Metode Inkuiri KAJIAN PUSTAKA

memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis, Schmidt dalam Ibrahim 2007:1. Sementara itu, Trowbridge dalam Putrayasa 2009:2 menjelaskan: Model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pada inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungansuasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Menurut Sanjaya 2006:194 strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Cleaf dalam Putrayasa 2009:2 menyatakan bahwa: Inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi. Menurut Sagala 2006:196 inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, model ini menepatkan pada siswa lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Lebih lanjut Sagala 2006:197 menyatakan ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan model inkuiri, yaitu 1 perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, 2 menetapkan jawaban sementara hipotesis, 3 siswa mencari informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahanhipotesis, 4 menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan 5 mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru. Sanjaya 2006:200-203 mengungkapkan bahwa: Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada persoalan yang mengandung teka-teki, merumuskan hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji, mengumpulkan data merupakan aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan, menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data, dan merumuskan kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini langkah pembelajaran inkuiri yang akan dilaksanakan dengan menggabungan pendapat-pendapat dari para ahli yaitu: dalam kegiatan awal pembelajaran guru mengajukan pertanyaan atau menampilkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari, tahap kedua siswa merumuskan masalah berdasarkan pertanyaan atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari, tahap ketiga siswa merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji, tahap keempat untuk menguji hipotesis dilakukan pengumpulan data dari eksperimen dan tahap kelima menganalisis data untuk menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Sehingga pada akhirnya dari hasil eksperimen, siswa akan memperoleh konsep-konsep yang relevan dari materi yang dipelajari. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pandansari Selatan Kabupaten Pringsewu. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2012. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Pandansari Selatan Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 20112012 yang berjumlah 39 orang siswa, yang terdiri laki-laki 16 orang siswa dan perempuan 23 orang siswa.

B. Alat Pengumpulan Data

1. Pedoman wawancara, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti berkolaborasi dengan guru mitra. Pedoman ini digunakan untuk menjaring data berkaitan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat tim serta siswa terhadap metode inkuiri 2. Tes prestasi belajar, instumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang telah dibelajarkan dengan menggunakan metode inkuiri. Tes prestasi belajar yang digunakan adalah berbentuk esai uraian. 3. Lembar observasi, terdiri dari dua macam lembar observasi yaitu bagi guru dan siswa, keduanya digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan aktivitas belajar dan pembelajaran.

C. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Prestasi Belajar Data prestasi belajar yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif dari setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. a. Analisis Data Jika siswa memperoleh nilai ≥ 61 maka prestasi belajar siswa tersebut dikatakan baik dan sudah mencapai standar ketuntasan sekolah. Untuk menghitung presentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 61 digunakan rumus:    S S X x 100 Keterangan:  X = Presentase siswa yang mendapatkan nilai ≥ 61 S = Jumlah s iswa yang mendapatkan nilai ≥ 61  S = Jumlah seluruh siswa.