proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua interval yang sesuai bagi sesuatu negara dapat dengan serta
dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila diterapkan di negara lain Saleha, 2009.
B. Masa Nifas a. Pengertian
Masa nifas didefenisikan sebagai masa di mana setelah terjadinya kelahiran seorang bayi yang selama ini dikandung di dalam rahim seorang ibu.
Masa nifas puerperineum, berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu Ayurai, 2008. Menurut Mauren 2002, masa nifas adalah masa yang berlangsung
selama 6 minggu dari sejak ia melahirkan. Masa ini juga merupakan masa wanita mengambil alih tanggung jawab perawatan bayi yang masih sangat memerlukan
perhatian dan tanggung jawab pada orang lain tersebut. Masa ini dapat menimbulkan masalah, terutama jika ia mendapat kesulitan dalam penyesuaian
diri menjadi seorang ibu. Asuhan yang diberikan pada masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan
yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan
sebelum hamil. Periode ini waktunya selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat
Universitas Sumatera Utara
reproduksi kembali seperti keadaan sebelim hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan Saleha, 2009.
b. Klasifikasi
Masa nifas puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Dalam masa nifas terdapat tiga periode yaitu :
1 Periode immediate postpartum masa segera setelah plasenta lahir sampai
dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh sebab itu, bidan harus dengan teratur
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, tekanan darah, dan suhu. 2 Periode early postpartum 24 jam-1 minggu. Di fase ini bidan
memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak ada demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui bayinya dengan baik. 3 Periode late 1 minggu-5 minggu. Di periode ini bidan tetap melakukan
perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB Saleha, 2009. Pada masa nifas terdapat proses pemulihan kembalinya organ reproduksi,
proses-proses ini yaitu: a
Uterus berangsur-angsur mengecil hingga akhirnya pulih kembali seperti sebelum hamil. b Plesental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke
kavum uteri dengan diameter 7,5 cm, minggu ke 3 menjadi 3,5 cm, minggu ke 6
Universitas Sumatera Utara
menjadi 2,4 cm, dan akhirnya pulih. c Luka-luka pada jalan lahir apabila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari. d Lochea adalah cairan yang
berasal dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochea terbagi atas : Lokhea rubra cruenta yaitu: berisi darah segar dan sisa-sisa
selaputketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pascapersalinan. Lokhea sanguilenta yaitu: berwarna merah kekuningan
berisi darah dan lendir, hari ke 3 sampai ke 7 pascapersalinan. Lokhea serosa yaitu: berwarna kuning, cairan tidak berubah lagi, terdapat pada hari ke 7
sampai hari ke 14 pascapersalinan. Lokhea alba yaitu: terdapat cairan putih setelah 2 minggu. Lokhea purulenta yaitu: terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah dan berbau busuk. Lokhiostasis yaitu: lochea yang tidak lancer keluarnya.
c. Penanganan
Mobilisasi setelah persalinan selesai ibu harus berstirahat, tidur terlentang selama 2 jam lamanya, setelah itu ibu boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk
mencegah terjadinya thromplebitis dan tromboemboli. Dietmakanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan mengandung protein, banyak cairan, sayur-mayur dan buah-buahan. Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang
wanita sulit kencing karena pada sfingter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena
adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul feses yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat
pencahar laxantia peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Kerena jika tidak, feses dapat tertimbun di rectum, dan
menimbulkan demam. Perawatan payudara sudah dimulai sejak wanita hamil supaya putting
susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Laktasi untuk menghadapi masa laktasi, sejak awal kehamilan telah
terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamae yaitu : a
Poliferasi kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak bertambah. b Keluarnya cairan susu jolong dari duktus laktiferus di sebut colostrum berwarna
kuning-putih susu. c Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, di mana vena-vena berdilatasi sehingga tampak jelas. d Setelah persalinan,
pengaruh supresi estrogen dan progresteron hilang. Maka timbul pengaruh hormone laktogenik LH atau prolaktin yang akan
merangsang air susu. Di samping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio- epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak
sesudah 2-3 hari pascapersalinan Yeyeh rukiah, 2009.
C. Penelitian Fenomenologi