bentuk kegiatan seperti pelatihan, magang, studi banding, pemberian konsultasi serta peningkatan koordinasi dan lain-lain.
e. Kesiapan bermitra. Pelaku usaha kecil perlu menyadari bahwa kemitraan bukan belas kasihan dari pelaku usaha besar atau menengah seperti dalam
lembaga sosial yang bersifat cuma-cuma bagaikan
“ sinterklas”
. Hal ini perlu juga disadari oleh pelaku usaha besar bahwa adanya kemitraan
dengan usaha kecil juga tidak semena-mena untuk memperoleh keuntungan.
f. Temu usaha. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mempertemukan pelaku-pelaku usaha yang telah siap bermitra. Pada ajang pertemuan ini,
kedua pihak mulai saling mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pokok-pokok permasalahan yang dihadapi.
g. Adanya koordinasi. Berkembangnya suatu kemitraan tidak terlepas dari adanya dukungan iklim yang kondusif untuk berkembangnya investasi dan
usaha di daerah. Dukungan fasilitas atau kemudahan perizinan debirokratisasi dan deregulasi, perangkat kebijakan perkreditan, tingkat
suku bunga, peraturan daerah dan kemudahan-kemudahan lainnya sangat membantu proses kemitraan.
7
5. Maksud dan Tujuan Kemitraan
Konsep kemitraan mengacu pada konsep kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan, dengan
memperhatikan prinsip saling menguntungkan dan memperkuat. Pola
7
Ibid, h. 81-84
kemitraan adalah bentuk-bentuk kerjasama antara usaha kecil dan usaha menengah atau usaha besar.
8
Pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah Win-Win Solution Partnership
” .
Kesadaran dan saling menguntungkan disini tidak berarti para partisipan dalam kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan
dan kekuatan yang sama, tetapi yang lebih dipentingkan adalah adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari kemitraan
usaha terhadap hubungan timbal balik bukan sebagai buruh, majikan, atau atasan, bawahan, sebagai adanya pembagian resiko dan keuntungan yang
proporsional, disinilah kekuatan dan karakter kemitraan usaha. Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan kemitraan secara lebih konkret adalah: a. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat
b. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan c. Meningkatkan pemerataan dan memperdayaaan masyarakat dan usaha
kecil d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, wilayah dan nasional
e. Memperluas kesempatan kerja f. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional
Agar supaya tujuan dapat terwujud, maka pola hubungan kerja yang bercirikan kemitraan usaha
perlu ditumbuh kembangkan. Dengan
8
Ninuk Purnaningsih “ Strategi Kemitraan Agribisnis Berkela njutan” Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Institut Pertanian. Vol. 1 No. 3 Tahun 2006
menumbuhkan kesetaraan diantara pelaku kemitraan dapat tercipta melalui dua cara yaitu cara alami yang akan terjadi pada kegiatan usaha yang produk
dan pola usahanya memungkinkan terjadinya kemitraan berdasarkan fungsi masing-masing pelaku percetakana-penerbit surat kabar, agen atau loper
koran. Cara tidak alami ditempuh melalui penguatan pada sisi pelaku yang lemah, dengan bantuan berbagai kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Mengingat sebagian besar di Indonesia saat ini masih terdiri dari
usaha kecil, maka perhatian khusus pemerintah masih diberikan pada pengembangan usaha kecil. Sasaran kebijaksanaan pemerintah tersebut unuk
memperdayakan dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan memajukan masyarakat perdesaan.
Untuk mencapai sasaran pengembangan tersebut, prioritas yang akan ditempuh adalah mengembangkan usaha ekonomi dan meningkatkan
partisipasi masyarakat
perdesaan dengan
mengembangkan kualitas
sumberdaya manusia yang didukung oleh penerapan sistem usaha secara terpada maka pengusaha kecil dan pengusaha besar dapat memanfaatkan
sumberdaya, fasilitas prasarana sesuai dengan skala ekonomi. Dalam sistem ini kedudukan pengusaha kecil adalah mitra kerja dan sekaligus pelaku
ekonomi yang handal dan mandiri.
9
9
Ambar Teguh, Op.Cit, h. 62-64