2.3.4. Batas – Batas Atterberg
Tanah yang berbutir halus biasanya memiliki sifat plastis. Sifat plastis tersebut merupakan kemampuan tanah menyesuaikan perubahan bentuk tanah setelah bercampur
dengan air pada volume yang konstan tanpa retak – retak dan remuk. Tanah tersebut akan berbentuk cair, plastis, semi padat atau padat tergantung jumlah air yang bercampur
pada tanah tersebut. Penentuan batas-batas Atterberg pada bagian tanah melalui saringan No. 40
∅ = 0,42 mm. Batas-batas ini bukanlah merupakan sifat-sifat fisik yang jelas,
tetapi dapat dihubungkan secara empiris dengan sifat-sifat lainnya. Misalnya dengan kekuatan geser atau compression index dan sebagainya. Indeks Plastisitas biasanya
dipakai sebagai salah satu syarat untuk pemeriksaan sampel yang akan dipakai sebagai bahan pembuatan jalan raya.
8
Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk, yaitu kekuatannya rendah dan kompresibilitasnya tinggi serta sulit untuk
memadatkannya, seperti untuk pembuatan jalan. Batas Atterberg memperlihatkan terjadinya bentuk tanah dari benda padat hingga menjadi cairan kental sesuai dengan
kadar airnya. Dari test batas Atterberg akan didapatkan parameter batas cair, batas plastis, batas lengket dan batas kohesi yang merupakan keadaan konsistensi tanah.
Basah Makin Kering
Kering Keadaan Cair
Keadaan Plastis Keadaan Semi Plastis Kedaan Padat
Liquid Plastic Semi Plastic Solid Batas Cair Batas Plastis Batas Susut
Liquid Limit Plastic Limit Shrinkage Limit
Gambar 8. Batas – batas Atterberg
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian batas-batas Atterberg meliputi : 1.
Batas Cair Liquid Limit Batas cair LL adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan tanah berubah
dari keadaan cair dan keadaan plastis menjadi keadaan cair batas antara keadaan cair dan keadaan plastis. Batas cair ini adalah kadar air tanah dimana diperlukan 25 x
pukulan untuk membuat dua tepi dasar dari akar tanah yang terpisah menjadi berhimpit bersinggungan sepanjang 1,25 cm.
2. Batas Plastis Plastic Limit
Batas plastis PL adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya, tanah tidak lagi berpengaruh sebagi bahan yang plastis. Tanah akan bersifat sebagai bahan yang
plastis dalam kadar air yang berkisar antara LL dan PL. Kisaran ini disebut indeks plastisitas.
3. Indeks Plastisitas Plasticity Index
Indeks Plastisitas merupakan interval kadar air, yaitu tanah masih bersifat plastis. Karena itu, indeks plastis menunjukkan sifat keplastisitasan tanah. Jika tanah mempunyai
interval kadar air daerah plastis kecil, maka keadaan ini diseut dengan tanah kurus. Jika tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis besar disebut tanah gemuk. Nilai
indeks plastisitas dapat dihitung dengan persamaan berikut : IP = LL – PL
Batasan mengenai indeks plastis, sifat, macam tanah dan kohesi diberikan oleh Atterberg terdapat dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Sifat-sifat Tanah Ditinjau dari Nilai Indeks Plastisitas
PI Sifat
Jenis Tanah Kohesi
Non Plastis Pasir
Non Kohesif 7
Plastisitas Rendah Lanau
Kohesif Sebagian 7 – 17
Plastisitas Sedang Lempung Berlanau
Kohesif 17
Plastisitas Tinggi Lempung
Kohesif
Sumber : Hardiyatmo, H.C, 2006, Mekanika Tanah 1, Hal. 48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4. Persyaratan Material Tanah Dasar Subgrade