah untuk memperjelas deskripsi
mengenai suasana kegiatan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas selama proses belajar mengajar.
c. Tes Pengertian tes menurut Bimo Walgito 1985:78 menyebutkan
bahwa tes sebagai suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas
yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan sebagainya itu telah dipilih dengan seksama distandarisasikan, artinya
telah ada standar tertentu. Pemberian tes pada siswa kelas V SDN Ngoresan Kecamatan
Jebres ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi perjuangan kemerdekaan Indonesia sebelum tindakan dan
sesudah diadakannya tindakan. Tes ini diberikan dalam bentuk soal tertulis mengenai materi perjuangan proklamasi, pada akhir kegiatan pembelajaran
di setiap pertemuan.
commit to user 161
d. Studi Pustaka Menurut Sarwiji Suwandi 2008:57, tinjauan pustaka menguraikan
teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan buku atau jurnal-jurnal ilmiah, yang dijadikan landasan untuk melakukan
penelitian yang diusulkan. Studi pustaka adalah semua bahan yang diperoleh dari buku-buku dan atau jurnal,
http:www.gunadarma.ac.id .
Sehingga dapat disimpulkan bahwa studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data-data tersebut pada buku-buku
yang relevan ataupun pada dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data tersebut. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara
menyeluruh dan pasti tentang objek yang diteliti baik pada saat diteliti maupun sebelum diteliti.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik model interaktif Miles dan Huberman, 1984 dalam Slamet dan Suwarto, 2007 : 112,
yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu 1 reduksi data, 2 sajian data, 3 penarikan simpulan atau verifikasi. Aktifitas ketiga komponen tersebut dilakukan
dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai siklus. Proses analisis data tersebut dapat dijelaskan dalam gambar 2 berikut ini :
Gambar 2. Skema Teknik Model Interaktif Pengumpulan Data
Data Collection
Simpulan-simpulan PenarikanVerifikasi
Reduksi Data Data Reduction
Penyajian Data Data Display
commit to user 162
Gambar diatas menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti adalah:
a. Pengumpulan data yaitu kegiatan untuk mendapatkan informasi dari sumber penelitian. Dalam proses pengumpulan data, kualitas data
ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya dan kualifikasi pengambil data. Data penelitian akan reliabel dan valid
apabila alat pengambil data reliabel dan valid serta pengambil data cukup menguasai penggunaan alat pengambil data.
Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti melakukan observasi, perekaman, tes dan studi pustaka. Untuk kegiatan observasi, peneliti
mengobservasi keadaan sekolah secara umum termasuk sarana dan prasarana pembelajaran. Kemudian dilanjutkan kegiatan observasi dan
kegiatan perekaman yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran materi proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung. Sedangkan
untuk kegiatan studi pustaka, peneliti mencari sumber-sumber informasi dan data dari buku-buku dan jurnal yang relevan dengan permasalahan
penelitian. b. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabtraksi data kasar yang ada dalam catatan lapangan. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Data reduksi adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang
tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan akhir dilakukan.
Untuk memudahkan peneliti dalam menarik simpulan, peneliti memilah data hasil observasi dan perekaman, misalnya hasil observasi terhadap
keadaan sekolah dikesampingkan dan peneliti memfokuskan terhadap hasil observasi dan perekaman terhadap kegiatan pembelajaran siswa.
Selain itu, data yang diperoleh melalui kegiatan kajian pustaka juga diseleksi. Peneliti memilih kajian pustaka yang benar-benar dapat
digunakan untuk menjadi dasar dalam tindakan penelitian ini.
commit to user 163
c. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian
data, maka akan dimengerti apa yang akan terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain
berdasarkan pengertian tersebut. Data hasil pemilahan selama kegiatan penelitian, peneliti sajikan dalam
bentuk tabel-tabel dan diagram-diagram. Sehingga nantinya dapat dibaca dan dipahami secara mudah oleh para pembaca.
d. Penarikan simpulan,dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang akurat, maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan
ulang. Peneliti dalam hal ini bersifat terbuka. Dengan melihat sajian data tersebut, peneliti dapat dengan mudah
mengambil simpulan apakah penelitian ini berhasil atau tidak. Sehingga peneliti dapat segera melakukan refleksi dan mengambil langkah untuk
proses selanjutnya.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas PTK ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, tahapan tersebut meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. a. Siklus I meliputi :
1 Perencanaan Di dalam perencanaan ini, hal yang perlu dilakukan adalah membuat
perencanaan pengajaran, mempersiapkan ruangan pembelajaran, membuat media pembelajaran, membuat lembar observasi, dan
merancang alat evaluasi 2 Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
commit to user 164
3 Observasi Pelaksanaan tindakan diobservasi dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Sedangkan objek yang diobservasi adalah peningkatan aktivitas kegiatan pembelajaran siswa.
4 Refleksi Pada tahap refleksi ini, data-data yang diperoleh melalui kegiatan
observasi dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang telah dihasilkan atau apa
yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
b. Siklus II meliputi : 1 Perencanaan
Di dalam perencanaan siklus II ini, hal yang perlu dilakukan adalah membuat perencanaan pengajaran dengan memperhatikan hasil
evaluasi dari siklus I. 2 Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
3 Observasi Pelaksanaan tindakan diobservasi dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Sedangkan objek yang diobservasi adalah peningkatan aktivitas kegiatan pembelajaran siswa.
4 Refleksi Pada tahap refleksi ini, data-data yang diperoleh melalui kegiatan
observasi dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Hasil dari analisis ini digunakan untuk mengetahui apa yang telah dihasilkan atau apa
yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Ukuran keberhasilan dalam hal ini adalah apabila aspek
yang diamati mendapat nilai 3 atau tergolong tingkatan tinggi.
commit to user 165
Sebelum peneliti melakukan tindakan penelitian, peneliti telah mengobservasi tingkah laku siswa selama pembelajaran, dan mengadakan tes
untuk melihat kemampuan siswa setelah sebelum tindakan. Hal ini dilakukan peneliti sebagai refleksi awal sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan.
Adapun tahap-tahap dari masing-masing siklus, peneliti gambarkan dengan bagan dalam gambar 3 berikut ini :
REFLEKSI AWAL Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaan Observasi
TINDAKAN LANJUT Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan Observasi
- Sudah : PTK diakhiri - Belum : PTK dilanjutkan ke
siklus berikutnya. Gambar 3. Proses Siklus I dan Siklus II
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan rumusan keberhasilan yang akan dijadikan pedoman dalam menentukan keberhasilan penelitian. Dalam penelitian
ini, indikator utama dalam keberhasilan adalah tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Tingkat pemahaman akan diukur dalam bentuk capaian nilai di atas nilai
ketuntasan minimal yang telah peneliti tentukan, yaitu 65. Peneliti menargetkan 80 siswa dari 51 siswa keseluruhan dapat mencapai nilai KKM Kriteria
Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan. Selain itu peneliti juga menargetkan nilai rata-rata kelas lebih dari 75.
commit to user 166
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Tempat Penelitian
Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah SD Negeri Ngoresan Sekolah ini terletak di Kampung Ngoresan,
Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ngoresan, karena metode Quantum
Learning kurang mendapat perhatian dan belum dikembangkan secara maksimal di SD Negeri Ngoresan. Selain itu, alasan peneliti adalah untuk menghemat waktu
dan biaya penelitian, karena peneliti adalah salah satu tenaga pendidik di SD Negeri Ngoresan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
SD Negeri Ngoresan ini memiliki bangunan sekolah yang cukup nyaman untuk belajar siswa. Tetapi jumlah bangunan yang dimiliki SDN Ngoresan belum
cukup, karena ruang perpustakaan masih jadi satu dengan ruang kepala sekolah, selain itu ruang agama Kristen juga belum memenuhi syarat, hal ini terlihat dari
lampiran 3 pada halaman 76. Oleh karena itu, pada tahun pelajaran 20102011 ini, SDN Ngoresan mulai membangun ruang perpustakaan sekaligus ruang multi
media. Sekolah ini memiliki kelompok atau rombongan belajar sebanyak 6 kelas, dengan jumlah seluruh siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 20102011
sebanyak 299 siswa. SD Negeri Ngoresan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan jumlah
tenaga pendidik ada 13 o rang, yang terdiri 7 guru kelas, 1 guru Bahasa Inggris, 1 guru Agama Islam, 1 guru Agama Kristen, 1 guru olah raga, 1 guru SSD, dan 1
guru Seni Lukis. Selain tenaga pendidik, SDN Ngoresan juga memiliki 1 tenaga administrasi dan 1 penjaga sekolah. Guru-guru di SD Negeri Ngoresan tergolong
guru-guru yang senior, karena banyak nasehat yang disampaikan kepada peneliti dalam hal pembelajaran. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
sehari-hari, peneliti mendapat banyak masukan, termasuk ketika peneliti melaksanakan kegiatan penelitian.
commit to user 167
Namun banyaknya masukan dan nasehat dari guru-guru SD Negeri Ngoresan seakan kurang berarti, hal ini dikarenakan terbatasnya sarana dan media
yang terdapat pada SDN Ngoresan. Ruang kelas sebagai tempat pembelajaran kurang luas bagi 51 siswa, sehingga ruang gerak siswa kurang bebas. Sedangkan
dari segi media pembelajaran, khususnya untuk media pembelajaran IPS masih terbatas.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan SDN Ngoresan, maka pihak sekolah memaksimalkan segala potensi yang ada di sekitar sekolah. Termasuk menjalin
hubungan baik dengan komite sekolah dan masyarakat sekitar. Dengan terjalinnya hubungan baik dengan komite sekolah maupun masyarakat, maka akan
memudahkan segala program yang akan dilaksanakan oleh SDN Ngoresan. Perihal tersebut di atas tentunya belum cukup menjamin kelancaran program kerja
SDN Ngoresan, tetapi juga membutuhkan kerja sama yang kompak antara segenap komponen pengelola SD Negeri Ngoresan baik kepala sekolah, komite
sekolah, guru, karyawan, maupun penjaga sekolah.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan di SD Negeri Ngoresan dengan tujuan untuk mengetahui
keadaan nyata yang terjadi di lapangan. Hasil survei awal antara lain : 1. Siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran IPS.
2. Siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama, apabila pembelajaran dilaksanakan secara konvensional, yaitu dengan metode
ceramah. 3. Siswa kelas V tergolong kelompok siswa yang aktif, yang selalu ingin terlibat
dalam segala kegiatan. Hal ini dapat terlihat ketika guru mengajukan suatu pertanyaan, hampir semua siswa menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu
dapat dilihat ketika guru memberikan soal untuk dikerjakan di papan tulis, siswa saling berebut untuk mengerjakannya. Sehingga jika metode ceramah
terlalu sering digunakan, maka pembelajaran akan kurang berhasil.
commit to user 168
4. Rendahnya nilai IPS siswa kelas V khususnya pada kompetensi dasar “menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia”.
Dari data yang diperoleh pada hasil tes sebelum tindakan pada lampiran 4 halaman 77, nilainya masih rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Frekuensi Nilai Persiapan Kemerdekaan Indonesia Siswa Sebelum Tindakan
Nomor Nilai
Frekuensi Prosentase
1 91 – 100
2 81 – 90
3 71 – 80
7 14
4 61 – 70
9 18
5 51 – 60
14 27
6 41 – 50
17 33
7 31 – 40
4 8
8 21 – 30
9 11 – 20
Jumlah 51
100 Rata-rata
56,56 Berdasarkan tabel 3, maka dapat digambarkan pada grafik gambar no 4 di bawah
ini :
Gambar 4. Grafik Nilai Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas
V SDN Ngoresan Jebres Surakarta Sebelum Tindakan.
commit to user 169
C. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa 27 Nopember 2010 di ruang guru SD Negeri Ngoresan , peneliti membuat rancangan
tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilakukan dalam 2 pertemuan yaitu pada hari Selasa 30 Nopember
2010 dan hari Sabtu 4 Desember 2010. Dengan berpedoman Kurikulum Pendidikan Dasar kelas V mengenai materi
persiapan kemerdekaan, peneliti melakukan langkah-langkah untuk merencanakan pembelajaran melalui metode Quantum Learning antara lain:
a. Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar : 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Indikator : 1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2. Mengidentifikasi peranan beberapa tokoh
dalam mempersiapkan kemerdekaan. 3. Menunjukkan sikap menghargai jasa para
tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan. b. Memilih indikator yang sesuai dengan materi persiapan kemerdekaan
Indonesia. Alasan memilih indikator tersebut adalah : 1 Indikator-indikator
tentang materi
persiapan kemerdekaan
Indonesia belum disampaikan dengan metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga pemahaman materi oleh
siswa masih kurang, dan nilai prestasi siswa jauh di bawah target KKM.
commit to user 170
2 Indikator tentang materi persiapan kemerdekaan Indonesia tersebut diharapkan dapat membentuk sifat dan karakter kepahlawanan
siswa. c. Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah
dibuat. Rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti memuat 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan membutuhkan waktu 2 jam
pelajaran dan dilaksanakan dalam hari yang berbeda. d. Menyiapkan instrumen metode Quantum Learning yang akan
digunakan dalam pembelajaran antara lain skema pembelajaran, daftar nama tokoh, daftar peristiwa penting di sekitar proklamasi kemerdekaan
Indonesia, dan lain-lain. e. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru mempersiapkan dan menata
lingkungan pembelajaran, seperti menata susunan tempat duduk siswa, memasang sound system sebagai iringan musik saat pembelajaran,
pemasangan kata-kata mutiara di tembok kelas, dan lain-lain. Untuk pemasangan kata-kata mutiara dilakukan satu kali saat pembelajaran
pada siklus I, dan kata-kata mutiara digunakan sampai akhir kegiatan penelitian.
Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I terlampir pada halaman 79
2. Tindakan