KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan beberapa poin berikut sebagai kesimpulan yang diambil.

1. Entrepreneurial Mindset berpengarh positif terhadap Managing Resources Strategically (MRS). Kemampuan mengenali peluang, kepekaan kewirausahaan ( entrepreneurial alertness ), serta tindakan-tindakan kewirausahaan yang terarah ( entrepreneurial framework ) memberikan pengaruh positif terhadap pengelolaan sumber daya sumber daya perusahanan dengan stratejik. Pengelolaan sumber daya secara stratejik terwujud dalam penataan, perbaikan, serta penggunaan sumber daya (baik itu sumber daya manusia dalam bentuk perbaikan skil dan kemampuan, sumber daya finansial, serta sumber daya sosial) untuk menciptakan kapabilitas baru yang menguntungkan bagi organisasi.

2. Entrepreneurial Culture berpengarh positif terhadap Managing Resources Strategically (MRS). Budaya kewirausahaan yang diterapkan seperti mendorong pengambilan risiko ( risk taking ), dorongan untuk berinovasi, serta tolereansi terhadap kegagalan terbukti memberikan pengaruh positif terhadap pengelolaan sumber daya sumber daya perusahanan dengan stratejik yang terwujud dalam penataan, perbaikan, serta penggunaan sumber daya untuk menciptakan kapabilitas baru.

3. Entrepreneurial Leadership (EL) berpengaruh positif terhadap Pengelolaan Sumber Daya Secara Stratejik (MRS). Kepemimpinan kewirausahaan dalam mengarahkan warga organisasi terbukti secara 3. Entrepreneurial Leadership (EL) berpengaruh positif terhadap Pengelolaan Sumber Daya Secara Stratejik (MRS). Kepemimpinan kewirausahaan dalam mengarahkan warga organisasi terbukti secara

4. Pengelolaan Sumber Daya Secara Stratejik (MRS) berpengaruh positif terhadap Inovasi (INN). Meski tidak terlalu besar, pengelolaan sumber daya secara statejik secara signifikan berpengaruh positif terhadap inovasi organisasi. Dalam hal ini, inovasi dilihat dari proses penciptaan ide, konversi ide, hingga difusi dalam bentuk penyebaran ide yang sudah berbentuk barang/jasa ke pasaran.

5. Entrepreneurial Culture ( EC) berpengaruh positif terhadap Inovasi. Peran budaya dalam memacu penciptaan ide, perubahan ide menjadi barang/jasa, serta komersialisasi barang/jasa terbukti signifikan bahkan dengan pengaruhyang besar.

6. Entrepreneurial Leadership (EL) berpengaruh positif terhadap Inovasi (INN). Peran kepemimpinan kewirausahaan dalam memacu inovasi di UMKM secara signifikan berpengaruh positif. Bahkan secara relatif memberikan pengaruh yang besar dibandingkan variabel MRS.

7. Pola pikir kewirausahaan ( Entrepreneurial Mindset) berpengaruh positif terhadap budaya kewirausahaan ( Entrepreneurial Culture ). Budaya

kewirausahaan merupakan salah satu variabel dengan pengaruh yang kuat terhadap inovasi UMKM selain kepemimmpinan. Untuk meningkatkan budaya kewirausahaan UMKM, merubah pola pikir dapat menjadi soluasi yang efektif untuk sedikit demi sedikit merubah budaya.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut.

1. Potensi salah penafsiran masih mungkin terjadi. Meski sudah diantisipasi melalui pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner, potensi ini tetap ada. Dalam pengujian awal kuesioner, sebanyak tujuh item dinyatakan tidak valid (17 persen dari total item kuesioner).

2. Responden berasal dari beragam bisnis yang beragam. Hal ini mungkin membuat hasil penelitian tidak sepenuhnya menangkap fenomena yang ada.

Terdapat sebagian responden yang menggeluti bidang bisnis yang berbeda, dengan nature lingkungan binis yang berbeda pula.

3. Penelitian SE terutama dalam skala perusahaan menengah dan mikro masih belum banyak dilakukan terutama untuk konteks Indonesias. Penelitian ini menggunakan acuan utama dari penelitian Ireland e al. (2003) serta Hansen dan Birkinshaw (2007) yang awalnya digunakan untuk perusahaan dengan skala yang menegah dan besar.

5.3 Implikasi Manajerial

1. Penelitian ini mengungkapkan masih rendahnya budaya, kepemimpinan, serta pola pikir kewirausahaan dari pada pemilik UMKM, padahal ketiga hal tersut merupakan prasyarat aplikasi SE dengan baik. Sesuai dengan pendapat Ireland et al. (2003) inti SE adalah perilaku individu. Sehingga kualitas dalam ketiga prasayarat tersebut menjadi penting. Para pemilik UMKM perlu memberikan ruang bagi warga organsiasinya untuk belajar, mengembangkan diri, serta mencoba hal-hal baru di luar tugas rutinnya.

2. Selanjutnya, kemampuan pengelolaan sumber daya dari pemilik UMKM masih perlu ditingkatkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor tingkat pendidikan masih menjadi hambatan. Pengembangan kemapuan manjerial dapat diperoleh dengan berbagai pelatihan ataupun pendidikan baik formal maupun informal.

5.4 Saran

Bagi penelitian selanjutnya mengenai SE dalam konteks UMKM di Indonesia, saran-saran berikut ini perlu dipertimbangkan.

1. Penelitian dapat difokuskan pada satu sektor industri tertentu, sehingga penelitian dilakukan secara mendalam dengan mengakomodir karekteristik industri yang unik.

2. Jumlah sampel yang lebih banyak untuk memperoleh sampel yang semakin representatif.

3. Melakukan penerjemahan ulang terhadap item-item dalam kuesioner dengan lebih memperhatikan kontekstualisasi setiap item.

4. Wawancara dapat dilakukan guna menghasilkan data yang lengkap dan hasil pengamatan yang lebih mendalam.