61 Data dari hasil catatan lapangan mengenai disposisi berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran Socrates kontekstual yang diperoleh selanjutnya disajikan ke dalam bentuk teks naratif. Data yang disajikan berupa deskripsi proses pembelajaran
Socrates kontekstual yang berlangsung dan tindakan-tindakan siswa yang mencerminkan disposisi berpikir kritis matematisnya pada setiap pertemuan.
Tindakan-tindakan siswa yang mencerminkan disposisi berpikir kritis matematisnya tersebut dikategorikan ke dalam indikator-indikator disposisi
berpikir kritis matematis yang sesuai. Selanjtnya ditarik kesimpulan bagaimana disposisi berpikir kritis matematis siswa yang muncul pada setiap pertemuannya.
3.
ConclusionVerying Penarikan simpulan Peneliti berusaha menarik simpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari
makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan proporsi. Pada
tahap ini, penulis menarik simpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya, kemudian mencocokkan catatan, hasil angket, dan pengamatan yang dilakukan
pada saat penelitian.
Berdasarkan data proses pembelajaran Socrates kontekstual dan disposisi berpikir kritis yang muncul yang telah disajikan dalam bentuks teks naratif, dilakukan
penarikan kesimpulan mengenai bagaimana disposisi berpikir kritis matematis yang muncul pada setiap siswa dan setiap pertemuannya. Dari teks naatif yang
telah disajikan kemudian dilakukan pencocokan data dari hasil catatan lapangan, angket, dan wawancara untuk menyimpulkan apakah seorang siswa memiliki
disposisi berpikir kritis yang masuk kategori tinggi, sedang, atau rendah.
250
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut. 1.
Pembelajaran dengan Metode Socrates dan Pendekatan Kontekstual dapat memunculkan disposisi berpikir kritis matematis yang baik pada siswa B1, B6,
B15, dan B24. Sedangkan untuk siswa B29, pembelajaran dengan Metode Socrates dan Pendekatan Kontekstual tidak dapat memunculkan disposisi
berpikir kritis matematisnya. 2.
Pembelajaran dengan Metode Socrates dan Pendekatan Kontekstual dapat memunculkan disposisi berpikir kritis pada siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kritis yang tinggi. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang rendah dapat mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi
dalam pembelajaran dengan adanya pertanyaan-pertanyaan Socrates yang diajukan guru dan penerapan pendekatan kontekstual yang mengaitkan
pelajaran dengan kehidupan nyata siswa. 3.
Indikator disposisi berpikir kritis matematis yang dominan muncul pada pembelajaran Socrates kontekstual adalah indikator percaya diri sedangkan
indikator yang jarang sekali muncul pada pembelajaran Socrates kontekstual adalah indikator rasa ingin tahu.
251 4.
Disposisi berpikir kritis matematis siswa lebih terlihat jika pembelajaran Socrates kontekstual disajikan dalam bentuk permainan atau simulasi dan
diskusi kelompok kecil.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan beberapa hal
Sebagai berikut. 1.
Dalam pembelajaran matematika, hendaknya guru memperhatikan sikap siswa dalam proses pembelajaran di kelas seperti disposisi berpikir kritis matematis
siswa karena hal tersebut akan menunjang kemampuan kognitif yang dimilikinya.
2. Hendaknya guru memiliki kreativitas yang tinggi dalam memberikan
pertanyaan-pertanyaan Socrates sehingga semua siswa dapat memahami pertanyaan-pertanyaan yang guru berikan. Bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan diungkapkan dengan bentuk atau cara yang lain atau mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana.
3. Dalam pembelajaran Socrates Kontekstual di kelas, sebaiknya guru
menggunakan media pembelajaran permainan karena dengan menggunakan permainan dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif baik siswa yang
memiliki disposisi berpikir kritis matematis yang tinggi maupun siswa yang memiliki disposisi berpikir kritis yang rendah.
4. Dalam pembelajaran di kelas, sebaiknya guru menggunakan diskusi kelompok
kecil dalam menyelesaikan tugas karena dengan diskusi kelompok kecil,
252 mendorong siswa untuk lebih percaya diri dalam mengemukakan ide-ide
kritisnya. 5.
Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa sebaiknya melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada siswa yang akan dijadikan
subjek penelitian agar peneliti dapat lebih memahami karakter setiap siswa yang dijadikan subjek penelitian.
6. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian menggunakan pembelajaran
Socrates kontekstual sebaiknya menggunakan lebih banyak alat perekam yang dipasang di berbagai sudut kelas agar data yang diperoleh lebih alamiah dan
akurat.
253
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: PT Refika Aditama. Aizikovitsh, E. dan Amit, M. 2010 . Evaluating an Infusion Approach to the
Teaching of Critical Thinking Skills Through Mathematics. Procedia Social and Behavioral Sciences Vol. 23 [818
–3822]. Tersedia: http:www.sciencedirect.comscience. Diunduh tanggal 21 November 2014.
Anderson, Gary dan Nancy Arsenault. 2005. Fundamentals of Educational Research. USA: Taylor Francis e-Library.
Anhar. 2015. Keterampilan Bertanya. [Online]. Tersedia: http:www. academia.edu. Maret 2015.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Ayu, Lusi Dyah dan Murdibjono. 2012. The Use Of Games In Teaching
Matemathics. Jurnal Universitas Malang. Tersedia: http:jurnal- online.um.ac.iddataartikel.pdf
Azwar, Saifuddin. 1988. Seri Psikologi Sifat Manusia Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Callahan, Joseph F. dan Clark, Leonard H. 1982. Teaching in the Middle and Secondary Schools. New York: Macmilland Publishing Co Inc.
Daryanto dan Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.
Djamarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fachrurazi. 2011. Penerapan Pem-belajaran Berbasis Masalah
untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, Edisi Khusus,
Nomor 1, Agustus 2011, ISSN 1412-565X. Bandung: Univeritas Pendidikan Indonesia. [online]. Tersedia: http:jurnal.upi.edu. [19 November 2014].
254 Fisher, Craig. 2010. Discussion,Participation and Feedback in Online Course
2010 ISECON Proceedings v27 n1382. USA: Nashville Tennessee. [Online]. Tersedia: http:proc.isecon.org. Maret 2015.
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc
Gunawan, A. W. 2003. Born To Be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hakim. 2002. Mengatasi Rasa Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Hassoubah, Z. I. 2004. Developing Creative and Critical Thinking Skill. Bandung:
Nuansa. Herlina, Elda. 2013. Meningkatkan Disposisi Berpikir Kreatif Matematis Melalui
Pendekatan APOS. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Vol. 2. No.2 [30-45].
Hermawan. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hudoyo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Husnidar, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Disposisi Matematis Siswa.
Jurnal Didaktik Matematika Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Vol. 1 No. 1 [71-81]
Huyen, N.T.T. Nga, K.T.T. 2003. Learning Vocabulary Through Games. Asian EFL Journal. Tersedia: http:www.262-games-in-the-esl-and-efl-
classroom.html. Ichsan, Ratita Ruwahidha Nur. 2010. Peningkatan Motivasi Karir Melalui Teknik
Diskusi Kelompok Kecil Buzz Group Discussion Pada Siswa SMK Muhammadiyah 1 Tempel. Jurnal Universitas Yogyakarta. Vol. 2 No. 4 [2].
Tersedia: http:eprints.uny.ac.id86182007104244037.pdf
Johnson, B. 2009. Contextual Teacing Learning. Bandung: MLC. Johnson, D. W. dan Johnson, R. T. 2002. Meaningful assessment: A manageable
and cooperative process. Boston, MA: Allyn Bacon. Johnson, E. B. 2010. Contextual Teacing Learning: Menjadikan Kegiatan
Belajar Dan Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna. Bandung: Mizan LEARNING Center MLC.