Pemberian Kuasa Pada Umumnya

Definisi perikatan tersebut diatas mengandung 2 dua segi yakni aktif hak dan pasif kewajiban, yang berarti suatu keharusan untuk melakukan prestasi tertentu. Salah satu unsur dari perikatan adalah adanya suatu prestasi pasal 1234 KUHPerdata yaitu: 1. Memberikan sesuatu 2. Berbuat suatu 3. Tidak berbuat sesuatu Perjanjian diatur dalam KUHPerdata buku III bab II yang berjudul tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian. Perjanjian sebagai suatu peristiwa hukum, maksudnya peristiwa-peristiwa yang akibatnya diatur oleh hukum. Perjanjian ini melahirkan sebuah hubungan hukum antara pihak yang terkait. Sebab dari peristiwa hukum itulah timbul hak atas prestasi serta kewajiban untuk berprestasi. Pasal 1313 KUHPerdata: “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.” Perjanjian adalah suatu hubungan hukum mengenai harta benda kekayaan antara dua belah pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu. 16 16 Prodjodikoro Wirdjono, Azas-azas Hukum Perjanjian Bandung: CV Mandar Maju, 2004, h. 7. Sebelum kata sepakat terjadi masing-masing pihak menyatakan kehendaknya, kemudian kehendak tersebut dinyatakan dalam kata-kata yang diucapkan maupun dalam bentuk tertulis dengan tujuan agar kehendak itu dapat diketahui dan disetujui oleh pihak lain Jadi kata sepakat berarti persesuaian kehendak yang melahirkan perjanjian kedua belah pihak, berdasarkan asas konsensualitas, dan dengan kata sepakat yang diucapkan tersebut lahirlah perjanjian. Selanjutnya R. Subekti menyebutkan: Pada dasarnya perjanjian dan perikatan yang timbul karenanya itu sudah dilahirkan sejak detik tercapainya kesepakatan. Artinya perjanjian itu sudah sah bila sudah sepakat mengenai hal yang pokok dan tidak diperlukan sesuatu formalitas. 17 Perjanjian merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa belanda overenskomst. Perjanjian juga diartikan sebagai suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan. 18 Hukum yang mengatur tentang perjanjian ini disebut hukum perjanjian law of contract. Perumusan ini erat hubungannya dengan pembicaraan adanya consensus, terletak dalam lapangan harta kekayaan. Pengertian perjanjian ini memiliki unsur sebagai berikut: 1. Ada pihak-pihak, sedikitnya dua orang 2. Ada persetujuan antara pihak-pihak tersebut 17 Subekti, Hukum Perjanjian, h. 15. 18 Kusumahadi, Asas-Asas Hukum Perdata Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, 2001, h. 77. 3. Ada tujuan yang akan dicapai 4. Ada prestasi yang akan dilaksanakan. 19 Selain perjanjian, Undang-undang juga merupakan sumber perikatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 1352 KUHPerdata: “perikatan-perikatan yang dilahirkan demi Undang-Undang, timbul dari Undang-Undang saja atau dari Undang-Undang sebagai akibat perbuatan orang”.

2. Jenis-Jenis Perjanjian

Pada dasarnya, perjanjian menurut jenisnya dibagi menjadi dua macam yaitu: 1. Perjanjian Nominaat Merupakan perjanjian yang dikenal di dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata. Hal-hal yang termasuk dalam perjanjian nominaat adalah jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, persekutuan, perdata, hibah, penitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, pemberian kuasa, penangguhan hutang, perdamaian dan lain-lain. 2. Perjanjian Innominaat Perjanjian yang timbul, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Jenis perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdata diundangkan, salah satunya adalah perjanjian Nominee. 20 19 Ibid., h. 79. 20 HS H Salim. “Perkembangan Hukum kontrak di luar KUHPerdata” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 1.