12 dihubungkan dengan temuan Wrihatnolo, hal-hal tersebut diatas perlu diamati dan diteliti
secara lebih mendalam penyebabnya. Berdasarkan asumsi bahwa pelaku pelaksanaan Musrenbang adalah pemerintah
setempat dimana Musrenbang dilasanakan, maka pemerintah yang bersangkutan haruslah bertanggungjawab dalam pelaksanaan Musrenbang. Misalnya, pada Musrenbang
Kecamatan, pemerintah di tingkat kecamatanlah yang menentukan apakah Musrenbang itu dilakukan dengan benar berdasarkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tekhnisnya, dan
elemen-eleman apa saja yang dibutuhkan untuk tercapainya hasil Musrenbang yang diharapkan.
Berdasarkan argument-argumen diatas, penulis melihat bahwa pelaksanaan ataupun eleman-elemen yang penting yang dapat mempengaruhi terlaksananya Musrenbang yang
diharapkan, adalah merupakan suatu awal dari proses yang strategis agar peran serta masyarakat dapat diakomodir secara lebih optimal.
Untuk itu, penulis akan memfokuskan diri dalam mengadakan penelitian tentang kesiapan pemerintah dalam pelaksanaan Musrenbang pada tingkat kecamatan, khsusnya di
Kecamatan Medan Baru. Lebih khsus lagi, penulis akan mengeksplorasi untuk mengetahui bagaimana kesiapan pemerintah dalam melaksanakan Musrenbang, sampai ditingkat mana
pemerintah melakukan dengan benar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis menetukan perumusan masalah sebagai berikut:
“ Bagaimanakah Kesiapan Pemerintah Tingkat Kecamatan dalam Melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tahun 2008?”
Universitas Sumatera Utara
13
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
Untuk mengetahui kesiapan pemerintah dalam pelaksanaan Musyawarah perencanaan Pembangunan kecamatan yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan
tahapan yang telah ditetapkan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah ,
berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara
Bagi Fisip USU, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi mahasiswa yang tertarik dalam bidang ini.
Bagi pemerintah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan tahun berikutnya khususnya di Kecamatan Medan baru.
E. Kerangka Teori 1.
Pemerintah
Pemerintah dan pemerintahan adalah dua kata yang mempunyai makna yang berkaitan. Pemerintahan adalah suatu tatanan penyelenggaraan negara yang di dalamnya
ada pemerintah dan sistemnya. Pemerintah adalah pelaksana, dalam hal ini ada dua makna. Makna luas yaitu “Pelaksana negara” dan makna yang sempit adalah “Pengarah urusan
negara”. Pemerintah identik dengan “Pengelola” atau “Pengurus” negara. Pemerintah
Universitas Sumatera Utara
14 dalam bahasa baku berasal dari kata ”perintah” yang secara etimologis bermakna “ pemberi
perintah” Nugroho: 2003. Pemerintah adalah sekelompok orang yang diberi suatu kekuasaan legal oleh
masyarakat setempat untuk melaksanakan pengaturan atas interaksi yang terjadi dalam pergaulan masyarakat baik antara individu dengan individu, individu dengan lembaga
pemerintah, lembaga pemerintah dengan pihak swasta, pihak swasta dengan individu untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidupnya sehari-hari, sehingga interaksi tersebut
dapat berjalan secara harmonis Setyawan, 2004; 32. Setyawan juga menyebutkan bahwa pemerintah dalam arti sempit adalah eksekutif
yang melaksanakan kegiatan fungsi menjalankan undang-undang, yaitu sekelompok orang yang diberi tugas untuk merencanakan , mengumpulkan, menyusun, mengorganisasikan,
menggerakkan, dan mengarahkan segenap upaya masyarakatpenduduk dalam suatu negara dalam rangka mencapai tujuan negara yang telah ditetapkan 2004:34. Manila 1997:17
menekankan bahwa pemerintah itu adalah kekuasaan memerintah sesuatu negara atau daerah atau badan tertinggi yang memerintah suatu negara.
Undang-Undang otonomi daerah nomor 32 tahun 2004 menyebutkan bahwa pemerintah ada dua, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah yang
selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD
negara republik Indonesia tahun 1945. Pemerintah daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan daerah yaitu pemerintah daerah dan DPRD. Artinya pemerintah daerah
secara luas adalah pemerintah dan DPRD.
Universitas Sumatera Utara
15 Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dalam menjalankan otonomi yang seluas-luasnya pemerintah daerah memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah lainnya sebagai satu kesatuan negara Republik Indonesia. Di dalam Undang-Undang otonomi Daerah Nomor 32 tahun 2004, pasal 3 menyebutkan
pemerintah daerah ada dua, yaitu:
Pemerintah daerah provinsi yang terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi
Pemerintah daerah kabupatenkota yang terdiri atas pemerintah daerah
kabupatenkota dan DPRD kabupatenkota Dalam sejarah pemerintahan Indonesia, otonomi daerah telah dimulai sejak dulu,
yaitu dengan adanya pembagian tingkatan pemerintahan yang dimulai dari tingkat bawah sampai tingkat pusat walaupun memang pembagian kekuasaan belum jelas. Tetapi pada
saat itu pembagian tingkatan pemerintahan dibagi atas tiga tingkatan, yaitu: Daerah Tingkat I : Provinsi
Daerah Tingkat II : Kabupaten Daerah Tingkat III : Kecamatan
Kemudian di masa reformasi pembagian kekuasaan pun semakin jelas dengan adanya Undang-undang nomor 22 tahun 1999 dan kemudian diperbaharui dengan Undang-
undang nomor 32 tahun 2004, yang menyatakan bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan per undang- undangan.
Universitas Sumatera Utara
16 Daerah tingkat I, yaitu provinsi yang saat ini disebut pemerintah daerah provinsi
memberi hak otonom juga bagi pemerintah daerah yang di bawahnya. Pemerintah Daerah kabupatenkota dan secara langsung pemerintahan ini membawahi daerah tingkat III, yaitu
kecamatan.
2. Pemerintah Tingkat Kecamatan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 126 menyebutkan bahwa Kecamatan dibentuk di wilayah
kabupaten atau Perda berpedoman pada Peraturan pemerintah. Pemerintah tingkat Kecamatan yang dipimpin oleh Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Selain itu Camat juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang
meliputi: a.
Mengkoordinir kegiatan pemberdayaan masyarakat; b.
Mengkoordinir upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
c. Mengordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan; d.
Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan; f.
Membina penyelenggaraan pemerintahan desa danatau kelurahan;
Universitas Sumatera Utara
17 g.
Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya danatau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa
atau kelurahan; Camat dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh perangkat kecamatan dan
bertanggung jawab kepada BupatiWalikota melalui Sekretaris Daerah kabupatenkota, dan perangkat kecamatan tersebut bertanggung jawab kepada camat Undang-Undang Otonomi
Daerah Terbaru, 2005:116-117.
3. Perencanaan Pembangunan
3.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan diperlukan karena
didasari perlunya perkiraan, arahan kegiatanpedoman sehingga dapat memilih berbagai alternatif dalam penyusunan skala prioritas dan apabila perencanaan sudah selesai
dilaksanakan hal itu akan menjadi suatu acuan untuk perbaikan kedepan Alexander, 2005: 28.
Dalam pelaksanaan pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat diperlukan pembangunan. Pembangunan adalah suatu upaya yang dilaksanakan oleh semua
pihak terkait dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Bintoro, pembangunan adalah upaya pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunantermasuk sumber-sumber ekonomi
untuk mencapai tujuan-tujuan dalam menciptakan suatu kondisi yang lebih baik 1985:25.
Universitas Sumatera Utara
18 Nugroho 2003:22, mengemukakan bahwa pembangunan pada prinsipnya adalah
berhadapan dengan dua pihak yaitu pihak yang lemah dan yang kuat, dan seharusnya pembanguanan itu hadir untuk memihak yang lemah agar menjadi kuat dan menjaga yang
kuat agar tidak jatuh lemah dan apabila bisa mereka menjadi mitra pemerintah dalam membantu yang lemah.
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkat kesejahteraan secara terukur dan alami. Perubahan tingkat kesejahteraan ditentukan oleh dimensi dari defenisi
ekonomi, sosial. politik, atau hukum. Perubahan alami ditentukan oleh siapa yang berperan dalam dalam perubahan itu. Perubahan alami adalah perubahan yang melembaga dalam
bangun sosial sekelompok manusia dan hanya perubahan yang alami mampu menjamin adanya perubahan terukur secara konstan Wrihatnolo, 2003; 10.
Masyarakat yang akan dibangun baik yang lemah dan yang kuat mempunyai keberagaman kepentingan dan kebutuhannya juga berbeda Perencanaan diperlukan karena
semakin banyaknya kuantitas manusia dan semakin kompleksnya kebutuhan masyarakat itu diikuti juga dengan keterbatasan sumber daya alam. Untuk itu pemerintah perlu
merencanakan pembangunan. Perencanaan Pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber
pembangunan yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif. Perencanaan pembangunan ditujukan untuk
pemerataan pembangunan, yaitu meminimalkan kesenjangan yang ada dengan mencapai perkembangan sosial ekonomi yang tetap, stabilitas ekonomi, memperluas lapangan kerja
dan mewujudkan kemandirian pembangunan Bintoro: 1985:25.
Universitas Sumatera Utara
19 Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional menyatakan bahwa pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua, komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan negara.
Perencanaan pembangunan nasional adalah perencanaan penyelenggaraan semua fungsi pemerintahan yang meliputi semua bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah negara
Republik Indonesia. Didalam sistem perencanaan pembangunan nasional terdapat kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dihasilkan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Perencanaan pembangunan tersebut akan menghasilkan UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional: 1.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan negara Indonesia yang tercantum dalam
pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional
2. Rencana Pembangunan Jangka MenengahRPJM Naional merupakan
penjabaran visi, misi, dan program presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan
umum, program kementerianLembaga dan lintas kementerian Lembaga kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh temasuk arah kebijakan
Universitas Sumatera Utara
20 fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. 3.
Rencana Kerja PemerintahRKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program KementerianLembaga, kementerianlembaga, kewilayahan
dalam bentuk kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. 4.
Rencana Pembangunan Jangka PanjangRPJP Daerah, memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah mengacu pada RPJP Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka MenengahRPJM Daerah, merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat
arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daearah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat
daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
6. Rencana Kerja PerangkatRKP Daerah merupakan penjabaran dari RPJM
Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
21
3.2 Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Dalam rangka menyusun RKP dan RKP daerah, pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyusun dokumen rencana kerja. Penyusunan rancangan tersebut dilakukan melalui
proses pembahasan yang terkoordinasi antara Bappeda dengan seluruh satuan kerja perangkat daearah SKPD melalui penyelenggaraan Musrenbang di daerah masing-masing
Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan dan Menteri Dalam Negeri dalam pelaksanaan Musrenbang ,2007: 2.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang disingkat dengan Musrenbang adalah forum antar pelaku dalam rangka menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana
pembangunan daerah. Pelaksanaan Musrenbang tahun 2008 ditujukan untuk penyusunan rancangan RKP dan RKPD tahun 2009. Pelaksanaan Musrenbang harus sesuai dengan
Jadual, yang dimulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kabupatenkota, dan diikuti dengan rapat koordinasi pusat Rakorpus RKP, Musrenbang provinsi dan diakhiri dengan
Musrenbang Nasional, yang ditetapkan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan dan Menteri Dalam Negeri melalui Surat Edara Bersama, dimana surat tersebut diedarkan
setiap tahun pelaksanaan Musrenbang 2007:2.
Musrenbang Kecamatan Tahun 2008
A. Pengertian
1. Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah tahunan para pemangku
kepentingan di tingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari desakelurahan serta menyepakati rencana kegiatan lintas desakelurahan di
kecamatan yang bersangkutan sebagai dasar penyusunan rencana kerja kecamatan
Universitas Sumatera Utara
22 dan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah kabupataenkota pada tahun
berikutnya. 2.
Pemangku Kepentingan Stakeholders kecamatan adalah pihak yang berkepentingan dengan kegiatan prioritas adri desakelurahan untuk mengatasi
permasalahan di wilayah kecamatan serta pihak-pihak yang berkaitan dengan dan atau terkena dampak hasil musyawarah.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD adalah unit kerja pemerintah
kabupatenkota yang mempunyai tugas untuk mengelola anggaran dan barang daerah.
4. Rencana Kerja Renja SKPD adalah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah. 5.
Nara sumber adalah pihak-pihak pemberi informasi yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan dalam Musrenbang Kecamatan.
6. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang
Kecamatan. 7.
Musrenbang Kecamatan menghasilkan anatara lain: a.
Daftar kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan sendiri oleh kecamatan dan menjadi Rencana Kerja Renja kecamatan yang akan dibiayai melalui
anggaran kecamatan yang bersumber dari APBD KabupatenKota pada tahun berikutnya.
b. Daftar kegiatan prioritas yang akan diusulkan ke KabupatenKota yang
disusun menurut SKPD dan atau gabungan SKPD untuk dibiayai melalui anggaran SKPD yang bersumber dari APBD kabupatenKota.
Universitas Sumatera Utara
23 c.
Daftar nama delegasi kecamatan untuk mengikuti Musrenbang KabupatenKota.
B. Tujuan
Musrenbang kecamatan diselenggarakan untuk: 1.
Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat desakelurahan yang akan menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang
bersangkutan. 2.
Membahas dan menetapkan kegiatan prioritas pembangunan di tingkat kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan
desakelurahan. 3.
Melakukan klasifikasi atas kegiatan prioritas pembangunan kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah KabupatenKota.
C. Masukan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan antara lain adalah:
1. Dari DesaKelurahan:
a. Dokumen Rencana Kerja Pembangunan tahunan dari masing-masing
desakelurahan yang berisi kegiatan prioritas yang dilengkapi kode desakelurahan dan kecamatan.
b. Daftar nama anggota delegasi dari desakelurahan untuk mengikuti
Musrenbang kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
24 c.
Daftar nama para wakil kelompok fungsionalasosiasi wargaorganisasi sosial kemasyarakatan, koperasi, LSM yang bekerja di kecamatan, atau
organisasi taninelayan di tingkat kecamatan. d.
Daftar masalah, dan usulan kegiatan prioritas Desakelurahan hasil identifikasi pelaku program pembangunan di tingkat desakelurahan
yang dibiayai oleh hibahbantuan luar negeri. 2.
Dari KabupatenKota: a.
Kode kecamatan dua angka yang sama dengan yang disampaikan di desakelurahan untuk memudahkan SKPD dan Bappeda mengetahui
kecamatan yang mengusulkan kegiatan tersebut. b.
Kegiatan prioritas pembangunan daerah untuk tahun mendatang, yang dirinci berdasarkan SKPD pelaksananya beserta rencana pendanaannya
di kecamatan tersebut. c.
Penjelasannya nama dan jumlah Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD sebagaimana telah ditentukan oleh Bappeda, berikut fungsi dan
program terkaitnya. Tahapan pelaksanaan Musrenbang Kecamatan terdiri dari:
1. Tahapan Persiapan
a. Camat menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Kecamatan
b. Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
a Mengkompilasi kegiatan prioritas pembangunan dari
masing-masing desakelurahan berdasarkan fungsi SKPD yang menjadi tanggungjawab SKPD.
Universitas Sumatera Utara
25 b
Menyusun jadual dan agenda Musrenbang Kecamatan c
Mengumumkan secara terbuka tentang jadual, agenda, dan tempat Musrenbang kecamatan minimal 7 hari sebelum
kegiatan dilakuka, agar peserta bisa mempersiapkan diri dan segera melakukan pendaftaran dan atau diundang.
d Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta
Musrenbang Kecamatan, baik wakil dari desakelurahan maupun dari kelompok-kelompok masyarakat.
e Menyiapkan tempat, peralatan dan bahanmateri serta
notulen untuk Musrenbang kecamatan. 2.
Tahapan Pelaksanaan a.
Pendaftaran peserta Musrenbang Kecamatan b.
Pemaparan Camat mengenai masalah-masalah utama kecamatan, seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, prasarana dan pengangguran.
c. Pemaparan kepala-kepala cabang SKPD setempat atau pejabat SKPD
kabupatenkota mengenai rancangan Rencana Kerja SKPD di tingkat kecamatan yang bersangkutan beserta strategi dan besaran plafon dananya.
d. Pemaparan Tim Penyelenggara Musrenbang Kecamatan tentang masalah utama
dan kegiatan prioritas dari masing-masing desakelurahan menurut fungsi SKPD
e. Verifikasi oleh delegasi desakelurahan untuk memastikan semua kegiatan
prioritas yang diusulkan oleh desakelurahan sudah tercantum menurut masing- masing SKPD.
Universitas Sumatera Utara
26 f.
Kesepakan kriteria untuk menentukan prioritas pembangunan kecamatan untuk masing-masing fungsi SKPD atau gabungan SKPD.
g. Pembagian peserta Musrenbang ke dalam kelompok pembahsan berdasarkan
fungsi SKPD atau gabungan SKPD yang tercantum. h.
Kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan kecamatan yang dianggap perlu oleh peserta Musrenbang namun belum diusulkan oleh desakelurahan .
i. Kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan kecamatan berdasarkan masing-
masing fungsi SKPD j.
Pemaparan prioritas pembangunan kecamatan dari tiap-tiap kelompok fungsi SKPD atau gabungan SKPD di hadapan seluruh peserta Musrenbang
Kecamatan. k.
Pemilihan dan penetapan daftar nama delegasi kecamatan 3-5 orang untuk mengikuti forum SKP dan Musrenbang kabupatenkota. Komposisi delegasi
tersebut harus terdapat perwakilan perempuan.
Dalam pelaksanaannya, Kecamatan menerima Surat Edaran dari Pemerintah Daerah yang berupa instruksi untuk melaksanakan Musrenbang Kecamatan Tahun 2008. Yaitu
melalui surat Walikota nomor 005693 pada tanggal, 24 Januari 2008. bahwa untuk menjaring aspirasi masyarakat dalam penyusunan progran perencanaan pembangunan yang
partisipatif, perlu dilaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan pada: 1. Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 11 sd 22 Pebruari 2008
2. Kecamatan dilaksanakan pada tanggal 25 Pebruari sd 11 Maret 2008 3. Kota Medan dilaksanakan pada akhir bulan Maret 2008
Universitas Sumatera Utara
27
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
adalah: 1.
Bahan-bahan bahasan : a.
Daftar prioritas masalah dari tingkat Kelurahanmasyarakat b.
Peta potensi dan permasalahan Peta kerawanan kemiskinan, pengangguran, kesehatan dan lain-lain
c. Informasi realisasi usulan yang telah diajukan tahun sebelumnya
d. Evaluasi pelaksanaan pembangunan di kelurahan tahun sebelumnya
e. Membuat berita acara dalam pelaksanaan Musrenbang
2. Peserta Musrenbang Tingkat Kelurahan adalah: a.
Lurah dan perangkat Lurah b.
Pengurus Harian LPM Kelurahan c.
Pengurus Harian TP. PKK Kelurahan d.
Kepala Lingkungan e.
Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Wanita, Pengusaha dan Kader-kader dari berbagai jenis kegiatan yang ada di
Kelurahan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam Musrenbang Kecamatan adalah:
1. Bahan-bahan bahasan: a.
Makalah dari Kelurahan b.
Informasi tentang issu-issu strategis di Kecamatan masing-masing c.
Pembahasan merujuk kepada Arah Kebijakan Umum AKU Pemko Medan yang tengah hangat-hangatnya untuk dilakasanakan
Universitas Sumatera Utara
28 d.
Membuat berita acara dalam pelaksanaan Musrenbang 2. Peserta Musrenbang Tingkat Kecamatan adalah:
a. Perwakilan sejumlah satuan kerja Perangkat Daerah Kota Medan Instansi
tingkat Kota Medan yang terkait langsung b.
Anggota DPRD Kota Medan yang berasal dari Daerah Pemilihan Dapem masing-masing Kecamatan.
c. Aparat Kecamatan
d. Lurah
e. Ketua TP.PKK Kelurahan
f. Ketua LPM Kelurahan
g. Stakeholders lainnya yang dianggap perlu
3. Tahapan Pelaksanaan di tingkat kecamatan adalah: a.
Ketua BAPPEDA Kota Medan menyampaikan informasi tentang issu-issu strategis Kota MedanAKU Pemko Medan
b. Ekspose Camat tentang prioritas masalah seperti kemiskinan, pengangguran,
kesehatan dan pendidikan dan menyampaikan hasil forum pembangunan di tahun sebelumnya yang telah direalisasikan.
c. Lurah mempresentasikan prioritas kebutuhan dari masing-masing kelurahan
d. Tanggapan dari peserta Musrenbang Kecamatan
e. Merumuskan kriteria prioritas untuk menyeleksi usulan
f. Menetapkan wakil Kecamatan ntuk mengikuti Musrenbang kota Medan Yang
direncanakan pada Bulan Maret 2008 sebanyak 3 orang yang terdiri atas 2 dua
Universitas Sumatera Utara
29 orang perangkat kecamatan dan 1 satu orang yang mewakili ketua LPM
Kelurahan.
F. Defenisi Konsep
Defenisi Konsep merupakan unsur penelitian yang penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti Singarimbun, 1999:33.
Adapun defenisi konsep yang penulis kemukakan adalah:
1. Kesiapan. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia kontemporer, ‘kesiapan’
merupakan kata nomina atau kata benda dengan konfiks ke-an 2002:1038, dengan kata dasar ‘siap’. ‘ Siap’ berarti mengatur atau membereskan sesuatu
sehingga tinggal memakai saja 2002: 1417. Sementara itu, persiapan adalah perlengkapan dan pesediaan untuk sesuatu dalam perbuatan, hal, tindakan,
rancangan dan sebagainya untuk sesuatu 2002: 1417. Jadi, kesiapan adalah suatu keadaan telah siap, yaitu segala sesuatu telah diatur dan dibereskan
untuk suatu pekerjaan dengan persiapan berupa perlengkapan, hal, tindakan, rancangan dan sebagainya.
2. Pemerintah adalah pelaksana atau penyelenggara urusan negara dalam rangka
mencapai tujuan nasional. Pemerintah tingkat kecamatan adalah pemerintahan yang dipimpin oleh Camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan dibantu oleh perangkat kecamatan.
3. Musyawarah Perencanaan Pembangunan tingkat kecamatan adalah forum
musyawarah tahunan para pemangku kepentingan di tingkat kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari desakelurahan serta menyepakati
Universitas Sumatera Utara
30 rencana kegiatan lintas desakelurahan di kecamatan yang bersangkutan sebagai
dasar penyusunan rencana kerja kecamatan dan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah kabupataenkota pada tahun berikutnya.
G. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian sebagai petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel, atau suatu informasi ilmiah yang membantu
peneliti. Sehingga dari informasi tersebut diketahui bagaimana caranya mengukur variabel penelitian tersebut Singarimbun, 1999; 46-47.
Berdasarkan defenisi konsep “kesiapan”, yaitu suatu keadaan telah siap, yaitu segala sesuatu telah diatur dan dibereskan untuk suatu pekerjaan dengan persiapan berupa
perlengkapan, hal, tindakan, rancangan dan sebagainya, maka dalam penelitian ini penulis menentukan defenisi operasional berdasarkan defenisi konsep. Dimana kesiapan yang
dimaksud adalah dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan tahun 2008. Oleh karena itu, kesiapan tersebut dapat dilihat berdasarkan hal-hal berikut:
1. Persiapan, yaitu dengan melihat tahapan-tahapan atau mekanisme
pelaksanaan Musrenbang Kecamatanyang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Surat Edaran Bersama menteri perencanaan pembangunan dan
menteri dalam negeri yang diuraikan dalam kerangka teori, yang persiapannya dilakukan dengan berbagai kegiatan.
2. Rancangan atau rencana pembangunan kecamatan tersebut dalam jangka
waktu yang lama. Sehingga pelaksanaan Musrenbang tingkat kecamatan tetap difokuskan dan diarahkan pada pencapaian sasaran pada rencana
pembangunan kecamatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
31 3.
Perlengkapan, yaitu mencakup: a.
Ketersediaan sarana dan prasana. Yaitu kesiapan suatu alat, tenaga, barang, modal dan sebagainya untuk dapat dipergunakan atau
diopersikan dalam waktu yang telah ditetapkan Peter Salim, 2002:1384. Yaitu berupa alat, media, atau kendaraan, yang
menunjang terlaksananya Musrenbang tingkat kecamatan. b.
Sumber daya manusia, yaitu orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset organisasipemerintahan yang dapat dihitung jumlahnya
dan merupakan potensi yang menjadi penggerak organisasi yang punya ketrampilan, kecakapan, keahlian, kepribadian, dan motivasi
Nanawi, 2001: 37, yang dalam hal ini sumber daya manusianya dilihat dalam pelaksanaan Musrenbang kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
32
H. Sistematika Penulisan