c. Pengisian Liqour
Pada proses Disolving Kraft Pulp DKP pengisian liqour dilakukan setelah pre- hydrolisis dimana pada proses Bleach Kraft Pulp BKP pengisian dilakukan segera
setelah pengisian chip. Larutan pemasak yang dimasukkan kedalam digester, terdapat sistem
penukaran panas dengan temperatur 120
o
C dengan perbandingan yang sesuai sebagaimana dibutuhklan untuk pemasakan dan black liqour penambahan sebagai
pengecer juga harus dengan perbandingan yang sesuai. Penambahan white liqour didasarkan pada persentase bahan kimia yang dibutuhkan untuk memasak dengan
berat kering kayu yang dimasukkan.
d. Kraft Cooking
Proses pemasakan yang dilakukan secara kraft setelah penambahan white liqour dan black liqour kedalam chip. Digester yang berisi chip dan larutan pemasak dipanaskan
hingga temperatur 170
o
C dan tekanan mencapai 7 kg cm
2
Sumber panas yang dipakai pada pemasakan chip adalah staem Low Pressure LP dan Medium Pressure MP steam yang dipergunakan adalah steam yang disuplai
dari bagian boiler dan recovery. Pemanasan digester dilakukan dengan pemanasan langsung direct heating atau tidak langsung Indirect Heating. Direct heating
adalah steam yang dipergunakan langsung dari bawah dasar digester. gauge.
1. Cooking liqour menjadi encer dengan kondensat steam.
2. Pemanasan tidak merata mengakibatkan perbedaan temperatur
Universitas Sumatera Utara
3. Pemasakan tidak merta mengakibatkan pemasakan yang menghasilkan
kualitas pulp rendah Sedangkan indirect heating staem adalah steam yang mengalir melaui liqour
heter. Cooking liqour yang dipanasi sirkulasikan dari atas lalu kebawah digester. Keuntungan-keungtungan penggunaan indirect heating antara lain:
1. Tidak perlu pengeceran pemasakan bahan kimia karena kondesat steam
2. Mengurangi pemakaian steam
3. Panas diperoleh dalam bentuk merata dan meningkatkan daya tahan pulp
4. Menurunkan pulp yang direject dan meningkatkan mutu pulp
Waktu dan tempearatur selama pemasakan sangat berpengaruh terhadap kualitas daripada pulp. Jika chip dimasak dalam jangka waktu lama maka akan dihasilkan pulp
dengan kualitas rendah dan dengan rendemen yang rendah pula. Waktu dan temperatur pemasakan disebut dengan H-Faktor. H-Faktor yang
saling berpengaruh kalau dalam pemasakan dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi maka waktu yang diperlukan adalah lebih singkat. Walaupun demikian kedua
faktor temperatur dan waktu itu tidaklah cukup untuk mengontrol reaksi penghilangan lignin dalam suatu proses pemasakan, maka untuk memperbaiki proses pembuatan
pulp secara kimia dan agar selalu ada pedoman untuk mengatur waktu dengan bervariasinya temperatur dan atau sebaiknya maka facktor-faktor itu dikombinasikan
menjadi satu faktor perhitungnan yang disebut ”H-Faktor”. Yang merupakan besarnya luasan bahwa kurvagrafik kecepatan rekasi-reaksi realatif vs waktu reaksi.
Pada satu putaransiklus pemasakan dengan H-Faktor yang sama diharapkan menghasilkan pulp dengan rendemen dan bilangan kappa dan viskositas yang
diharapkan walaupun dengan waktu dan temperatur yang berbeda. H-Faktor yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi dapat menurunkan viskositas maka pada proses pemasakan yang dilakukan diunit digester itu memantau viskositas unbleachnya diruang DCS. Viskositas yang
dihasilkan itu tergantung pada permintaan. Tetapi biasanya viskositras yang pada umumnya didinginkan adalah berkisar 18-22 cP dan bilangan kappa berkisar 5-8. Jika
pada saat pemasakan viskositas dan bilangan kappa yang diperoleh lebih rendah dari target pemasakan maka pada pemasakan itu akan menurunkan H-Faktornya, dan
begitu juga apabila viskositas dan bilangan kappa lebih tinggi maka H-Faktor juga akan dinaikan guna mencapai viskositas yang ditargetkan pada proses pemasakan.
Viskositas pada proses pemasakan ini sangat berpengaruh pada mutu pulp atau kekuatan pulp sedangan bilangan kappa sangat berpengaruh bterhadap kadar lignin
yang sisa pada pulp yang dihasilkan selain itu viskositas dan bilangan kappa sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan pulp ke produk yang lain.
Untuk menaikan temperatur kita menggunakan steam sampai temperatur 120
o
C dicapai steam dengan tekanan rendah dari temperatur 125 C sampai temperatur
170 C. Digunakan steam dengan tekanan sedang pengontrol temperatur akan
bertindak sebagai pengontrol gas yang dikeluarkan ke sistem pendaurulangan .
e. Blowing