Tabel 2.6 Perbedaan waktu proses pemasakan diunit digester pada proses Kraft Siklus Pemasakan
Disolving Kraft Pulp
Bleach Kraft Pulp Pengisian Chip
20 menmit 20 menit
Temperature naik 40 menit
- Waktu temperatur
50 menit -
Gas blow 15 menit
- Pengisian liqour
25menit 25 menit
Temperatur naik 105 menit
100 menit Waktu temperatur
90 menit 70 menit
Blow 15 menit
15 menit Waktu luang Mungkin
10 menit 10 menit
Waktu yang dibutuhkan pada proses pemasakan pulp pada proses Disolving Kraft Pulp DKP totalnya 370 menit. Sedangkan waktu yang dibutuhkan pada proses
pemasakan pulp pada proses Bleach Kraft Pulp BKP adalah 240 menit Tobing , J.2002.
2.7 Titrasi
Pada penentuan bilangan kappa kappa Number untuk menganalisanya dapat dilakukan Titrasi, dimana titrasi yang digunakan adalah titrasi redoks. Yang
menggunakan oksidator KMnO
4
Reduksi MnO , yang tidak memerlukan indikator. Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang berbeda – beda, tergantung dari pH larutannya. Kekuatannya sebagai oksidator juga
berbeda-berbeda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang bermacam ragam ini disebabkan oleh keragaman valensi mangan, dari 1 sampai
dengan 7 yang semuanya stabil kecuali valensi 1 dan 5.
4 -
a. dalam larutan asam , [ H berlangsung sebagai berikut:
+
. MnO ] 0,1 N atau lebih
4 -
+ 8 H
+
5 e Mn
2+
+ 4 H
2
O E
o
b. dalam larutan netral, pH 4- 10 = 1,51 Volt
Universitas Sumatera Utara
MnO
4 -
+ 4 H
+
+ 3 e MnO
2
+ 2 H
2
O E
c. dalam larutan basa, OH = 1,70 Volt
-
MnO 1 N atau lebih
4 -
+ e MnO
4 =
E = 0,56 Volt
Kebanyakan titrasi dilakukan dalam keadaan asam menurut a: disamping itu ada beberapa titrasi yang sangat penting dalam suasana basa untuk bahan –bahan
organik. Daya oksidasi MnO
4 -
dalam keadaan ini lebih kecil sehingga letak kesetimbangan kurang menguntungkan .Untuk menarik kesetimbangan kearah hasil
titrasi, titrat ditambah Ba
2+
yang dapat mengendapkan ion MnO
4 2-
itu lebih lanjut karena daya oksidasi yang besar dalam keadaan asam itu, banyak titrasi dilakukan
dengan cara langsung atas analat yang dapat dioksidasi seperti misalnya Fe
2+ ,
asam garam oksalat yang dapat larut, dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak
dioksidasi dapat dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung , antara lain : i ion- ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg, ii yang mula-mula diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci , dilarutkan dalam H
2
SO
4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif .Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi
dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan ,ii ion-ion Ba dan Pb juga dapat diendapkan sebagai garam khromat ; setelah disaring , dicuci ,dan dilarutkan
dalam asam , ditambahkan pula larutan baku FeSO
4
berlebih, Sebagian Fe
2+
dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO
4.
Vogel , 1994
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.7 Indikator Oksidasi –Reduksi
Indikator Perubahan warna
Potensial formalVolt
pada pH =0 Bentuk
Teroksidasi Bentuk Tereduksi
5-Nitro-1,10 feantrolina besi II sulfat
nitroferoin Biru Pucat
Merah 1,25
1-10-Fenantrolina besi II Sulfat feroin
Biru Pucat Merah
1,06
2,2 –Bipiridil besi II sulfat
Biru sangat Pucat Merah
1,02
5,6-Dimetilferoin Biru Pucat
Merah 0,97
Asam N-Fenilantranilat Merah
Lembayung Tak berwarna
0,89
4,7-Dimetil-1,10- fenantrolina besi II sulfat
4,7-Dimetilferoin Biru Pucat
Merah 0,88
Asam difenilaminasulfonat
Merah Ungu Tak Berwarna
0,85
Difenilbenzidina Ungu
Tak Berwarna 0,76
Difenilamina Ungu
Tak Berwarna 0,76
3,3-Dimetilnaftidina Merah
Kelembayung Tak Berwarna
0,71
Kanji – I
3 -
Biru
IK
Tak Berwarna 0,53
Biru metilena Biru
Tak Berwarna 0,52
Vogel, 1994
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan