Siklus III I– X
70 30
G. Pembahasan
Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya.
Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan
sosio-emosional. Sebagai salah satu aspek perkembangan, kemampuan kognitif membutuhkan perhatian dan stimulasi yang tepat agar dapat berkembang secara
optimal. Dalam pembelajaran di Raudhatul Athfal Harapan Bunda terdapat kegiatan atau aktivitas pengembangan kgnitif sebagai wadah bagi guru untuk mengembangkan
potensi kemampuan kognitif peserta didik. Pengembangan kemampuan kognitif dapat dikaitkan dengan aktivitas yang disukai dan merupakan kebutuhan anak yaitu bermain.
Bermain merupakan metode yang baik untuk menyampaikan materi pembelajaran di Raudhatul Athfal mengingat usia peserta didik yang masih dini.
Melalui kegiatan bermain dapat menciptakan suasana belajar yang meyenangkan bagi anak. Permainan yang di berikan pun bervariasi dan dapat menarik
perhatian, minat, dan antusias anak dalam mengikuti kegiatan dikelas. Hal tersebut dapat digunakan oleh guru untuk mencapai indikator yang telah diprogram. Selain
metode, hal yang tak kalah pentingnya yaitu media pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran yang tepat dapat memberi suasana yang baru bagi anak, sehingga
pengetahuan semakin luas. Pada awal penelitian ini, terdapat beberapa permasalahan terkait peningkatan perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini di Raudhatul
Athfal Harapan Bunda Bandar Lampung diantaranya, kurang efektif dan efisiensi nya pemanfaatan waktu, belum maksimalnya penggunaan media belajar yang bervariasi,
interaksi antara peserta didik dengan guru dan teman yang masihh tergolong rendah, serta belum terciptanya suasana yang menyenangkan di kelas.
Penelitian menggunakan media pembelajaran berupa balok diterapkan di kelas A. Dari kehadiran peserta didik yang terdiri dari 20 anak 100 hasil yang diperoleh
kurang memuaskan yaitu terdapat 5 anak 25 mencapai hasil Berkembang Sangat Baik BSB, 8 anak 40 Mulai Berkembang MB, dan 7 anak 35 Belum
Berkembang BB. Pada pertemuan ke dua, peneliti dan guru memberi sedikit perbedaan pada tata ruang kelas dan proses permainan. Hal itu mampu meningkatkan
hasil evaluasi yaitu terdapat 8 anak 40 mencapai hasil Berkembang Sangat Baik M, 7 anak 35 Mulai Berkembang MB, dan 5 anak 25 Belum Berkembang BB.
Peningkatan tersebut masih belum memuaskan bagi peneliti, sehingga dirancang siklus II yang terdiri dari pertemuan ke X . Sebagai hasil refleksi dari siklus I, pada Siklus II,
dirancang permainan baru yang lebih menarik, sehingga antusias, minat, interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkat dan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Hasil evaluasi pada siklus II yaitu terdapat 10 anak 50 mencapai hasil Berkembang Sangat Baik BSB, 8 anak 40 Mulai Berkembang MB, dan 2 anak
10 Belum Berkembang BM. Persentase ini terus meningkat pada Siklus III, yaitu terdapat 14 anak 70 mencapai hasil Berkembang Sangat Baik BSB dan 6 anak 30
Mulai Berkembang MB, tanpa ada yang berada pada katergori Belum Berkembang BM. Untuk mempermudah melihat peningkatan tersebut, dapat dilihat pada grafik
dibawah ini.
Grafik Persentase Perkembangan Peserta Didik
pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan anak yang bersifat kontinu dari setiap pertemuan di siklus I dan II. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini di kelas A Raudhatul Athfal Harapan Bunda.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP