PENUTUP Persepsi pemakai terhadap layanan di perpustakaan freedom institute

x DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1 Struktur Organisasi Perpustakaan Freedom Institute ............... 43

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu negara tidak lepas dari peran informasi dan untuk membangun suatu negara diperlukan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menunjang perkembangan negara tersebut. Dalam kehidupan yang serba modern dan serba cepat ini semua orang membutuhkan informasi, sebagai hal yang sangat hakiki. Tanpa informasi atau seandainya kita ketinggalan informasi dapat menyebabkan masyarakat menjadi tersisih dan terbelakang. 1 Kegiatan manusia membutuhkan informasi yang tepat agar arah kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu mereka memerlukan suatu tempat dimana tempat tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam sumber informasi. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya. 2 Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi, artinya perpustakaan menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemakai. Perpustakaan memberi informasi ini dilakukan baik atas permintaan pemakai maupun tidak diminta. Dalam hal ini dilakukan bila perpustakaan menganggap bahwa 1 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat Jakarta: CV Sagung Seto, 2006, h.1-2. 2 Ibid, h.5. 1 informasi yang tersedia sesuai dengan minat dan keperluan pemakai. 3 Informasi perpustakaan tersebut tentunya sudah diseleksi, dihimpun, diolah, dipersiapkan dan dikemas dengan baik, sehingga “semua” informasi yang ada di perpustakaan benar-benar telah dikaji dan dianalisis dan dipertimbangkan kegunaannya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keberadaan pepustakaan adalah kesan dan persepsi masyarakat bagi perpustakaan tersebut. Persepsi dapat dipahami sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang. 4 Setiap obyek menonjolkan sifat khas bagi individu sehingga hasil dari proses persepsi ini bisa berupa tanggapan atau penilaian yang berbeda bagi setiap individu. Kesan positif akan menguntungkan perpustakaan yang dapat memperbaiki citra perpustakaan, dimata masyarakat, tetapi bila terkesan negatif, maka akan merugikan perpustakaan. Untuk menciptakan kesan yang positif pada perpustakaan harus memberikan layanan yang baik dengan ramah dan cekatan dalam melayanani pemakai. Sutarno NS 2006 menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor yang harus diperhatikan agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan baik. Faktor tersebut antara lain: 5 a. Layanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan b. Diusahakan agar pelanggan merasa senang dan puas. c. Prosesnya mudah, sederhana, dan efisien d. Caranya cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran e. Diciptakan susana ramah, supel, dan menarik f. Bersifat membimbing, namun tidak terkesan menggurui g. Dapat menimbulkan perasaan ingin tahu lebih jauh buat pelanggan 3 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Jakarta: Gramedia, 1991, h. 6 4 Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan Jakarta: CV Sagung Seto, 2009, h. 52 5 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 75 h. Menimbulkan kesan baik, sehingga terdorong ingin sering ke perpustakaan. Dari faktor-faktor yang disebutkan tersebut, terlihat bahwa segala kegiatan perpustakaan berorientasi kepada pengguna, yaitu bagaimana layanan perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, membuat pelanggan senang dan puas, suasana yang nyaman dan ramah, serta layanan yang efektif dan efisien. Perpustakaan tidak cukup dengan mengandalkan layanan dan koleksi buku yang lengkap atau terbaru saja. Dalam prinsip kepustakawanan dinyatakan bahwa perpustakaan diciptakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk melayani kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, perpustakaan harus memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat. Terdapat dua kubu dalam hal layanan untuk pengguna, di satu pihak kubu pustakawan dengan koleksinya, dan di lain pihak ialah pengguna dengan segala harapannya. 6 Sebuah perpustakaan haruslah didukung oleh pustakawan yang berpendidikan dan berketerampilan dibidang perpustakaan. Di samping itu, pustakawan haruslah mempunyai jiwa mengabdi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya dengan cara berusaha untuk meningkatkan minat baca masyarakat, rajin, tekun, teliti, dan selalu siap sedia untuk memberikan bimbingan dan pengarahan tentang cara penggunaan perpustakaan. Sehingga, masyarakat akan tertarik untuk berkunjung keperpustakaan. Karena kesan positif itu menjadikan pemakai senang datang ke perpustakaan tersebut. 6 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 11. Apabila kesan negatif itu lebih banyak maka perpustakaan mengalami kegagalan dalam memberikan layanan informasi yang dibutuhan oleh pemakai tidak terpenuhi. Kegagalan inti tidak saja menyebabkan hambatan dalam penggunaan perpustakaan, tetapi juga menumbuhkan kekecewaan bagi pemakai karena merasa tidak terbantu, kekecewaan yang timbul dapat menyebabkan turunnya pemakai sehingga kehadiran perpustakaan kurang berkenan dalam kehidupan. Bahkan karena pentingnya layanan tersebut, maka sering dikatakan bahwa warna wajah, dan penampilan serta kinerja pustakawan akan dicerminkan dalam layanan informasi tersebut. Maksudnya jika pelayanan memuaskan maka pemakaiakan menyukai layanan yang kita berikan maka kinerja yang kita lakukan tidak sia-sia, sebaliknya apabila layanan yang diberikan belum memuaskan, maka dapat dianggap bahwa perpustakaan belum mampu melayani dengan baik atau usaha yang diberikan hanya sia-sia. Salah satu cara pemberdayaan sumber informasi perpustakaan adalah memberikan dan menyelenggarakan layanan kepada pemakai. 7 Perpustakaan Freedom Institute adalah lembaga independen non profit yang bergerak dalam bidang pengkajian dan penelitian mengenai demokrasi, nasionalisme dan ekonomi pasar. Tujuannya adalah mengembangkan kebebasan berpikir dan menggalakkan kegairahan terhadap pemikiran dalam bidang ekonomi, sosial, politik, agama, dan budaya di Indonesia. Target pemustakanya ialah semua golongan usia namun terbatas pada subjek sosial seperti ekonomi, politik, dan lain sebagainya. 7 Soetarno NS, Tanggung Jawab Perpustakan Jakarta: Rantai Ref, 2003, h.112