2 covert response respon tertutup, yaitu suatu respon yang tidak dapat dilihat atau dideteksi karena sifatnya pribadi.
Selanjutnya respon tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1 Respon konfirmasi, yaitu yang akan memperteguh hubungan interpersonal seseorang dalam bentuk pengakuan langsung direct acknowledgement,
perasaan positif positive feeling, respon meminta keterangan clarifying response, respon setuju agreeing response, dan respon mendukung
supportive response. 2 Respon diskonfirmasi, yaitu sebaliknya yang akan merusak hubungan
interpersonal seseorang dalam bentuk respon sekilas tangential response, respon impersonal impersonal response, respon kosong imperyious
response, respon yang tidak relevan irrelevan response, respon interupsi interrupting response, respon rancu incoherent response, dan respon
kontradiktif incongrous response. Berdasarkan teori-teori mengenai respon di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa respon anggota kelompok tani terhadap Program FPPED adalah tindakan nyata anggota kelompok tani untuk meningkatkan
produksi jagung melalui Program Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah FPPED.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon
Mar‟at 1982 mengemukakan bahwa terbentuknya respon didahului oleh terbentuknya persepsi individu terhadap obyek sikap yang dipengaruhi oleh
kondisi internal seperti pengetahuan, pengalaman, cakrawala berfikir, dan keyakinan. Terbentuknya persepsi individu terhadap obyek tertentu akan
membentuk sikapnya terhadap obyek yang bersangkutan. Selanjutnya terbentuknya sikap individu terhadap obyek sikap akan menghasilkan motif
perespon yang pada akhirnya akan menentukan respon individu itu terhadap stimulus. Sejalan dengan pendapat Mar‟at, Morgan 1968 dalam Effendi,
2007 mengemukakan bahwa adanya respon dapat dilihat dari perilaku yang dipengaruhi oleh aspek kognitif aspek pengetahuan, aspek psikomotorik
aspek ketempilan, dan aspek afektif aspek emosionalsikap. Melengkapi pendapat Mar‟at dan Morgan di atas, Lionberger dan Gwin 1983,
dalam Mardikanto, E. Lestari, A. Sudradjat, E.S. Rahayu, R. Setyowati, dan Supanggyo, 1996 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku individu dalam proses penyuluhan mencakup lingkungan internal karakteristik pribadi sasaran dan lingkungan eksternal
mencakup keadaan lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Karakteristik pribadi sasaran berhubungan dengan kebutuhan, keinginan, harapan, serta
perasan-perasaan tentang adanya tekanan maupun dorongan-dorongan baik yang datang dari dalam maupun luar lingkungannya.
Lingkungan fisik mencakup kondisi alam dimana masyarakat sasaran
menetap seperti sifat fisika, biologi, dan kimia tanah, topografi lahan, curah hujan, sarana pengairan, teknologi yang tersedia ketersediaan sarana dan
prasarana produksi, luas lahan yang diusahakan, serta status penguasaan lahan. Lingkungan non fisik mencakup lingkungan sosial ekonomi dan
budaya msyarakat sasaran dimana mereka tinggal termasuk macam dan aktivitas kelembagaan yang tersedia. Lingkungan non fisik yang dimaksud
meliputi kebudayaan, lama berusahatani, opini publik, pengambilan keputusan dalam keluarga, kekuatan kelompok tetangga, kerabat, kelompok tani, dan
kelompok keagamaan, kekuatan-kekuatan ekonomi seperti tersedianya dana atau kredit usahatani dan adanya peluang pemasaran hasil produksi, kekuatan
politik, dan kekuatan-kekuatan pendidikan seperti tingkat pendidikan masyarakat sasaran, tingkat pendidikan penyuluh, tersedianya lembaga-
lembaga pendidikan, dan tersedianya pusat-pusat penelitian dan pengembangan pendidikan.
Menurut Lionberger 1960, dalam Mardikanto dkk, 1996 faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan seseorang dalam mengadopsi inovasi yakni luas lahan usahatani, tingkat pendapatan, keberaniannya mengambil resiko, umur,
tingkat partisipasi dalam kelompok atau organisasi di luar lingkungannya sendiri, aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru, dan sumber informasi
yang dimanfaatkan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di muka banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi respon individu terhadap objek respon. Namun demikian, secara garis besar peneliti menyimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi respon, yakni lingkungan internal yang selanjutnya didefinisikan sebagai kondisi karakteristik pribadi tingkat pendidikan dan
tingkat pengetahuan, serta lingkungan eksternal meliputi kondisi lingkungan fisik tingkat luas lahan garapan, dan non fisik tingkat aktivitas anggota
dalam kegiatan kelompok tani, tingkat lama berusahatani, dan tingkat peranan pendamping lapangan.
Menurut Mardikanto 1991 secara konvensional, peran penyuluh atau
pendamping hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metode dan teknik-teknik
tertentu sampai mereka sasaran penyuluhan dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mampu mengadopsi inovasi yang disampaikan. Selain
itu, penyuluh atau pendamping harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembagainstansi yang diwakilinya dengan masyarakat
sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan yang harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat sasaran, maupun
menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah dan lembagainstansi yang bersangkutan.
3. Pengertian Petani Dan Kelompok Tani