Karakteristik Operasional Angkutan Umum

CT

V = ……………………………….………….……….…(2.6)

H Dimana: V = volume/jumlah kendaraan (unit) CT = waktu tempuh (menit)

H = headway (menit) Selanjutnya, besar kecilnya nilai waktu tempuh ditentukan oleh kecepatan dan jarak. Dengan meningkatkan kecepatan akan mempersingkat waktu tempuh dan waktu sirkulasi, sehingga volume yang diperlukan semakin sedikit.

Sedangkan untuk menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek dari sistem angkutan umum per waktu sirkulasinya, yaitu waktu yang dibutuhkan dari A ke B, kembali ke A; berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. 687 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut:

CTABA K=

……………………………….……….……….…(2.7) HxfA

Dimana: K = jumlah armada per waktu sirkulasi (unit kendaraan) CTABA = waktu sirkulasi kendaraan dari A ke B, kembali ke A (menit)

H = headway (menit) = faktor ketersediaan kendaraan (100%) fA

Dan kebutuhan armada pada periode sibuk yang diperlukan dihitung dengan rumus:

K’ = K .…………………………………………….…(2.8)

CTABA

Dimana: K’ = kebutuhan armada pada periode sibuk (trip kendaraan) K = jumlah armada per waktu sirkulasi (unit kendaraan) W = periode jam sibuk (menit) CT ABA = waktu sirkulasi kendaraan dari A ke B, kembali ke A (menit)