dinyatakan salah seorang informan bahwa tanah yang ditempatinya adalah memakai akta jual beli PPAT. Baginya akta jual beli PPAT sudah merupakan kepemilikan
yang sah atas suatu tanah. Surat bukti yang sertifikat hanya dibutuhkan bila mereka terdesak pada suatu
kepentingan, hal ini bukan karena masyarakat mengerti betul terhadap pentingnya sertifikat, tetapi karena dia sedang membutuhkan kredit dari Bank sehingga untuk
memudahkan proses permohonan kredit apabila disertai sertifikat yang asli dari tanah yang dijadikan agunan. Hal terlihat dari jawaban Kepala Desa yang dijadikan
informan, bahwa sertifikat bagi masyarakat dianggap tidak begitu penting, sebab tidak ada maksud untuk mengambil kredit di bank.
103
Dalam hal ini dapat dipahami bahwa hampir sebagian pemilik tanah di Kabupaten Bireuen tidak dapat membedakan antara akta jual beli dan sertifikat.
Bahkan pemilik tanah beranggapan bahwa sertifikat itu hanya sebagai alat untuk mendapatkan kredit di Bank, bukan sebagai alat bukti hak yang sifatnya lebih kuat
dari pada akta jual beli PPAT. Dengan memiliki akta jual beli dari PPAT masyarakat beranggapan sudah cukup menjamin akan hak yang dimilikinya.
3. Besarnya biaya dan lamanya proses pengeluaran sertifikat
Selanjutnya faktor penyebabnya jual beli yang telah dilakukan di hadapan PPAT tetapi tidak didaftarkan ke Kantor Pertanahan karena besarnya biaya dan
lamanya proses pengeluaran sertifikat. Besarnya biaya dan lamanya waktu yang
103
Hasil wawancara dengan Bapak M. Yazid Ibrahim, KeuchikKepala Desa Lipah Rayeuk, tanggal 21 Desember 2010 di Desa Lipah Rayeuh.
Universitas Sumatera Utara
diperlukan dalam proses pengeluaran sertifikat juga merupakan faktor yang menyebabkan masyarakat tidak melakukan pendaftaran tanah ke Kantor Pertanahan.
Meskipun ada sebagian pemegang hak menyadari betapa pentingnya sertifikat. Namun oleh karena biaya yang mahal dan tidak transparan serta lamanya proses yang
diperlukan maka masyarakat merasa enggan untuk mengurus sertifikat. Adapun biaya-biaya yang dikenakan bagi pemohon dalam Pendaftaran tanah
atas jual beli tanah hak milik adat pada Kantor Pertanahan Kota Bireuen, menurut informan dari Kantor Pertanahan Kota Bireuen adalah meliputi: biaya pengukuran,
biaya Panitia Pemeriksaan Tanah A, biaya Pendaftaran dan biaya transportasi Petugas ukur dan panitia.
104
Menurut PPAT yang dijadikan informan, hal ini sesuai dengan apa yang pernah diungkapkan oleh seorang pemegang hak tanah milik adat yang telah
melakukan jual beli di hadapan PPAT bahwa adanya keinginan untuk membuat sertifikat tapi terbentur biaya-biaya seperti tersebut di atas.
105
Mengenai biaya pengurusan sertifikat yang lebih transparan, sebenarnya telah dikeluarkan Keputusan Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Nomor 600-2121.a2003 tentang Penetapan Biaya Dalam Rangka Pelaksanaan Pengukuran Dan Pemetaan Pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tanggal 11 Januari 2003.
104
Hasil wawancara dengan Bapak Marzuki, S.H., Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan Kota Bireuen, tanggal 7 Januari 2010 di Kabupaten
Bireuen.
105
Hasil wawancara dengan Ibu NotarisPPAT Tri Yuliza, S.H., NotarisPPAT di Kabupaten Bireuen Aceh, tanggal 19 Nopember 2009, di Kabupaten Bireuen Aceh.
Universitas Sumatera Utara
Keputusan Kepala BPN Provinsi NAD ini bertujuan menetapkan biaya pengukuran dan pemetaan berdasarkan luas tanah dengan sistematis pada tabel
berikut:
Tabel. 3 Biaya Pengukuran dan Pemetaan Berdasarkan Luas Tanah
No. Luas Tanah
Harga 1.
0 – 500 m
2
= Rp. 82.500
2. 500 – 1000 m
2
= Rp.
132.000 3.
1000 – 1500 m
2
= Rp. 175.500 4.
1500 – 2000 m
2
= Rp.
216.500 5.
2000 – 2500 m
2
= Rp.
255.500 6.
2500 – 3000 m
2
= Rp.
274.500 7.
3500 – 4000 m
2
= Rp.
348.000 8.
4000 – 4500 m
2
= Rp. 348.000 9.
4500 – 5000 m
2
= Rp.
419.000 Data biaya dari tabel di atas, terlihat bahwa biaya pengurusan sertifikat
tidaklah semahal seperti dugaan masyarakat selama ini. Biaya-biaya tersebut masih dapat dijangkau oleh masyarakat. Namun menurut informan, oleh karena dulunya
kurangnya sosialisasi dari pihak Kantor Pertanahan, sehingga masyarakat hanya menduga-duga saja bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan sertifikat
sangatlah mahal. Namun hal ini juga tidak bisa dipisahkan dari peran kepala desa yang diberi wewenang oleh pemilik tanah untuk membuat sertifikat ke Kantor
pertanahan. Segala macam bentuk informasi biaya dan pengurusan sertifikat pada dasarnya Kepala Desa lebih mengetahui jadi harus diinformasikan secara jelas kepada
masyarakat.
106
106
Hasil wawancara dengan Bapak NotarisPPAT Abdullah Ismail, S.H., NotarisPPAT di Kabupaten Bireuen Aceh, tanggal 20 Nopember 2009, di Kabupaten
Bireuen Aceh.
Universitas Sumatera Utara
Menurut informan dari Kantor Pertanahan Kabupaten Bireuen, bahwa telah dilaksanakan sosialisasi pendaftaran tanah kepada masyarakat, demikian juga dengan
biaya-biaya yang dikenakan bagi pemohon, yang dilaksanakan dalam bentuk seminar, sarasehan dan penyuluhan baik secara media cetak dan elektronik.
107
Faktor waktu dan biaya yang diperlukan sangat mempengaruhi masyarakat untuk mensertifikatkan tanah yang dimilikinya. Pada umumnya masyarakat
menginginkan agar pengurusan sertifikat dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan biaya relatif ringan.
4. Kualitas penyuluhan masih rendah