BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengendalian Persediaan
Persediaan inventory, dalam konteks produksi dapat diartikan sebagai sumber daya menganggu idle resource. Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena
menunggu proses lebih lanjut, dapat berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah
tangga. Persediaan juga merupakan aset dan merupakan n unsur aktiva lancar dalam
neraca. Berikut beberapa pengertian persediaan menurut para ahli. 1.
Radiks Purba 1995, persediaan dilihat dari segi neraca, persediaan adalah barang atau bahan yang masih tersediia pada tanggal neraca, yang dapat
segera dijual atau digunakan dikonsumsi atau diolah dahulu manufaktur kemudian dijual.
2. Martin K. Starr dan David W. Miller 1997, menjelaskan bahwa sistem
persediaan adalah suatu sistem untuk pengadaan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang. Persediaan merupakan
suatu sumber yang menganggur tetapi mempunyai nilai yang ekonomis. 3.
Dr. Manahan P. Tampubolon 2004, manajemen persediaan merupakan fungsi dari manajer operasional, dan harus membentuk suatu sistem yang
permanen melalui penujian-pengujian, antara lain bagaimana persediaan diklasifikasikan dan bagaimana mencatat persediaan dan dipelihara secara
akurat. Dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan sejumlah material yang
berupa bahan-bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi, yang disediakan dan disimpan disuatu tempat atau gudang untuk diproses dan memenuhi
permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Pengendalian persediaan bahan baku di suatu perusahaan menunjukkan bahwa
penambahan persediaan bahan dilakukan secara kontinu berulang dan permintaan bahan baku bersifat tidak bebas, tergantung pada kebutuhan proses produksi.
Persediaan juga membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Tanpa adanya persediaan, suatu perusahaan akan dihadapkan pada resiko tidak dapat memenuhi
kebutuhan para pelanggannya, yang juga berarti bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.
Selama ini sistem pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan hanya berdasarkan perkiraan yang belum menggunakan perhitungan secara analitis tentang
jumlah dan waktu pemesanan bahan yang optimal, sehingga menyebabkan persediaan bahan tidak terkontrol.
Timbulnya persediaan bahan baku dalam suatu sistem adalah merupakan akibat dari beberapa faktor, yaitu :
a. Mekanisme pemenuhan atas permintaan Transaction Motive, dimana
permintaan terhadap suatu barang akan dengan mudah dipenuhi apabila telah tersedia. Karena pengadaan terhadap barang tersebut akan
membutuhkan waktu yang lama baik dari segi pembuatan maupun pengiriman.
b. Untuk meredam ketidakpastian Precautionary Motive, dalam beberapa
kasus ketidakpastian akan terjadi seperti permintaan yang bervariasi, waktu pembuatan yang tidak konstan, maupun waktu ancang-ancang lead time.
c. Untuk melakukan spekulasi Speculation Motive, ditujukan untuk
mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga barang pada masa mendatang.
Apabila persediaan bahan terlalu besar atau dalam penentuan tingkat persediaan salah yang berakibat buruk terhadap perusahaan antara lain disebabkan
oleh : • Penimbunan persediaan mengakibatkan modal tertanam terlalu besar,
• Keputusan memesan atau membeli barang berulang-ulang dalam jumlah
kecil, mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar, • Kekurangan persediaan yang mengakibatkan terhambatnya kegiatan
produksi, • Ongkos persediaan,
• Resiko kerusakan bahan.
Persediaan bahan yang terlalu kecil juga akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, antara lain disebabkan oleh :
• Kemacetan dalam produksi, • Ongkos pemesanan,
• Ongkos kekurangan persediaan.
2.2 Fungsi Persediaan